Pages

Tuesday, December 5, 2006

Jeremia Goblog II

        

         paper....ups, papers brengsek ini menghalangi kenikmatan hidup aja cooooy!!

         ya ngga njingz.....ya kan?ya donk....

 

ntah apa yang dipikirkan teman gue sewaktu minggu tenang UAS semester 3 yang lalu.. tiba-tiba aja besok paginya gue temuin tulisan itu di Notepad komputer gue lagi.. dasar Jeremia gobloooog...

Donor Darah Pertama Gue

Tanggal 1 Desember 2006 yang lalu, di kampus saya terdapat kegiatan donor darah. Kegiatan ini merupakan bagian dari bakti sosial yang diadakan menyambut perayaan Advent yang dilaksanakan kampus kami tanggal 9 Desember mendatang.


Saya merupakan salah satu orang yang sebelumnya belum pernah melaksanakan donor darah. Dulu memang pernah ada kesempatan untuk ikut donor darah di kampus saya yang lama di Dayeuhkolot, Bandung. Tetapi karena saya tidak tahu menahu apa saja syarat yang diperlukan untuk mendonorkan darah saya, saya sama sekali tidak pernah ikut. Dan tanggal 1 Desember kemarin saya menggunakan kesempatan yang ada untuk mencoba mendonorkan darah saya. Saya memilih untuk ikut sebenarnya sekalian supaya mudah mengingat kapan pertama kali saya ikut donor darah. Hari AIDS Sedunia tahun 2006.


Sebelum melaksanakan donor darah, setiap calon donor diminta untuk mengisi formulir berwarna merah. Beberapa hal penting yang diisi di dalam formulir adalah data pribadi, riwayat penyakit yang pernah dimiliki, sedang sehat atau tidak, dan apakah dalam seminggu ada mengkonsumsi obat.


Saya sendiri tidak begitu mengerti, bahkan sampai sekarang, sebenarnya syarat penting yang harus dimiliki calon donor itu apa. Saya hanya mendengar pembicaraan dari mulut ke mulut kalau orang yang memiliki berat badan di bawah 50, orang yang masih berusia 20 tahun ke bawah, orang memiliki penyakit darah rendah ataupun darah tinggi, orang yang baru saja mendonorkan darahnya, wanita yang sedang haid, orang yang baru saja sakit tidak boleh mendonorkan darahnya. Entah apa yang menjadi dasar ilmiah dari setiap orang-orang tersebut tidak boleh mendonorkan darahnya, saya masih tidak tahu.


Yang pasti, tanggal 1 Desember kemarin saya telah mendonorkan darah saya yang bergolongan A sebanyak 250 cc. Sebanyak 5-10 cc darah saya juga telah diambil untuk dites oleh PMI untuk mengetahui darah saya layak ditransfusikan kepada orang yang membutuhkan. Jika ternyata darah saya tidak layak, atau saya tidak boleh lagi mendonorkan darah saya, entah karena ternyata saya memiliki penyakit tertentu dari hasil tes tersebut, maka PMI akan mengirimkan surat pemberitahuan ke alamat saya. Kalau pernyataan "orang yang mendonorkan darahnya akan semakin sehat" benar, maka selain saya makin sehat, bagi saya hikmah mengikuti donor darah di hari AIDS Sedunia 2006 adalah bisa memberikan darah saya untuk dites (katanya sih termasuk tes HIV). Dan kalau darah saya baik-baik saja, maka saya telah turut membantu orang yang membutuhkan darah bergolongan sama dengan saya.


Saya pikir di kemudian hari saya akan tetap mendonorkan darah saya.


'Darah anda berarti bagi sesama'


My Room, 6 Desember 2006
12:24AM

Wednesday, November 15, 2006

Ntah Mengapa


Ntah mengapa, sudah hampir lebih dari sebulan gue gak nulis apapun di komputer gue.. Dan tentunya tidak ada satu postingan pun yang gue kirim di multiply gue..




November 15, 2006, STT Jakarta Library.

Searching...


Gue sedang mencari tahu, apa sih alasan yang bisa gue buat supaya gue gak usah pulang liburan Desember nanti?





November 15, 2006, STT Jakarta Library.

Monday, October 30, 2006

Aku Ingin Pulang

Aku ingin pulang..
Pulang ke rumah..
Rumah Bapa..
Yang ada di Surga..


Nah lho?!

Tuesday, October 17, 2006

Tulis[an] Gak Jelas 18-10-2006

Bagaimana caranya untuk
agar kau mengerti bahwa aku cinta


Masihkah mungkin, dirimu berkenan
menerima hatiku untukmu...
Cintaku sedalam samudera..
setinggi langit di angkasa kepadamu


Dasar kurang ajar banget ya gue ya...


kenapa juga gue ga submit sebuah tulisan mengenai apapun yang berhubungan dengan gebleknya virus sekarang ini


Ini sudah lain ceritanya CS..


Gue sebenarnya gak ngerti kenapa gue harus bawa ini laptop ke kampus...
Padahal gue kan harus ngerjain tugas kayak yang di belakang gue kerjain


ya...
gue gak ngerti mau ngerjain apa...
gue, kalau ngetik gak jelas seperti ini
bisa cepat..
tapi kalau sudah berhubungan dengan mata kuliah, gue gak bisa cepat..
gak jelas banget kan?


18 Oktober 2006
Perpustakaan STT Jakarta
1:36 PM
DAY-8205

Sunday, October 15, 2006

Makan Siang Hari Ini

Gue baru makan sesuatu hari ini setelah kuliah gue hari ini selesai.
Tahu makanan gue tadi? Nasi putih+sayur mirip capcay (kuahnya banyak)
Tahu berapa yang harus gue bayar? Cuma 2 ribu rupiah...


Kantin STT Jakarta
12:43
16 Oktober 2006
DAY-8203

Friday, October 13, 2006

My 8200th Day and My 200th Blog Entry

Today I'm 8200 days old... Hooray...
This means that I have 200 more days to my 23rd birthday..


This entry also is another thing to celebrate.. This is the 200th blog entry I make in my multiply page.. Hooray...
And I still have another blog entry that I've not send yet..


STT Jakarta Library, Jakarta
15:37
October 13th, 2006
DAY-8200

Tuesday, October 10, 2006

Hidup (Serasa) Berhenti

Hidup gue serasa berhenti. Hanya rasanya saja. Hidup gue memang masih berjalan, tetapi sudah banyak hal dalam hidup gue yang diam di tempat.


Gue sebagai mahasiswa seharusnya lebih banyak belajar lagi, apalagi sekarang adalah masa-masa Ujian Tengah Semester (UTS). Tetapi dalam kenyataannya gue hanya bisa diam. Gue hampir sama sekali gak belajar sebelum ujian. Gue memang berusaha untuk bisa belajar, tetapi sama sekali gak berhasil.


Gue gak gitu tahu pasti apa yang menyebabkan hidup gue bisa berhenti seperti sekarang ini. Dalam perkiraan gue sih, berhentinya hidup gue sekarang ini karena beberapa masalah yang terjadi dalam hidup gue beberapa waktu lalu. Permasalahannya tidak usah lagilah disebutkan. Hanya saja permasalahan itu, menurut gue, kebanyakan selesai dengan gantung. Tidak semua sisi dari permasalahan yang gue alami itu berhasil gue selesaikan.


Permasalahan gue dengan mata kuliah MPS gue adalah salah satu contohnya. Awalnya sih gue pikir permasalahan mata kuliah itu dapat selesai begitu saja ketika gue dinyatakan gagal mata kuliah itu --ini juga berarti gue sudah dapat dipastikan tidak bisa lulus tepat waktu--. Ternyata, sebagai tanggung jawab moral, penyelesaian akhir yang seharusnya gue lakukan untuk mata kuliah ini adalah minta maaf, entah secara langsung ataupun tidak, kepada pendeta gereja dan gereja tempat gue seharusnya praktek untuk mata kuliah gue itu. Kenyataannya, sampai sekarang gue tidak melakukan apa-apa.


Tanpa gue sadari, permasalahan yang awalnya gue anggap kecil itu berpengaruh terhadap seluruh hidup gue. Itu juga ditambah dengan diri gue yang sering memperbesar masalah kecil dan juga, ternyata, gue termasuk orang yang kurang mampu bekerja atau hidup di bawah tekanan (dan masalah?).


Gue mau coba buat alur cerita permasalahan yang gue alami dari awal masa kuliah semester ini hingga sekarang hidup gue serasa berhenti, dan rasanya gue juga ingin berhenti hidup. OSMABA dan Pasca OSMABA... muncul permasalahan bersama. Gue sempet berpikir untuk break kuliah untuk semester ini atau bahkan setahun, hanya gara-gara permasalahan ini. Karena permasalahan ini, gue males mikirin masalah praktek ke gereja sehingga muncullah masalah mata kuliah MPS gue. Hampir bersamaan dengan masalah mata kuliah MPS, ada masalah tulisan gue yang gue buat di blog gue. Ketakutan gue dicap buruk oleh orang sekampus gue gara-gara tulisan gue itu membuat gue praktis takut+malas ke kampus. Hal-hal itulah yang berpengaruh ke diri gue sehingga gue malah sering cabut kuliah, gak punya semangat ngerjain tugas yang pada akhirnya gue gak ngumpulin tugas-tugas itu, dan kalau masuk kelas gue juga gak bisa konsentrasi karena terpikir masalah-masalah yang lain. Unfortunately, and the newest, permasalahan-permasalahan itu ditambah lagi dengan permasalahan My Feelings are Killing Me.


Tadi pagi gue mulai berusaha untuk mencoba melakukan segala sesuatu dengan lebih bijaksana, setidaknya untuk membuat hidup gue gak serasa berhenti seperti sekarang ini. Hanya saja, dan tetap saja, hidup gue masih serasa berhenti.


Untuk saat ini gue masih bingung bagaimana caranya membuat hidup gue bisa berjalan seperti seharusnya. Gue pun gak tahu akan sampai kapan gue merasa hidup gue berhenti seperti sekarang ini. Satu hal yang gue tahu, gak akan ada yang bisa menyelesaikan masalah-masalah gue ini selain diri gue sendiri. Gue hanya sedang gak tahu bagaimana caranya. Atau mungkinkah gue tahu, tetapi karena hidup gue serasa berhenti gue pun tidak bisa melakukan apa-apa?


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
16:20
10 Oktober 2006
DAY-8197

Saturday, October 7, 2006

Tai

Von... Loe kok tai banget sih?
Asli. Gue gak ngerti deh ama loe. Maksud loe apaan sih?
Kok bisa-bisanya...
Anjing loe, tau gak sih loe.
Babi..


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
23:27
7 Oktober 2006
DAY-8194

Friday, October 6, 2006

Perpustakaan, 6 Oktober 2006

Perpustakaan, 6 Oktober 2006


Sekarang gue lagi di perpustakaan. Tempat duduk gue tepat berseberangan dengan tempat duduknya. Hanya saja wajahnya tidak terlihat dari tempat gue.


Tadi sewaktu gue mau ke kantin, dia sedang duduk di saung bersama dengan seorang teman sekelasku. "Waduh... jangan sampai dia cerita..." tanpa sadar gue ngomong sendiri dengan cukup keras.


Tadi juga sewaktu gue sudah duduk di perpustakaan, dia melewati tempatku. Gue pura-pura tidak melihat. Tetapi mungkin dia gak duduk tepat di belakangku karena gak mau mungkin ya dia gue liatin sedang ngerjain sesuatu di laptopnya.


Ah.. Sudahlah.. kini pikiran negatif gue mulai muncul lagi... Mana mungkin sih gue ama dia.. Klo gue suka ama dia sih itu mungkin. Untuk hal sebaliknya...


Gue sudah agak ngantuk dan bosan menulis ini...


Bye..


Meja 3, Perpustakaan STTJ, Jakarta
15:08
6 Oktober 2006
DAY-8193


Anj...
Jantungku berdetak dengan kencang...
Masa sih gara-gara dia?
Kalo iya, gimana dong?
-15:12


Rasanya lemas...
Huah..... (sigh)
-15:13


Gue gak bisa konsentrasi
Deg-degan mulu
-15:21


Gile.. Tangan gue sampe gemetaran
Padahal yang gue dengar cuma ketukan tuts keyboardnya
-15:22


Kok gue jadi ngantuk
-15:25


Gue deg-degan lagi.. Dia tadi baru keluar
Gue kok jadi salah tingkah ya?
-15:31


Lalu ku merenung. Mungkinkah?
Pantaskah?
These feelings are killing me...
-15:34


Gue kedinginan
Dicampur perasaan ini
Gue pun merinding
-15:37


Kok kepala gue malah jadi pusing ya?
-15:39


She passed me by
Then she picked up her stuffs
And then maybe she went home
...
-16:47


Suddenly, I tell myself that love or fallin in love is not appropriate for a man like me
-16:58


She has gone. I already finished a half chapter of an essay with theme Pentacost. I'm sleepy. So I guess I have to go home now.
-17:12



Jam 17:25, gue sudah berada di atas sepeda milik teman gue. Tetapi tidak menuju ke rumah. Gue naik sepeda ke arah Menteng, daerah favorit gue untuk menghabiskan waktu dengan naik sepeda. Gue baru tiba di rumah sekitar pukul 18:30.

Thursday, October 5, 2006

Install Ulang Windows

Hari ini gue terpaksa menginstall ulang Windows XP Professional yang terpasang di komputer gue. Mengapa terpaksa?



Tadi pagi, di layar komputer gue ada tulisan yang bilang salah satu
file system di folder WINDOWS/system corrupt atau missing sewaktu gue
coba booting ulang komputer gue. Di layar itu juga disertakan
rekomendasi untuk memperbaiki masalah booting komputer gue yang gagal.
Rekomendasinya adalah booting ulang komputer gue dengan CD Windows XP
Professional di dalam CD-ROM dan tekan "r" ketika jendela Setup Windows
XP Professionalnya muncul untuk mencoba repair.



Permasalahannya gue gak punya CD Windows XP Professional yang bootable.
Gue aja baru tahu kemarin malam di mana CD WinXP -gak bootable- gue
yang selama ini gue cari. Ternyata selama ini ada sama teman gue.
(Padahal sebelumnya dia udah pernah deh gue tanya, dan waktu itu dia
bilang gak ada.) Gue baru minta dia untuk mengembalikan CD itu
secepatnya setelah terdapat pesan yang gak gue inginkan itu muncul di
layar komputer gue.



Gue pun mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk mengembalikan
keadaan komputer gue bisa menjadi seperti semula lagi, yaitu bisa
digunakan.



Singkat cerita, inilah hal-hal yang gue lakukan tadi:


  • pergi ke PKM untuk tanya Mas Chandra apakah dia punya CD Windows
    XP. Hasil: Ada, tetapi sedang dipakai. Itu juga WinXP Service Pack 2.
    Gue butuhnya yang Service Pack 1, karena gue pengen coba repair aja.

  • pulang ke rumah

  • pergi ke kampus lagi dengan membawa CD-RW yang berisi, disket
    putih dari kamar Armand. Tujuan: membuat disket Startup Windows 98 dan
    lalu membuat CD bootable dengan isinya adalah Startup Disk Windows 98.

  • mencari orang yang memakai Windows 98. Hasil: Miss Susanne gak
    bawa floppy drive laptopnya. Komputer perpustakaan untuk mencari buku
    memakai Windows 98 dan bisa dipakai untuk membuat Startup Disk. Hanya,
    disket putih yang gue bawa ternyata rusak.

  • pinjam disket bagus ke Armand. Hasil: Dikasih pinjam dong. Sekontrakan, gitu. Tetapi datanya harus dipindahkan.

  • pergi ke PKM lagi. Tujuan: Memindahkan data dari disket Armand ke
    flashdisk gue dan juga mencoba Windows 98 yang ada di PKM apakah bisa
    membuat Startup Disk Windows 98 atau tidak. Data berhasil dipindahkan.
    Tetapi, Windows 98 nya tidak bisa membuat Startup Disk Windows 98.

  • pergi ke perpustakaan lagi. Tujuan: Membuat Startup Disk Windows
    98 di komputer tempat mencari buku. Hasil: Berhasil. Berhasil. Hore..

  • pergi ke PKM lagi (tempat Mas Chandra). Tujuan: Membuat CD
    bootable dengan isinya adalah Startup Disk Windows 98. Hasil: Mas
    Chandra jadinya mengkopi CD Windows 98 bootable ke CD-RW gue. (Oiya,
    gue berusaha untuk membuat Startup Disk Windows 98 ke dalam bentuk CD
    karena floppy drive gue memang bermasalah.)

  • ke Dempo. Tujuan: memompa ban sepeda Hans. Hasil: Gue harus bayar
    1000 untuk mengisi angin kedua ban sepeda teman sekontrakan gue yang
    sepertinya orang yang paling sering memakainya adalah gue.

  • ke kostan Stephen. Tujuan: meminta CD Windows XP gue. Hasil:
    Orangnya ada di rumah. CDnya juga ada. Tetapi sepertinya kalau aku
    menunggu sampai dia yang mengantar ke rumah kami, sekarang belum tentu
    gue bisa mengetik tulisan ini.

  • balik ke rumah.

  • hidupin komputer.

  • masukin CD Windows 98 bootable. Berhasil..

  • masukin CD Windows XP gue. Jalanin winnt.exe di folder I386.
    Setup Windows XP gak berhasil dibuka. Soale gue pake file system NTFS
    di C: gue. Jadi, there was no space for swap file.

  • dengan berat hati, gue jalanin fdisk.

  • delete primary partition.

  • create new primary partition. Use all available space for the partition.

  • gue coba format. Kok gak berhasil, ya? Mungkin di CD Windows 98
    bootable itu tidak dilengkapi FORMAT.COM. Bahkan sepertinya komputer
    gue gak ngerti perintah "restart". Padahal biasanya, kalau pakai disket
    Startup Windows 98, bisa.

  • gue pun mencoba disket Startup Windows 98 di floppy drive gue yang bermasalah. Hasil: Berhasil.. Berhasil.. Horeee..

  • format c:<ENTER>

  • Y<ENTER>

  • Formatting...100%

  • GIVENDRA<ENTER>

  • d:<ENTER>

  • cd i386<ENTER>

  • winnt<ENTER>

  • F3

  • gue keluarin CD Windows XP gue, lalu gue masukin CD Windows 98 gue.

  • cd..<ENTER>

  • cd win98<ENTER>

  • smartdrv<ENTER>

  • smartdrv<ENTER>

  • gue keluarin CD Windows 98 gue, lalu gue masukin CD Windows XP gue.

  • cd..<ENTER>

  • cd i386<ENTER>

  • winnt<ENTER>


Proses pengkopian file memakan waktu cukup lama karena CD Windows XP
gue sudah rusak berat. Bahkan banyak file yang gue Skip atau Ignore
karena tidak berhasil dikopi.



Pada akhirnya proses install ulang Windows gue selesai sekitar pukul
18.00 setelah tadi dimulai sekitar pukul 15.00. Lama banget nih.
Padahal biasanya, kalau hanya untuk install ulang Windowsnya doang,
cuma butuh waktu kurang lebih 1 jam.



Setelah Windowsnya, driver-driver dan software-software pendukung pun
harus diinstall. Setelah menginstall driver sound dan VGA card, gue
menginstall software-software penting untuk kehidupan gue berkomputer.
Karena mentahan semua software penting udah ada di harddisk gue, proses
install Norton Antivirus 2005, Microsoft Office 2003, Macromedia
Dreamweaver dan Fireworks MX, Winamp 5.11, dan browser Opera hanya
butuh waktu kurang dari 1 jam. Jam 20.00 lewat aja gue udah
mindah-mindahin file-file yang gue tulis beberapa hari sebelumnya ke
flashdisk gue untuk gue posting di multiply.



Yah, begitulah cerita mengenai install ulang Windows gue hari ini,
install ulang Windows pertama yang gue lakukan setelah Mei 2005.



Tulisan ini mulai gue tulis tadi pada
pukul 23:30 tanggal 4 Oktober 2006, dan baru selesai pada pukul 00:40
tanggal 5 Oktober 2006.




Kalasan Dalam 44B, Jakarta

00:40

5 Oktober 2006

DAY-8192



Oktober 2006 Homepage Story

Foto yang
ada di halaman depan blog gue bulan ini adalah foto gue dan kakak gue.
Foto itu diambil di Waving Area Bandara Sukarno-Hatta Terminal 1A. Foto
itu gue ambil sendiri dengan menggunakan kamera milik teman sekampus
gue.



Mungkin tidak ada yang spesial jika foto itu hanyalah foto antara dua
kakak beradik. Foto itu menjadi spesial karena kesempatan gue dan kakak
gue untuk bersama-sama dan berfoto bareng lagi seperti di foto itu
tidak banyak lagi. Kenapa? Hari Sabtu, 30 September 2006 kemarin adalah
hari kakak gue meninggalkan Jakarta setelah sejak September 2000 datang
ke Jakarta untuk kuliah di STAN. Dia meninggalkan Jakarta karena dia
juga telah memutuskan untuk ditempatkan di Medan. Karena dia akan
bekerja di Medan, berarti gue dan dia gak akan bisa bertemu dengan
mudah seperti jika dia tetap di Jakarta, bukan?



I'll miss you, Kak Wit.



vontho



Oktober 2006

Tuesday, October 3, 2006

My Feelings are Killing Me


I guess my feelings are killing me.

Kalimat tersebut gue ketik di hape gue* tadi sewaktu gue kuliah Yunani I. Gue ketik tulisan itu karena memang dalam kenyataan hidup gue selama ini perasaan-perasaan gue selalu membunuhku.

Kasus sebelumnya adalah kasus tulisan gue yang berhubungan dengan OSMABA. Perasaanku saat itu adalah ketakutan yang berlebihan. Gue takut masalah tulisan gue akan dibahas di Pertemuan Umum Mahasiswa. Gue juga takut kalau ternyata tulisan gue tersebut menyebabkan masalah yang sangat besar. Gue juga takut kalau teman-teman gue, terutama senior-senior gue di kampus, berpikiran jelek tentang gue dan akibatnya mereka akan memandang gue dengan sinis. Perasaan takut gue itu terbukti telah membunuhku.

Kasus berikutnya adalah kasus mata kuliah Metodologi Penelitian Sosial (MPS) gue. Gue gak datang ke gereja tempat gue seharusnya mengajar sekolah minggu dan melakukan penelitian bahkan sampai hari ini. Itu karena gue merasa gak akan bisa mengajar sekolah minggu, hal yang gue rasa harus gue lakukan di dalam masa penelitian gue di gereja itu. Kesalahan memang ada di gue yang tidak menghubungi pendeta gereja itu, yang notabene teman mendiang bokap gue, untuk menanyakan apa dan bagaimana yang akan aku lakukan di gereja itu. Selain masalah stres pasca OSMABA yang mempengaruhi gue waktu itu, sekali lagi perasaan gue telah membunuhku.

Kasus terakhir adalah kasus gue dengan seseorang yang gue suka saat ini (akhirnya gue benar-benar jatuh suka).

Awalnya gue cuma iseng ngSMSin dia pake nomor Simpati gue. Gue pura-pura tanya "Ini June Carter** ya?" Dia membalas SMS gue itu dan kemudian sms gak jelas gue mulai mengalir. Setelah hape gue hilang, gue lalu memberitahu dia siapa gue yang selama ini iseng ke dia. Bodohnya, setelah itu gue menggunakan pola yang sama seperti di kampus gue yang dulu. Gue malah beberapa kali ngSMS dia untuk cerita mengenai masalah gue. Kebetulan atau mungkin kejadiannya akan berulang seperti di kampus gue dulu, saat ini gue juga memang punya masalah dalam perkuliahan gue. Permasalahannya perasaanku tak berhenti ingin membunuhku.

Kemarin gue ngirim SMS ke dia untuk meminta maaf karena telah mengganggunya. Yeah.. Gue merasa kalau selama ini gue telah mengganggunya. Perasaan itu timbul hanya gara-gara sehari sebelumnya dan kemarin -sebelum gue ngirim SMS permintaan maaf-, SMS gue yang gue kirim sekitar pukul 10 malam ke atas selalu pending dan baru nyampe di pagi harinya. Perasaan gue yang ingin membunuhku pun kali ini berhasil. Gue jadi merasa "dia pasti menonaktifkan nomornya yang ini karena merasa terganggu oleh sms gue." Lalu gue juga bilang dalam sms permintaan maaf gue itu bahwa itulah sms terakhir yang akan gue kirim ke dia. "maaf&thx.GBU" is the last line of my sms to her.

Gue tadi pagi baru tidur pukul 4 dan bangun pukul 9.30. Di antara tidur dan bangunnya gue itu, gue sempat sadar sebentar dan melihat di hape gue ada report sms yang gue kirim semalam. Tidak ada balasan sms sampai gue benar-benar bangun. Perasaan gue pun bilang kalau gue harus buat skenario apa yang akan gue lakukan jika kebetulan harus bertemu dia. Dalam skenario gue, gue akan berusaha untuk tidak melihat ke arah dia kalau sampai memang harus berpapasan dengannya atau melihatnya di perpustakaan atau melihatnya sedang berada di kantin.

Walaupun begitu, karena sepertinya gue punya perasaan suka ama dia, gue tetap berharap bisa melihat wajahnya (lihat Indikator Jatuh Cinta yang Iseng?) hari ini di kampus walaupun gue juga sedikit merasa takut jika wajahnya akan berubah kalau melihat gue.

Siang tadi sekitar pukul 1 lewat, gue dan beberapa teman gue duduk di saung menunggu masuk kuliah Yunani I. Ketika perasaan ingin melihat wajahnya mulai sirna dan gue sedang bercengkarama dengan teman sekelas gue, dia muncul tepat di arah wajahku sedang menghadap. Ingin gue melaksanakan skenario gue. Tetapi sambil berjalan dia lalu memanggil nama gue, "Vontho," dan setelah gue melihat ke arahnya, "sori gue gak balas smsmu. Pulsa gue habis." Gue pun hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Perasaan gue bilang sih gue memang melakukan itu. Tetapi, mungkinkah yang dilihatnya bukanlah anggukan dan senyuman, melainkan pandangan tanpa ekspresi dan tanpa respon?

Mau tahu perasaan gue saat itu? Sulit digambarkan, tetapi semua perasaan yang ada pada diri gue saat itu benar-benar ingin membunuhku. Gue malu, karena teman gue sempat bilang "cieee.." waktu dia ada bilang kata SMS. Gue juga malu karena ternyata perasaan gue yang gue nyatakan dalam sms permintaan maaf yang gue kirim salah. Senang karena dia ternyata dia biasa saja dan malah bilang sori. Gak senang karena perasaan biasa saja dan malah bilang sorinya itu malah bisa membuat kadar perasaan suka gue ama dia bertambah. Perasaan-perasaan inilah yang aku rasa ingin membunuhku.

Perasaan-perasaan yang ingin membunuhku pun terus berlanjut ke kelas. "Perasaan gue kemarin berarti salah dong", "Kok dia minta maaf ke gue?", "Gimana sih sebenarnya tanggapannya baca sms gue yang bilang itu sms terakhir yang akan kukirim ke dia?", "Berarti sebenarnya fine-fine aja dong," dan lain sebagainya.

Dan perasaan yang paling membunuhku adalah perasaan gue terhadapnya, yaitu perasaan suka gue yang pada kenyataannya datang tepat di saat gue sedang bermasalah, sama seperti yang terjadi di kampus gue yang lama. Perasaan suka yang sebenarnya gak boleh dipertahankan karena perasaan gue bilang perasaan suka gue itu tidak mungkin dan seharusnya tidak boleh.

Gue pun sampai bertanya dalam hati. Kenapa ya Tuhan, gue baru benar-benar memiliki perasaan suka terhadap seseorang selalu terhadap orang yang tidak mungkin gue sukai dan seharusnya tidak boleh gue sukai? Dan kenapa juga perasaan seperti itu selalu muncul di saat gue sedang mengalami masalah?

Kalau di kampus gue yang lama, kuliah gue gagal dan perasaan suka gue juga akhirnya harus gue gagalkan. Pertanyaannya, bagaimana dengan kuliah dan perasaan suka gue kali ini?

Untuk saat ini, gue hanya bisa ngambil kesimpulan: Yes, my feelings are killing me. And I don't know how to stop them from killing me. Anybody, please, help me kill these feelings! Or just kill me!


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
23:59
3 Oktober 2006
DAY-8190

PS:
*:hape gue maksudnya adalah hape yang sekarang gue pake. Gue sekarang sebenarnya gak punya hape karena baru aja hilang. Hape yang gue pake sekarang adalah hape Rita, teman sekelas gue.
**: bukan nama sebenarnya.. nama ini gue ambil dari film Walk The Line..
-dalam tulisan ini dituliskan "perasaan". Dalam kenyataannya kata "perasaan" dalam tulisan ini bisa atau seharusnya diganti dengan kata "pikiran".



Sunday, October 1, 2006

My Pen is Black


My Pen is Black.

Hari ini hari Senin.

Gue tadi makan daging panggang dan daging merah, plus sayur tentunya. Dan gue harus bayar 9500 untuk makanan gue tadi.

Kenyang...

Kantin STTJ, Proklamasi 27, Jakarta
12:38
2 Oktober 2006
DAY-8189



Indikator Jatuh Cinta yang Iseng?

Gue sudah pernah menyertakan dalam sebuah tulisan gue beberapa gejala kalo gue sedang jatuh cinta. "..kalau gue gak deg-degan dekat seorang cewek, berarti gue gak jatuh cinta ama tuh cewek.." dan "..one of the indicators I fall in love with a woman is remember her phone number.." (Kebelet Jatuh Cinta)

Nah, sekarang gue mau buat daftar lengkap indikator kalau gue sedang jatuh cinta (tentunya) dengan seorang cewek.
  • selalu pengen ketemu walau hanya untuk melihat wajahnya doang
  • kalau sampai ketemu, gue pasti deg-degan kalau dekat dengannya ataupun salah tingkah
  • dia hampir selalu masuk ke dalam pikiran gue
  • gue bisa hafal sebanyak mungkin detail tentang dia (tempat dan tanggal lahir, alamat rumah, nomor telepon, nomor hape, nama orangtuanya -kalau gue sampai tahu-, alamat email, dsb.)
  • ada lagi gak ya?
Guess what! Gue pikir gue dalam proses ke arah sana. Maksud gue, jatuh cinta. Soalnya ada seorang cewek yang tanpa sengaja (ah, mungkin juga gue sengaja sih) masuk ke dalam pikiran gue. Gue pun mulai pengen selalu bisa melihat wajahnya. Beberapa waktu lalu gue sering ngsms dia dengan maksud iseng. Gue pun jadi hafal nomornya. Gue bisa hafal nomor dia juga gara-gara nomornya mudah dan gue selalu mengirim sms ke dia dengan memasukkan langsung secara manual nomornya. (Gue gak ngesave nomornya di hape gue, dan salah satu nomor yang ada di kepala gue setelah hape gue hilang Sabtu, 24 September 2006 adalah nomor dia.) Hanya satu yang kurang dari indikator jatuh cintanya gue: gue gak deg-degan dan gak salah tingkah kalau ketemu atau dekat dia. Payah!

Sekarang, permasalahannya sih sebenarnya bukan itu lagi. Setelah gue sempat iseng dan lalu setelah hape gue hilang gue pun ngaku gue siapa, dia tak mau balas sms (iseng?) gue lagi. Payah kuadrat neh!

Lalu, gue juga sebenarnya gak siap dan gak berani untuk jatuh cinta. Maklum, dulu di kampus lama gue, gue jatuh cinta (entah apapun namanya yang cocok untuk situasi gue saat itu) pada saat yang tidak tepat, yaitu pada saat gue sedang punya masalah kuliah di kampus gue. Sekarang kejadiannya hampir sama. Gue, sejujurnya, sedang punya masalah kuliah juga di kampus gue sekarang. Gue gak mau dong ceritanya sama seperti di kampus gue yang dulu. Jadi, sekarang sudah payah pangkat tiga deh!

Ah, lagipula gue memang gak mungkin sih jatuh cinta ama dia. She's just like a celebrity to me and I'm just one of her fans.

Btw, ini adalah isi salah satu sms balasan yang dia pernah kirim ke gue:
Fans???hahaha sampeyan iki siapa siih?iseng amat. Eh, emang nsp nya lagu apa?;b
Sent: 22:18:50, 21-09-2006.

Ya, sudahlah Von. Konsentrasi ajalah dulu ama kuliahmu. Bukankah banyak masalah yang harus dipecahkan mengenai kuliahmu semester ini?

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
01:27
2 Oktober 2006
DAY-8189

Saturday, September 23, 2006

Di Tempat Lain Juga Ada

"Ada sukacita di sini?"



"Di tempat lain juga ada."





ini cerita teman gue, Stepanus, waktu menghadiri sebuah KKR di Istora Senayan..




Thursday, September 21, 2006

Magnum Pertama Gue


Kemarin, gue baru makan siang sekitar jam 3 sore. Ternyata makanan yang gue makan cukup pedas untuk membuat perut gue terasa sakit. Lalu gue pun memutuskan untuk membeli es-krim di Toko Kongsi di Jalan Talang.

Gue ke Kongsi naik sepeda. Nyampe di sana gue langsung ngeliat es krim apa aja yang ada di dalam lemari pendingin milik Walls. Nah, gue sebenarnya hanya pengen beli yang murah-murah aja. Tetapi, apa daya.. Gue gak biasa beli es-krim Walls. Jadi, gue sebenarnya gak ngerti mau beli apa (dan tentunya gue gak tahu yang murah yang mana). Jenis es-krim Walls yang gue tahu juga cuma Conello, Paddle Pop, dan Magnum.

Gue pun langsung aja asal minta. "Magnumnya, Pak. Satu." Tak tahunya harganya 8ribu perak. Rencana gue beli yang murah pun gagal. Gue minta Magnum karena gue memang belum pernah ngerasain es-krim Walls yang judulnya Magnum, juga karena gue sebenarnya kurang suka dan kurang ngerti makan es-krim Conello. Kalau Paddle Pop kebetulan gak ada.

Gue gak gitu ingat apakah sebelumnya gue udah pernah makan Magnum. Tetapi perasaan gue bilang, Magnum kemarin adalah Magnum pertama gue.

Gue gak langsung pulang ke rumah gue. Kenapa? Sedang banyak orang di rumah. Gak enak dan gak etis rasanya makan Magnum sendiri. Jadi kuputuskan untuk menikmati Magnum pertama gue sambil naik sepeda saja. Mau tahu Magnumnya tahan sampai berapa jauh?

Gue mulai menikmati Magnum gue begitu di depan toko Kongsi gue pikir gue lebih baik makan Magnum itu sambil jalan-jalan saja. Toko Kongsi itu berada di Jalan Talang. Magnum gue baru habis ketika sepeda gue mendekati Patung Diponegoro yang terletak di dekat Taman Suropati dan GPIB Paulus.

Nah, ini edannya gue. Setelah gue menghabiskan Magnum pertama gue itu, sticknya gak langsung gue buang. Gue memegang stick Magnum gue itu selama perjalanan gue naik sepeda mengitari kawasan Menteng -selama hampir satu jam- sampai kembali ke rumah gue. Sesampainya di rumah, sticknya gue cuci, keringkan, dan akhirnya gue scan pake HP PSC 1410.

Begitulah cerita tentang Magnum pertama gue.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
11:40
22 September 2006
DAY-8179



Saturday, September 16, 2006

Sauna Gratis


Anda
ingin mendapatkan sauna gratis? Datang aja ke kamar gue tepat di saat
matahari berada di atas kepala. Panas ruangan yang Anda rasakan cukup
membuat Anda berkeringat sama seperti sedang berada di dalam sauna. Gue
sudah membuktikannya.




Sekarang, gue sedang berada di
dalam kamar gue dalam keadaan telanjang dada. Tampak keringat mengalir
begitu saja dari sekujur tubuhku. Bukan keringat dingin seperti yang
pernah juga gue rasakan ketika berada di depan komputer gue yang berada
di kamar gue. Bentuk keringatnya bahkan seperti air yang menempel di
bagian luar botol yang diletakkan di dalam lemari es. Bulat besar
berdiameter hampir 3 mm. Kok malah cerita mengenai keringat?




Efek samping dari bersauna di
kamar gue adalah berkeringat dan kulit semakin putih. Gue sudah
membuktikannya. (Hanya saja gue belum punya bukti kalau gue semakin
putih. Mungkin ini hanya perasaan gue saja.)




Tertarik bersauna gratis di kamar gue?




Kalasan Dalam 44B, Jakarta

12:27

17 September 2006

DAY-8174





A Reason to Hate and an Apology

I deserved to be hated by them. But I don't have any reason to hate them back. They hate me may be a reason, but it is a stupid reason to hate them.

What's the reason they hate me? Maybe because something I did. I admit it. I did something wrong. That's why I have to say an apologize to them.

To anyone who may concern,
I know I've been made a mistake or made something wrong. I have no explanation about it. (You didn't ask for it.) I only can say this: I apologize for something wrong I've done.



Kalasan Dalam 44B, Jakarta
11:16
September 17th, 2006
DAY-8174

Menjauh


Gue bukan orang yang mudah bergaul dengan orang lain. Buktinya, gue hanya punya teman sedikit dan tak punya teman dekat. (Poor me, isn't it?) Intinya sih gue gak gaul gitu lho..





Pada umumnya gue hanya bisa
berteman dengan orang-orang yang secara institusi harus menjadi teman
gue. (Istilah institusi-nya itu lho...) Contohnya, teman sekelas. Bisa
aja dulu gue gak kenal dia walaupun gue pernah ketemu sebelumnya.
Tetapi karena kami sekelas, dia menjadi teman gue dan gue kenal dia.
At least know his/her name. Dan setidaknya gue pernah ngomong ama dia.





Sebulan lalu kan ada OSMABA.
Kebetulan gue termasuk panitia. (Yang harus bertanggungjawab atas
masuknya nama gue di panitia ini adalah Jeremia dan Armand.) Bisa
dibilang hal ini sebenarnya menguntungkan juga, karena gue bisa
melebarkan sayap pergaulan gue yang terlalu sempit itu.






Memang pada waktu OSMABA
berlangsung, dimulai dari Briefing tanggal 11 Agustus 2006 sampai
pelaksanaan OSMABA sendiri (14-18 Agustus 2006), gue bisa menganggap
diri gue ini punya teman-teman baru. Maklum, orang-orang (esp
senior-senior gue) yang selama ini tak pernah gue ajak ngomong atau
bahkan tak pernah gue sapa, pada masa OSMABA kemarin bisa gue ajak
ngomong, terutama senior yang termasuk dalam panitia.






Hanya saja.. Keadaan berubah..
Gue yang selama OSMABA dikenal sebagai panitia paling gak jelas karena
kerjaan gue ngambil foto melulu, sekitar seminggu kemudian berubah
menjadi orang yang dikenal karena kesalahan yang gue buat di blog entry
gue yang katanya gue buat di Google.






Karena kesalahan gue itu, gue
mencap buruk diri gue sendiri. Gue takut datang ke kampus hanya karena
kesalahan bodoh itu. Alhasil, gue pun berupaya menjauh dari orang-orang
di kampus gue terutama teman-teman baru gue di panitia OSMABA.






Gue juga berusaha sebisa
mungkin untuk tidak bertemu mereka. Kalaupun harus bertemu dengan
mereka, mereka yang selama ini gue sering sapa atau ajak ngobrol selama
bersama-sama di panitia OSMABA, malah gue perlakukan seperti gue
memperlakukan orang yang belum gue kenal.
What a fool, isn't it?
Dalam pikiran gue, mereka-mereka yang kenal dengan gue lah yang
kemungkinan bertanya atau mengkonfirmasi kesalahan yang telah aku buat
itu. Itulah sebabnya gue berusaha menjauh dari mereka.






Apa di dalam neraka yang gue pikirkan? (terjemahan bebas dari "What in the hell I was thinking?")
Yang ada dalam pikiran gue saat itu adalah sebagai berikut: Mereka tahu
mengenai kesalahan yang gue buat. Mereka pasti menganggap gue ini orang
bodoh membuat kesalahan seperti itu. Mereka pasti mencap buruk gue.
Those are all I was thinking. Mungkin sampai saat ini masih.






Gue memang tidak tahu apa yang
ada di dalam pikiran orang-orang yang gue maksud dalam tulisan gue ini.
Mungkin saja pikiran gue mengenai apa yang mereka pikirkan ternyata
salah.






(Tulisan ini memang kacau
sekali. Intinya tidak jelas. Sistematika penulisannya juga sangat
kacau. Logikanya juga mungkin berantakan. Saya pikir Anda akan
berpendapat sama jika Anda membaca keseluruhan tulisan ini. Dan tulisan
ini pun berakhir dengan gantung...
Wanna help me to make the end of the story? Or to rearrange the story?)





Kalasan Dalam 44B, Jakarta


14:11


17 September 2006


DAY-8174







Monday, September 11, 2006

Shaolin Golden Palm!

another test try to send blog entry to multiply via email... hope this time it works

 finally, it works...(ed)

Friday, September 8, 2006

Thanks to remind me, Bro.

Pagi ini gue masih belum bangun dari tempat gue tidur ketika ada dua orang terdengar berbicara di dekat pintu kamar gue.

"Siapa itu?"
"Adik loe."
"Oh.. Error man."

Gue tahu mereka siapa walaupun gue gak membuka mata gue, terlebih lagi orang yang menyebut gue sebagai 'error man'.

Gue gak tahu sebutan 'error man' itu sebuah pujian atau ejekan. Tetapi, gue hanya bisa bilang dalam tulisan ini: Thanks to remind me, Bro.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
08:18
9 September 2006
DAY-8166




Saturday, September 2, 2006

22:20


Badan gue berkeringat. Sepertinya keringat dingin. Tubuh gue juga terasa tidak enak. Gimana bisa enak, hari ini gue baru makan mie ayam (sekitar pukul 11:30) dan dua roti (sekitar pukul 17:30).

Tanganku pun sekarang mulai bergetar. Keringat gue pun terus mengalir. Musik klasik Johann Sebastian Bach masih terdengar dari speaker yang melantunkan musik dari playlist Winamp 5.11 gue.

Apa yang terjadi padaku? Apakah gue sakit? Semoga tidak.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
22:25
2 September 2006
DAY-8159

Mendadak Terkenal


(Judul di atas dibuat memang dengan sengaja meniru judul film yang sekarang sepertinya masih diputar di bioskop Megaria 21 "Mendadak Dangdut")

Percaya gak kalau gue mendadak terkenal? Percaya saja! Gak tergolong dalam larangan agama apa pun di dunia ini kok kalau percaya pernyataan saya: gue mendadak terkenal.


Unfortunately, gue terkenal gara-gara gue stres. Kok bisa? Tanyakan saja pada rumput bergoyang! Jadi, sebenarnya gue mendadak terkenal karena gue -bisa digolongkan- sedang "sakit". Ibotoh nasiam do aha na hu maksud, tene. Jadi hu ahap lang pala hu bahen detailni ijon, tene.


Ke-sakit-an gue pun dengan cepat tersebar. Maklum, ke-sakit-an gue itu dapat dengan mudah ditemukan. Bahkan ketika gue telah berusaha menutupinya, orang-orang masih saja dapat dengan mudah mengetahui cara untuk melihat ke-sakit-an gue itu. (Kok malah seperti pepatah: sepandai-pandainya orang menutupi bangkai, baunya akan tercium juga.)


Unfortunately (lagi?), orang-orang berpikir gue membuat ke-sakit-an gue itu untuk diketahui dunia ini SECARA SENGAJA di tempat orang mudah mencarinya. Padahal tidak. Ke-sakit-an gue itu bahkan tidak pernah terpikir olehku untuk diketahui oleh mereka.


Apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. (Tinggal ditambahi daging ayam aja supaya jadi bubur ayam.) Gue mendadak terkenal gara-gara ke-sakit-an gue. Kalau menjadi terkenal itu menyenangkan, mendadak terkenal yang gue alami saat ini malah sebaliknya.


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
21:45
2 September 2006
DAY-8159

Stres dalam Stres Pasca OSMABA


Kali ini gue benar-benar stres. (Memang yang sebelumnya bohongan apa?) Bahkan lebih parah dari stres pasca OSMABA.

Maklum deh. Kuliah gue di STT Jakarta sudah dimulai lagi, tetapi stres pasca OSMABA saja belum selesai. Karena Chrisye ada bilang di lagunya, "..badai pasti berlalu..," maka gue pikir stres pun pasti berlalu.


Seharusnya stres pasca OSMABA sudah bisa berlalu. Tetapi, ternyata muncul stres baru buat gue. Sayangnya masih di dalam masa stres pasca OSMABA, bahkan berhubungan dengan apa yang gue lakukan pada masa stres itu. Memang apa yang telah gue lakukan? Ah, gue gak mau ikut membuat Anda yang membaca ini stres.


Ah, tulisan ini gue buat pada masa stres. Apa sih yang bisa dibuat oleh orang yang lagi stres? Apalagi stres yang gue rasa saat ini rasanya lebih parah dari saat gue pernah stres karena merasa telah membunuh Apulman Saragih.


Nah.. Saya ingatkan agar Anda jangan ikut-ikutan stres membaca tulisan ini. Coba hitung saja berapa banyak kata stres di dalam tulisan ini!


Berapa banyak? Ratusan? Gak nyampe atuh. Kumaha atuh. Nu bener atuh ngetangna!!
^_^


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
21:08
2 September 2006
DAY-8159

Tupai Bodoh yang Jatuh


Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga..

Itu kata pepatah.


Nah, samakan sajalah dulu gue dengan seekor tupai. Tetapi gue bukanlah tupai yang pandai melompat. Gue sudah sering jatuh karena kepandaian gue sebagai tupai tidak sepandai tupai yang lain.


Sekarang ini gue baru saja jatuh. Gue jatuh dari sebuah pohon. Pohonnya memang tinggi, tetapi gue jatuh bukan dari batang ataupun dahan tertinggi pohon itu. Bahkan gue jatuh bukan ketika gue berusaha melompat ke pohon lain. Gue jatuh ketika gue baru mencoba untuk memanjat pohon itu dengan hati-hati. Gue memang jatuh karena sedang memikirkan sesuatu. Ada seekor tupai yang baru saja mati karena jatuh dari sebuah pohon.


Seharusnya dengan jatuhnya gue dari ketinggian seperti itu, rasanya akan biasa saja. Tetapi kali ini aneh. Rasa sakit yang gue rasa saat ini jauh lebih parah dari rasa sakit yang pernah gue rasa sebelumnya. Bahkan jauh lebih parah dari rasa sakit ketika gue jatuh dari tempat tertinggi yang pernah gue panjat sebagai tupai.


Ini pasti bukan karena dari mana gue jatuh. Ini terjadi karena cara jatuh gue yang salah. Ah, sulit memang menjadi tupai yang bodoh. Apalagi tupai-tupai yang lain tidak mengerti jalan pikiran gue, si tupai yang bodoh.


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
20:45
2 September 2006
DAY-8159

Lily and Daniel


This picture was taken on August 16, 2006, 18:27:14.
This picture is one of my favorite pictures taken by me in OSMABA 2006. Actually there are two pictures of them in the same place and position. But this picture is, I guess, the best because this picture is like a funny moment. Look at Lily's eyes. She was looking at Daniel like she didn't like Daniel sticked his cheek to hers. Yeah, she should had to because Lily has a boyfriend that isn't Daniel. I guess she don't want this picture seen by her boyfriend. Additional information: the one appeared behind them was Troitje Patricia. And the time I took this picture was snack time for the OSMABA committee. (Look what was in Lily's hand!)

Thursday, August 31, 2006

pingsan

ternyata gue pingsan..
tak kusangka ini bisa terjadi..

masa tulisan gue bisa masuk Google?
pertanyaan bodoh, tahu.

selama ini gue memang sering melakukan segala sesuatu secara pingsan..

sadar!


Warnet Choyi, Proklamasi, Jakarta
22:31
31 Agustus 2006
mayDAY

Wednesday, August 23, 2006

Stres Pasca OSMABA


OSMABA sudah selesai hari Jumat lalu. Hanya saja OSMABA kali ini meninggalkan stres yang begitu berat, paling tidak untuk diriku sendiri. Mungkin tidak banyak yang tahu. Tetapi, OSMABA STT Jakarta tahun ini merupakan ospek mahasiswa pertama yang dilaksanakan STTJ yang berakhir selarut malam seperti OSMABA saat ini. Sumpeh lo? Bukannya tahun lalu lebih larut malam lagi?

Gue stres.


Gue capek.


Berat badan gue mungkin juga turun karena sering lupa makan dan sering hanya makan sekali dalam sehari.


Ah, inti dari tulisan ini sebenarnya: gue capek dan stres. Gue juga kemungkinan bisa sakit karena ketidakteraturan gue dalam hal makan. Dan gue hanya bisa mengeluh..


PS:Ase ibotoh nasiam, lang adong uhurhu mambahen tulisan on gabe taridah i Google. Ai domma dokah bloghu on taridah i Google anggo adong halak na sihol manonggor ahu atap halamanhu. Jadi, anggo taridah tulisanhu on i Google, lang na hu sengaja ai. Ai na oto gakni ahu? On pe domma hu gantih isi ni tulisan on halani lang ra gakni nasiam ibotoh halak aha na masa. Anggo adong hata-hatahu ibagas tulisan on hinan na songon sihol ahu manghatahon na sabotulni marhiteihon aha no hubotoh, ai pe lang laho manghatahon hu bani halak i luar dirinta, tapi bani halak ibagas dirinta do. Gak ngerti, kan? Sama...

Saturday, August 12, 2006

Kalau saja..

Gue barusan menangis. Hanya karena baca tulisan kakak gue di blog Friendsternya. Sebelumnya gue memang udah sempat lihat blognya, tetapi gue gak "notice" kalau ada tulisan itu. Gue baru "notice" setelah blog kakak kandung gue satu-satunya itu gue simpan ke flashdisk dan gue baca di komputer gue.


Tulisannya seperti sebuah surat untuk almarhum Bapak gue. "If only I could have the chance to meet and talk to you personally… then this is what I would say:..." Tulisannya dimulai dengan kalimat ini.


Isi tulisannya mengingatkanku kembali kepada banyak hal yang telah terjadi setelah kepergian Bapak. Dan gue pun harus menangis. Bagaimana mungkin gue gak menangis?


Dan tulisannya memang hanya bisa diakhiri dengan "Kalau saja.."


Kalau saja..


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
12:38
13 Agustus 2006
DAY-8139

"I have to be hurry.."


Yesterday, there was a briefing for the new students in my school. They gonna have some kind of "ospek" that named OSMABA (Orientasi Mahasiswa Baru or can be translated as New Student Orientation). The briefing was held for the explanation what the new student have to wear and bring and what tasks they have to accomplish for the OSMABA 14-18 August 2006.

I am one of the OSMABA committe members that placed as documentation guy. And this is a photo that was taken by me yesterday. I guess this is the best picture I got yesterday. Most of the other photos was hazy. It was because the digital camera that I used. I was not used to take picture with the camera --Canon Poweshot S40-- that was Timothy's.

I guess I have to learn a lot about camera because for the committe that I involved I always appointed in taking photos thing. The ASA thing, the Focus length, and the shutter speed maybe the things I have to learn besides the composition of taking photos.

I almost forgot to explain this photo. This is a photo of the MABAs or the new students when they were writing their OSMABA song written on the whiteboard to their notes. I took the photo from behind the whiteboard. In this picture the things looks like going normal. Actually, the MABA was in a hurry. One of the OSMABA committe was erased the song lines by lines. That's why I made this photo's title "I have to be hurry.."

Thursday, August 10, 2006

Kini Ku Punya Alasan

kini ku punya alasan untuk
tidak menjadi budak mereka lagi...
mereka pikir gue merasa beruntung dijadikan budak oleh mereka?


Wednesday, August 9, 2006

It's all in your mind..

Gue ingat pesan bokap gue dulu..

Semua itu tergantung pada pikiran kita sendiri. Gue suka atau gak suka ama loe, itu tergantung oleh pikiran gue. Sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang loe perbuat.

It's all in your mind..

Monday, August 7, 2006

Kebelet Jatuh Cinta

Istilah kebelet pipis mah orang sudah biasa dengar. Cara mengatasi kebelet pipis juga semua orang sudah ngerti. Cukup dengan mencari toilet, masalah kecil ini bisa teratasi. Perasaan senang yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata pun akhirnya dirasakan ketika air seni (benda seni paling murah, mungkin ^_^) yang sebelumnya ditahan-tahan mengalir keluar dari tubuh.

Kebelet jatuh cinta? Mungkin ini istilah baru. Kalau belum ada yang pernah mempopulerkan istilah ini, gue juga ogah menjadi orang yang mempopulerkannya.

Tahu gak sih arti sebenarnya dari kata kebelet? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Balai Pustaka, kebelet itu berarti ingin sekali atau tidak tertahankan lagi untuk melaksanakan keinginan. Mau tahu contoh kalimat yang ada di KBBI? Rongrongan pacarnya yang kebelet kawin mengganggu konsentrasinya dalam menuntut ilmu. Kok contohnya malah kebelet kawin ya, bukan kebelet pipis?

Jadi, kebelet jatuh cinta bisa diartikan tidak tertahankan lagi untuk melaksanakan keinginan untuk jatuh cinta. Atau lebih sederhana, ingin sekali jatuh cinta. Selesai sudah arti istilah kebelet jatuh cinta.

Gue gak tahu ini bad news apa good news. Tetapi, gue sekarang merasa gue ini lagi kebelet jatuh cinta. Bagaimana datang? Kan baru beberapa waktu yang lalu gue bilang kalau gue takut jatuh cinta? Ah, plin-plan juga nih orang.

Begini ceritanya. Beberapa waktu yang lalu gue memang bilang gue takut jatuh cinta. Itu sekonyong-konyong karena gue memang tidak ingin rasa tertarikku pada seorang cewek di kelasku berlanjut dengan yang namanya jatuh cinta. Resikonya tinggi. Maklum, dia udah punya cowok.

Gue tertarik ama cewek ini karena entah kenapa dia memberikan sedikit perhatian (mungkin gue salah mengartikan perhatiannya) dan juga basa-basi yang ternyata menggoyahkan pendirianku untuk tidak tertarik dengan cewek seangkatan atau sekelas denganku (I bet you don't wanna know basa-basi apa yang pernah dilontarkannya sehingga gue jadi tertarik ama dia.) Tingkat ketertarikan gue ama nih cewek sebenarnya belum bisa dikategorikan jatuh cinta. Paling masuk kategori jatuh suka. For me, kalau gue gak deg-degan dekat seorang cewek, berarti gue gak jatuh cinta ama tuh cewek. Selama ini gue gak pernah deg-degan kalau duduk dekat dia. Gue juga belum hafal nomor hapenya (one of the indicators I fall in love with a woman is remember her phone number), padahal gue -waktu itu- sering sms-smsan ama dia.

Ketertarikan gue ama cewek ini musnah beberapa hari sebelum cowoknya balik ke Jakarta. She insulted me (again?). Seperti yang dulu lagi, dia menganggap gue cowok yang berniat curi-curi kesempatan melihat celengan dan buah dadanya. Apa neraka yang dia pikirkan?

Begitulah ceritanya. Gue pun belum sempat jatuh cinta. Dan sekarang gue kebelet jatuh cinta. Sejujurnya, merasakan jatuh suka atau malah hanya tertarik pada cewek yang gue ceritain di tulisan ini adalah salah satu hal yang menyenangkan yang pernah gue rasakan. Gue berencana untuk merasakan another one. Karena gue sedang KEBELET JATUH CINTA.

Pertanyaannya, gue harus jatuh cinta kepada siapa? Ah, ternyata mengatasi kebelet jatuh cinta tidak segampang mengatasi kebelet pipis.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
23:50
07 Agustus 2006
DAY-8133

Monday, July 17, 2006

Mesin Absensi Berpikir Positif

Tadi pagi setelah gue selesai course pertama Intensive English Course hari ini, gue langsung ke PKM. Gue langsung nanya Mbak Trie, pegawai PKM, "Kak, tadi pagi mesin absensinya bisa dipake gak?"

"Bisa. Kenapa? Memang kalian apain?"

"Gak, kemarin gue sempet buat nyangkut kertas." Syukurlah, pikirku.

"OK deh Kak. Thanks ya, Kak," ucapku sambil langsung pergi.

See?!

Hari ini pikiran-pikiran gue dinyatakan bersalah lagi oleh kenyataan hidup. Kemarin gue pikir 44 karyawan kampus gue bakalan dirugikan karena perbuatan bodoh gue Sabtu malam yang lalu, yaitu membuat sebuah kertas nyangkut di dalam mesin itu. Ternyata, pikiran-pikiran gue hanya disangkal dengan sebuah jawaban enteng dari Mbak Trie.

Ah, gue kok susah banget ya berubah? Gue susah banget untuk berpikiran positif seperti sesuatu yang baik akan walaupun gue telah berbuat yang salah. Just name it! Udah sering banget kenyataan selalu berbeda dengan pikiran-pikiran negatif gue. Gue pikir gue bakalan dapat E karena gue gak ngumpulin mini-skripsi gue di semester lalu, kenyataannya gue malah dapat B. How come, gue juga gak ngerti. Gue pikir gue bakalan DO dari kampus gue yang lama, sampai saat ini sepertinya gue masih berstatus mahasiswa di sana. Gue pikir gue bakalan DO semester lalu hanya gara-gara gue pikir Bahasa Indonesia gue bakal dapat E, ternyata gue gak DO. Sering juga gue pikir teman gue bakal marah karena perbuatan gue, ternyata mereka biasa aja.

Untuk menutup tulisan gak penting ini, gue hanya bisa bersyukur mesin absensi karyawan STT Jakarta yang gue buat rusak ternyata gak perlu sampai diganti seperti yang ada juga di pikiran gue. Gue juga harus meminta kepada diri gue untuk mulai POSITIVE THINKING.

That's all now, PENAKUT & NILA SETITIK.


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
15:23
17 Juli 2006
DAY-8112

Sunday, July 16, 2006

Jeremia Goblog





                        vontho sayang deh ama irma




PS: ini adalah hasil kegoblogan Jeremia, teman sekelas gue. dia mengetik ini di Notepad di komputer gue. gue baru tahu waktu Hans, teman sekontrakan gue, nanya gue tentang kebenaran isi tulisan itu. gak benar kaleeeeeeeeeeeeeeeeeee.... dasar Jeremia gobloggggg................

ternyata

aku takut jatuh cinta
bahkan aku takut jatuh suka

ah, ternyata aku lah si penakut itu

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
15:31
16 Juli 2006
DAY-8111


tidak mencintainya

aku tidak mencintainya
kenapa mereka tidak percaya

aku bahkan tidak menyukainya
kenapa juga mereka tidak percaya

haruskah kubelah dadaku untuk membuktikannya?

lalu, jika ku tidak menyukainya
jika ku tidak mencintainya
mengapa aku harus memikirkannya?

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
15:27
16 Juli 2006
DAY-8111


nila setitik dan penakut

seorang laki-laki
tak tahu perannya apa di dunia ini
hanya berpikir untuk berbuat baik

hanya saja dia sering merasa rendah diri
dia merasa hanya seperti nila setitik
yang bisa merusak susu sebelanga

dia juga sering merasa takut
mungkin dia memang seorang penakut
takut menghadapi dunia ini

sering dia berpikir untuk mati saja
hanya karena pikirannya
pikiran sebagai nila setitik dan seorang penakut


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
15:24
16 Juli 2006
DAY-8111


asal tulis

sekian lama aku telah hidup di dunia ini
tetapi hingga sekarang mulutku seperti lebih sering terkunci
tidak bisa berkata-kata dengan baik dan benar
tetapi, bagaimanakah berkata-kata dengan baik dan benar itu?
haruskah aku belajar kepada seorang guru?

mulutku memang jarang sekali berkata-kata
bahkan dengan teman terdekat sekalipun
dan pertanyaan lain muncul lagi
siapakah teman terdekatku?

hingga kini aku tidak pernah punya teman dekat
tak seorang pun yang pernah menjadi teman dekatku
entah kenapa adalah pertanyaan berikutnya

kurasa diriku sendirilah yang menjadi penyebabnya
setuju?

kutulis sekitar pukul 15 lewat 17


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
15:17
16 Juli 2006
DAY-8111



Memperbaiki DVD Player


Baru saja gue selesai memperbaiki DVD player milik teman gue. Pertanyaannya, kenapa gak dari minggu yang lalu?


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
15:00
16 Juli 2006
DAY-8111



Saturday, July 15, 2006

Goblog, Munafik, dan Takut Jatuh Cinta

Jeremia dan Kegoblokannya

Ini semua gara-gara si Jere. Dengan kurang kerjaan dia membuat gosip di kelas kalau gue ada suka sama salah satu teman cewek di kelas. Pada kenyataannya gue gak ada sama sekali suka sama satu pun anak STTJ, apalagi anak kelas gue. Nei, nei...

Jeremia bilang waktu kami sedang bersama menunggui tempat Satpam, dia gak suka orang munafik.

"Jadi maksud loe gue munafik, Jer?"

"Betul sekali..."

Ah, sialan juga nih anak. Masa gue dibilang munafik. Tunggu.. Bilanglah dia benar. Gue memang munafik. Tapi tidak dengan hal yang satu ini. Gue serius.

"Gue gak percaya, Njing."

Eh, dia malah bilang gue anjing. Ini gak gue terima. Gue kan manusia.

Pos Satpam STTJ
16:16
15 Juli 2006


Menjadi Satpam

Baru aja gue mau buat tulisan tentang gue menjadi satpam pengganti di pos satpam kampus gue. Tapi tidak sedikit pun kata yang bisa gue buat gara-gara di sebelah gue ada orang paling resek dan paling bokis sedunia. Jeremia Alfonso Hutajulu.

Jadi, tulisan ini sampai di sini aja.

Pos Satpam STT Jakarta
15 Juli 2006
19:47


Gue Takut Jatuh Cinta

Gue takut jatuh cinta

Kenapa ya?

Betul.. Gue masih kurang bisa memanage perasaan gue dengan baik. EQ gue rendah. Sosial, cara gue berhubungan dengan orang lain gak bagus. Anak manja? Apa hubungannya?

Milih2? Terlalu milih kalee.

PS: ini adalah tanggapan gue atas apa yang dibilang teman gue Jeremia. gue juga lupa dia ngomong waktu itu. tapi waktu itu gue ama dia lagi jadi Satpam pengganti karena seluruh karyawan STT Jakarta pergi ke acara Family Day, acara karyawan STT Jakarta dan keluarganya.

Pos Satpam STT Jakarta
15 Juli 2006
20:10

Tuesday, June 27, 2006

Situasi Kamar Gue

Sejauh mata memandang, seluruh kamar gue sudah diisi oleh barang-barang gue. Hanya saja kata yang paling tepat untuk menggambarkan kamar gue adalah "berantakan".

Gue sendiri bingung gimana caranya gue akan membereskan kamar gue ini. Baiklah gue mulai menggambarkan keadaan kamar gue -- sepandai yang gue bisa.

Jika loe berkesempatan berkunjung ke kontrakan kami, maka kamar gue adalah kamar yang terletak di lantai dua, tepat dekat dengan tangga. Begitu tiba di lantai dua, loe udah bisa ngeliat kamar gue terbuka. Gue memang membiarkan kamar gue terus terbuka karena gak akan ada yang minat masuk ke kamar gue selain gue sendiri.

Belum tiba di pintu kamar gue, loe udah ngeliat sebuah radio terletak tepat dekat pintu. Kalo tertarik untuk melihat kamar gue, loe akan terkejut melihat mouse komputer gue terletak next after the radio. Loe akan disambut oleh sebuah komputer Pentium 4 milik gue begitu loe menginjakkan kaki di dekat pintu kamar. Sekarang ini aja gue lagi ngetik tepat di dekat pintu dan menghalangi orang masuk ke kamar gue. Alasan gue naro komputer gue dekat pintu adalah supaya gue bisa ngetik atau ngerjain sesuatu di komputer gue sementara pertandingan Piala Dunia 2006 bisa gue tonton langsung dari tempat gue duduk sekarang.

Nah, sekarang gambaran mengenai kamar gue akan gue lanjutkan dengan gambaran dari posisi gue duduk di depan komputer gue, sambil mendengarkan lagu dari Winamp 5.11 gue.

Kabel-kabel berseliweran dekat komputer gue. Kabel mouse, kabel USB, kabel keyboard, kabel power untuk radio, kabel speaker, kabel printer, dan juga kabel charger.

Plastik-plastik terletak di sini dan di sana. Plastik-plastiknya ada yang gak berisi apapun dan ada juga yang berisi. Di depan pandangan gue, ada plastik berisi sepasang sepatu berwarna coklat, plastik berisi kaos kaki kotor --masih tetap di dalam plastik itu sejak pindah awal Juni lalu dari asrama, dan plastik berisi obat-obatan. Di arah jam sembilan gue duduk sekarang, ada sebuah plastik berisi sampah. Di arah jam sebelas, ada dua buah plastik berisi barang-barang pindahan dari asrama yang juga belum gue sentuh isinya.

Kotak-kotak juga memenuhi kamar gue. Baru aja gue mengangkat kotak berisi kertas-kertas penting dan gak penting milik gue dan meletakkannya di belakang monitor komputer gue ngetik ini. Ada juga kotak berisi buku-buku gue. Nah, ini dia kotak gue yang isinya cukup mahal kalau dihitung nilainya. Kotak ini berisi majalah-majalah yang gue beli selama setahun ini. Mungkin satu saat akan aku hitung berapa pengeluaran gue untuk majalah-majalah gak penting itu. Oiya, di sebelah gue juga ada kotak yang tadi baru gue buka. Isinya handuk-handuk kotor gue, sprei kotor, dan celana-celana pendek gue yang sekarang udah gue rendam untuk dicuci besok pagi.

Kasur gue sebenarnya belum ada. Teman gue aja yang berbaik hati memberikan kasurnya ke gue untuk tempat gue meletakkan badan gue setiap malam. Nah, kasur tipis itu sekarang dipenuhi oleh pakaian-pakaian gue yang baru gue cuci Sabtu lalu, juga ada buku-buku gak penting yang sering gue bawa beberapa waktu lalu di tas gue, dan dua bungkus Indomie di dalam plastik belanjaan dari Giant.

Ada enam tas terletak di lantai di kamar gue. Dua tas besar tempat pakaian-pakaian dan kain-kain gue waktu pindahan -- dua-duanya masih berisi karena lemari gue belum ada, satu tas ransel yang Minggu lalu gue pake untuk tempat barang belanjaan gue dari Giant di Plaza Semanggi, satu tas ransel rusak tempat barang-barang kecil gue waktu pindahan, satu tas sandang yang hari ini gue pake ke kampus -- baru saja dibalikin teman gue setelah 3 minggu keluar dari asrama, satu tas sandang bercorak militer --hadiah dari majalah Cosmopolitan Men, dan satu tas sandang yang dikasi kakak gue --hadiah dari Maybelline (?).

Gue juga punya dua tempat pakaian. Itu lho, tempat pakaian yang sering dijual di bus-bus itu. Gue buat yang satu untuk tempat pakaian bersih dan satunya lagi untuk tempat pakaian kotor. Fortunately, isi pakaian di tempat pakaian bersih gue lebih banyak dibanding  di tempat pakaian kotor gue. Hanya saja pakaian bersih itu tidak layak langsung pakai. Belum disetrika, euy.

Sektor paling parah di kamar gue adalah sektor yang berada di arah jam sebelas gue duduk ngetik ini sekarang. Banyak sekali barang-barang dan benda-benda (apa bedanya barang ama benda?) kecil yang jumlahnya ratusan. Berapa banyak? Ratusan. Lebih... Karena banyaknya gak akan semuanya bisa disebutkan ataupun dituliskan di sini. Tetapi mari gue coba membuat daftarnya: tempat kacamata gue, kotak tempat tinta stamp-pad; dua kotak tempat celana dalam berisi struk-struk belanja, struk atm, dan struk-struk lainnya; pembolong kertas; dua gulungan benang, hitam dan putih; gunting, panjang dan pendek; tempat pulpen; kartu telepon SingTel, nemu di jalan; kartu Joker, punya teman gue; beberapa notebook, di antaranya notebook dari Plaza Semanggi dan dari majalah M2; buku-buku Saat Teduh; Energen Cereal rasa Kacang Hijau; starter=kit Telkomsel simpati; kartu ucapan selamat ulang tahun; cutter; dua earphone milik gue; tissue Tessa yang masih belum gue buka; dua lembar uang seribu rupiah; double-tape yang masih di dalam plastiknya; botol Aqua 1,5 liter; kamus, Hasta dan oxford; tumbler dari Hoka-hoka Bento; Reader's Digest Indonesia edisi Agustus 2005-April 2006, Reader's Digest Asia, Reader's Digest (USA) edisi tahun 1984; buku tahunan SMUNSA 2002 milik temang gue Marettha, gue gak tahu kapan akan gue balikin ke dia; lipgloss, gak tahu milik siapa, ada di gue setelah malam gembira Dies Natalis kampus gue tahun lalu; Redoxon; Gilette Vector; lem; CD buku English for Theology milik Rael yang belum gue balikin;stamp-pad; tempat stationery berisi uang receh; and so on.

Terus ada dua printer di kamar gue. Satu adalah milik Daniel Manalu, senior gue: Canon S1000SP. Satu lagi milik Hans: HP PSC1410.

Gimana? Apakah gue berhasil memberi gambaran betapa berantakannya kamar gue? Menurut gue sih kurang berhasil, atau bahkan tidak berhasil. Sama seperti gue gak berhasil membereskan kamar gue.

Kata Putri, teman gue yang udah pernah ngeliat betapa berantakannya kamar gue -- walau sekarang lebih berantakan dari waktu dia ngeliat kamar gue--, gue butuh seorang cewek, untuk memperhatikan gue dan juga untuk membereskan kamar gue. Nah, pertanyaannya adalah apa ada cewek yang mau ama gue apalagi melihat betapa berantakannya kamar gue. Memangnya dia mau jadi pembantu untuk beresin kamar gue.

Nah, kakak gue Sabtu lalu nelepon dan bilang ke gue kalau dia disuruh oleh bos dari Medan -- selain orang Medan silahkan gak ngerti maksudnya-- untuk melihat kamar gue dan membereskannya kalau berantakan. Gue ngeles deh kalau gue mau ke tempat dosen gue untuk ngejaga rumahnya selama seminggu dan dia gue suruh untuk datang Sabtu ini aja. Memang sih gue seharusnya sudah bersama teman gue saat ini di rumah dosen Teori Musik Dasar gue itu yang sekeluarga pergi berlibur. Tetapi karena maksud kedatangan kakak gue Sabtu ini, selama seminggu ini gue mau mencoba membereskan kamar gue semampu gue. Sayangnya hasilnya malah tambah berantakan.

Gue butuh pegangan nih. (Gue bingung gimana mo ngeberesin kamar gue.)

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
21:26
27 Juni 2006
DAY-8092