Aku sangat sering membuat catatan kecil. Isinya bisa tentang apa saja: pendapatku tentang seseorang, apa yang sedang aku pikirkan, apa yang sedang aku lihat, apa yang sedang aku makan, apa yang akan aku lakukan, hingga hal penting yang berhubungan dengan apa yang aku baca.
Aku baru saja sedikit membereskan kamarku yang jarang sekali terlihat rapi. Aku menemukan banyak kertas bertebaran di lantai kamarku. Di kertas-kertas itu aku menemukan catatan-catatan kecil yang aku buat, mulai dari catatan di atas tata ibadah, di atas kertas paper yang dibagikan di kelas, bahkan sampai di dalam bungkus french fries Burger King.
Berikut ini beberapa catatan kecilku itu:
Catatan kecil. Alangkah baiknya bila aku memiliki buku khusus, hanya sebagai tempatku menulis catatan-catatan kecil yang sering kali bisa menjadi catatan penting di dalam hidup. Setuju?
Abednego Residence
28 Februari 2010
21:27
Aku baru saja sedikit membereskan kamarku yang jarang sekali terlihat rapi. Aku menemukan banyak kertas bertebaran di lantai kamarku. Di kertas-kertas itu aku menemukan catatan-catatan kecil yang aku buat, mulai dari catatan di atas tata ibadah, di atas kertas paper yang dibagikan di kelas, bahkan sampai di dalam bungkus french fries Burger King.
Berikut ini beberapa catatan kecilku itu:
ini khotbah apaan sih?Kalau yang berikut ini sepertinya tidak bisa disebut sebagai catatan kecil. Aku sebenarnya berniat untuk membuat tulisan tentang ini, tetapi ada masalah dengan kemalasanku.
ini buat apa sih?
kok jadi kayak kesaksian doang
kayaknya kalau gue khotbah bisa jadi akan seperti itu!
(aku tulis di atas kertas tata ibadah 'Ibadah Pembukaan Semester Genap STT Jakarta 2010)16:43
two foreigners
sat on the
10 o' clock of
my seat
(aku tulis di dalam bungkus french fries Burger King - BK Skyline Building, 12 Januari 2010)
"The inescapable need for relationships produces a striving in man which could be described as the will to relate. It is more fundamental than the striving which Sigmund Freud called the will to pleasure, or that Alfred Adler described as the will to power, or what Viktor Frankl terms the will to meaning. These strivings or desires can be met only in relationships. Pleasure, power, and meaning come into full realization for human beings only in interpersonal relationships. (page 12-13 of a book of intimacy in marriage)"Di dalam kertas yang sama aku menulis:
(aku tulis di halaman belakang paper PK dalam Gereja dan Masyarakat Majemuk kelompok David, dkk.)
I remember the day I memimpin PA di GKPS BogorYang satu ini aku tulis sewaktu di dalam kelas SGTA, 25 Januari lalu:
I don't have anything good in my memimpin PA!
(aku menulis ini karena pada saat itu Pak Kadarmanto menyinggung mengenai apa yang bisa aku berikan di dalam PA)
She is wonderful to meAku punya niat untuk mengumpulkan semua kertas yang di atasnya ada catatan-catatan kecilku, entah itu berhubungan dengan kuliahku maupun tidak. Hanya saja niat ini tidak pernah terealisasi karena aku tidak menggunakan banyak waktuku dengan baik. Kertas yang paling ingin aku cari saat ini di antara tumpukan kertasku adalah kertas-kertas yang berisi catatan-catatan kecil yang aku buat setelah mengambil sebuah foto di OSMABA 2006. Memang aku tidak membuat catatan kecil untuk semua foto, tetapi aku cukup banyak membuat catatan kecil waktu itu.
I wonder why I think that way
She's beautiful but for sure
it's not the reason why I fall in love with her
Catatan kecil. Alangkah baiknya bila aku memiliki buku khusus, hanya sebagai tempatku menulis catatan-catatan kecil yang sering kali bisa menjadi catatan penting di dalam hidup. Setuju?
Abednego Residence
28 Februari 2010
21:27