Pages

Showing posts with label quotes. Show all posts
Showing posts with label quotes. Show all posts

Monday, December 14, 2009

Gambar yang Lebih Besar

Dua kali dalam pagi ini aku langsung mendapat sebuah pencerahan yang bisa dihubung-hubungkan dengan refleksi kehidupan. Walaupun sedikit dipaksakan, tidak apalah.

Pertama, aku membuka sebuah profile seorang pengguna Twitter yang postnya di-retweet oleh @iheartquotes. Dari profile itu, aku melihat sebuah nama profile yang sedikit aneh. @mcmuffinsaresex. Share sex? Itu yang pertama ada dalam pikiranku. Aku membukanya ingin tahu apakah yang memiliki profile itu seperti yang aku bayangkan. Ternyata di bagian Bio -semacam info diri pengguna sepanjang maksimal 160 karakter-, Gabrielle D (nama penggunanya) menjelaskan apa yang menyebabkan usernamenya seperti itu. "female. i wanted my name to be mcmuffinsaresexy but it wouldn't fit. sorry." LOL.

Kedua, aku membuka halaman Inbox Multiply-ku. Aku membaca sebuah link Notes berbunyi, "Kalau tidak salah, tepat tiga tahun yang lalu terakhir kali menginjakkan kaki di lantai..." Tahu apa yang muncul di pikiranku? Orang yang menulis note itu kemungkinan sudah tiga tahun tidak bisa menginjakkan kaki lagi di lantai entah karena apa. Kasihan sekali, pikirku. Aku hampir menangis membayangkan itu. Aku klik di link-nya. Dan ternyata kalimat lengkapnya berbunyi, "Kalau tidak salah, tepat tiga tahun yang lalu terakhir kali menginjakkan kaki di lantai 2 Masjid Al-Amanah ini."

Dua kejadian di atas memberikanku pencerahan. Aku teringat sebuah ungkapan atau kutipan -entahlah- yang artinya kurang lebih: jangan melihat gambar yang kecil. Lihat atau tunggulah gambar yang lebih besar. Sering gambaran yang kita lihat sekarang adalah gambaran yang fragmented. Ah, susah nih buat kalimatnya. Mungkin lebih baik mengutip saja sebuah kutipan yang aku baru saja cari dan mungkin bisa menggambarkannya.
Many are so caught up in their own problems that they cannot see the big picture. Often, seeing the big picture can give one the perspective that makes illusive solutions suddenly easy to visualize. One form of hope can be accessed through stepping outside of yourself and seeing the bigger picture.
Mr.Prophet in Gaia.com

Abednego Residence
15 Desember 2009
08:59

Saturday, November 28, 2009

"Gossip" by Father Flynn in Doubt

A woman was gossiping with her friend about a man whom they hardly knew - I know none of you have ever done this. That night, she had a dream: a great hand appeared over her and pointed down on her. She was immediately seized with an overwhelming sense of guilt. The next day she went to confession. She got the old parish priest, Father O' Rourke, and she told him the whole thing. 'Is gossiping a sin?' she asked the old man. 'Was that God All Mighty's hand pointing down at me? Should I ask for your absolution? Father, have I done something wrong?' 'Yes,' Father O' Rourke answered her. 'Yes, you ignorant, badly-brought-up female. You have blamed false witness on your neighbor. You played fast and loose with his reputation, and you should be heartily ashamed.' So, the woman said she was sorry, and asked for forgiveness. 'Not so fast,' says O' Rourke. 'I want you to go home, take a pillow upon your roof, cut it open with a knife, and return here to me.' So, the woman went home: took a pillow off her bed, a knife from the drawer, went up the fire escape to her roof, and stabbed the pillow. Then she went back to the old parish priest as instructed. 'Did you cut the pillow with a knife?' he says. 'Yes, Father.' 'And what were the results?' 'Feathers,' she said. 'Feathers?' he repeated. 'Feathers; everywhere, Father.' 'Now I want you to go back and gather up every last feather that flew out onto the wind,' 'Well,' she said, 'it can't be done. I don't know where they went. The wind took them all over.' 'And that,' said Father O' Rourke, 'is gossip!'

I just watch the movie. I thought the sermon brought by Father Flynn in the movie was great. That's why I copy-and-paste the sermon here.
copied from IMDB.com

Wednesday, October 8, 2008

If Jack's in Love

"If Jack's in love, he's no judge of Jill's beauty."

It's one of some quotations from a wisdom book in reference room of my previous school's library written in my binder. Put that here because it sounds ....

Monday, February 27, 2006

Quote of the Day

http://www.brainyquote.com/link/index.html
Tanpa sengaja gue dapat link ini dari RSS Feed yang ada di Gmail gue. Belum nyoba sih. Tapi gue letakin aja dulu linknya di blog gue ini. Ntar kapan-kapan gue bisa pake.

Sunday, November 27, 2005

Quote of the Day - November 28th, 2005

"...kalau kami dikuasai ketakutan kami, kami tidak akan menjadi berkat..."

(Dr.Albertus Patty, 28 November 2005, Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, 403, 11:45)

Dia mengatakan hal di atas berhubungan dengan mengambil resiko dalam membantu orang yang tertindas. Dia bercerita kalau dia mendapat banyak sms yang mengancam karena dia ikut membantu Ahmadiyah untuk menghadapi masalah yang Ahmadiyah hadapi beberapa waktu lalu.

Beliau mengatakan hal itu dalam kuliah terakhir kami untuk mata kuliah Pendidikan Agama Kristiani.

Fwd Before ...

Before you think of saying an unkind word
Think of someone who can't speak

Before you complain about the taste of your food
Think of someone who has nothing to eat

Before you complain about your husband or wife
Think of someone who's crying out to God for a companion

Today before you complain about life
Think of someone who went too early to heaven

Before you complain about your children
Think of someone who desires children but they're barren

Before you argue about your dirty house; someone didn't clean or sweep
Think of the people who are living in the streets

Before whining about the distance you drive
Think of someone who walks the same distance with their feet

And when you are tired and complain about your job
Think of the unemployed, the disabled and those who wished they had your job.

But before you think of pointing the finger or condemning another
Remember that not one of us are without sin and we all answer to one maker

And when depressing thoughts seem to get you down
Put a smile on your face and thank God you're alive and still around.

Life is a gift of GOD.
LIVE it....
ENJOY it......
CELEBRATE it.........
AND FULFILL it...............

Thanks & Regards,
Noordin B. Charania

got this from my email sent by my English's lecturer with subject : Fwd Before ...

Saturday, July 30, 2005

Sebelas Fatwa MUI



Sebelas Fatwa MUI






-Aliran Ahmadiyah
di luar Islam dan sesat.






-Pluralisme agama
dalam pandangan Islam.
Pluralisme, sekularisme, dan liberalisme
bertentangan dengan ajaran Islam.






-Pencabutan hak milik
pribadi
untuk Kepentingan Umum.






-Hukuman mati dalam tindak
pidana tertentu.
Islam mengakui hukuman mati dan memberlakukannya dalam
jarimah, hudud, qishas dan ta'zir. Negara boleh melaksanakan hukuman mati
kepada pelaku kejahatan tertentu.






-Perkawinan beda
agama
adalah haram dan tidak sah.






-Kewarisan beda agama.
Hukum waris Islam tidak memberikan hal saling mewarisi antar orang-orang yang
berbeda agama.






-Doa bersama. Doa
bersama yang dilakukan orang Islam dan non-muslim tidak dikenal dalam Islam dan
itu termasuk bid'ah. Doa bersama dalam bentuk Muslim dan non-Muslim berdoa
secara serentak hukumnya haram.






-Kriteria maslahat.






-Wanita menjadi imam
shalat.






-Perdukunan (kahanah)
dan peramalan ('iraafah).






-Hak Kekayaan
Intelektual (HKI).






dikutip dari MUI
Keluarkan 11 Fatwa (
Kompas,
Sabtu, 30 Juli 2005,
halaman 4).





Senyum

Sekali senyum
curiga hilang

Dua kali senyum
jadi sahabat

Tiga kali senyum
hati penuh damai

Empat kali senyum
beban jadi ringan

Lima kali senyum
rezeki datang

Enam kali senyum
gigi kering


"Siapa memelihara mulut dan lidahnya,
memelihara diri dari pada kesukaran."
Amsal 21:23



gue kutip dari sebuah poster di ruangan Bimbingan dan Pelayanan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Cawang, Jakarta Timur tanggal 18 Juli 2005
ayat Alkitab dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) © LAI 1974

10 Commandaments of SUCCESS

10 Commandaments of
SUCCESS

01. Speak to people :

There is nothing as nice
as cheerful greeting...
02. SMILE : It takes 72 muscles to frown —
only 14 to smile....
03. Call people by name :
Everyone is pleased when
you remembered their name...
04. Be friendly & helpful :
and others will
respond in like manner
05. Speak & act
as if everything you do
were a genuine pleasure...
06. Be genuinely
interested
in people....
07. Be generous
with praise —
cautios with criticism
08. Be considerate
with the feelings of others,
it will be appreciated..
09. Be thoughtful
of the opinion of others, there are 3 sides to any
controversy — yours, the other persons & the right one?
10. Be willing to give service, what counts most
in life is what we do for others...

taken from a poster in Bimbingan dan Pelayanan's room Universitas Kristen Indonesia (UKI) Cawang Jakarta Timur
(July 18, 2005)

Bila Nanti

Dan bila nanti kau pun tau
Ku bukan terbaik untukmu
Lupakan aku jangan pernah ragu

Dan bila nanti kau pun tau
Aku yang terbaikmu
Cintai aku sayangi aku
Sepertiku menyayangimu


gue kutip dari coretan di dinding Fakultas Ekonomi UKI Cawang lantai 2 tanggal 16 Juli 2005

Wednesday, May 18, 2005

Psalm 23:1-6

Bahasa Simalungun, dikutip dari BIBEL PAKON DODING HALELUYA ©LAI
1 Psalm ni si Daud. Jahowa do siparmahan ahu, seng anjai hurangan ahu. (Hes. 34:11; 1 Mus. 48:15; 49:24; Jes. 40:11; Hes. 34:13, 37; Mik. 7:14; Joh. 10:1-8.)
2 Ipatudu do ahu bani sampalan na mombur, anjaha itogu-togu do ahu hu bah parsaranan. (Hes. 34:14, 15; Pangk. 7:17.)
3 Ipahisar do tonduyhu, itogu do ahu bani dalan hapintoran halani goranni in. (Ps. 31:4; Jer. 31:25.)
4 Age pe mardalan ahu bani lombang bagas ni hagolapan, seng mabiar ahu, ai Ham do mangkasomani ahu; tungkotmu pakon simambumu do na mangapohi ahu. (Ps. 46:3; Job 10:21, 22; Mik. 7:14.)
5 Ham do na mangidangi ahu ilobei ni munsuhku, iminaki Ham do ulungku anjaha sirnib do panginumanku. (Ps. 36:9; 92:11; Job 36:6; Jes. 21:5; Luk. 7:46.)
6 Dear layak ampa idop ni uhur do mangirik-irik ahu sadokah goluhku; janah sihol do marianan ahu i rumah ni Jahowa sadokah ni dokahni. (Ps. 27:4; 15:1; 84:4, 5; Joh. 8:35.)


Bahasa Indonesia, dikutip dari Alkitab ©LAI
1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.


English, King James Version
1 The LORD is my shepherd; I shall not want.
2 He maketh me to lie down in green pastures: he leadeth me beside the still waters.
3 He restoreth my soul: he leadeth me in the paths of righteousness for his name's sake.
4 Yea, though I walk through the valley of the shadow of death, I will fear no evil: for thou art with me; thy rod and thy staff they comfort me.
5 Thou preparest a table before me in the presence of mine enemies: thou anointest my head with oil; my cup runneth over.
6 Surely goodness and mercy shall follow me all the days of my life: and I will dwell in the house of the LORD for ever.


as taken from gkps.or.id online bible


Di atas adalah isi Mazmur 23:1-6 dalam bahasa (Batak) Simalungun, bahasa Indonesia, dan English. Sekarang udah bisa dibuka lewat websitenya GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun). Taunya juga barusan karena ada email yang masuk dari milis beritanya GKPS.


Great. I guess..

Miss You, Dad

Aku Bercinta


Oleh: Malulu

Aku memutuskan ini sikapku. Aku takkan mau disentuh oleh lelaki. Lelaki yang aku cintai sekalipun. Tidak. Sebelum aku menjadi isterinya. Tidak akan. Sebab biarpun kami saling mencintai, yang kupahami adalah, kami harus membiarkan diri kami bebas mandiri, tak dimabuki perasaan yang emosional. Tapi dipenuhi perbuatan. Berbuat yang terbaik bagi kekasihku. Dan menerima perbuatan baiknya untukku. Jejaka yang membiarkan aku tumbuh asri, tanpa gangguan tangan halusnya memang aku rasakan sebagai aksi cintanya kepadaku.


Itulah aku. Sebagai gadis ceria dari pertumbuhan remajaku, sudah banyak lelaki yang kukenal. Walaupun mereka tak kuberi menyentuh tubuhku, tetapi mereka semakin mencintaiku dan membiarkan hidupku mandiri.


Mereka memang tidak banyak. Satu, dua, tiga atau…ya empat orang. Itu kuingat benar. Pertama kali, memang mereka jengkel. Masak sudah lama bergaul namun tak ada kecupan di pipi atau pegangan tangan. Gerutu mereka kuingat. Namun aku katakan, ”Bila sempat mengusik pendirianku, biarlah kau pergi entah kemana. Aku tidak akan merasa kecewa atas kepergianmu.” Sebabnya ini. Benar aku merdeka dan tak pernah merindukan elusan tangan si dia yang telah pergi bersanding dengan wanita yang dicintainya.


Cukup menyenangkan memang. Biarpun berpisah dengan pacarku, mereka pamit untuk mempersunting gadis pujaannya, aku tetap tegar penuh semangat. Cinta memang membiarkan sesamanya bertumbuh bebas dan merdeka. Tak diikat oleh puja dan puji yang tak mahal keluar dari si dia yang kucintai.


Di usiaku yang ke-24 tahun, aku bertemu dengan teman sekelasku di SMP dulu. Kenangan di ruang kelas dengannya terus mengalir dalam percakapan kami. Aku aktif bersamanya dalam kegiatan gerejawi. Main drama, koor, kebaktian pemuda dan merayakan Natal. Kami tidak pernah bicara soal cinta. Kami berbicara mesra tentang kegiatan gereja dan masa sekolah kami dulu. Rutin memang sebagai mahasiswa, si dia ini menarik perhatianku. Kegiatan mengajarku selaku guru tetap bersemangat.



Aneh! Pemuda ini lain. Lain dengan yang dulu. Aku punya perasaan lain kepadanya. Aku mungkin cinta dia dan… anehnya tanganku dipegangya. Itu kali pertama tanganku dipegang. Berkesan memang. Tanpa curiga seikitpun sepertinya kubebaskan dia. Tapi hanya itu. Ia tidak kutolak. Kenapa aku membiarkannya? Entahlah, aku tidak tahu. Mungkinkah ini tanda kerelaanku bersamanya? Inilah pertanyaanku. Aku teringat tekadku semula. Aku takkan mau disentuh oleh teman lelakiku, kecuali ia akan menjadi suamiku. Tetapi kenapa yang satu ini? Kenapa harus dia? Apakah ia bersedia jadi suamiku? Saat ini ia masih mahasiswa, belum ada jaminan mau mempersuntingku.


Keraguanku mulai terbukti ketika ia mulai menggandeng wanita lain di hadapanku. Soalnya sepele. Ibuku marah ketika kawanku ini datang. Besoknya ia bersama gadis lain. Tapi aku kuatir. Tak mungkin kemarahan ibuku memisahkan kami. Aku tak putus asa. Seperti biasa aku bertemu dia di gereja. Hanya saja aku tidak diantarnya pulang seperti selama ini.


Tanpa kuketahui penyebabnya ia datang lagi. Dan memulai percakapan pengalaman sewaktu kami di SMP dulu. Saat ia diwisuda, orang tuanya datang ke rumah kontrakku, ia memperkenalkan ayahnya. Calon mertuaku? Tidak. Sebab kami tidak pernah bicara soal perkawinan, tetapi, mungkin juga. Sebab kenapa orang tuanya harus dibawa kepadaku? Ia memang pernah cerita. Tanpa persetujuan orangtuanya ia takkan menikah dengan seseorang.


Inilah mungkin saatnya orang tuanya menilai diriku sebelum menyetujuinya. Dan benar juga. Tekadku untuk tidak dijamah oleh siapapun, selain yang menjadi suamiku terwujud. Ia beritahukan aku bahwa orangtuanya setuju……… Ia jadi suamiku……… Kami saling mencinta. Dan tanpa kuketahui sebabnya aku dulu membiarkan tanganku dielusnya. Hanya itu. Dan dialah membelaiku kini dalam mengayuh rumah tangga bahagia kami. Hanya dia dan memang kepadanyalah aku curahkan segalanya.


Selaku suku Simalungun ia menuruti tradisi kami. Malam penuh bahagia itu, sang suami mempersembahkan sekapur sirih. Aku bersedia menerimanya, tanda kebahagiaanku bersamanya memasuki kesucian perkawinan.











Cerita di atas ditulis oleh Malulu antara tahun 1997-1999 di Batam. Malulu bukanlah nama sebenarnya dari si penulis. Nama sebenarnya dari Malulu adalah (the late) Apulman Saragih. Tapi waktu aku menemukan tulisan itu dimuat di Poldung, nama penulisnya memang Malulu. Poldung sendiri adalah sebuah tabloid yang diterbitkan oleh Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Batam yang pada saat itu yang menjadi pendeta di sana adalah penulis sendiri. Gak ngerti deh masih terbit apa ndak tuh tabloid. Soalnya yang punya ide tuh tabloid untuk terbit kayaknya sih si penulis sendiri yang sekarang sudah gak ada lagi. Waktu pertama membaca sih aku udah ngerti kalau itu cerita sebenarnya kisah yang pernah dialami si penulis, karena aku sudah pernah dengar sendiri cerita itu langsung dari istri si penulis. Tapi memang "aku" dalam cerita itu jelas bukan si penulis, melainkan istri si penulis. Si penulis sudah jelas dong berperan sebagai apa dalam cerita itu. Dan apa hubungannya antara penulis dengan aku? Yeah, he's my late dad. A great dad yang bukan kami keluarganya aja yang merasa kehilangan. Tapi sayang salah satu penyebab dia pergi adalah aku. And now I miss him so much. I never felt like this before he left. Miss you, Dad.


as posted in vontho.blogspot.com


In the hard time like now, why do I have to miss him again.

Wednesday, May 4, 2005

The Story of Mother's Day

The earliest Mother's Day celebrations can be traced back to the spring celebrations of ancient Greece in honor of Rhea, the Mother of the Gods. During the 1600's, England celebrated a day called "Mothering Sunday". Celebrated on the 4th Sunday of Lent (the 40 day period leading up to Easter*), "Mothering Sunday" honored the mothers of England. 
*(For more information on Lent/Easter check out - Easter on the Net)

During this time many of the England's poor worked as servants for the wealthy. As most jobs were located far from their homes, the servants would live at the houses of their employers. On Mothering Sunday the servants would have the day off and were encouraged to return home and spend the day with their mothers. A special cake, called the mothering cake, was often brought along to provide a festive touch.

As Christianity spread throughout Europe the celebration changed to honor the "Mother Church" - the spiritual power that gave them life and protected them from harm. Over time the church festival blended with the Mothering Sunday celebration . People began honoring their mothers as well as the church.

In the United States Mother's Day was first suggested in 1872 by Julia Ward Howe (who wrote the words to the Battle hymn of the Republic) as a day dedicated to peace. Ms. Howe would hold organized Mother's Day meetings in Boston, Mass ever year.

In 1907 Ana Jarvis, from Philadelphia, began a campaign to establish a national Mother's Day. Ms. Jarvis persuaded her mother's church in Grafton, West Virginia to celebrate Mother's Day on the second anniversary of her mother's death, the 2nd Sunday of May. By the next year Mother's Day was also celebrated in Philadelphia.

Ms. Jarvis and her supporters began to write to ministers, businessman, and politicians in their quest to establish a national Mother's Day. It was successful as by 1911 Mother's Day was celebrated in almost every state. President Woodrow Wilson, in 1914, made the official announcement proclaiming Mother's Day as a national holiday that was to be held each year on the 2nd Sunday of May.

While many countries of the world celebrate their own Mother's Day at different times throughout the year, there are some countries such as Denmark, Finland, Italy, Turkey, Australia, and Belgium which also celebrate Mother's Day on the second Sunday of May.

taken from http://www.holidays.net/mother/story.htm

Friday, April 8, 2005

Radio

"Never a mistake to care for someone.
That's always a good thing.
----------
Right?"

taken from Cuba Gooding Jr. "Radio" movie