Kenapa ya tidak ada istilah jatuh suka? Padahal biasanya seseorang itu punya rasa suka dulu baru ada rasa cinta.
Jatuh cinta? Siapa sih yang menentukan seseorang itu sedang jatuh cinta atau bukan? Pernah baca artikel kecil di warta persekutuan Jumat PMK STT Telkom, kalau seseorang yang sedang jatuh cinta itu biasanya punya beberapa ciri. Waktu baca itu, aku hanya bisa senyum-senyum sendiri. Maklum, aku pernah ngerasain. Salah satu ciri yang aku ingat, karena memang aku pernah alami, adalah perasaan deg-degan ketika dekat dengan orang yang kita sukai itu, dan rindu ingin ketemu atau sekadar melihat saja. Aku pernah mengalami hal itu. Berarti aku pernah jatuh cinta dong? Aku pernah berpikir kalau selama ini aku belum pernah jatuh cinta.
Awalnya pasti rasa suka. Tetapi kenapa tidak pernah dikatakan jatuh suka ya? Apa karena tidak ada ciri-ciri yang jelas seperti ketika jatuh cinta? Apa hanya dengan suka sudah cukup dikatakan jatuh cinta maka istilah jatuh suka tidak diperlukan lagi? Atau, apakah mungkin jatuh cinta itu sebenarnya tidak memerlukan rasa suka dulu?
Aku saat ini sedang tidak jatuh cinta. Pada seorang wanita mana pun di dunia ini. Sedang jatuh suka saja sepertinya aku susah. Padahal salah satu saran pewawancara aku di UKI -seorang psikolog- adalah "Cari pacar! Biar hidupnya bisa lebih berwarna." Dia mengatakan hal itu mungkin karena melihat hasil psikotes aku yang menunjukkan hidup aku begitu-begitu saja. Tetapi, mana mungkin bisa pacaran. Wong jatuh suka sama seseorang saja pun aku sulit.
Kenapa ya aku sekarang susah jatuh suka sama cewek? Apa mungkin karena ternyata aku masih suka someone-I-still-like-but-I-shouldn't-have-like-her? Atau memang someone-who- is-gonna-be-my-girlfriend masih berada somewhere-out-there dan belum waktunya aku menyadari ataupun mengetahui siapa dia? Atau aku seharusnya tidak perlu berlebihan akan hal ini karena hal yang aku alami sebenarnya umum terjadi pada setiap orang. Benarkah?
Asrama Putra STTJ, Jakarta
06:45
3 Februari 2006
No comments:
Post a Comment