Pages

Thursday, December 31, 2009

Happy New Year 2010, Everyone. God be with us and bless us all.

Journal Number 500

This is my journal number 500 here in vontho.multiply.com. Finally... Glad I can make this right in the end of year 2009.

Number 500 doesn't mean that I has 500 journal posts. I deleted some posts since there was times that multiply post twice for the same entry. Technical problem. I also deleted some posts because I didn't like the entries. The exact number of total posts for my journal is 487 (including this one). It means now I have 487 journal posts since my first post in February 2005. Almost a hundred posts a year. This year alone I posted from post (or Multiply named it as item) number 444. It means I only posted maximum 56 posts (including this one and one or two private -for me and a friend or some friends only- posts). It's a small amount, I guess.

For 2010, I'll make a target. I'll already post Journal Number 1000 on December 31st, 2010. Pasti bisa!

Eydro's Residence
31 Desember 2009
17:17

Kami Bertiga

Random Thought about the Three of Us

Sejak Juni 1999, kami hidup bertiga. Ibuku, kakakku, dan aku. Sebenarnya sejak Bapak pindah ke Batam Agustus 1997, kami sudah tinggal di Medan hanya bertiga. Itu sebabnya tidak terlalu terasa aneh ketika Bapak meninggalkan kami dan tidak akan kembali lagi seperti biasanya bisa datang sebulan sekali dari Batam.

Hubungan kami bertiga setelah kami tinggal bertiga menurutku sering diwarnai dengan like dan dislike bahkan hingga saat ini. (Yang membuatku menulis ini adalah kenyataan bahwa tepat di awal tahun 2009 ini ada sebuah kejadian yang membuatku kurang menyukai ibuku.)

Aku dulu sering tidak menyukai kakakku yang ingin menguasai remote control TV. Setelah dia pindah ke Jakarta di tahun 2000, aku malah punya hubungan yang baik dengannya. Aku hanya menjadi anak yang berada di pihak ibuku saat ibu tidak menyetujui hubungan kakakku dengan kakak iparku sewaktu mereka dulu pacaran. Aku dulu sempat tidak suka juga dengan kakakku karena dia juga tetap tidak mau mengikuti perintah ibuku untuk putus dengan pacarnya. Hanya saja, setelah beberapa tahun di Jawa aku berubah pikiran. Apa yang menjadi alasan ibuku meminta kakakku putus dengan pacarnya menurutku bukan alasan yang masuk akal. Aku tahu ibuku waktu itu merasa dirinya tidak mendapat dukungan lagi atas masalah hubungan kakakku itu.

Kakakku dan ibuku menjadi anak dan ibu yang dekat saat aku menjadi masalah.

Aku dan kakakku, menurutku, menjadi adik kakak yang dekat yang jarang sekali berantem sejak kami berdua sudah tinggal di Jawa. Aku tahu kalau kakakku sayang padaku.

Aku pernah tidak suka pada ibuku. Itu terutama karena sikap dan tindakannya yang kurang baik dan menurutku berlebihan terhadap kakakku. Itu terjadi sampai dua kali. Dan itu membuatku kadang merasa tidak berharga. (Perasaan yang aneh sepertinya.) Ibuku melakukan sesuatu yang menurutku hal itu lebih cocok dilakukan padaku. Kakakku jauh lebih baik dariku, tetapi kenapa hal itu malah dilakukan kepada kakakku?

Aku, kakakku, dan ibuku sering sekali terlihat bahagia bila sedang bertiga. Akan tetapi, dalam hidup ini kita tidak harus selalu bahagia kan?

Eydro's Residence
31 Desember 2009
16:26

Wednesday, December 30, 2009

2009: Ketakutan

Januari 2009 aku hanya menulis sebuah tulisan di blog ini. Judulnya Coret-coretan Saja. Parahnya, satu paragraf tulisan itu dicopy-paste untuk artikel Student of The Month Kurir edisi Mei 2009. Akan tetapi, paragraf itu pulalah yang sebenarnya menggambarkan kehidupanku selama hampir sepanjang 2009 ini. Penuh dengan ketakutan.

Kuliah semester 8, Collegium Pastorale I, kuliah semester 9: itu garis besar kehidupanku selama tahun 2009. Dan dalam proses menjalani ketiga bagian besar itu, ketakutanlah yang paling banyak menjadi bagian hidupku.

Dear Friends, terima kasih untuk teman-teman yang ada untuk membantuku melalui tahun 2009ku yang penuh dengan ketakutan. Semoga tahun 2010 bukan lagi menjadi tahun yang penuh dengan ketakutan untukku (dan untuk kita semua).

Eydro's Residence
31 Desember 2009
15:11

Cream Soup KFC

Aku sebenarnya ingin membuat review ini di bagain Review, tetapi tidak ada kategori yang tepat untuk review yang akan aku buat ini. Review ini adalah tentang Cream Soup KFC.

Pertama sekali aku merasakan Cream Soup KFC adalah ketika seorang teman yang berulang tahun awal Desember lalu mentraktir beberapa dari kami di KFC Cikini. Cream Soup yang hanya berharga Rp5.500 itu dibeli oleh seorang teman sebagai dessert. Aku diberi kesempatan untuk merasakan sedikit.

Kedua kalinya aku menikmati seporsi (atau lebih) Cream Soup KFC adalah di KFC Pondok Indah Mall 1. Waktu itu kami hendak ke rumah seorang dosen kami dan mampir di PIM1 untuk menunggu teman kami yang membawa mobil.

Ketiga kalinya aku menikmati Cream Soup KFC adalah di KFC Plaza Senayan ketika beberapa hari yang lalu rombongan Eydro berjalan-jalan ke sana. Kali ini aku memang sengaja membeli Cream Soup itu untuk membandingkan rasanya dengan Cream Soup di dua tempat sebelumnya.

Waktu makan Cream Soup di KFC PIM1, Daniel (teman yang Cream Soup-nya aku cicipi di KFC Cikini) mengatakan kalau rasa Cream Soup di PIM1 lebih enak dari Cream Soup di KFC CIkini. "Kalau yang di Cikini lebih encer," ujarnya. Aku juga berpendapat demikian. Rasa penyedap rasa di Cream Soup KFC Cikini juga sangat terasa. Waktu itu aku dan Daniel berpendapat Cream Soup KFC PIM1 lebih enak. "Kalau mau makan Cream Soup KFC, sebaiknya di KFC PIM1," ucap kami bercanda. Niat banget gak sih mau makan Cream Soup  KFC yang harganya 5500 rupiah harus ke PIM dulu?

Cream Soup KFC Plaza Senayan, menurut lidahku yang tidak pernah terlalu mempermasalahkan rasa, memiliki rasa yang kurang lebih sama dengan Cream Soup KFC PIM1. Sekental yang di PIM1, tetapi rasa penyedap rasanya cukup terasa juga seperti di KFC Cikini.

Pertanyaannya: memang beda ya rasanya di setiap KFC? Dari pengalamanku makan Cream Soup di 3 KFC berbeda sih jawabannya sepertinya iya. Bagaimana menurut Anda?

Eydro's Residence
31 Desember 2009
13:34

(foto: Cream Soup KFC Plaza Senayan)

Monday, December 28, 2009

Random: Apulman Saragih

Random Facts about Apulman Saragih

Born in Parsinalihan, 29 December 1953. That's why he was called 'par-Parsinalihan' (like Jesus from Nazareth, par-Parsinalihan means Apulman Saragih from Parsinalihan).

He grown up in a village named Padang Bulan. He and his older sister was the only children who went to school from that village back in his childhood. He woke up earlier than his siblings and cooked himself an egg. That was the reason, according to his older sister, why he was smarter than his siblings.

He went to the same Sekolah Menengah Pertama with his future wife in SMP Negeri Raya. They only attended the same class in the 3rd grade in SMP, the smart(?) class.

He went to SMA GKPS Raya. He often got "Juara Umum" but he never got his present for being so. The present was given to his friends. (Or was taken?)

He was not allowed to take an exam to enter any Perguruan Tinggi Negeri. He was only allowed to take exam to enter 'sekolah pendeta' as it was his mother's promise to God.

He came to Jakarta in January 1974 right at the time Peristiwa Malari was happened. He attended Sekolah Tinggi Teologi Jakarta from 1974 until 1979. He took Church History as his major. He wrote about Sinalsal as his 'skripsi' under 'bimbingan' Th van den End.

In 1980, he married TL Purba right on his mother's 50th birthday.

He entered the 'masa vikar' in March 1980 and was ordained as 'pendeta' on 12 April 1981 in GKPS Teladan, Medan, just three days after his first child was born in Galang.

He became 'pendeta' in 4 places with not less than 30 congregations (in total) during his only 18 years of service.

How's that? Random?

Eydro's Residence
29 December 2009
07:05

I just wrote a note for almost one and a half hour in my phone. Short enough for a long enough time. It's the 'Keretaku, 26 Desember 2009'.

Keretaku, 26 Desember 2009

Cerita ini tentang kejadian di KRL Ciujung, Sabtu (26/12) yang lalu.

KRL Ciujung adalah kereta AC Ekonomi Serpong-Tanah Abang. Aku naik kereta ini dari Stasiun Pondok Ranji dengan tujuan Stasiun Tanah Abang. Aku naik dari Stasiun Pondok Ranji pada pukul 9.20. Tentu aku berdiri karena pada jam seperti itu memang penumpangnya padat.

Keretaku, aku sebut demikian, berhenti di Stasiun Kebayoran. Para penumpang banyak yang turun. Beberapa waktu sebelum pintu keretaku tertutup, seorang kondektur tiba-tiba bergerak cepat ke arah pintu di dekat aku berdiri dari pintu yang satu lagi. Dia berhasil menahan pintu untuk tetap terbuka sementara pintu yang lain sudah tertutup. Dan kemudian dia memerintahkan seorang bapak tua yang membawa karung plastik yang berdiri di dekat pintu untuk segera turun. "Pak.. Cepat turun, Pak!" Aku melihat bapak tua itu sudah hendak menuruti perintah kondektur itu. Hanya saja dia sepertinya ragu karena kereta sudah mulai bergerak. "Cepat, Pak. Lompat!" perintah kondektur itu sambil tetap menahan pintu kereta. Melihat keretaku yang sudah mulai melaju kencang tetapi bapak tua itu tidak melompat juga, dan juga mungkin mendengar reaksi penumpang keretaku, dia kemudian memberi perintah baru, "jangan, Pak!" Setelah bapak tua itu kembali berdiri, dia lalu membiarkan pintu keretaku tertutup. Dia lalu pergi ke gerbong lain melanjutkan pekerjaannya memeriksa karcis para penumpang keretaku. Seketika itu aku hampir meneteskan air mataku. Bapak tua itu hampir saja melompat dari keretaku yang sudah melaju hanya karena kondektur memintanya. Aku langsung berpikir, "sial! Ini pasti ada hubungannya dengan keretaku yang tidak untuk orang miskin."

Keretaku terus bergerak ke arah Stasiun Tanah Abang. Mendekati Stasiun Palmerah, satu stasiun sebelum Stasiun Tanah Abang, kondektur tadi bersama seorang temannya sesama kondektur datang lagi ke arahku, ke pintu di mana bapak tua itu masih berdiri. Tak lama kemudian keretaku berhenti di Stasiun Palmerah. Pintu terbuka. "Pak, turun, Pak!" Bapak tua itu kemudian turun. "Gak ada PKD lagi..." ucap kondektur itu pada temannya.

"Memang kenapa, Mas?" tanyaku pada kondektur itu ketika melewatiku. "Tak punya karcis, Pak. Udah sering dia begitu. Udah sering saya bilangin kalau mau naik, naik yang kereta ekonomi, jangan yang AC. Tapi tetap aja dia naik yang ini," jelasnya. "Oh..," ucapku lalu dia bergerak meninggalkanku.

Kejadian itu membuatku bertanya, salah siapa? Salah bapak tua itu, atau salah kondektur itu, atau salah keretaku?

Eydro's Residence
29 Desember 2009
00:09

Grandmom and Trully-Orang-Kampung

My mom told me about my father's mom who came to Medan before Christmas. She intended to call me and my sister to talk to us. Since my mom was a too busy person in the church near Christmas day, she just told my mom to tell us that we have to listen our mom. "'Your father always hear what I say,' tell them so," my mom told me 'meniru' what my grandmom said to her. It turned me to remember the day my grandmom punched(?) my father's head a few days before he went away.

The fact that my almost-80-years-grandmom came by herself from Padang Bulan to Medan make me a little bit miss her. A story my mom told me about people in Padang Bulan also make me realize that I'm actually trully-orang-kampung.

Eydro's Residence
28 Desember 2009
22:35

Saturday, December 19, 2009

Musik: Terpukau, Kagum, dan Ingin Rasanya

Aku tadi terpukau pada dua grup musisi jalanan di dalam bus 213 dalam perjalanan ke Mal Ciputra. Grup pertama terdiri dari 3 remaja perempuan. Dua orang di antaranya sudah pernah aku lihat sebelumnya. Yang membuat aku terpukau adalah mereka bernyanyi dengan penuh semangat dan ekspresi seakan hari ini adalah hari terakhir hidup mereka. Grup kedua adalah grup yang terdiri dari dua orang laki-laki. Mereka menyanyikan lagu dari ST12. (Sumpah, aku tak tahu judul lagunya apa.) Aku terpukau pada suara penyanyinya yang mencoba mirip dengan penyanyi aslinya. Dan kemudian lagu kedua yang mereka nyanyikan memberikan inspirasi padaku. "Teruskanlah" oleh Agnes. "...kau orang lain tetapi kekasihku bagiku..." Itu versi yang muncul tiba-tiba di kepalaku saat mendengar mereka bernyanyi lagu itu.

Aku kemudian lebih terpukau lagi waktu melihat rehearsal KMK dengan tim musik untuk lomba paduan suara besok. Kak Christine Mandang tanpa segan-segan meminta para pemain musiknya mengubah cara mereka bermain yang menurutnya tidak sesuai. "Ini bukan Brahms... bla..bla..bla.. Coba Bach." Sense-nya terhadap alat musik juga tidak diragukan lagi. Walaupun aku tahu tetap saja ada yang tidak suka pada caranya bermain musik, aku tetap salut pada kemampuan dan pengetahuannya di bidang musik gereja.

Aku hanya bisa kagum. Itu karena aku tidak bisa bermain musik apapun. Suaraku pun hanya sedikit mendekati standar, bahkan cenderung hancur. Akan tetapi, aku termasuk penikmat musik. Hampir semua jenis musik aku suka, termasuk "dangdut is the music of my country."

Ada satu keinginanku berhubungan dengan musik. Aku ingin mendengar lagu "Somebody to Love" dinyanyikan secara 'live' lengkap dengan paduan suara. Aku pernah berpikiran agar lagu itu dinyanyikan oleh kelas Paduan Suara di STT Jakarta. Penasaran bagaimana jadinya.

Mal Ciputra (dan diselesaikan dalam perjalan pulang di dalam bus 213)
19 Desember 2009
22:13

Friday, December 18, 2009

My First Time in MOI

Aku sangat mengantuk. Ini karena aku kurang tidur kemarin malam. Entah kenapa aku malah susah tidur setelah semua tugas selesai (setidaknya untuk yang benar-benar harus dikumpulkan dalam minggu UAS kemarin).

Sekarang aku masih di Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading. Ini pertama kalinya aku datang ke sini. Hanya saja aku ke sini bukan dalam rangka jalan-jalan. Aku diminta untuk mendokumentasikan penampilan KMK STT Jakarta dalam perlombaan paduan suara yang diselenggarakan oleh Jaya Suprana School of Arts. Perlombaannya sudah selesai dan KMK mendapat posisi juara Harapan II dari peserta yang hanya berjumlah 9 kelompok paduan suara. FYI, IMHO jurinya bukanlah juri yang biasa untuk menilai penampilan paduan suara. KMK memberikan partiturnya, tetapi sama sekali tidak dipakai oleh ketiga jurinya. Memang salah satu jurinya adalah salah satu personil Penta Boyz, tetapi dari cara mereka menilai (juara 1 yang mereka pilih adalah paduan suara yang melakukan kesalahan fatal di awal mereka bernyanyi) terlihat bahwa mereka tidak cocok menjadi juri lomba paduan suara.

Mengenai penyelenggaraan, panitia sangat tidak siap. Kurang memperhatikan buku Joining Together dalam mata kuliah Proses Kelompok. (Nah, lho?) Pokoknya sangat terlihat ketidak-profesionalannya dalam menyelenggarakan lomba paduan suara.

Di awal aku mengetik tulisan ini di hapeku, aku memang mengantuk. Akan tetapi, sekarang aku sudah tidak mengantuk lagi. Aku duduk di atas panggung yang entah untuk apa ada di depan Centro MOI ini sambil menunggu Yosafat dan Daniel mencari-cari apa yang hendak mereka beli.

Aku beralih ke topik lain. Hari ini aku melihat sepasang kekasih yang masih baru jadian berjalan bergandengan tangan di MOI. Hmmm... Aku senang melihatnya, sekaligus cemburu.

Aku sudah capek mengetik ini lebih dari 15 menit lamanya. Aku pikir aku sebaiknya berhenti saja. Aku sudahi tulisanku ini dengan sebuah ucapan, "sampai jumpa."

MOI
18 Desember 2009
18:14

Monday, December 14, 2009

9 Oktober 2009. Di hari itu terakhir kali aku menggunting kukuku. Aku bisa ingat kan? LOL.

Gambar yang Lebih Besar

Dua kali dalam pagi ini aku langsung mendapat sebuah pencerahan yang bisa dihubung-hubungkan dengan refleksi kehidupan. Walaupun sedikit dipaksakan, tidak apalah.

Pertama, aku membuka sebuah profile seorang pengguna Twitter yang postnya di-retweet oleh @iheartquotes. Dari profile itu, aku melihat sebuah nama profile yang sedikit aneh. @mcmuffinsaresex. Share sex? Itu yang pertama ada dalam pikiranku. Aku membukanya ingin tahu apakah yang memiliki profile itu seperti yang aku bayangkan. Ternyata di bagian Bio -semacam info diri pengguna sepanjang maksimal 160 karakter-, Gabrielle D (nama penggunanya) menjelaskan apa yang menyebabkan usernamenya seperti itu. "female. i wanted my name to be mcmuffinsaresexy but it wouldn't fit. sorry." LOL.

Kedua, aku membuka halaman Inbox Multiply-ku. Aku membaca sebuah link Notes berbunyi, "Kalau tidak salah, tepat tiga tahun yang lalu terakhir kali menginjakkan kaki di lantai..." Tahu apa yang muncul di pikiranku? Orang yang menulis note itu kemungkinan sudah tiga tahun tidak bisa menginjakkan kaki lagi di lantai entah karena apa. Kasihan sekali, pikirku. Aku hampir menangis membayangkan itu. Aku klik di link-nya. Dan ternyata kalimat lengkapnya berbunyi, "Kalau tidak salah, tepat tiga tahun yang lalu terakhir kali menginjakkan kaki di lantai 2 Masjid Al-Amanah ini."

Dua kejadian di atas memberikanku pencerahan. Aku teringat sebuah ungkapan atau kutipan -entahlah- yang artinya kurang lebih: jangan melihat gambar yang kecil. Lihat atau tunggulah gambar yang lebih besar. Sering gambaran yang kita lihat sekarang adalah gambaran yang fragmented. Ah, susah nih buat kalimatnya. Mungkin lebih baik mengutip saja sebuah kutipan yang aku baru saja cari dan mungkin bisa menggambarkannya.
Many are so caught up in their own problems that they cannot see the big picture. Often, seeing the big picture can give one the perspective that makes illusive solutions suddenly easy to visualize. One form of hope can be accessed through stepping outside of yourself and seeing the bigger picture.
Mr.Prophet in Gaia.com

Abednego Residence
15 Desember 2009
08:59

Duapuluh-tiga Lewat Limapuluh-satu

Duapuluh-tiga lewat limapuluh-satu
Angka itu terlihat di taskbar Windows-ku
Tujuh menit lagi sudah hari baru
Ada satu pertanyaanku
Apakah mungkin dia mencintaiku?



Saturday, December 12, 2009

Beethoven's Prayer

O God give me strength to be victorious over myself,
for nothing may chain me to this life.
O guide my spirit, O raise me from these dark depths,
that my soul, transported through Your wisdom, may fearlessly struggle upward in fiery flight.
For you alone understand and can inspire me.

Ludwig van Beethoven (1770-1827), after he realized that his deafness was incurable, Germany
Doa ini adalah doa yang disampaikan oleh Pak Joas sewaktu mengawali kelas Teologi Agama-agama hari Selasa lalu (1 Sept '09). Aku pikir waktu itu doa ini memang tertulis dalam bahasa Indonesia, ternyata tidak. Beliau menerjemahkan langsung (sepertinya sudah dipersiapkan juga sebelumnya) dari buku yang dibawanya. Buku itu berjudul "The Bridge of Stars: 365 Prayers, Blessings, and Meditations from Around the World."

Buku itu aku pinjam. Aku meminjam buku itu khusus untuk mencari doa ini. Doa yang menurutku dapat memberikan inspirasi. Kalimat doa yang diterjemahkan Pak Joas-lah yang membuatku ingin mencatat doa ini. "Ya Tuhan, berikanlah aku kekuatan untuk menang atas diriku sendiri.." Kalimat itu sepertinya kalimat yang tidak pernah aku minta kepada Tuhan, tetapi aku sering sekali ingin menang atas diriku sendiri. Bukankah sulit untuk mengalahkan diri sendiri?

O God give me strength to be victorious over myself..

(posted in my Facebook's Notes:
Saturday, September 5, 2009 at 7:36am)

Aku sedang agak kesal sama Andre. Entah kenapa dia tadi tiba-tiba "teasing me" dengan masalah yang dapat dikategorikan masalah cinta.

Friday, December 11, 2009

I Need A Break

Apakah kasih terhadap saudara itu? Aku pikir kasih terhadap saudara adalah kasih terhadap saudara. That's it. Apa lagi memang yang bisa diharapkan dari kasih terhadap saudara?

break

Kasih terhadap saudara menurut Surat-surat Yohanes. Harus buat dulu latar belakang apa yang menyebabkan penulis Yohanes membuat surat-surat itu. Apakah iseng saja? Kalau dari paper kelompok terakhir kemarin kan ada kaitannya dengan munculnya aliran Gnostisme. Lalu kenapa pula penulis surat Yohanes harus mengkaitkannya dengan mengasihi saudara? Apa coba yang dipikirkan oleh penulis surat Yohanes?

break

Temanku ada yang bilang harus banyak buat 'cuap-cuap' tidak penting dulu di pendahuluan. Apa ya baiknya? Kasih terhadap Saudara? Penting gitu? Masa begitu?

break

Pada saat ini mengasihi saudara adalah sebuah hal yang biasa. Bukankah begitu? *nah, ini mah lebih parah*

break

Kasih merupakan suatu hal yang esensial di dalam kekristenan. Allah adalah kasih merupakan salah satu pernyataan yang penting di dalam Surat Yohanes. "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam kasih dan Allah di dalam dia." Itu adalah bunyi I Yohanes 4:16b. Kasih ternyata merupakan tema yang penting di dalam Surat Yohanes. Kasih terhadap siapakah? Menurut Samuel B. Hakh dalam kuliah terakhir mata kuliah Teologi Perjanjian Baru semester ganjil tahun ajaran 2009/2010, ajaran etika paling utama dari Surat-surat Yohanes adalah kasih terhadap saudara. Mengapa demikian? Itulah yang sebenarnya menjadi tugasku dalam membuat makalah ini.
How's that? Is that a 'Pendahuluan'?

break

Kasih menurut kamus bahasa Indonesia:
Belas kasihan

Beberapa ayat yang penting berhubungan dengan kasih terhadap saudara menurut Surat Yohanes:
I Yoh 2:9: Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
10. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
11. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan telahmembutakan matanya.

3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
3:16 ...; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?


Tentang Kasih
Allah adalah Kasih (4:7-21)
4:7: ...kita saling mengasihi karena kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
4:20 Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

break

Apa lagi yang akan aku buat? Sepertinya memeriksa arti kata 'saudara' dari setiap ayat di atas sepertinya bisa dilakukan.

break

Kasih merupakan satu kata yang penting di dalam Perjanjian Baru. Kata ini sering muncul di dalam tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru. Kata yang digunakan oleh penulis surat Yohanes adalah agape (αγάπη). I wonder whether the description in page 130-134 about St.John's conception of love will be useful for this.

break

The sixth section once again picks up the motif of love (cf. 3.11-14), only this time the emphasis is on sanctification more than assurance of salvation (4.7-21). This love is shown in Christ’s death (4.7-12; cf. 3.16-17), which in turn is witnessed by the Spirit as a display of God’s love (4.13-16a; cf. John 3.16). Once God’s love is truly grasped—both by the evidence of history and the witness of the Spirit—it necessarily removes all fear, for “perfect love casts out fear” (4.16b-18). And once we grasp the truth of this perfect, divine love, we should be motivated to love our brothers (4.19-21). (from http://bible.org/seriespage/1-john-introduction-argument-and-outline) (the bold one is the important one for me..), tetapi aku masih belum mengerti kenapa kasih terhadap saudara menjadi penting bagi penulis Surat-surat Yohanes? Apakah sebenarnya tidak penting, tetapi Pak Samuel Hakh saja yang menginginkan topik itu untuk dibahas?

break

KISS! (Keep It Simple, Stupid!)

break

Ah, sial. Banyak ide, tetapi aku bingung menyatukannya. Tujuan penulisan apakah hanya memaparkan saja? Apakah permasalahan nyata saat ini yang berhubungan dengan kasih terhadap saudara? Have no idea about this.

break

Struktur penulisan saja belum jelas. Sepertinya harus dibuat sekarang.
Pendahuluan: berisi tentang latar belakang tidak penting yang menyebabkan kasih terhadap saudara ini perlu dibahas (termasuk karena ini tugas akhir saja?). Isi: latar belakang penulisan Surat-surat Yohanes (ini bukannya mengulang paper kelompok terakhir waktu itu ya?) Pengertian 'kasih,' pengertian siapakah 'saudara' menurut Surat Yohanes. Apakah yang membedakan kasih di dalam Surat Yohanes dengan di kitab lain (bila ada)? Apa yang membuat kasih terhadap saudara di dalam Surat Yohanes berbeda (bila ada juga)? Lalu, Kesimpulan dan Aplikasi. Hmm.. Hanya seperti itu? My mind says it's not enough yet. Sial..

break

I need a break. Forget perfection. Stop planning. Remove distractions!


Abednego Residence
12 Desember 2009
14:34

Menantang Tuhan?

Tuhan, apakah yang sedang aku pikirkan?
Apakah Engkau tahu?
Kenapa aku berpikiran demikian?
Apakah Engkau tahu, Tuhan?

Kalau Engkau tahu, coba beritahukan kepadaku!
Aku ingin tahu.


Abednego Residence

12 Desember 2009
13:07

Kasih terhadap Saudara

Kasih terhadap saudara menurut Surat-surat Yohanes merupakan topik untuk makalah akhir mata kuliah Teologi Perjanjian Baru yang aku ikuti semester ini. Setelah tugas itu diberikan, aku memang sering memikirkan apa yang akan aku tulis di dalam makalah itu. Dalam bayanganku, aku akan menulis ‘apa arti kasih menurut surat-surat Yohanes’, ’siapakah saudara yang dimaksud di dalam surat-surat Yohanes’, ‘lalu bagaimanakah kasih terhadap saudara itu’.

Dalam memikirkan untuk membuat makalah itu, aku membaca beberapa buku. Salah satu yang paling aku pikir penting adalah siapakah saudara yang dimaksud dalam surat-surat Yohanes.

kasih yang dipercakapkan Yohanes adalah sikap seseorang kepada saudaranya, yaitu kepada tetangga sebelah kita(?), seesorang yang berada di samping tempat ia hidup dan bekerja, seseorang yang dengannya ia menjalin kontak setiap hari. Terdapat sejenis sikap Kristen yang dengan bersemangat mengkhotbahkan kasih kepada orang-orang di negeri lain, tetapi tidak pernah mengupayakan persekutuan dengan tetangga di sebelah pintu rumahnya atau paling tidak berusaha untuk hidup dalam damai dengan mereka di dalam suatu lingkungan kekeluargaan sendiri.
-William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap Hari Surat-Surat Yohanes dan Surat Yudas (Jakarta: Gunung Mulia, 1990), 76-77.

Teks ini langsung mengingatkanku kepada sebuah tulisan yang pernah aku baca di kungfugrippe.com. Penulis website itu mengkritik tentang sebuah cara kepedulian terhadap orang lain di belahan dunia lain dengan cara yang dalam penafsiranku menurutnya agak aneh.

For anyone who thinks a hashtag campaign or a goddamned ribbon helps “raise awareness” for anything more than our own bloated and self-involved sense of self, get over yourself.

Hampir sama dengan tafsiran terhadap surat-surat Yohanes, penulis kungfugrippe.com lebih memilih untuk mengasihi saudara yang terlihat, yang dapat dijangkau.

But, if you believe for one minute that publicly agreeing with an echo chamber is changing anyone’s mind, behavior, or outlook, you need to stand up, locate your disused front door, walk the f**k through it, and then go spend a full (unwired) day doing something to actually help another person.

Tulisan inilah yang mempengaruhiku untuk tidak terlalu ikut ambil pusing dengan permasalahan Prita. Beberapa waktu yang lalu aku memang ikut dalam sebuah gerakan yang dibuat oleh RED, sebuah perusahaan yang memiliki perhatian terhadap permasalahan HIV/AIDS di Afrika, dengan membuat foto profile Facebook-ku dengan foto dari grup mereka. Selain itu aku juga membuat theme halaman Twitterku dengan sebuah theme yang didesain oleh @JOINRED. Setelah membaca tulisan itu, aku juga akhirnya memutuskan untuk menggantinya.

Kasih terhadap saudara. Hmmm… Makalah itu harus dibuat minimal 7 halaman dan aku belum tahu membuat apa selain yang telah aku tuliskan di atas.

Abednego Residence
11 Desember 2009
18:09

as posted previously here

My Multipy is back. Am I the only one who cannot access Multiply in the last few hours?

Thursday, December 10, 2009

Archives to Remember

Setiap orang pasti mendapat pengaruh dari orang-orang terdekatnya, misalnya keluarga. Aku sendiri mendapat banyak pengaruh dari apa yang aku pernah lihat dilakukan oleh almarhum Bapakku. Dia termasuk orang yang menyimpan dengan rapi banyak hal yang sepertinya tidak perlu untuk disimpan.

Aku pernah menemukan buku Bapak yang isinya daftar pengeluarannya sewaktu masih kuliah di Jalan Proklamasi 27. Ada juga buku harian yang berisi rincian singkat beberapa hal yang dia lakukan dalam satu hari. (Aku bahkan membawa buku catatan hariannya tahun 1978 dari Medan sewaktu pulang Desember lalu.) Aku juga pernah menemukan sebuah bundle surat yang merupakan copy carbon dari setiap surat yang dikirimkan (dan diterima) oleh Bapak, termasuk dari dan kepada beberapa perempuan yang dekat dengannya. (LOL.)

Tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Bapak dulu, aku pernah membuat daftar pengeluaranku di Microsoft Excel. Lebih canggih, bukan? Aku memang tidak punya buku harian, tetapi blogku ini dulu sebenarnya berfungsi sebagai catatan harian. Banyak entry dari journal-ku yang merupakan catatan atas rangkaian kegiatan yang aku lakukan dalam suatu hari. Soal surat-menyurat, sekarang memang tidak zamannya lagi. Sekarang sudah zamannya surat elektronik atau pesan pendek. Surel sudah pasti akan tetap berada di Inbox akun surel tertentu kalau tidak dihapus. Pesan pendek? Kapasitas penyimpanan pesan pendek di handphone kan terbatas. Tak mau kalah dengan Bapakku dulu, aku mulai membuat arsip pesan pendek yang aku terima di tahun 2003. Saat itu aku sedang jatuh suka dengan seseorang. Setiap pesan pendek yang aku terima darinya menjadi pesan pendek yang aku ketik ke komputerku. Kemudian kebiasaan itu berkembang ke mengetik semua pesan pendek yang masuk ke Inbox handphoneku.

Kebiasaan mengetik ke komputer semua pesan pendek yang masuk ke Inboxku berubah menjadi mengetik pesan pendek dari orang tertentu saja. Dan sekarang, aku malah tidak mengetik lagi pesan pendek itu. Aku hanya menyimpannya di handphoneku dan menyalinnya dengan menggunakan Nokia PC Suite ke komputer.

Pertanyaanku paling utama ketika hendak menulis ini adalah: akan diapakan nantinya semua arsip itu? Penting nggak sih, Von? Masak hanya untuk ditunjukkan ke anak cucu?


Abednego Residence
11 Desember 2009
10:45

Sesi Bercerita dan Mendengarkan Cerita

(tulisan ini hanya berisi random facts tentang "Sesi Bercerita dan Mendengarkan Cerita" yang kemarin dilakukan di kontrakan Irmanda dan Ike di Tambak)

Cinta dan persahabatan. Itulah yang menjadi topik pembicaraan kami kemarin malam hingga tadi pagi dalam acara yang aku namakan "sesi bercerita dan mendengarkan cerita". Yang hadir dalam sesi itu ada 9 orang: aku, Armand, Sergio, Stepanus, Jeremia, Grice, Irmanda, Andre, dan Ike. Ada dua orang lagi yang hanya muncul sebelum sesi menembus pagi dimulai. Cerita di dalam sesi bercerita dan mendengarkan cerita ini terlalu tabu untuk dibeberkan di depan umum, atau dibeberkan bukan di depan orang yang bersangkutan. Beberkan di depan orang yang bersangkutan: itu adalah etika gosip yang dianut kebanyakan anak Abednego. (Iya gitu?)

Pada kenyataannya, sesi bercerita dan mendengarkan cerita kemarin itu banyak membeberkan cerita teman-teman sekelas kami yang juga tidak ikut dalam sesi itu. Sesi kemarin itu bisa saja disebut bergosip, tetapi bagiku sesi kemarin sangat membuka mataku. Aku ternyata masih terlalu dangkal dalam menilai orang lain. Apa yang terlihat baik, belum tentu benar-benar baik, dan apa yang terlihat buruk, belum tentu benar-benar buruk. Walaupun serasa berkumpul di kalangan pencemooh, sesi kemarin mengajarkanku untuk lebih bersikap bijaksana. (Apa sih, Von?)

Cerita-cerita yang muncul adalah sejarah tentang cinta yang juga mempengaruhi persahabatan, dan begitu juga sebaliknya.

Untuk sementara, pemilik data sejarah paling banyak tentang cinta yang berkembang di Abednego adalah Andre.

Aku yang biasanya hanya duduk diam mendengarkan ketika teman-temanku memaparkan fakta dari sebuah gosip, tadi pagi pun harus bercerita sedikit. Dari pertanyaan teman-teman yang lain, aku bercerita tentang kepada siapa saja aku pernah jatuh suka di STT Jakarta. Aku menyebut 3 nama. Pertanyaan Ike mengenai seberapa besarkah usahaku selama ini untuk mendapatkan cewek yang aku suka dijawab oleh Sergio. "Dia itu kalau suka sama seorang cewek, hanya sebatas kagum saja. Dia tidak terlalu berusaha untuk mendapatkannya. Menurut gue sih begitu," jawab Sergio.

Pertanyaan mengenai a gift from secret admirer di akhir semester 4 sepertinya mulai terungkap. LOL. Hanya saja kalau orangnya tetap tidak mau mengaku, bisa repot.

Buatku, cerita tentang Stepanus berada di urutan kedua setelah cerita tentang Grice sebagai cerita paling top.

(terlalu banyak fakta dari sesi kemarin yang tidak bisa dibagikan untuk Everyone)

I LOVE ABEDNEGO. (this is the ultimate fact)

Abednego Residence
10 Desember 2009
18:35

Tuesday, December 8, 2009

Inbox Multiply sedang mengalami masalahkah karena perpindahan server mereka? Atau hanya terjadi di account-ku saja?

Playlist Aneh

Tadi pagi aku terbangun pukul 4 pagi. Ada Yosev yang tidur di lantai kamarku, tidur dengan posisi seperti aku biasa tidur. Tak lama, dia terbangun memindahkan tubuhnya ke tempat tidur Jeremia di ruang tengah lantai 2 Abednego Residence. Setelah dia pergi, aku kemudian melihat Winamp-ku. Ada 4 lagu: Barry White - You're The First, The Last, My Everything; Unknown Artist - Track 5 (lagu Taize - Magnificat); Bryan Adams&Barbara Streisand - I Finally Found Someone; dan Westlife - I Don't Wanna Fight. Entah siapa yang membuat playlist itu, tetapi menurutku playlist yang aneh. Kenapa ada lagu Taize?

Playslistnya sudah cukup aneh. Aku malah ikut-ikutan aneh tadi pagi dengan malah sering bernyanyi bagian reff lagu Westlife - I Don't Wanna Fight. Nah, dari keempat lagu itu, aku memang suka lagu Barry White dan lagu Bryan Adams&Barbara Streisand. Lagu Barry White memang salah satu lagu dalam jajaran Most Played di Winampku. Sedangkan lagu Bryan Adams&Barbara Streisand memang salah satu lagu yang aku suka saat aku sedang jatuh suka. Semacam harapankah kalau aku finally akan found someone? LOL.

Playlist aneh, tetapi dari tadi aku hanya memutar playlist itu di Winampku. Aku kah yang aneh?

Abednego Residence
9 Desember 2009
12:23

I Finally Found Someone.

Monday, December 7, 2009

Terhibur

Sekitar pukul 08.35 tadi aku sedang sarapan di Warung Nasi Citra, warung makan di sebelah Kontras. Televisi di warung itu menyala dan sedang menayangkan acara Inbox di SCTV. Aku kemudian langsung terkagum-kagum melihat beberapa orang di luar warung yang merasa terhibur dengan klip video "Selimut Hati" yang dinyanyikan oleh Dewa.

Ada dua orang laki-laki yang menonton dengan seksama video klip itu. "Masih Maia ya?" yang seorang bertanya seperti tidak membutuhkan jawaban. Laki-laki yang satu lagi kemudian ikut menyanyi mengikuti lagu yang sedang diputar itu dengan bergaya memegang sebuah kertas sebagai microphone-nya.

Sebuah klip video saja ternyata dapat membuat mereka terhibur. Hmmm... How about you?

Abednego Residence
8 Desember 2009
9:33


Saturday, December 5, 2009

Malam Minggu

Sekitar pukul 19.30 tadi aku menerima telepon dari kakakku. Dia menelepon karena aku sebelumnya meneleponnya, tetapi dia tidak mengangkatnya. Kami lalu berbicara mengenai teleponnya yang tadi siang tidak aku angkat. Pembicaraan kami berlanjut dengan kepastian tentang aku pulang ke Medan atau tidak. Aku sih tidak ingin pulang ke Medan. Hanya saja kalau Mamak (nantinya) menginginkan aku pulang, aku harus pulang. Harus? Bisa juga sih tidak harus. Apalagi alasannya tiket belum dibeli hingga sekarang. Kalau beli sekarang tentu harganya sangat mahal. Ah, itu tidak ada dalam pembicaraan kami.

Yang mengejutkan buatku adalah pertanyaan kakakku ketika pembicaraan kami akan selesai.

"Eh, malam minggu ke mana?"
"Ke mana? Di rumah aja," jawabku seadanya.
"Nggak ke mana-mana?"
"Nggak."
"Bukannya udah ada?"
"Hah? Nggak ada..."

Kurang lebih begitulah akhir pembicaraan kami tadi. Hmm.. Aku menduga ini pasti ada hubungannya dengan status hubungan (relationship status) di Facebook. Status itu berubah menjadi In a Relationship setelah sebelumnya berstatus Married to Yulius Perdana Putra. Aku memilih untuk membuat statusku In a Relationship setelah perceraian sepihak dari Yulius karena aku pikir status seperti itu lebih baik. Tidak akan ada yang naksir lagi padaku.

Setelah pembicaraan itu, aku ditemani oleh Sergio pergi berbelanja ke Carrefour Express di Menteng Prada. Setelah berbelanja, aku makan malam berdua dengan Jeremia di RM Jatim. Setelah hari ini aku habiskan tanpa hal yang berguna, ternyata malam minggu ini setidaknya dapat aku lalui bersama teman-temanku.

Kapan ya aku bakal malam mingguan bersama seseorang yang 'spesial'? Kalau dari kalimat penutupku saat berbicara dengan kakakku sih, "tak 'kan ada."

Kontrakan Gak Jelas
5 Desember 2009
22:30

Monday, November 30, 2009

Proposal Paper Akhir TAA?

This is the proposal for the TAA class today.

Start with:

Penulis proposal ini (awalnya) tidak tahu hendak menulis apa untuk paper akhir mata kuliah Teologi Agama-Agama ini. Hanya saja, penulis berpikir kalau hal yang hendak dicapai setelah mengikuti kuliah ini adalah mahasiswa dapat menganalisa bagaimana teologi agama-agama yang dimiliki oleh seseorang, terutama orang Kristen. Melalui teori-teori yang ada, mahasiswa juga hendaknya dapat mengerti tentang berbagai paradigma yang ada dalam teologi agama-agama kontemporer. (Lihat Silabus)

Melihat tujuan mata kuliah ini, saya berpikir untuk menulis tentang apa teologi agama-agama yang sebaiknya (atau dapat disarankan) dianut oleh saya sendiri dan tentunya juga oleh orang Kristen di Indonesia. Seperti yang dipelajari di Pengantar Ilmu Teologi (dan di semester ini diulang dalam mata kuliah Teologi Perjanjian Baru oleh Dr. Samuel B. Hakh), sebuah teologi itu muncul dari pergulatan komunitas tertentu dengan konteksnya. Konteks Indonesia mungkin terlalu luas untuk dibahas. Oleh karena itu saya memilih untuk menggunakan konteks sebuah kampus di Bandung. Mahasiswa di kampus itu mayoritas beragama Islam. Kegiatan-kegiatan mahasiswa Kristen secara tidak langsung dapat dikatakan sedikit dihalang-halangi. (---> Persepsi?) Tidak seperti di STT Jakarta yang kegiatan kerohanian mahasiswanya tidak ada yang menghalangi, kegiatan kerohanian di kampus itu cukup banyak (dan cukup diminati). Hanya saja, menurut saya, pengajaran yang ada dalam kegiatan kerohanian mahasiswa di kampus ini cenderung ke arah eksklusivisme yang pada akhirnya menganggap orang lain adalah orang yang perlu diselamatkan. Hal ini yang kemungkinan dapat membuat mahasiswanya, setidaknya saya waktu itu, untuk memandang orang lain rendah karena tidak diselamatkan. (Menurut saya, tidak saya saja yang punya pemikiran seperti ini.) Pemahaman seperti itu dapat menjadikan seseorang hanya mau bergaul dengan "sesama yang diselamatkan", atau bergaul dengan semua orang tetapi selalu memiliki "hidden agenda".

Dengan konteks seperti itu, saya berpikir kalau teologi agama-agama yang perlu dikembangkan di kampus itu adalah teologi agama-agama yang berdasarkan "hospitality", atau berdasarkan "friendship." Apa ini? Saya masih belum tahu.

Hospitality dalam http://www.answers.com/topic/hospitality diartikan sebagai "An instance of cordial and generous treatment of guests." Sebuah contoh tindakan memperlakukan dengan ramah dan bermurah hati terhadap tamu-tamu. Jadi, orang-orang beragama lain haruslah diperlakukan sebagai seorang tamu yang diperlakukan dengan ramah.

Atau melalui "friendship". Sebuah artikel di New York Post (http://www.nytimes.com/2009/11/24/us/24amigos.html?src=tw) menceritakan tentang tiga orang pemuka agama dari tiga agama berbeda (Yahudi, Islam, dan Kristen) membentuk pertemanan. "They put everything on the table: the verses they found offensive in one another’s holy books, anti-Semitism, violence in the name of religion, claims by each faith to have the exclusive hold on truth, and, of course, Israel." Pertemanan yang mereka miliki sepertinya dapat disimpulkan dengan kalimat dalam artikel itu. “We try to honor the truth. This is the truth for you, and this is the truth for me. It may not be reconcilable, but it is important to refuse to make the other the enemy.” (Komparatif? Perspektivisme?)

Paper akhir saya pada akhirnya memiliki hipotesa: teologi agama-agama yang cocok diterapkan di kampus saya dulu adalah teologi yang berdasarkan "hospitality" atau "friendship" ini.

Note: proposal ini dimulai dengan ketidaktahuan dan juga diakhiri dengan ketidaktahuan.

Kontrakan Gak Jelas
1 Desember 2009
10:24

Saturday, November 28, 2009

"Gossip" by Father Flynn in Doubt

A woman was gossiping with her friend about a man whom they hardly knew - I know none of you have ever done this. That night, she had a dream: a great hand appeared over her and pointed down on her. She was immediately seized with an overwhelming sense of guilt. The next day she went to confession. She got the old parish priest, Father O' Rourke, and she told him the whole thing. 'Is gossiping a sin?' she asked the old man. 'Was that God All Mighty's hand pointing down at me? Should I ask for your absolution? Father, have I done something wrong?' 'Yes,' Father O' Rourke answered her. 'Yes, you ignorant, badly-brought-up female. You have blamed false witness on your neighbor. You played fast and loose with his reputation, and you should be heartily ashamed.' So, the woman said she was sorry, and asked for forgiveness. 'Not so fast,' says O' Rourke. 'I want you to go home, take a pillow upon your roof, cut it open with a knife, and return here to me.' So, the woman went home: took a pillow off her bed, a knife from the drawer, went up the fire escape to her roof, and stabbed the pillow. Then she went back to the old parish priest as instructed. 'Did you cut the pillow with a knife?' he says. 'Yes, Father.' 'And what were the results?' 'Feathers,' she said. 'Feathers?' he repeated. 'Feathers; everywhere, Father.' 'Now I want you to go back and gather up every last feather that flew out onto the wind,' 'Well,' she said, 'it can't be done. I don't know where they went. The wind took them all over.' 'And that,' said Father O' Rourke, 'is gossip!'

I just watch the movie. I thought the sermon brought by Father Flynn in the movie was great. That's why I copy-and-paste the sermon here.
copied from IMDB.com

Tuesday, November 24, 2009

Tidak Ada

Aku hanya mau menulis: "tidak ada".

Penting tidak?

KGJ
24 November 2009
23:22

Thursday, November 19, 2009

Random Thought

This is a random thought.

I'm sleepy. Why? I slept at about 12.26 am and woke up this morning at about 4.47 am. I don't know why I woke up that early in the morning though it was a very tiring day the day before.

Oh, let me tell my story about yesterday. Yesterday surprisingly I read the writing that had to be read for the quiz today. It was also a writing for the group that have to present their presentation today. I read the writing with Yesie, Yonea, and Debora. And sotoyly, while we were reading the writing and trying to comprehend it, I spoke in English to them. Namanya juga sotoy.

Is there any other thing that I have to write here?

Ah, I guess it's enough for now. I'm really sleepy. My head is not clear enough to think.

Perpustakaan STT Jakarta, Meja 10, Laptop Irmanda
20 November 2009
13:47

Wednesday, November 18, 2009

Face It!

"..dia ingin bilang.. aku ga suka kamu. Itu aja. Face it.. there's nothing we can do about it."

-from a friend in Soest, Germany.

That simple?

Friday, November 6, 2009

Iklan "Epilepsi"




"Epilepsi" dibuat oleh Panitia Malam Gembira Dies Natalis 75 STT Jakarta untuk ditayangkan sebagai iklan di acara Malam Gembira tanggal 30 Oktober 2009

Tuesday, November 3, 2009

Aku Makan II

(aku melanjutkan tulisan ini setelah menyantap makanan gratisan, sisa makanan di acara Sertifikasi Guru-guru Agama yang diselenggarakan di Aula STT Jakarta)

...lanjutan dari tulisan sebelumnya.

Makan saat sakit tentunya menjadi masalah buat kebanyakan orang. Dari masalah tidak selera, atau bahkan karena masalah perut yang menolak makanan. Saat sariawan atau ada gangguan di mulut pun kebanyakan orang akan terganggu dalam menyantap makanan. Hal itu tidak atau kurang berlaku padaku. Ini mungkin karena memang sudah sejak kecil aku tidak boleh tidak makan (kecuali dianjurkan demikian, misalnya pada waktu aku baru mengalami kecelakaan pada tanggal 26 Mei 1999) walaupun sedang sakit. Memuntahkan makanan pun sepertinya bukan pilihan buatku, karena aku harus makan lagi (bukan yang aku muntahkan tentunya) supaya perut jangan sampai kosong. Begitulah adanya sehingga dalam keadaan sakit seperti apapun aku pasti bisa menghabiskan makanan yang sudah menjadi jatahku. Sariawan, penyakit yang pernah aku tuliskan di blog ini sebagai penyakit bulananku, pun tidak pernah menghalangiku untuk makan dengan normal.

Soal sakit dan makan, aku punya cerita bodoh. Aku termasuk orang yang tidak terlalu mau merepotkan orang lain. Suatu waktu di tahun 2006, aku sakit demam biasa. Sepertinya begitu. Walaupun tubuhku sudah lemas, aku membeli sendiri makananku dengan berjalan cukup jauh ke warteg atau warung penjual makanan terdekat. Sakit tidak sembuh, aku malah menjadi tambah sakit karena kurang terawat. Aku bahkan sampai divonis gejala tifus karena sakitku yang akhirnya cukup lama sembuh itu. Sejak itu, aku mulai tidak ragu untuk merepotkan orang lain untuk membelikanku makanan bila aku sakit.

Ah, aku mentok. Aku hanya bisa menulis seri "Aku Makan" ini hanya sampai di sini.

Perpustakaan STT Jakarta, Meja 2
3 November 2009
19:40

Cinta Adalah...

Cinta adalah
Berbahagia untuk orang lain
Saat mereka bahagia
Sedih untuk orang itu saat mereka sedih
Bersama di kala senang
Dan bersama di kala sedih
Cinta adalah sumber kekuatan

Cinta adalah
Bersikap jujur kepada diri sendiri sepanjang waktu
Bersikap jujur kepada dia sepanjang waktu
Bercerita, mendengar, menghargai kebenaran
Dan tak pernah berpura-pura
Cinta adalah
Pemahaman yang begitu lengkap sehingga
Kita merasa seolah kita bagian darinya
Menerima dia sebagaimana dia adanya
Dan tak mencoba mengubahnya menjadi orang lain
Cinta adalah sumber kesatuan

Cinta adalah
Kebebasan mengikuti hasratmu sendiri
Sekaligus berbagi pengalaman dengannya
Pertumbuhan satu individu di samping
Dan bersamaan dengan pertumbuhan individu lain
Cinta adalah sumber keberhasilan

Cinta adalah
Kegairahan merencanakan bersama
Kegairahan melakukan bersama
Cinta adalah sumber masa depan

Cinta adalah
Amukan badai
Ketenangan pelangi
Cinta adalah sumber renjana

Cinta adalah
Memberi dan menerima dalam situasi sehari-hari
Bersikap sabar dengan kebutuhan dan hasrat pasangan
Cinta adalah sumber berbagi

Cinta adalah
Mengetahui bahwa si dia
Akan selalu bersamamu apa pun yang terjadi
Merindukan dia saat dia pergi
Tetapi tetap dekat di hati sepanjang waktu
Cinta adalah sumber keamanan

Cinta adalah
Sumber kehidupan

Susan Polis Schutz

dikutip dari Bettie B Youngs, More Taste Berries for Teens: Koleksi Kedua, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), 221-222.

Aku mengutip tulisan di atas atas saran Yonea Sabatiari. Menurutku tulisan di atas adalah tulisan yang bagus.

Monday, November 2, 2009

Aku Makan

Aku baru saja makan siang di kantin sekolahku. Aku hanya makan nasi putih dengan lauk sayur capcay dan telor dadar. Itu sudah cukup untuk membuat perutku kenyang.

Makan. Itu bukanlah aktivitas yang terlalu spesial buatku. Buktinya aku sering melewatkan makan pagi atau makan siang atau makan malamku. Aku juga tidak pernah terlalu memilih-milih makanan apa yang akan aku makan.

Aku sering melewatkan salah satu waktu makanku bukan karena penghematan, tetapi lebih ke arah malas. Atau, karena aku sering menunda-nunda, salah satu penyakitku. Walaupun begitu, aku jarang (kalau dibilang tidak pernah sepertinya berlebihan) merasakan maagku sakit.

Berbicara tentang maag, aku jadi ingat kapan pertama kali aku kena penyakit maag. 27 Juni 1999. Itu adalah hari di saat Bapak akan diantar ke pemakaman. Waktu itu makan siang, dan menunya adalah nasi, rendang, dan sayuran. Sewaktu makanan sudah kutelan, aku merasakan sakit di lambungku. Besoknya aku dan Mamak langsung memeriksakan diriku ke Rumah Sakit St.Elizabeth. Just in case ada luka di dalam perutku akibat kecelakaan yang mengakibatkan Bapakku dirawat di RS Vita Insani Siantar sebelum akhirnya dia meninggal. Dua hari berikutnya aku di-rontgen. Ternyata tidak ada keanehan di perutku. Dokter hanya menvonis kalau aku sakit maag. "Karena banyak pikiran," kata dokter. Aku bertanya dalam hati, "apa? Banyak pikiran?" Vonis dokter aku terkena penyakit maag membuatku selama 3 tahun duduk di SMU Negeri 1 Medan selalu harus membawa bekal a.k.a bontot ke sekolah. Itulah pula yang menyebabkan diriku diberi julukan Dewa Bontot di Buku Tahunan SMUNSA 2002.

Makan di fastfood restaurant sebenarnya bukan pilihan buatku ketika aku baru menginjakkan kakiku di Bandung. Setiap kali jalan-jalan ke Bandung Indah Plaza sepulang mengikuti kebaktian di GII Dago, aku tak pernah terpikir untuk makan di McDonald. Bukan kelasku, pikirku saat itu. Cara berpikir seperti itu berubah ketika kakakku datang mengunjungiku. Dengan dialah aku pertama kali makan di McD BIP. Aku tidak ingat kapan tepatnya itu terjadi, tetapi setelah itu aku jadi tidak sungkan-sungkan lagi untuk makan di McD BIP dan rumah makan cepat saji sejenisnya.

Makan saat sakit tentunya...

bersambung

Isi Kepalaku?

Halaman tempat aku menulis ini telah terbuka sejak pukul 09.04. Aku baru bisa mengetik tulisan ini setelah jam di komputerku menunjukkan 10.34. Waktu terbuang begitu saja. Dalam waktu satu setengah jam, aku hanya bernyanyi untuk menyenangkan hatiku sendiri. Aku bernyanyi lagu Jamie Cullum, Michael Buble, dan Rod Stewart. Semua lagu yang kunyanyikan memang dapat menghiburku. Beberapa waktu setelah lagu selesai dinyanyikan, aku merasa kuatir lagi.

Yah, aku kuatir. Aku takut. Banyak hal yang aku takutkan dalam hidupku. Aku pernah membuat tulisan di blog-ku ini tentang Si Penakut dan Nila Setitik. Aku waktu itu menyebut diriku si penakut dan nila setitik. Penakut karena memang aku takut menghadapi masa depanku yang dari mataku memandang memang terlihat sama sekali tidak jelas, bahkan hingga saat ini ketika aku telah berumur seperempat abad lebih. Nila setitik? Aku lupa kenapa aku menyebut diriku nila setitik.

Aku sudah tak tahu mau menulis apa. Isi kepalaku sebenarnya penuh, tetapi aku pikir tidak mungkin menumpahkan semua isi kepalaku di sini.

KGJ
3 November 2009
10:40

Welcome Message Picture-ku di multiply-ku telah kembali. Aku memakai layanan GooglePages yang setahuku tak lama lagi akan tidak beroperasi juga.

Monday, October 26, 2009

Arti Mencintai

Aku diminta oleh Yesie untuk menulis sebuah tulisan tentang cinta. Aku bingung mau menulis dari mana. Pada awalnya yang ada di dalam pikiranku adalah membuat tulisan tentang arti mencintai, bukan arti kata cinta itu. Itulah sebabnya aku pernah melakukan sejenis polling lewat sms kepada puluhan orang yang nomornya ada di handphoneku. Jawaban mereka beragam. Oh iya, pertanyaannya sebenarnya cukup panjang sehingga kebanyakan jawaban beragam mereka itu tidak terlalu menjawab seluruh pertanyaan yang aku tanyakan. Pesan singkat yang aku kirim berisi demikian: “Menurutmu, apakah arti mencintai? Apakah kau sedang mencintai seseorang saat ini? Bila ya, mengapa engkau mencintainya?”

Sebelum sampai pada jawaban mereka yang beragam itu, aku sepertinya perlu menuliskan di sini apa arti cinta dan mencintai menurut beberapa buku referensi di perpustakaan STT Jakarta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta itu adalah suka sekali, sayang benar. (Definisi pertama itu merujuk kepada suka atau sayang kepada anggota keluarga.) Definisi kedua: cinta adalah kasih sekali, terpikat (antara laki-laki dan perempuan). Sedangkan mencintai artinya adalah menaruh kasih sayang kepada; menyukai. Karena belum puas dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, aku juga mencari arti kedua kata itu di Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) karangan J.S Badudu dan M.Zain. Definisi pertama: kasih sayang yang besar sekali. (Definisi inipun ditujukan kepada sayang terhadap anggota keluarga.) Definisi kedua: kasih sayang yang besar sekali dan keinginan memiliki. Contoh kalimat untuk definisi kedua di dalam KUBI ini pun menarik: Cintanya kepada kekasihnya sangat besar. Sedangkan mencintai artinya adalah cinta akan seseorang atau sesuatu.

Definisi manakah yang Anda pilih? Kalau aku sih lebih memilih definisi KUBI.. Mengapa? Pengin aja. Nah, lho?

Nah, sekarang kita sampai pada jawaban beragam dari para responden polling sms saya:

Eunice© (20tahun): “Cinta adalah perasaan yang tumbuh ketika kita ingin selalu bersama dan selalu ingin membuatnya tersenyum bahagia. Dan kita akan mencintai seseorang jika kita dapat saling melengkapinya.”

Ingrid (19): “Mencintai adalah belajar untuk menyangkal diri. Aku mencintai seseorang yang aku butuhkan dan membutuhkanku.”

Daphne (19): “Mencintai seseorang karena dia adalah dia. Mencintai berarti siap menghadapi resiko apapun….  Kalau kita cinta sama dia ya kita harus menanggung resiko apapun sifat dia alias apa adanya dia.”

Mandy (20): “Mencintai berarti berbagi kasih dengan orang lain dan menerima dia apa adanya (idealnya). Ia, karena dia pacarku.  (2)Karena dia belahan jiwaku.(3)Terkadang cinta itu pilihan. Pilihan untuk sakit atau senang. Dan itu semua tergantung penikmat cinta itu sendiri. (4)Orang hidup karena cinta. Dan cinta ada untuk memberikan kehidupan. Prioritas bisa membantu kita melihat dan menentukan mana yang utama. Hidup atau cinta.”

Aaron (20): “Mencintai itu seperti titik equilibrium dalam ekonomi, sebuah keseimbangan di mana kita memberi, sekaligus membuka diri untuk menerima. Iya, sekarang lagi mencintai seseorang, karena dia bisa membuat gue berada di titik equilibrium itu.”

Samantha (21): “Karena ada ketertarikan tertentu yang membuat gue jatuh cinta, kemudian karena ada rasa sayang maka cinta itu semakin timbul.”

Audrey (24):  “Mencintai itu... Ketika kebahagiaan seseorang lebih penting dari kebahagiaan sendiri, karena kalau orang itu bahagia, kamu jadi jauh lebih bahagia lagi. Mencintai seseorang? Banget. Kenapa? Ga tau juga. Penginnya tau…. (2)Mencintai dilakukan karena cinta sama seseorang. Kenapa cintanya sama orang itu yang susah dijawab.”

Dorothy (22): “…Kebanyakan kita memerlukan alasan untuk mencintai seseorang, tetapi cinta yang sebenarnya tidak membutuhkan alasan. Ia hanya butuh tindakan.”

Nicole (21): “Aku pernah mencintai seseorang. Tapi dia tidak mencintaiku. Seseorang pernah mencintaiku. Tapi aku tidak mencintainya. Kedua kenyataan ini menyakitkan. Sekarang aku mencintai sesorang, yang juga mencintaiku. Itu jauh lebih baik.”

Chloe (22): “Mencintai adalah membuat yang kita cintai bahagia meski tidak bersama dirinya. Cowok-cowok yang aku cintai sudah dimiliki sama orang lain. Kalau pacar sekarang lagi ga punya tuh. Tapi saya punya keluarga dan teman-teman yang saya cintai.”

Felicity (20): “Cinta menurut gue ya persaaan yang ada yang dilandasi kepercayaan, ketulusan dan kejujuran. Iya..gue sedang merasakan mencintai seseorang.”

Jocelyn (20):  “…Aku sampai sekarang cuma bisa mencintai keluarga intiku. Di luar itu sepertinya aku belum pernah yang namanya jatuh cinta, karena aku gak tau arti mencintai itu apa. Sekarang aku lagi belajar untuk benar-benar mencintai Tuhan saja…”

Judith (19): “Nggak.. Aku gak sedang mencintai”

Yvonne (20): “Mencintai berarti menyayangi dengan apa adanya tanpa mengharapkan balasan. Itu sih idealnya. Gue gak lagi mencintai seseorang. Lagi merenung buat diri sendiri.”

Thelma (20): “Tidak bisa diungkapkan dengan sekadar kata-kata karena itu semua ada di dalam hati.”

Marion (19): “Arti mencintai adalah menerima apa adanya. (Hehe, dangkal banget ya?! Ya begitu deh. Mencintai seseorang saat ini? Hmmm.. Yapp. Karena dia mencintai saya. Dan di depan dia, gue bisa menjadi diri gue sendiri. Karena dia menerima gue apa adanya.. (Kok gue jadi melow sih?! Najonk banget ya? Hehe..”

Rosemary (20): “Ada yang bilang katanya mencintai itu ga perlu alasan, karena jika ada berarti cintanya ga tulus dong.. (2) tapi, kalau kata cowok gue alasannya karena ingin hidup dan membina keluarga bersama orang yang dicintai.”

Florence (20): “You know..Love isn’t about loving a perfect person..But love is about loving an ordinary person perfectly..

Suzanne (19):  “..Mencintai? Apa ya? Gue sendiri gak tau arti pasti mencintai.. dan gue juga kurang suka istilah ini. Kalau dalam hubungan laki-laki dengan perempuan gue lebih suka istilah sayang daripada cinta. Karena cinta mungkin bisa jadi gak bermakna saat suatu hubungan putus. Tetapi sayang bisa terus-menerus dalam wujud yang berbeda. (2) Gue gak pernah menyamakan cinta=sayang. Gue gak pernah bilang bahwa gue mencintai seseorang.  Sayang itu lebih dalam dan gak akan pengaruh bila rasa sayang itu gak berbalas. Kayak gue bilang tadi bisa dalam wujud yang lain. Saat ini gue  menyayangi seseorang. Alasan mengapa gue sayang sama dia mungkin akan terkesan terlalu dangkal bila bisa dituliskan.

Shirley (19): “Menurut gue..Mencintai itu..Suatu perasaan yang meluap-luap  yang membuat kita rela melakukan apa saja demi melihat orang yang kita cintai bahagia. Kenapa gue mencintai dia?Ya karena saat bersama dia, gue bisa menjadi diri gue sendiri dan dia bisa membuat gue nyaman, dan bahagia.”

Eileen (20): “..Menurut gue mencintai itu memahami.. Gue rasa gue sedang mencintai seseorang. Terus, gue gak tau kenapa gue mencintai dia, tapi yang pasti gue mengagumi kesederhanannya, kedewasaannya dan relasinya dengan Tuhan dan sesama..”

 


©semua nama di dalam tulisan ini bukan nama sebenarnya. Umur pun hanya perkiraan dari penulis.



Tulisan di atas adalah tulisan yang aku buat sekitar Februari lalu berdasarkan polling sms yang aku buat sendiri. Yesie sebenarnya memintaku untuk membuat tulisan di atas untuk dimasukkan ke buletin Kurir, sebuah buletin mahasiswa di sekolahku. Sayangnya, aku tidak bisa membuat kesimpulan dari hasil polling di atas. Note: Bagian yang dicetak tebal adalah bagian yang menurutku beberapa hal yang menarik dari arti mencintai menurut beberapa orang yang merespon polling smsku.

Friday, October 23, 2009

Abednego: Gokil

Abednego. Nama itu ditetapkan beberapa hari sebelum Jalan Salib di Parigi dalam rangkaian acara OSMABA 2005 (Agustus 2005). Saya sendiri tidak tahu siapa yang menetapkan nama itu menjadi nama angkatan kami. Singkat cerita, nama itu tetap menjadi nama angkatan kami, mahasiswa S1 STT Jakarta angkatan 2005, hingga saat ini.

Abednego sendiri seingatku merupakan singkatan dari Angkatan Bandel, Nekad, dan Gokil. Namanya memang Alkitabiah karena Abednego merupakan salah satu tokoh di dalam kitab Daniel. Begitu tahu singkatannya, sepertinya orang tahu kalau itu tidak Alkitabiah sama sekali. Kembali ke kepanjangan dari Abednego, saya belakangan menyadari kalau kepanjangan Abednego lebih cocok Anak-anak Bandel, Nekad, dan Gokil. Sehingga bila disebutkan angkatan Abednego, tidak terjadi perulangan kata 'angkatan'. Nice, I thought.

Hari ini kelas kami menjadi kelas yang mengkoodinir ibadah Jumat siang di Kapel STT Jakarta. Salah satu ciri kelas kami terlihat dalam proses persiapan ibadah tadi: gokil. Walau saya tidak mengikuti secara keseluruhan prosesnya, saya tahu letak kegokilan teman-teman sekelasku dalam mempersiapkan ibadah tadi siang. Tata liturgi disiapkan oleh Yosafat. Itu sih biasa. Yang gokil, kami tidak menunjuk siapapun untuk menjadi pengkhotbah hingga kemarin. Saya yakin penentuan bahwa tidak ada yang khotbah untuk ibadah tadi siang baru dilakukan kemarin siang. Pengganti khotbah ditampilkan semacam refleksi dalam pertunjukan drama yang menurut teman saya mengacu pada Metode Bercerita dalam kuliah Metode Mengajar. Yang gokil dari pertunjukan drama itu: skrip disiapkan oleh Jeremia Hutajulu bersama Stepanus Bungaran dalam waktu semalaman saja. Latihan untuk melakukan pertunjukan tadi pun baru dilakukan paling cepat setelah jam 9.30. (Saya tahu itu karena Jeremia dan Stepanus masih di KGJ sewaktu saya pulang untuk mandi ke KGJ setelah kuliah jam pertama.)

Saya tidak tahu penilaian orang lain terhadap jalannya "pertunjukan" di ibadah tadi siang. Pendapat saya, naskah drama yang disiapkan oleh Jeremia dan Stepanus cukup mengena dengan teks Alkitab yang menjadi bahan khotbah, yaitu dari Matius 11:25-30. Dan jalannya ibadah, walau di banyak bagian saya akui kurang menunjukkan bahwa teman-teman saya sudah lulus kuliah Memimpin Ibadah, berjalan cukup baik.

Mau tahu pendapat beberapa di antara kami tentang ibadah tadi siang? "Pasti hasilnya lebih buruk kalau ini dipersiapkan dari seminggu yang lalu!"

Well done, Abednego. We are gokil.

KGJ di KGJ
23 Oktober 2009
20:08

tulisan ini adalah pendapat pribadi. *halah, penting gak sih?*

Thursday, October 22, 2009

My Designs


desain poster Ibadah Taize dalam rangka Dies Natalis 75 STT Jakarta

desain-desain buatan gue.. (poster, etc)

Ada yang Salah

Ada yang salah
Jantungku berdetak lebih kencang
Ini terjadi sejak beberapa hari lalu

Ada yang salah
Aku merasa bersalah
Sejak beberapa hari yang lalu

Ada yang salah
Ingin rasanya aku mencabik-cabik jantungku
Dan aku pun tidak perlu merasa bersalah

KGJ di KGJ
22 Oktober 2009
18:00

Saturday, October 17, 2009

Crazy Little Thing Called Love - vontho and sergio




song by Queen
recorded today (October 18, 2009) while we still have a flu..

hanya kerjaan iseng!

as posted here

Inglourious Basterds

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Film ini menurut saya film komedi. Saya sering tertawa melihat adegan-adegan di film ini. Menurut saya bagus, karena film ini berdurasi 152 menit (menurut 21cineplex.com).

Ceritanya menarik, menegangkan, tetapi ada humornya. Pembunuhannya sadis! Adegan-adegannya keren. Pokoknya bagus deh..

Saya hanya sedikit bingung ketika bahasa yang digunakan adalah bahasa Jerman, atau bahasa lainnya. Ribet baca terjemahannya soalnya..



review buatan 21cineplex.com: klik di sini

Cinta Segi-duapuluhenam

Ini hanya terjadi di imajinasi bodohku. Inilah cinta segi-duapuluhenam:

Ani menyukai Budi, Budi menyukai Cinta, Cinta menyukai Doni, Doni menyukai Elly, Elly menyukai Farid, Farid menyukai Gina, Gina menyukai Hendra, Hendra menyukai Intan, Intan menyukai Jonathan, Jonathan menyukai Karmila, Karmila menyukai Leo, Leo menyukai Mawar, Mawar menyukai Nathan, Nathan menyukai Olive, Olive menyukai Peter, Peter menyukai Qadijah, Qadijah menyukai Rembrandt, Rembrandt menyukai Stephanie, Stephanie menyukai Thomas, Thomas menyukai Utada, Utada menyukai Vontho, Vontho menyukai Wynonna, Wynonna menyukai Xavier, Xavier menyukai Yvonne, Yvonne menyukai Zack, dan ternyata Zack menyukai Ani.

Akankah terjadi di dunia nyata?

To Be With You - vontho and sergio




music by Irving Kaplan (Just Another Solo Guitar album)

this song was recorded by me. actually intended to be a solo by me. but coincidently Sergio came into my room and we sing along. FYI, both of us had a flu while singing this song. it's not a reason for us that our voice is not too good though. LOL.. the thunder was lightning outside our residence while this video was recorded..

enjoy the show.. :)

Temanku, Teman Saya, dan Teman Gue

16:33 Air mataku menetes. Aku baru saja mendengar kabar dari seorang temanku. Dia baru saja patah hati. Aku baru menyadari kalau dia patah hati. Dia memang pernah cerita kalau dia has a crush on seorang teman saya juga. Seorang teman saya itu ternyata sekarang sudah menjadi kekasih seorang teman gue juga. Itulah yang menyebabkan dia patah hati.

Aku sepertinya terlalu sensitif. Masak mendengar seorang teman patah hati bisa membuatku menangis? Aku sendiri tidak akan menangis kalau patah hati. Ah, tidak. Aku memang pantas menangis. Hati temanku ini patah tanpa diketahui oleh teman gue yang sedang berbahagia. Teman gue tidak tahu kalau temanku sebenarnya has a crush on teman saya, padahal temanku dan teman gue ini sebenarnya teman dekat. Membayangkan itu, itulah mungkin yang membuatku menangis tadi.

Turut berduka atas patahnya hatimu, Teman. Badai pasti berlalu... Percayalah padaku yang sudah sering, eh selalu, patah hati ini.

KGJ
17 Oktober 2009
18:16