Pages

Monday, February 27, 2006

Quote of the Day

http://www.brainyquote.com/link/index.html
Tanpa sengaja gue dapat link ini dari RSS Feed yang ada di Gmail gue. Belum nyoba sih. Tapi gue letakin aja dulu linknya di blog gue ini. Ntar kapan-kapan gue bisa pake.

Theological Language

"Theological language can be understood only within the community of religious believers."
-Gabrielle Kelly OP, English for Theology, p 2.


"Kenapa umat Muslim sedunia marah, termasuk di Indonesia, ketika mengetahui adanya karikatur Nabi Muhammad dipublikasikan di surat kabar Denmark?" demikianlah pertanyaan yang dilontarkan dosen English Theology kami, Ferdy Suleeman, Th.M, kemarin (8/2) ketika kami belajar di kelas. Selanjutnya pertanyaan itu disambung dengan pertanyaan lain, kenapa seorang Katolik bisa berdoa di hadapan salib sampai menangis, sedangkan orang lain yang bukan Katolik tidak mungkin akan melakukan hal yang sama?


Kutipan di atas adalah salah satu kalimat yang kami baca dari buku teks dalam kuliah kami kemarin. Kalimat itu disuruh oleh Pak Ferdy untuk kami garisbawahi karena beliau anggap penting untuk kami yang suatu saat akan menjadi teolog.


Kenapa kutipan di atas menjadi penting? Karena dari kutipan di atas kita bisa mengerti bahasa teologi sebuah agama hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menganut agama tersebut.* Itulah sebabnya saya, dan mungkin orang Kristen lainnya, tidak bereaksi seperti orang Muslim ketika karikatur Nabi Muhammad muncul di surat kabar Denmark itu.


Saya bukanlah orang Muslim. Yang saya dengar kemarin dari kuliah yang sama, orang Muslim tidak membolehkan Nabi Muhammad dibuat dalam bentuk foto atau sejenisnya. Jadi, saya pikir wajar orang Muslim marah ketika mengetahui ada yang membuat karikatur Nabi Muhammad. Saya juga jadi berpikir, saya wajar tidak marah.


*: Pengertian ini adalah pengertian saya. Mungkin akan berbeda dan lebih memiliki arti jika kita hanya baca dan artikan sendiri teks kutipan di atas dari buku aslinya.


Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
9 Februari 2006

Gue Ngeluh

Kali ini gue harus ngeluh. Buat semua kejadian yang gue anggap selama ini tidak perlu dikeluhkan tetapi ternyata kalau dibiarkan bikin kesel gue sendiri. Kejadian-kejadian yang gue maksud adalah kejadian-kejadian di asrama gue yang semakin hari semakin tidak ingin lebih lama lagi untuk tinggal di dalamnya.

Pada awalnya gue gak gitu masalah ketika seorang teman selorong gue ada yang minjam sabun. Gue maklum karena di rumah gue dulu memang cuma pake satu sabun juga untuk sekeluarga. Tapi ironisnya* lama-kelamaan sabun yang gue pake itu sepertinya dipake oleh 2-3 orang lainnya yang bukan gue. Gak tanggung-tanggung, sabun gue yang biasanya habis lebih dari 2-3 minggu, sekarang begitu baru gue buka dari bungkusnya dan taruh di tempat sabunku, tak sampai berapa hari sudah seperti gue pake sabun itu selama 2 minggu. Tidak cukup hanya sabun saja, shampooku sepertinya juga sudah menjadi sasaran orang-orang gak tau diri di lorong gue. Yang terbaru, hari Minggu kemarin ada seorang anak lorong atas (gue sekarang di bawah) mandi di lorong gue dan dia make sabun gue. Padahal saat itu gue bisa aja gereja pagi kalau dia mandi gak pake sabun gue.

Tanpa sengaja gue jatuhin sabun gue itu ke dalam lubang WC. Bisa aja sih sebenarnya kalau gue jahat gue taruh aja tuh sabun di kamar mandi biar mereka pake. Tapi gue gak sejahat itu. Gue langsung flush tuh WC. Sekarang gue pake sabun baru. Ngambil dari persediaan gue. Tapi sekarang tempat sabun dan segala peralatan mandi tidak gue tinggalin lagi di kamar mandi. Karena itu bisa membawa mereka-mereka yang make sabun gue jatuh ke dalam pencobaan. Semoga bisa mengurangi diriku dari mengeluh.

Wah, dengan menceritakan sebuah keluhan di atas saja sepertinya keluhan-keluhan gue yang lain langsung sirna dari kepala gue (walau mungkin hanya untuk sementara).

*:istilah ini sepertinya salah jika digunakan dalam kalimat yang saya buat


Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
22:24
27 Februari 2006

Sunday, February 26, 2006

Gue Seneng

Gue seneng...

Gue baru ngeliat situs
www.livescore.com untuk ngeliat hasil pertandingan Lazio vs AS Roma.. Dan AS Roma menang 2-0 walau tanpa Francesco Totti yang sering dikatakan sebagai nyawa AS Roma. Berarti, AS Roma baru membuat sejarah di Serie-A Liga Italia. 11 kemenangan berturut-turut di Liga Italia Serie-A.


Congrats...


Akhirnya hari ini ada juga yang bisa buat gue seneng setelah presentasi kelompok dalam MK Hindu Buddha mengenai Hindu Bali yang tidak begitu berhasil dan juga ujian Liturgika (UTS) yang cukup tidak sukses.*


Btw, hari ini ada 3 orang yang aku tahu ulang tahun. Dari yang paling muda, teman seasrama gue, Yosev Tito Pardede, hari ini berulangtahun yang ke-19. Berikutnya, Emyline Gunawan, senior gue dulu di STT Telkom, hari ini berulang tahun yang ke-23. Dan Ruth Regina Simangunsong, Secretary to The News Manager antv, hari ini berulangtahun yang ke-25. Selamat ulang tahun, y'all....


Warnet Global, Proklamasi 27, Jakarta
14:20
27 Februari 2006


*: kalau kalimat ini dibaca oleh Dr. Lucy Montolalu, pasti deh dianggap salah

Monday, February 20, 2006

Sedang Sakit

Ada beberapa orang yang aku kenal atau kerabat dari orang yang aku kenal saat ini sedang sakit. This is the list:


1. Rirensyi Ratno a.k.a Rensyi. Dia ini teman seasramaku. Seminggu yang lalu dia sempat tidak masuk kuliah. Dia dianjurkan dokter untuk beristirahat dulu. Dokter mengatakan kalau dia terkena pneumonia. Sejenis radang paru yang diidap oleh Rene Descartes sebelum dia meninggal. Beberapa teman mengatakan kalau pneumonia adalah penyakit yang cukup mematikan.


2. My mom. Sebenarnya waktu bulan Desember (masa Natal) dia sudah dilarang dokter untuk bernyanyi ataupun mengajar bernyanyi di gereja. Mamakku sejak tahun 2000 memang menjadi Ketua Komisi Wanita di gerejaku dan juga menjadi pelatih koor (paduan suara) komisi wanita di gereja kami. Sebagai orang yang cukup mengerti nada (kalau tidak mengerti, tidak mungkin dia menjadi pelatih paduan suara), dia kurang suka kalau mendengar ada nada yang salah. Di saat dia seharusnya tidak boleh mengeluarkan suara itu pula lah dia memaksakan diri untuk tetap menyanyi. Setahuku, penyakit yang ada di tenggorokannya bisa menjadi kanker kalau dia tetap "bandel". Beberapa waktu yang lalu kakakku menelepon kalau penyakit yang ada di tenggorokan Mamak kambuh lagi. Semoga dia cepat sembuh dan penyakitnya tidak semakin parah.


3. Ayah (angkat) teman saya Armand. Sabtu (18/02) lalu ketika mengikuti seminar Paduan Suara di GPIB Paulus, Armand dapat SMS dari kakaknya mengabari Ayahnya terkena stroke. Bagian kiri dari badan Ayahnya tidak dapat digerakkan. Sabtu itu Armand langsung pergi ke Bandung. Kemarin ketika saya bertemu dia di kampus, dia bilang dokter mengatakan kalau kondisi Ayahnya harus diperhatikan dalam 5 hari ke depan. Bisa saja membaik atau malah memburuk. Semoga saja Ayahnya membaik.


4. Gue sendiri. Sekarang gue lagi sakit juga sih sebenarnya. Cuma sakit ringan yang agak nyeleneh. Masuk angin, sakit kepala, dan kadang pengen muntah. Mungkin karena kurang teratur makan juga sih. Atau karena kamar gue yang setiap malam terasa dingin karena setiap malam gue gak pake selimut kalo tidur. Gile.. Gue kira cuma Bandung aja yang bisa dingin...


Doain ya...


Warnet Global, Proklamasi 27, Jakarta
12:48
21 Februari 2006

Friday, February 3, 2006

Jatuh Suka dan Jatuh Cinta

Kenapa ya tidak ada istilah jatuh suka? Padahal biasanya seseorang itu punya rasa suka dulu baru ada rasa cinta.

Jatuh cinta? Siapa sih yang menentukan seseorang itu sedang jatuh cinta atau bukan? Pernah baca artikel kecil di warta persekutuan Jumat PMK STT Telkom, kalau seseorang yang sedang jatuh cinta itu biasanya punya beberapa ciri. Waktu baca itu, aku hanya bisa senyum-senyum sendiri. Maklum, aku pernah ngerasain. Salah satu ciri yang aku ingat, karena memang aku pernah alami, adalah perasaan deg-degan ketika dekat dengan orang yang kita sukai itu, dan rindu ingin ketemu atau sekadar melihat saja. Aku pernah mengalami hal itu. Berarti aku pernah jatuh cinta dong? Aku pernah berpikir kalau selama ini aku belum pernah jatuh cinta.

Awalnya pasti rasa suka. Tetapi kenapa tidak pernah dikatakan jatuh suka ya? Apa karena tidak ada ciri-ciri yang jelas seperti ketika jatuh cinta? Apa hanya dengan suka sudah cukup dikatakan jatuh cinta maka istilah jatuh suka tidak diperlukan lagi? Atau, apakah mungkin jatuh cinta itu sebenarnya tidak memerlukan rasa suka dulu?

Aku saat ini sedang tidak jatuh cinta. Pada seorang wanita mana pun di dunia ini. Sedang jatuh suka saja sepertinya aku susah. Padahal salah satu saran pewawancara aku di UKI -seorang psikolog- adalah "Cari pacar! Biar hidupnya bisa lebih berwarna." Dia mengatakan hal itu mungkin karena melihat hasil psikotes aku yang menunjukkan hidup aku begitu-begitu saja. Tetapi, mana mungkin bisa pacaran. Wong jatuh suka sama seseorang saja pun aku sulit.

Kenapa ya aku sekarang susah jatuh suka sama cewek? Apa mungkin karena ternyata aku masih suka someone-I-still-like-but-I-shouldn't-have-like-her? Atau memang someone-who- is-gonna-be-my-girlfriend masih berada somewhere-out-there dan belum waktunya aku menyadari ataupun mengetahui siapa dia? Atau aku seharusnya tidak perlu berlebihan akan hal ini karena hal yang aku alami sebenarnya umum terjadi pada setiap orang. Benarkah?

Asrama Putra STTJ, Jakarta
06:45
3 Februari 2006

Thursday, February 2, 2006

Menyukainya

Aku pikir aku bisa berhenti suka sama dia.
Tetapi, aku ternyata salah.
Aku mungkin saja masih menyukainya.


Aku hanya bingung.
Apakah ku buang saja rasa itu?
Apa gunanya aku menyukainya.
Wong dia gak mungkin menyukaiku.


Berhenti!
Berhenti menyukainya!
Aku harus mencoba.
Hanya dengan itu aku akan bisa berhenti menyukainya.


Asrama Putra STTJ, Jakarta
22:55:17
2 Februari 2006