Pages

Thursday, December 31, 2009

Happy New Year 2010, Everyone. God be with us and bless us all.

Journal Number 500

This is my journal number 500 here in vontho.multiply.com. Finally... Glad I can make this right in the end of year 2009.

Number 500 doesn't mean that I has 500 journal posts. I deleted some posts since there was times that multiply post twice for the same entry. Technical problem. I also deleted some posts because I didn't like the entries. The exact number of total posts for my journal is 487 (including this one). It means now I have 487 journal posts since my first post in February 2005. Almost a hundred posts a year. This year alone I posted from post (or Multiply named it as item) number 444. It means I only posted maximum 56 posts (including this one and one or two private -for me and a friend or some friends only- posts). It's a small amount, I guess.

For 2010, I'll make a target. I'll already post Journal Number 1000 on December 31st, 2010. Pasti bisa!

Eydro's Residence
31 Desember 2009
17:17

Kami Bertiga

Random Thought about the Three of Us

Sejak Juni 1999, kami hidup bertiga. Ibuku, kakakku, dan aku. Sebenarnya sejak Bapak pindah ke Batam Agustus 1997, kami sudah tinggal di Medan hanya bertiga. Itu sebabnya tidak terlalu terasa aneh ketika Bapak meninggalkan kami dan tidak akan kembali lagi seperti biasanya bisa datang sebulan sekali dari Batam.

Hubungan kami bertiga setelah kami tinggal bertiga menurutku sering diwarnai dengan like dan dislike bahkan hingga saat ini. (Yang membuatku menulis ini adalah kenyataan bahwa tepat di awal tahun 2009 ini ada sebuah kejadian yang membuatku kurang menyukai ibuku.)

Aku dulu sering tidak menyukai kakakku yang ingin menguasai remote control TV. Setelah dia pindah ke Jakarta di tahun 2000, aku malah punya hubungan yang baik dengannya. Aku hanya menjadi anak yang berada di pihak ibuku saat ibu tidak menyetujui hubungan kakakku dengan kakak iparku sewaktu mereka dulu pacaran. Aku dulu sempat tidak suka juga dengan kakakku karena dia juga tetap tidak mau mengikuti perintah ibuku untuk putus dengan pacarnya. Hanya saja, setelah beberapa tahun di Jawa aku berubah pikiran. Apa yang menjadi alasan ibuku meminta kakakku putus dengan pacarnya menurutku bukan alasan yang masuk akal. Aku tahu ibuku waktu itu merasa dirinya tidak mendapat dukungan lagi atas masalah hubungan kakakku itu.

Kakakku dan ibuku menjadi anak dan ibu yang dekat saat aku menjadi masalah.

Aku dan kakakku, menurutku, menjadi adik kakak yang dekat yang jarang sekali berantem sejak kami berdua sudah tinggal di Jawa. Aku tahu kalau kakakku sayang padaku.

Aku pernah tidak suka pada ibuku. Itu terutama karena sikap dan tindakannya yang kurang baik dan menurutku berlebihan terhadap kakakku. Itu terjadi sampai dua kali. Dan itu membuatku kadang merasa tidak berharga. (Perasaan yang aneh sepertinya.) Ibuku melakukan sesuatu yang menurutku hal itu lebih cocok dilakukan padaku. Kakakku jauh lebih baik dariku, tetapi kenapa hal itu malah dilakukan kepada kakakku?

Aku, kakakku, dan ibuku sering sekali terlihat bahagia bila sedang bertiga. Akan tetapi, dalam hidup ini kita tidak harus selalu bahagia kan?

Eydro's Residence
31 Desember 2009
16:26

Wednesday, December 30, 2009

2009: Ketakutan

Januari 2009 aku hanya menulis sebuah tulisan di blog ini. Judulnya Coret-coretan Saja. Parahnya, satu paragraf tulisan itu dicopy-paste untuk artikel Student of The Month Kurir edisi Mei 2009. Akan tetapi, paragraf itu pulalah yang sebenarnya menggambarkan kehidupanku selama hampir sepanjang 2009 ini. Penuh dengan ketakutan.

Kuliah semester 8, Collegium Pastorale I, kuliah semester 9: itu garis besar kehidupanku selama tahun 2009. Dan dalam proses menjalani ketiga bagian besar itu, ketakutanlah yang paling banyak menjadi bagian hidupku.

Dear Friends, terima kasih untuk teman-teman yang ada untuk membantuku melalui tahun 2009ku yang penuh dengan ketakutan. Semoga tahun 2010 bukan lagi menjadi tahun yang penuh dengan ketakutan untukku (dan untuk kita semua).

Eydro's Residence
31 Desember 2009
15:11

Cream Soup KFC

Aku sebenarnya ingin membuat review ini di bagain Review, tetapi tidak ada kategori yang tepat untuk review yang akan aku buat ini. Review ini adalah tentang Cream Soup KFC.

Pertama sekali aku merasakan Cream Soup KFC adalah ketika seorang teman yang berulang tahun awal Desember lalu mentraktir beberapa dari kami di KFC Cikini. Cream Soup yang hanya berharga Rp5.500 itu dibeli oleh seorang teman sebagai dessert. Aku diberi kesempatan untuk merasakan sedikit.

Kedua kalinya aku menikmati seporsi (atau lebih) Cream Soup KFC adalah di KFC Pondok Indah Mall 1. Waktu itu kami hendak ke rumah seorang dosen kami dan mampir di PIM1 untuk menunggu teman kami yang membawa mobil.

Ketiga kalinya aku menikmati Cream Soup KFC adalah di KFC Plaza Senayan ketika beberapa hari yang lalu rombongan Eydro berjalan-jalan ke sana. Kali ini aku memang sengaja membeli Cream Soup itu untuk membandingkan rasanya dengan Cream Soup di dua tempat sebelumnya.

Waktu makan Cream Soup di KFC PIM1, Daniel (teman yang Cream Soup-nya aku cicipi di KFC Cikini) mengatakan kalau rasa Cream Soup di PIM1 lebih enak dari Cream Soup di KFC CIkini. "Kalau yang di Cikini lebih encer," ujarnya. Aku juga berpendapat demikian. Rasa penyedap rasa di Cream Soup KFC Cikini juga sangat terasa. Waktu itu aku dan Daniel berpendapat Cream Soup KFC PIM1 lebih enak. "Kalau mau makan Cream Soup KFC, sebaiknya di KFC PIM1," ucap kami bercanda. Niat banget gak sih mau makan Cream Soup  KFC yang harganya 5500 rupiah harus ke PIM dulu?

Cream Soup KFC Plaza Senayan, menurut lidahku yang tidak pernah terlalu mempermasalahkan rasa, memiliki rasa yang kurang lebih sama dengan Cream Soup KFC PIM1. Sekental yang di PIM1, tetapi rasa penyedap rasanya cukup terasa juga seperti di KFC Cikini.

Pertanyaannya: memang beda ya rasanya di setiap KFC? Dari pengalamanku makan Cream Soup di 3 KFC berbeda sih jawabannya sepertinya iya. Bagaimana menurut Anda?

Eydro's Residence
31 Desember 2009
13:34

(foto: Cream Soup KFC Plaza Senayan)

Monday, December 28, 2009

Random: Apulman Saragih

Random Facts about Apulman Saragih

Born in Parsinalihan, 29 December 1953. That's why he was called 'par-Parsinalihan' (like Jesus from Nazareth, par-Parsinalihan means Apulman Saragih from Parsinalihan).

He grown up in a village named Padang Bulan. He and his older sister was the only children who went to school from that village back in his childhood. He woke up earlier than his siblings and cooked himself an egg. That was the reason, according to his older sister, why he was smarter than his siblings.

He went to the same Sekolah Menengah Pertama with his future wife in SMP Negeri Raya. They only attended the same class in the 3rd grade in SMP, the smart(?) class.

He went to SMA GKPS Raya. He often got "Juara Umum" but he never got his present for being so. The present was given to his friends. (Or was taken?)

He was not allowed to take an exam to enter any Perguruan Tinggi Negeri. He was only allowed to take exam to enter 'sekolah pendeta' as it was his mother's promise to God.

He came to Jakarta in January 1974 right at the time Peristiwa Malari was happened. He attended Sekolah Tinggi Teologi Jakarta from 1974 until 1979. He took Church History as his major. He wrote about Sinalsal as his 'skripsi' under 'bimbingan' Th van den End.

In 1980, he married TL Purba right on his mother's 50th birthday.

He entered the 'masa vikar' in March 1980 and was ordained as 'pendeta' on 12 April 1981 in GKPS Teladan, Medan, just three days after his first child was born in Galang.

He became 'pendeta' in 4 places with not less than 30 congregations (in total) during his only 18 years of service.

How's that? Random?

Eydro's Residence
29 December 2009
07:05

I just wrote a note for almost one and a half hour in my phone. Short enough for a long enough time. It's the 'Keretaku, 26 Desember 2009'.

Keretaku, 26 Desember 2009

Cerita ini tentang kejadian di KRL Ciujung, Sabtu (26/12) yang lalu.

KRL Ciujung adalah kereta AC Ekonomi Serpong-Tanah Abang. Aku naik kereta ini dari Stasiun Pondok Ranji dengan tujuan Stasiun Tanah Abang. Aku naik dari Stasiun Pondok Ranji pada pukul 9.20. Tentu aku berdiri karena pada jam seperti itu memang penumpangnya padat.

Keretaku, aku sebut demikian, berhenti di Stasiun Kebayoran. Para penumpang banyak yang turun. Beberapa waktu sebelum pintu keretaku tertutup, seorang kondektur tiba-tiba bergerak cepat ke arah pintu di dekat aku berdiri dari pintu yang satu lagi. Dia berhasil menahan pintu untuk tetap terbuka sementara pintu yang lain sudah tertutup. Dan kemudian dia memerintahkan seorang bapak tua yang membawa karung plastik yang berdiri di dekat pintu untuk segera turun. "Pak.. Cepat turun, Pak!" Aku melihat bapak tua itu sudah hendak menuruti perintah kondektur itu. Hanya saja dia sepertinya ragu karena kereta sudah mulai bergerak. "Cepat, Pak. Lompat!" perintah kondektur itu sambil tetap menahan pintu kereta. Melihat keretaku yang sudah mulai melaju kencang tetapi bapak tua itu tidak melompat juga, dan juga mungkin mendengar reaksi penumpang keretaku, dia kemudian memberi perintah baru, "jangan, Pak!" Setelah bapak tua itu kembali berdiri, dia lalu membiarkan pintu keretaku tertutup. Dia lalu pergi ke gerbong lain melanjutkan pekerjaannya memeriksa karcis para penumpang keretaku. Seketika itu aku hampir meneteskan air mataku. Bapak tua itu hampir saja melompat dari keretaku yang sudah melaju hanya karena kondektur memintanya. Aku langsung berpikir, "sial! Ini pasti ada hubungannya dengan keretaku yang tidak untuk orang miskin."

Keretaku terus bergerak ke arah Stasiun Tanah Abang. Mendekati Stasiun Palmerah, satu stasiun sebelum Stasiun Tanah Abang, kondektur tadi bersama seorang temannya sesama kondektur datang lagi ke arahku, ke pintu di mana bapak tua itu masih berdiri. Tak lama kemudian keretaku berhenti di Stasiun Palmerah. Pintu terbuka. "Pak, turun, Pak!" Bapak tua itu kemudian turun. "Gak ada PKD lagi..." ucap kondektur itu pada temannya.

"Memang kenapa, Mas?" tanyaku pada kondektur itu ketika melewatiku. "Tak punya karcis, Pak. Udah sering dia begitu. Udah sering saya bilangin kalau mau naik, naik yang kereta ekonomi, jangan yang AC. Tapi tetap aja dia naik yang ini," jelasnya. "Oh..," ucapku lalu dia bergerak meninggalkanku.

Kejadian itu membuatku bertanya, salah siapa? Salah bapak tua itu, atau salah kondektur itu, atau salah keretaku?

Eydro's Residence
29 Desember 2009
00:09

Grandmom and Trully-Orang-Kampung

My mom told me about my father's mom who came to Medan before Christmas. She intended to call me and my sister to talk to us. Since my mom was a too busy person in the church near Christmas day, she just told my mom to tell us that we have to listen our mom. "'Your father always hear what I say,' tell them so," my mom told me 'meniru' what my grandmom said to her. It turned me to remember the day my grandmom punched(?) my father's head a few days before he went away.

The fact that my almost-80-years-grandmom came by herself from Padang Bulan to Medan make me a little bit miss her. A story my mom told me about people in Padang Bulan also make me realize that I'm actually trully-orang-kampung.

Eydro's Residence
28 Desember 2009
22:35

Saturday, December 19, 2009

Musik: Terpukau, Kagum, dan Ingin Rasanya

Aku tadi terpukau pada dua grup musisi jalanan di dalam bus 213 dalam perjalanan ke Mal Ciputra. Grup pertama terdiri dari 3 remaja perempuan. Dua orang di antaranya sudah pernah aku lihat sebelumnya. Yang membuat aku terpukau adalah mereka bernyanyi dengan penuh semangat dan ekspresi seakan hari ini adalah hari terakhir hidup mereka. Grup kedua adalah grup yang terdiri dari dua orang laki-laki. Mereka menyanyikan lagu dari ST12. (Sumpah, aku tak tahu judul lagunya apa.) Aku terpukau pada suara penyanyinya yang mencoba mirip dengan penyanyi aslinya. Dan kemudian lagu kedua yang mereka nyanyikan memberikan inspirasi padaku. "Teruskanlah" oleh Agnes. "...kau orang lain tetapi kekasihku bagiku..." Itu versi yang muncul tiba-tiba di kepalaku saat mendengar mereka bernyanyi lagu itu.

Aku kemudian lebih terpukau lagi waktu melihat rehearsal KMK dengan tim musik untuk lomba paduan suara besok. Kak Christine Mandang tanpa segan-segan meminta para pemain musiknya mengubah cara mereka bermain yang menurutnya tidak sesuai. "Ini bukan Brahms... bla..bla..bla.. Coba Bach." Sense-nya terhadap alat musik juga tidak diragukan lagi. Walaupun aku tahu tetap saja ada yang tidak suka pada caranya bermain musik, aku tetap salut pada kemampuan dan pengetahuannya di bidang musik gereja.

Aku hanya bisa kagum. Itu karena aku tidak bisa bermain musik apapun. Suaraku pun hanya sedikit mendekati standar, bahkan cenderung hancur. Akan tetapi, aku termasuk penikmat musik. Hampir semua jenis musik aku suka, termasuk "dangdut is the music of my country."

Ada satu keinginanku berhubungan dengan musik. Aku ingin mendengar lagu "Somebody to Love" dinyanyikan secara 'live' lengkap dengan paduan suara. Aku pernah berpikiran agar lagu itu dinyanyikan oleh kelas Paduan Suara di STT Jakarta. Penasaran bagaimana jadinya.

Mal Ciputra (dan diselesaikan dalam perjalan pulang di dalam bus 213)
19 Desember 2009
22:13

Friday, December 18, 2009

My First Time in MOI

Aku sangat mengantuk. Ini karena aku kurang tidur kemarin malam. Entah kenapa aku malah susah tidur setelah semua tugas selesai (setidaknya untuk yang benar-benar harus dikumpulkan dalam minggu UAS kemarin).

Sekarang aku masih di Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading. Ini pertama kalinya aku datang ke sini. Hanya saja aku ke sini bukan dalam rangka jalan-jalan. Aku diminta untuk mendokumentasikan penampilan KMK STT Jakarta dalam perlombaan paduan suara yang diselenggarakan oleh Jaya Suprana School of Arts. Perlombaannya sudah selesai dan KMK mendapat posisi juara Harapan II dari peserta yang hanya berjumlah 9 kelompok paduan suara. FYI, IMHO jurinya bukanlah juri yang biasa untuk menilai penampilan paduan suara. KMK memberikan partiturnya, tetapi sama sekali tidak dipakai oleh ketiga jurinya. Memang salah satu jurinya adalah salah satu personil Penta Boyz, tetapi dari cara mereka menilai (juara 1 yang mereka pilih adalah paduan suara yang melakukan kesalahan fatal di awal mereka bernyanyi) terlihat bahwa mereka tidak cocok menjadi juri lomba paduan suara.

Mengenai penyelenggaraan, panitia sangat tidak siap. Kurang memperhatikan buku Joining Together dalam mata kuliah Proses Kelompok. (Nah, lho?) Pokoknya sangat terlihat ketidak-profesionalannya dalam menyelenggarakan lomba paduan suara.

Di awal aku mengetik tulisan ini di hapeku, aku memang mengantuk. Akan tetapi, sekarang aku sudah tidak mengantuk lagi. Aku duduk di atas panggung yang entah untuk apa ada di depan Centro MOI ini sambil menunggu Yosafat dan Daniel mencari-cari apa yang hendak mereka beli.

Aku beralih ke topik lain. Hari ini aku melihat sepasang kekasih yang masih baru jadian berjalan bergandengan tangan di MOI. Hmmm... Aku senang melihatnya, sekaligus cemburu.

Aku sudah capek mengetik ini lebih dari 15 menit lamanya. Aku pikir aku sebaiknya berhenti saja. Aku sudahi tulisanku ini dengan sebuah ucapan, "sampai jumpa."

MOI
18 Desember 2009
18:14

Monday, December 14, 2009

9 Oktober 2009. Di hari itu terakhir kali aku menggunting kukuku. Aku bisa ingat kan? LOL.

Gambar yang Lebih Besar

Dua kali dalam pagi ini aku langsung mendapat sebuah pencerahan yang bisa dihubung-hubungkan dengan refleksi kehidupan. Walaupun sedikit dipaksakan, tidak apalah.

Pertama, aku membuka sebuah profile seorang pengguna Twitter yang postnya di-retweet oleh @iheartquotes. Dari profile itu, aku melihat sebuah nama profile yang sedikit aneh. @mcmuffinsaresex. Share sex? Itu yang pertama ada dalam pikiranku. Aku membukanya ingin tahu apakah yang memiliki profile itu seperti yang aku bayangkan. Ternyata di bagian Bio -semacam info diri pengguna sepanjang maksimal 160 karakter-, Gabrielle D (nama penggunanya) menjelaskan apa yang menyebabkan usernamenya seperti itu. "female. i wanted my name to be mcmuffinsaresexy but it wouldn't fit. sorry." LOL.

Kedua, aku membuka halaman Inbox Multiply-ku. Aku membaca sebuah link Notes berbunyi, "Kalau tidak salah, tepat tiga tahun yang lalu terakhir kali menginjakkan kaki di lantai..." Tahu apa yang muncul di pikiranku? Orang yang menulis note itu kemungkinan sudah tiga tahun tidak bisa menginjakkan kaki lagi di lantai entah karena apa. Kasihan sekali, pikirku. Aku hampir menangis membayangkan itu. Aku klik di link-nya. Dan ternyata kalimat lengkapnya berbunyi, "Kalau tidak salah, tepat tiga tahun yang lalu terakhir kali menginjakkan kaki di lantai 2 Masjid Al-Amanah ini."

Dua kejadian di atas memberikanku pencerahan. Aku teringat sebuah ungkapan atau kutipan -entahlah- yang artinya kurang lebih: jangan melihat gambar yang kecil. Lihat atau tunggulah gambar yang lebih besar. Sering gambaran yang kita lihat sekarang adalah gambaran yang fragmented. Ah, susah nih buat kalimatnya. Mungkin lebih baik mengutip saja sebuah kutipan yang aku baru saja cari dan mungkin bisa menggambarkannya.
Many are so caught up in their own problems that they cannot see the big picture. Often, seeing the big picture can give one the perspective that makes illusive solutions suddenly easy to visualize. One form of hope can be accessed through stepping outside of yourself and seeing the bigger picture.
Mr.Prophet in Gaia.com

Abednego Residence
15 Desember 2009
08:59

Duapuluh-tiga Lewat Limapuluh-satu

Duapuluh-tiga lewat limapuluh-satu
Angka itu terlihat di taskbar Windows-ku
Tujuh menit lagi sudah hari baru
Ada satu pertanyaanku
Apakah mungkin dia mencintaiku?



Saturday, December 12, 2009

Beethoven's Prayer

O God give me strength to be victorious over myself,
for nothing may chain me to this life.
O guide my spirit, O raise me from these dark depths,
that my soul, transported through Your wisdom, may fearlessly struggle upward in fiery flight.
For you alone understand and can inspire me.

Ludwig van Beethoven (1770-1827), after he realized that his deafness was incurable, Germany
Doa ini adalah doa yang disampaikan oleh Pak Joas sewaktu mengawali kelas Teologi Agama-agama hari Selasa lalu (1 Sept '09). Aku pikir waktu itu doa ini memang tertulis dalam bahasa Indonesia, ternyata tidak. Beliau menerjemahkan langsung (sepertinya sudah dipersiapkan juga sebelumnya) dari buku yang dibawanya. Buku itu berjudul "The Bridge of Stars: 365 Prayers, Blessings, and Meditations from Around the World."

Buku itu aku pinjam. Aku meminjam buku itu khusus untuk mencari doa ini. Doa yang menurutku dapat memberikan inspirasi. Kalimat doa yang diterjemahkan Pak Joas-lah yang membuatku ingin mencatat doa ini. "Ya Tuhan, berikanlah aku kekuatan untuk menang atas diriku sendiri.." Kalimat itu sepertinya kalimat yang tidak pernah aku minta kepada Tuhan, tetapi aku sering sekali ingin menang atas diriku sendiri. Bukankah sulit untuk mengalahkan diri sendiri?

O God give me strength to be victorious over myself..

(posted in my Facebook's Notes:
Saturday, September 5, 2009 at 7:36am)

Aku sedang agak kesal sama Andre. Entah kenapa dia tadi tiba-tiba "teasing me" dengan masalah yang dapat dikategorikan masalah cinta.

Friday, December 11, 2009

I Need A Break

Apakah kasih terhadap saudara itu? Aku pikir kasih terhadap saudara adalah kasih terhadap saudara. That's it. Apa lagi memang yang bisa diharapkan dari kasih terhadap saudara?

break

Kasih terhadap saudara menurut Surat-surat Yohanes. Harus buat dulu latar belakang apa yang menyebabkan penulis Yohanes membuat surat-surat itu. Apakah iseng saja? Kalau dari paper kelompok terakhir kemarin kan ada kaitannya dengan munculnya aliran Gnostisme. Lalu kenapa pula penulis surat Yohanes harus mengkaitkannya dengan mengasihi saudara? Apa coba yang dipikirkan oleh penulis surat Yohanes?

break

Temanku ada yang bilang harus banyak buat 'cuap-cuap' tidak penting dulu di pendahuluan. Apa ya baiknya? Kasih terhadap Saudara? Penting gitu? Masa begitu?

break

Pada saat ini mengasihi saudara adalah sebuah hal yang biasa. Bukankah begitu? *nah, ini mah lebih parah*

break

Kasih merupakan suatu hal yang esensial di dalam kekristenan. Allah adalah kasih merupakan salah satu pernyataan yang penting di dalam Surat Yohanes. "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam kasih dan Allah di dalam dia." Itu adalah bunyi I Yohanes 4:16b. Kasih ternyata merupakan tema yang penting di dalam Surat Yohanes. Kasih terhadap siapakah? Menurut Samuel B. Hakh dalam kuliah terakhir mata kuliah Teologi Perjanjian Baru semester ganjil tahun ajaran 2009/2010, ajaran etika paling utama dari Surat-surat Yohanes adalah kasih terhadap saudara. Mengapa demikian? Itulah yang sebenarnya menjadi tugasku dalam membuat makalah ini.
How's that? Is that a 'Pendahuluan'?

break

Kasih menurut kamus bahasa Indonesia:
Belas kasihan

Beberapa ayat yang penting berhubungan dengan kasih terhadap saudara menurut Surat Yohanes:
I Yoh 2:9: Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
10. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
11. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan telahmembutakan matanya.

3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
3:16 ...; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?


Tentang Kasih
Allah adalah Kasih (4:7-21)
4:7: ...kita saling mengasihi karena kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
4:20 Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

break

Apa lagi yang akan aku buat? Sepertinya memeriksa arti kata 'saudara' dari setiap ayat di atas sepertinya bisa dilakukan.

break

Kasih merupakan satu kata yang penting di dalam Perjanjian Baru. Kata ini sering muncul di dalam tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru. Kata yang digunakan oleh penulis surat Yohanes adalah agape (αγάπη). I wonder whether the description in page 130-134 about St.John's conception of love will be useful for this.

break

The sixth section once again picks up the motif of love (cf. 3.11-14), only this time the emphasis is on sanctification more than assurance of salvation (4.7-21). This love is shown in Christ’s death (4.7-12; cf. 3.16-17), which in turn is witnessed by the Spirit as a display of God’s love (4.13-16a; cf. John 3.16). Once God’s love is truly grasped—both by the evidence of history and the witness of the Spirit—it necessarily removes all fear, for “perfect love casts out fear” (4.16b-18). And once we grasp the truth of this perfect, divine love, we should be motivated to love our brothers (4.19-21). (from http://bible.org/seriespage/1-john-introduction-argument-and-outline) (the bold one is the important one for me..), tetapi aku masih belum mengerti kenapa kasih terhadap saudara menjadi penting bagi penulis Surat-surat Yohanes? Apakah sebenarnya tidak penting, tetapi Pak Samuel Hakh saja yang menginginkan topik itu untuk dibahas?

break

KISS! (Keep It Simple, Stupid!)

break

Ah, sial. Banyak ide, tetapi aku bingung menyatukannya. Tujuan penulisan apakah hanya memaparkan saja? Apakah permasalahan nyata saat ini yang berhubungan dengan kasih terhadap saudara? Have no idea about this.

break

Struktur penulisan saja belum jelas. Sepertinya harus dibuat sekarang.
Pendahuluan: berisi tentang latar belakang tidak penting yang menyebabkan kasih terhadap saudara ini perlu dibahas (termasuk karena ini tugas akhir saja?). Isi: latar belakang penulisan Surat-surat Yohanes (ini bukannya mengulang paper kelompok terakhir waktu itu ya?) Pengertian 'kasih,' pengertian siapakah 'saudara' menurut Surat Yohanes. Apakah yang membedakan kasih di dalam Surat Yohanes dengan di kitab lain (bila ada)? Apa yang membuat kasih terhadap saudara di dalam Surat Yohanes berbeda (bila ada juga)? Lalu, Kesimpulan dan Aplikasi. Hmm.. Hanya seperti itu? My mind says it's not enough yet. Sial..

break

I need a break. Forget perfection. Stop planning. Remove distractions!


Abednego Residence
12 Desember 2009
14:34

Menantang Tuhan?

Tuhan, apakah yang sedang aku pikirkan?
Apakah Engkau tahu?
Kenapa aku berpikiran demikian?
Apakah Engkau tahu, Tuhan?

Kalau Engkau tahu, coba beritahukan kepadaku!
Aku ingin tahu.


Abednego Residence

12 Desember 2009
13:07

Kasih terhadap Saudara

Kasih terhadap saudara menurut Surat-surat Yohanes merupakan topik untuk makalah akhir mata kuliah Teologi Perjanjian Baru yang aku ikuti semester ini. Setelah tugas itu diberikan, aku memang sering memikirkan apa yang akan aku tulis di dalam makalah itu. Dalam bayanganku, aku akan menulis ‘apa arti kasih menurut surat-surat Yohanes’, ’siapakah saudara yang dimaksud di dalam surat-surat Yohanes’, ‘lalu bagaimanakah kasih terhadap saudara itu’.

Dalam memikirkan untuk membuat makalah itu, aku membaca beberapa buku. Salah satu yang paling aku pikir penting adalah siapakah saudara yang dimaksud dalam surat-surat Yohanes.

kasih yang dipercakapkan Yohanes adalah sikap seseorang kepada saudaranya, yaitu kepada tetangga sebelah kita(?), seesorang yang berada di samping tempat ia hidup dan bekerja, seseorang yang dengannya ia menjalin kontak setiap hari. Terdapat sejenis sikap Kristen yang dengan bersemangat mengkhotbahkan kasih kepada orang-orang di negeri lain, tetapi tidak pernah mengupayakan persekutuan dengan tetangga di sebelah pintu rumahnya atau paling tidak berusaha untuk hidup dalam damai dengan mereka di dalam suatu lingkungan kekeluargaan sendiri.
-William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap Hari Surat-Surat Yohanes dan Surat Yudas (Jakarta: Gunung Mulia, 1990), 76-77.

Teks ini langsung mengingatkanku kepada sebuah tulisan yang pernah aku baca di kungfugrippe.com. Penulis website itu mengkritik tentang sebuah cara kepedulian terhadap orang lain di belahan dunia lain dengan cara yang dalam penafsiranku menurutnya agak aneh.

For anyone who thinks a hashtag campaign or a goddamned ribbon helps “raise awareness” for anything more than our own bloated and self-involved sense of self, get over yourself.

Hampir sama dengan tafsiran terhadap surat-surat Yohanes, penulis kungfugrippe.com lebih memilih untuk mengasihi saudara yang terlihat, yang dapat dijangkau.

But, if you believe for one minute that publicly agreeing with an echo chamber is changing anyone’s mind, behavior, or outlook, you need to stand up, locate your disused front door, walk the f**k through it, and then go spend a full (unwired) day doing something to actually help another person.

Tulisan inilah yang mempengaruhiku untuk tidak terlalu ikut ambil pusing dengan permasalahan Prita. Beberapa waktu yang lalu aku memang ikut dalam sebuah gerakan yang dibuat oleh RED, sebuah perusahaan yang memiliki perhatian terhadap permasalahan HIV/AIDS di Afrika, dengan membuat foto profile Facebook-ku dengan foto dari grup mereka. Selain itu aku juga membuat theme halaman Twitterku dengan sebuah theme yang didesain oleh @JOINRED. Setelah membaca tulisan itu, aku juga akhirnya memutuskan untuk menggantinya.

Kasih terhadap saudara. Hmmm… Makalah itu harus dibuat minimal 7 halaman dan aku belum tahu membuat apa selain yang telah aku tuliskan di atas.

Abednego Residence
11 Desember 2009
18:09

as posted previously here

My Multipy is back. Am I the only one who cannot access Multiply in the last few hours?

Thursday, December 10, 2009

Archives to Remember

Setiap orang pasti mendapat pengaruh dari orang-orang terdekatnya, misalnya keluarga. Aku sendiri mendapat banyak pengaruh dari apa yang aku pernah lihat dilakukan oleh almarhum Bapakku. Dia termasuk orang yang menyimpan dengan rapi banyak hal yang sepertinya tidak perlu untuk disimpan.

Aku pernah menemukan buku Bapak yang isinya daftar pengeluarannya sewaktu masih kuliah di Jalan Proklamasi 27. Ada juga buku harian yang berisi rincian singkat beberapa hal yang dia lakukan dalam satu hari. (Aku bahkan membawa buku catatan hariannya tahun 1978 dari Medan sewaktu pulang Desember lalu.) Aku juga pernah menemukan sebuah bundle surat yang merupakan copy carbon dari setiap surat yang dikirimkan (dan diterima) oleh Bapak, termasuk dari dan kepada beberapa perempuan yang dekat dengannya. (LOL.)

Tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Bapak dulu, aku pernah membuat daftar pengeluaranku di Microsoft Excel. Lebih canggih, bukan? Aku memang tidak punya buku harian, tetapi blogku ini dulu sebenarnya berfungsi sebagai catatan harian. Banyak entry dari journal-ku yang merupakan catatan atas rangkaian kegiatan yang aku lakukan dalam suatu hari. Soal surat-menyurat, sekarang memang tidak zamannya lagi. Sekarang sudah zamannya surat elektronik atau pesan pendek. Surel sudah pasti akan tetap berada di Inbox akun surel tertentu kalau tidak dihapus. Pesan pendek? Kapasitas penyimpanan pesan pendek di handphone kan terbatas. Tak mau kalah dengan Bapakku dulu, aku mulai membuat arsip pesan pendek yang aku terima di tahun 2003. Saat itu aku sedang jatuh suka dengan seseorang. Setiap pesan pendek yang aku terima darinya menjadi pesan pendek yang aku ketik ke komputerku. Kemudian kebiasaan itu berkembang ke mengetik semua pesan pendek yang masuk ke Inbox handphoneku.

Kebiasaan mengetik ke komputer semua pesan pendek yang masuk ke Inboxku berubah menjadi mengetik pesan pendek dari orang tertentu saja. Dan sekarang, aku malah tidak mengetik lagi pesan pendek itu. Aku hanya menyimpannya di handphoneku dan menyalinnya dengan menggunakan Nokia PC Suite ke komputer.

Pertanyaanku paling utama ketika hendak menulis ini adalah: akan diapakan nantinya semua arsip itu? Penting nggak sih, Von? Masak hanya untuk ditunjukkan ke anak cucu?


Abednego Residence
11 Desember 2009
10:45

Sesi Bercerita dan Mendengarkan Cerita

(tulisan ini hanya berisi random facts tentang "Sesi Bercerita dan Mendengarkan Cerita" yang kemarin dilakukan di kontrakan Irmanda dan Ike di Tambak)

Cinta dan persahabatan. Itulah yang menjadi topik pembicaraan kami kemarin malam hingga tadi pagi dalam acara yang aku namakan "sesi bercerita dan mendengarkan cerita". Yang hadir dalam sesi itu ada 9 orang: aku, Armand, Sergio, Stepanus, Jeremia, Grice, Irmanda, Andre, dan Ike. Ada dua orang lagi yang hanya muncul sebelum sesi menembus pagi dimulai. Cerita di dalam sesi bercerita dan mendengarkan cerita ini terlalu tabu untuk dibeberkan di depan umum, atau dibeberkan bukan di depan orang yang bersangkutan. Beberkan di depan orang yang bersangkutan: itu adalah etika gosip yang dianut kebanyakan anak Abednego. (Iya gitu?)

Pada kenyataannya, sesi bercerita dan mendengarkan cerita kemarin itu banyak membeberkan cerita teman-teman sekelas kami yang juga tidak ikut dalam sesi itu. Sesi kemarin itu bisa saja disebut bergosip, tetapi bagiku sesi kemarin sangat membuka mataku. Aku ternyata masih terlalu dangkal dalam menilai orang lain. Apa yang terlihat baik, belum tentu benar-benar baik, dan apa yang terlihat buruk, belum tentu benar-benar buruk. Walaupun serasa berkumpul di kalangan pencemooh, sesi kemarin mengajarkanku untuk lebih bersikap bijaksana. (Apa sih, Von?)

Cerita-cerita yang muncul adalah sejarah tentang cinta yang juga mempengaruhi persahabatan, dan begitu juga sebaliknya.

Untuk sementara, pemilik data sejarah paling banyak tentang cinta yang berkembang di Abednego adalah Andre.

Aku yang biasanya hanya duduk diam mendengarkan ketika teman-temanku memaparkan fakta dari sebuah gosip, tadi pagi pun harus bercerita sedikit. Dari pertanyaan teman-teman yang lain, aku bercerita tentang kepada siapa saja aku pernah jatuh suka di STT Jakarta. Aku menyebut 3 nama. Pertanyaan Ike mengenai seberapa besarkah usahaku selama ini untuk mendapatkan cewek yang aku suka dijawab oleh Sergio. "Dia itu kalau suka sama seorang cewek, hanya sebatas kagum saja. Dia tidak terlalu berusaha untuk mendapatkannya. Menurut gue sih begitu," jawab Sergio.

Pertanyaan mengenai a gift from secret admirer di akhir semester 4 sepertinya mulai terungkap. LOL. Hanya saja kalau orangnya tetap tidak mau mengaku, bisa repot.

Buatku, cerita tentang Stepanus berada di urutan kedua setelah cerita tentang Grice sebagai cerita paling top.

(terlalu banyak fakta dari sesi kemarin yang tidak bisa dibagikan untuk Everyone)

I LOVE ABEDNEGO. (this is the ultimate fact)

Abednego Residence
10 Desember 2009
18:35

Tuesday, December 8, 2009

Inbox Multiply sedang mengalami masalahkah karena perpindahan server mereka? Atau hanya terjadi di account-ku saja?

Playlist Aneh

Tadi pagi aku terbangun pukul 4 pagi. Ada Yosev yang tidur di lantai kamarku, tidur dengan posisi seperti aku biasa tidur. Tak lama, dia terbangun memindahkan tubuhnya ke tempat tidur Jeremia di ruang tengah lantai 2 Abednego Residence. Setelah dia pergi, aku kemudian melihat Winamp-ku. Ada 4 lagu: Barry White - You're The First, The Last, My Everything; Unknown Artist - Track 5 (lagu Taize - Magnificat); Bryan Adams&Barbara Streisand - I Finally Found Someone; dan Westlife - I Don't Wanna Fight. Entah siapa yang membuat playlist itu, tetapi menurutku playlist yang aneh. Kenapa ada lagu Taize?

Playslistnya sudah cukup aneh. Aku malah ikut-ikutan aneh tadi pagi dengan malah sering bernyanyi bagian reff lagu Westlife - I Don't Wanna Fight. Nah, dari keempat lagu itu, aku memang suka lagu Barry White dan lagu Bryan Adams&Barbara Streisand. Lagu Barry White memang salah satu lagu dalam jajaran Most Played di Winampku. Sedangkan lagu Bryan Adams&Barbara Streisand memang salah satu lagu yang aku suka saat aku sedang jatuh suka. Semacam harapankah kalau aku finally akan found someone? LOL.

Playlist aneh, tetapi dari tadi aku hanya memutar playlist itu di Winampku. Aku kah yang aneh?

Abednego Residence
9 Desember 2009
12:23

I Finally Found Someone.

Monday, December 7, 2009

Terhibur

Sekitar pukul 08.35 tadi aku sedang sarapan di Warung Nasi Citra, warung makan di sebelah Kontras. Televisi di warung itu menyala dan sedang menayangkan acara Inbox di SCTV. Aku kemudian langsung terkagum-kagum melihat beberapa orang di luar warung yang merasa terhibur dengan klip video "Selimut Hati" yang dinyanyikan oleh Dewa.

Ada dua orang laki-laki yang menonton dengan seksama video klip itu. "Masih Maia ya?" yang seorang bertanya seperti tidak membutuhkan jawaban. Laki-laki yang satu lagi kemudian ikut menyanyi mengikuti lagu yang sedang diputar itu dengan bergaya memegang sebuah kertas sebagai microphone-nya.

Sebuah klip video saja ternyata dapat membuat mereka terhibur. Hmmm... How about you?

Abednego Residence
8 Desember 2009
9:33


Saturday, December 5, 2009

Malam Minggu

Sekitar pukul 19.30 tadi aku menerima telepon dari kakakku. Dia menelepon karena aku sebelumnya meneleponnya, tetapi dia tidak mengangkatnya. Kami lalu berbicara mengenai teleponnya yang tadi siang tidak aku angkat. Pembicaraan kami berlanjut dengan kepastian tentang aku pulang ke Medan atau tidak. Aku sih tidak ingin pulang ke Medan. Hanya saja kalau Mamak (nantinya) menginginkan aku pulang, aku harus pulang. Harus? Bisa juga sih tidak harus. Apalagi alasannya tiket belum dibeli hingga sekarang. Kalau beli sekarang tentu harganya sangat mahal. Ah, itu tidak ada dalam pembicaraan kami.

Yang mengejutkan buatku adalah pertanyaan kakakku ketika pembicaraan kami akan selesai.

"Eh, malam minggu ke mana?"
"Ke mana? Di rumah aja," jawabku seadanya.
"Nggak ke mana-mana?"
"Nggak."
"Bukannya udah ada?"
"Hah? Nggak ada..."

Kurang lebih begitulah akhir pembicaraan kami tadi. Hmm.. Aku menduga ini pasti ada hubungannya dengan status hubungan (relationship status) di Facebook. Status itu berubah menjadi In a Relationship setelah sebelumnya berstatus Married to Yulius Perdana Putra. Aku memilih untuk membuat statusku In a Relationship setelah perceraian sepihak dari Yulius karena aku pikir status seperti itu lebih baik. Tidak akan ada yang naksir lagi padaku.

Setelah pembicaraan itu, aku ditemani oleh Sergio pergi berbelanja ke Carrefour Express di Menteng Prada. Setelah berbelanja, aku makan malam berdua dengan Jeremia di RM Jatim. Setelah hari ini aku habiskan tanpa hal yang berguna, ternyata malam minggu ini setidaknya dapat aku lalui bersama teman-temanku.

Kapan ya aku bakal malam mingguan bersama seseorang yang 'spesial'? Kalau dari kalimat penutupku saat berbicara dengan kakakku sih, "tak 'kan ada."

Kontrakan Gak Jelas
5 Desember 2009
22:30