Lanjutan dari "Kenapa Jatuh Suka"
Aku bertanya pada diriku kenapa dulu aku sampai jatuh suka padanya. Padahal dia bukanlah perempuan yang sesuai dengan kriteria perempuan-yang-aku-jatuhi-suka selama ini.
Kriteria? Aku pikir setiap orang punya kriteria tertentu ketika memilih untuk jatuh suka pada seseorang. Secantik-cantiknya seorang perempuan, bila dia tidak sesuai dengan kriteria seorang laki-laki, laki-laki itu kemungkinan besar tidak punya ketertarikan untuk jatuh suka pada perempuan itu. Tetapi cantik itu kan relatif. (Iklan di media massa saja yang membuat yang cantik itu absolut, yaitu yang putih.) Cantik bagi seseorang, belum tentu cantik bagi orang lain.
Selama ini perempuan yang aku jatuhi suka adalah perempuan yang cantik menurutku. Yang cantik menurutku itu adalah yang wajahnya terlihat manis tanpa riasan, kulitnya putih, rambutnya terlihat bagus. Ah, susah mendeskripsikannya. Yang jelas, penampilan luar itu belum cukup untuk membuatku jatuh suka pada seorang perempuan. Bila perempuan itu orangnya ternyata sikapnya menarik (such as ramah pada semua orang), good at something, have a relationship with me (bahkan dalam taraf paling minimal, seperti cuma pernah sms-an), aku kemungkinan besar akan menjadikan perempuan itu sebagai objek penyerta jatuh sukaku.
Lalu, kenapa aku jatuh suka pada perempuan itu semester lalu? Dia tidak memenuhi kriteria cantik menurutku. Sikapnya juga bahkan lebih sering membuatku jengkel. Usut punya usut, ternyata aku suka sama dia karena beberapa waktu di semester lalu aku jadi dekat sama dia. Sering sms dan sering juga bareng (walau jarang hanya berdua). Ceritanya sebenarnya cukup panjang, tetapi sekarang aku sepertinya sudah malas menuliskannya.* Singkatnya, untuk pertama kali aku menyukai seorang perempuan yang bukan dilihat dari kriteria cantik menurutku.
Ah, penting gak sih Von?
Aku bertanya pada diriku kenapa dulu aku sampai jatuh suka padanya. Padahal dia bukanlah perempuan yang sesuai dengan kriteria perempuan-yang-aku-jatuhi-suka selama ini.
Kriteria? Aku pikir setiap orang punya kriteria tertentu ketika memilih untuk jatuh suka pada seseorang. Secantik-cantiknya seorang perempuan, bila dia tidak sesuai dengan kriteria seorang laki-laki, laki-laki itu kemungkinan besar tidak punya ketertarikan untuk jatuh suka pada perempuan itu. Tetapi cantik itu kan relatif. (Iklan di media massa saja yang membuat yang cantik itu absolut, yaitu yang putih.) Cantik bagi seseorang, belum tentu cantik bagi orang lain.
Selama ini perempuan yang aku jatuhi suka adalah perempuan yang cantik menurutku. Yang cantik menurutku itu adalah yang wajahnya terlihat manis tanpa riasan, kulitnya putih, rambutnya terlihat bagus. Ah, susah mendeskripsikannya. Yang jelas, penampilan luar itu belum cukup untuk membuatku jatuh suka pada seorang perempuan. Bila perempuan itu orangnya ternyata sikapnya menarik (such as ramah pada semua orang), good at something, have a relationship with me (bahkan dalam taraf paling minimal, seperti cuma pernah sms-an), aku kemungkinan besar akan menjadikan perempuan itu sebagai objek penyerta jatuh sukaku.
Lalu, kenapa aku jatuh suka pada perempuan itu semester lalu? Dia tidak memenuhi kriteria cantik menurutku. Sikapnya juga bahkan lebih sering membuatku jengkel. Usut punya usut, ternyata aku suka sama dia karena beberapa waktu di semester lalu aku jadi dekat sama dia. Sering sms dan sering juga bareng (walau jarang hanya berdua). Ceritanya sebenarnya cukup panjang, tetapi sekarang aku sepertinya sudah malas menuliskannya.* Singkatnya, untuk pertama kali aku menyukai seorang perempuan yang bukan dilihat dari kriteria cantik menurutku.
Ah, penting gak sih Von?
ditulis tanggal 1 Oktober 2008, diselesaikan dan dipublish tanggal 4 Oktober 2008.
*: kalau suatu saat niat, berarti akan ada bagian III. (Sekali lagi,) penting gak sih Von?
*: kalau suatu saat niat, berarti akan ada bagian III. (Sekali lagi,) penting gak sih Von?