Pages

Monday, December 27, 2010

Plaza Semanggi - Kontrakan Den Abed (Bagian I)

Hari ini aku berhasil berjalan kaki dari Plaza Semanggi ke kontrakanku. Mungkin ini jalan kaki tak penting terjauh yang aku pernah lakukan selama di Jakarta. Terakhir dan terjauh sebelumnya mungkin jalan kaki dari Stasiun Tanah Abang ke kontrakan yang aku lakukan Selasa minggu lalu.

Aku pergi ke Plaza Semanggi sebenarnya dengan tujuan tak penting: mengambil uang di ATM. Dan satu hal tak penting lain yang cukup memalukan kalau disebutkan: mencari perdana murah dengan nomor menarik di jembatan penyeberangan Bendungan Hilir.

Sekitar 16.03 sewaktu kakakku mengirimkan sms memintaku memeriksa email, aku sudah berada di halte Megaria di Jalan Proklamasi dengan sebotol Aqua 1500 ml di tanganku. Pakaianku hanyalah sebuah celana pendek orange yang aku biasa pakai untuk tidur dan sebuah kaus putih 61 yang bertuliskan "Love At First Sight". Aku sebenarnya hendak pergi mencari makan siang di KFC Cikini -Attack- lalu dari sana mengambil uang ke ATM Mandiri yang berada di depan TIM. Apa hendak dikata, rencanaku sering berubah. Aku malah pergi ke Giant membeli Aqua lalu memutuskan mengambil uang di Plaza Semanggi saja.

Tiba di Plaza Semanggi, aku langsung mengambil uang di ATM Mandiri di dekat CFC. Lagu Ave Maria yang dinyanyikan oleh Celine Dion berkumandang. (Berkumandang? Seperti lagu kebangsaan saja!) Tak ada yang lebih menarik dari mengambil uang di ATM sambil bernyanyi sok tahu lagu Ave Maria. Selesai dari ATM, aku ke 3 Store. Aku berencana membeli voucher 3 untuk internetku. Setelah berpikir sangat panjang, aku mengurungkan niatku. Biarlah aku menikmati internet 3-ku yang sudah super lemot, pikirku. Atas nama pengencangan ikat pinggang. (Ada ya istilah seperti itu?) Jadilah aku datang ke 3 Store hanya untung mengisi surat keluhan yang disediakan oleh mereka. Keluhanku ya itu, internet 3 "lambat sangat kalau kuotanya sudah habis." Yah, di mana-mana memang begitu kan? Hanya saja, aku tak salah kan mengeluhkan itu? Aku kemudian melemparkan pandanganku ke Christiano Ronaldo yang berdiri entah sejak kapan di toko itu. Ada daftar "nomor cantik" yang menempel di tubuhnya. Dan satu nomor yang menarik perhatianku adalah 08999990507. 507! Aku kemudian berkeliling ke XL dan Axis. Axis memasang iklan menarik untuk paket Blackberry Unlimited-nya. Axis tidak memasukkan tarif 3 dalam grafik Perbandingan Tarif Blackberry Unlimited Bulanan. Atau sepertinya dia memakai tarif BB 3 yang lama. Bukan mau membela 3, hanya saja menurutku iklan itu payah! Tentang para operator seluler sekarang, aku pikir bisa dibuat tulisan lain. Secara singkat, semua operator itu iklannya payah.

Yang menarik di Plaza Semanggi adalah adanya toko dengan nama Luna Maya. Pakai kata hardware pula. Aku tak terlalu memerhatikan apa isi tokonya.

Aku kemudian keluar dari Plaza Semanggi. Aku memang tak punya sesuatu yang ingin kubeli. Atau tepatnya, aku sedang tak ingin membeli apa-apa dalam rangka memperingati Natal. Apa hubungannya ya?

Aku kemudian nongkrong sejenak di jembatan penyeberangan Bendungan Hilir. Aku memerhatikan satu per satu dengan tidak seksama nomor-nomor perdana yang dihamparkan oleh seorang penjual di dekat belokan ke arah halte bus Transjakarta. Di situlah aku dulu membeli perdana Simpati PeDe ku yang 507 itu seharga Rp15.000. Kalau tidak salah, aku membelinya sekitar awal tahun ini. Setelah aku perhatikan, tak ada satupun yang menarik. Aku kemudian memutuskan untuk pulang saja. Aku berjalan menyusuri jembatan penyeberangan yang dipenuhi penjual jam tangan yang entah-apa-namanya dan penjual tas yang modelnya-entah-apa-namanya.

Pukul 17.51 di jam telepon genggamku, aku tiba di halte. Aku berpikir kalau hari masih terlalu cerah untuk langsung pulang. Lagipula bus 213 rata-rata penuh pada jam pulang kantor seperti itu. Aku pun kemudian dengan spontan memutuskan untuk berjalan kaki saja. Sampai ke rumah.

Benarlah pepatah yang mengatakan, "banyak berjalan, banyak melihat." Ada ya pepatah seperti itu? Kenapa sepertinya aku malah mengarang pepatah baru ya? Despite the pepatah is right or wrong, 
what I'm trying to say is I was looking a lot of things this 
evening when I walked home.

Ada bus Royal Platinum. Bus itu adalah bus yang dipakai oleh rombongan peserta PRPG Agustus lalu. Aku jadi ingat kalau aku naik bus ke Cipanas hanya dengan empat penumpang di dalamnya. Bus Royal Platinum itu tadi aku lihat diparkir di depan Hotel Sahid Jaya. Aku baru memerhatikan kalau bangunan hotel itu sudah semakin bagus. Lalu melihat kondektur bus Royal Platinum itu, aku jadi ingat kondekturbus yang membawa kami ke Cipanas waktu itu. Dia bercerita kalau dia lari dari bosnya dengan menggadaikan motor milik bosnya. Di sebelah Hotel Sahid Jaya ada bangunan Da Vinci Penthouse. Aku jadi teringat seseorang yang mengaku tinggal di situ. Soal gedung itu, aku pikir gedung itulah satu-satunya gedung di Jalan Sudirman yang memiliki pilar agak berlebihan dan ada patung-patung yang harusnya didemo oleh FPI. Gedung berikut yang membuatku teringat akan sesuatu adalah gedung BNI 46. Aku pernah ke salah satu lantai gedung itu untuk interview menjadi data entry. Ada tulisanku tentang penipuan yang dilakukan perusahaan yang melakukan interview palsu itu (yang aku tak bisa mencari link-nya karena internetku super lemot).

Selain gedung, ada pula stiker menarik di dekat halte Karet. Isinya, "ingin tahu apakah bus Anda sudah lewat?" Kurang lebih begitu. Follow @tegursapajakart. Kalau tidak keliru, itu nama akun Twitternya. Menarik, pikirku.

Walaupun pendapatku tentang bus 213 pada jam pulang kantor seperti tadi itu ternyata salah -- it turned out that 213 was not as padat 
as usual --, aku tetap melanjutkan perjalanan kakiku. Kakiku 
sudah sakit ketika melewati jembatan dekat Stasiun Sudirman. Dan aku pun ternyata ingin membuang sesuatu karena aku terlalu banyak minum. 
What do you expect from drinking 1500 ml water?

Pukul 18.24 waktu di handphone-ku, aku sudah di depan lift dekat Harvey Nichols Grand Indonesia.

to be continued...

Kontrakan Den Abed
27 Desember 2010
23:37

Sunday, December 26, 2010

I'm making noise as there's thousands of people in this house. Now they know who is their real enemy of the environment.

Aneh Berlanjut

Keanehan berlanjut. Sepertinya bukan karena ada yang aneh yang terjadi di sekitarku. Itu lebih kepada diriku sendiri yang aneh. Melihat hal yang biasa itu sebagai sesuatu yang aneh.

Tadi pagi kami mengikuti kebaktian Minggu di GKI Bintaro Utama. Kali ini aku jadi teringat lagi dengan Perjamuan Kudus di dalam Memimpin Ibadah. Pagi tadi memang dilaksanakan Sakramen Perjamuan Kudus di GKI Bintaro Utama. Aku melihat (tata) liturginya. Ada yang aneh. Hanya saja aku tak tahu apa. (Bilang saja sebenarnya tidak tahu!)

Pokoknya pagi ini dalam ibadah Minggu tadi aku berpikir kalau dalam sebuah jemaat harus terdapat orang-orang yang mampu untuk mempersiapkan ibadah dengan baik. Banyak elemen yang terkait tentunya dalam pelaksanaan ibadah. Entah kenapa aku malas menyebutkan satu per satu. (Eh, aku memang tak tahu kali ya?) Hanya saja dari ibadah tadi pagi aku berpikir kalau di setiap gereja itu harus ada pemusik yang mengerti musik dan musik gereja, dan bisa memainkan musik tanpa memakai style bawaan keyboard. Sejak belajar tentang musik gereja, entah kenapa aku termasuk orang yang agak anti dengan penggunaan beatbox (atau apalah namanya itu!) dalam ibadah. Apalagi pemusiknya showy tak penting dengan terlalu panjang memakai intro tak penting dan juga interlude(The last few lines was a sok-tahu view from someone who 
can't even play any music instrument.)

Soal multimedia juga. Kalau memakai slide, orang yang mengoperasikan komputernya haruslah orang yang mengerti menampilkan di layar from current slide, bukan dari awal lagi.

Tentang persembahan pujian: kalau Anda berminat memberikan persembahan pujian, alangkah baiknya menyesuaikan lagu yang akan dinyanyikan dengan tema ibadah atau kalau perlu dengan khotbah. Makanya setiap orang yang ingin menyampaikan persembahan pujian juga seharusnya melalui penyaringan oleh penyelenggara ibadah.

Terlihat sangat mudah sebenarnya untuk mempersiapkan ibadah. Terlihat sangat mudah pula menuliskan apa yang baik (menurutku) ada dalam proses mempersiapkan ibadah. Coba Anda memintaku untuk menjalankan apa yang aku tuliskan! Dan aku pun akan menolak, karena aku pun sebenarnya tak tahu apa-apa.

Aneh kan? Menulis sesuatu dari ketidaktahuan.

Hal paling aneh hari ini adalah: aku menolak ikut dengan keluarga kakakku untuk bertamasya di Waterbom. Aku memang belum pernah ke sana. Hanya saja aku sedang aneh. Tak bisa berenang menjadi alasanku. Flu dan lebih ingin istirahat menjadi tambahan alasan. Alasan sebenarnya: ingin menghemat. (Aneh kan? Wong bukan pakai duitmu lho, Von!)

Keanehan hari ini ditambah lagi dengan aku sangat senang saat Indonesia kebobolan dua gol di Malaysia. Aku mematikan televisi, lalu mendudukkan pantatku di atas lantai di dekat meja tempat komputer aku mengetik tulisan ini. Wait a minute. Let me get 
this straight. Aku sangat senang Indonesia bisa bermain 
bagus. Aku hanya tak ingin Indonesia juara. Entar ada yang sombong. Semoga di Gelora Bung Karno Indonesia bisa menang. Tetapi tidak
juara.

Aneh kan?

Den Abed Residence
26 Desember 2010
21:27

PS: kalau Anda sampai membaca bagian ini, berarti Anda ikut-ikutan aneh.

Komentator tipi Indonesia itu "menghina" Malaysia yang tidak bisa menjaga agar penonton tidak membawa petasan ke stadion. Apanya tahe pepatah itu? "Buruk rupa, cermin dibelah"-nya? Atau apa? Tolong dibantu ya.

Saturday, December 25, 2010

I'm a freak.

The ordinary doesn't deserves the extraordinary.

Selamat Natal (yang Aneh)

Dalam dua hari terakhir, aku melihat banyak hal aneh yang sepertinya sudah menjadi hal biasa. Di Kebaktian Malam Natal di GKPS Kebayoran kemarin malam dan Kebaktian Natal di GKI Bintaro Utama tadi pagi.

Aneh tapi biasa? Buatku bisa jadi aneh, tetapi buat orang lain itu adalah hal biasa. Acara Kebaktian Malam Natal bisa menjadi kebaktian dengan durasi terpanjang sepanjang tahun. Terlalu banyak hal yang tidak penting yang dimasukkan ke dalam tata ibadah. Susunan acara yang sudah ditetapkan saja sudah panjang, ada tambahan persembahan pujian dari berbagai pihak pula yang diselipkan. Entah apa yang dipikirkan orang yang membuat tata ibadah dan orang yang ingin "tampil" di ibadah. Aku pikir mereka bisa saja berpikir, "semakin panjang durasi ibadah maka akan semakin terasalah makna acara perayaan malam Natal." Acara Malam Natal di GKPS Kebayoran tadi malam memang digabung juga dengan acara perayaan Natal Sekolah Minggu, yang membuat tata ibadah itu tidak mungkin tidak panjang. Dijadwalkan dimulai pukul 18.00, acara ibadah tadi malam baru dimulai pada sekitar pukul 19.00 setelah listrik padam sekitar dua-puluhan menit sejak pukul 18.30. Kebaktian berlangsung dengan banyak orang yang keluar masuk ruangan, banyak yang berbicara satu sama lain saat Liturgi (ini istilah di tata ibadah Natal GKPS yang cukup susah untuk aku jelaskan) berlangsung karena suara yang membacakan Liturgi tidak jelas, atau banyak yang mondar-mandir karena hendak memfoto anak Sekolah Minggu yang tampil. Untuk yang terakhir, aku turut ambil bagian dalam keanehan itu. Aku harus turut memeriahkan keanehan ini, pikirku kemarin. Di luar semua hal yang aku anggap keanehan itu, aku mendengarkan dengan seksama khotbah yang disampaikan oleh PW.Pasma Sitanggang. Satu hal yang aku ingat dari khotbahnya adalah tentang makna Natal adalah membagikan kasih, karena Tuhan yang adalah kasih rela turun ke bumi adalah kasih. Dia menjelaskan untuk membagikan kasih Allah kepada sesama kita dapat kita lakukan bukan melalui kata-kata, tetapi melalui perbuatan. Hanya saja kita tidak mungkin membagikan kasih itu kalau kita tidak mengenal kasih itu sendiri apa. Ilustrasi tentang 10 orang anak panti asuhan dan jeruk Natal juga menarik.

Kebaktian Natal di GKI Bintaro Utama tadi pagi hanya menyisakan sedikit keanehan. Pengurus gereja tidak mempersiapkan dengan baik monitor dan sound-system di depan gereja untuk jemaat. Mungkin pengurus gereja berpikir pada acara Kebaktian Natal tadi pagi itu jumlah jemaat yang akan hadir akan sangat sedikit. Mungkin.

Berikut ini beberapa hal yang aku pikir perlu diperhatikan, di luar keanehan yang aku maksudkan di atas. GKI Bintaro Utama mungkin sebaiknya belajar dari GKI Kayu Putih tentang penggunaan multimedia di dalam ibadah. Apa mungkin hal itu hanya persoalan dana saja? Lalu soal Baptisan Anak yang tadi diselenggarakan, aku jadi teringat kuliah di kelas Memimpin Ibadah yang diajar Pak Rasid Rachman. Aku memang tak melihat dengan jelas cara Pdt.Bonnie Andreas melakukan baptisan. Hanya saja di dalam kelas Memimpin Ibadah, cara menuangkan air ke atas kepala orang yang dibaptis memang diusahakan agar air, sebagai simbol penting dalam baptisan, terlihat dicurahkan dari telapak tangan. (Jadi ingin masuk kelas Memimpin Ibadah lagi. Lho?)

Masuk kembali ke ranah keanehan, aku teringat update status seorang teman tadi malam. Dia menyebutkan kalau pada Malam Natal gereja selalu penuh. Aku dengan aneh menanggapi dalam hati, "bersyukurlah kalau gereja selalu penuh waktu Natal. Berarti orang Kristen masih ada. Bisa saja suatu hari nanti gereja tidak ada lagi pengunjungnya di Malam Natal. Entah karena gereja tidak ada lagi, entah karena tidak ada lagi orang Kristen di Indonesia ini seperti harapan beberapa orang di Indonesia ini." Komentar aneh kan?

Lalu, ada skenario aneh di kepalaku. Diceritakan di dalam skenario aneh itu aku berbicara sendiri seolah-olah berbicara kepada Bapakku yang sudah meninggal 11 tahun yang lalu. "Pak, hari ini adalah hari Natal ke-11 tanpa Bapak bersama-sama dengan kami." Lalu kelanjutan dari skenario itu adalah Bapakku dalam bayang-bayang hitam yang tak terlihat olehku berkata kepadaku, "so what gitu lho? Eh, hari ini bukan peringatan terhadap orang-orang yang sudah meninggal. Di dalam kalender gereja, hal itu seharusnya kau lakukan pada akhir November lalu. Belajar Liturgi tidak kau? Hari ini adalah hari Natal, merayakan kelahiran Yesus Sang Juruslamat di Betlehem." Dan lalu bayang-bayang hitam itu hilang. Skenario aneh kan? Kenapa coba bayang-bayang hitam? Ada yang tahu kenapa?

Nah, sekarang waktunya merelfeksikan keanehan-keanehan di atas sebagai refleksi Natal tahun ini. Bagaimana caranya? Entahlah.

Beberapa waktu belakangan aku suka membaca beberapa buku tulisan Henri Nouwen. Salah satu hal yang menarik dari tulisan Nouwen adalah tentang compassion atau belas kasihan (atau welas asih?). Allah memilih untuk datang ke bumi dalam rupa manusia untuk jalan keselamatan manusia. Mengapa harus menjadi manusia dan itu pun manusia yang rentan, bukan manusia yang punya kuasa seperti menjadi raja? Aku baru bisa lebih mengerti tentang belas kasih Allah terhadap manusia karena mengetahui akar kata compassion itu adalah cum dan pati yang bersama-sama memiliki arti to suffer with. Itu artinya Allah dalam Yesus Kristus datang ke dunia untuk menunjukkan bahwa Allah itu adalah Allah yang berbelas kasih yang mau turut menderita bersama-sama dengan manusia.

Selamat Natal. Tuhan beserta kita.
Selamat berbagi...

Eydro's Residence
25 Desember 2010
18:42

Wednesday, December 22, 2010

Pesan Pendek si Givendra: Dari Cikini ke Monas, 14 Juli 2008

Selamat pagi. Givendra saat ini sedang berjalan kaki melalui Jln.Cikini Raya. Tahu mengapa pagi-pagi begini dia berjalan kaki entah ke mana tujuannya, bukannya tidur? Itu karena hari Minggu kemarin dia kehilangan kunci kontrakannya. Parahnya dia baru menyadari hal tersebut sewaktu jam di tangannya menunjukkan pukul 11 malam. Sebelumnya dia hanya asik main internet di warnet Dempo selama kurang lebih 4 jam sepulang dari tempat praktiknya di Bukit Duri 1. Nah, sekarang hendak ke manakah dia pergi? Tulisan/SMS ini ditulis dimulai dari KFC dan berakhir di ATM Mandiri dekat TIM.

Delivered to: Rapunzel Date and time: 14-July-2008; 00:41:42.

Perjalanan tetap dilanjutkan. Pertanyaan yang perlu dilontarkan dan perlu dijawab adalah di manakah hilangnya kunci kontrakan Givendra? Kunci kontrakan milik Givendra yang memang sering dihilangkan olehnya itu kemungkinan hilangnya (tertinggal) ada di tiga tempat. Pertama, di warteg tepat di sebelah Kontras. Dia memang mempunyai pengalaman meninggalkan kuncinya di sana. Kedua, terjatuh di bus sewaktu pergi ataupun pulang ke/dari tempat PL. Ketiga, tertinggal di Sanggar Ciliwung, tempat PL Givendra. Untuk mengkonfirmasi kemungkinan pertama, dia harus menemui orang warteg tersebut. Berhubung sudah malam lewat dari jam 11, hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk konfirmasi kemungkinan kedua, tidak mungkin. Kemungkinan ketiga, dia tidak mempunyai nomor hape orang yang tinggal di Sanggar.
Gile, uda di Tugu Tani aja..

Delivered to: Rapunzel Date and time: 14-July-2008; 00:56:34

Perjalanan dilanjutkan ke Wahid Hasyim. Sebenarnya dia bisa mencari tempat untuk berteduh malam/pagi ini di tempat teman sekampusnya. Di tempat Ryan yang tadi juga bermain internet, misalnya. Tetapi jiwa petualang atau malah sebenarnya jiwa kesendiriannya atau ke-malu-annya kehilangan kunci membuatnya memutuskan untuk menyimpan sendiri masalah ini sampai dia bisa masuk kembali ke rumahnya. Dia sudah sempat ingin menghabiskan waktu di McD Cikini yang buka 24 jam,atau KFC yang ternyata juga buka 24 jam. Hanya saja dia berpikir sewaktu melewati kedua tempat itu,"masak gue nongkrong ampe jam 5an di situ. Kan baru jam setengah satu.." Dia sempat berpikir untuk jalan kaki ke Monas dan nongkrong di sana, tetapi dia berpikir untuk ke McD Sarinah saja. Itulah sebabnya dia berbelok ke Wahid Hasyim di dekat Tugu Tani. Mengapa McD Sarinah? Dia bisa membaca atau menulis sesuatu di sana.
Wah, gedung Djakarta XXI sudah terlihat.....

Delivered to: Rapunzel Date and time: 14-July-2008; 01:15:15

Kaki sudah pegal. Apalagi di kaki yang mungkin terlindas motor sewaktu dia menabrak motor ketika hendak menyeberang di jembatan Tongtek. Sekarang dia sudah tiba di McD Sarinah. Hanya saja, Burger King menggugah karena ada paket yang mungkin lebih murah di sana.

Delivered to: Rapunzel Date and time: 14-July-2008; 01:21:01

Sekarang dia sudah duduk santai di Burger King. Dia sedang memakan satu per satu French Fries nya. Dia tadi memesan Whopper Jr. Stunner yang terdiri dari Burger Whopper Jr, French Fries & Sprite yang diupsize jadi yang large dan free chocolate sundae. Dia harus menikmatinya dengan pelan-pelan hingga matahari terbit. Kini dia beralih menikmati Chocolate Sundaenya yang tidak mungkin menunggu sampai meleleh seluruhnya.

Delivered to: Rapunzel Date and time: 14-July-2008; 01:39:50

Givendra pun ingin mengucapkan maaf kepada penerima sms-sms ini. Dia memutuskan melanjutkan tulisannya di buku catatannya saja.
Hehehe...
^_^

Delivered to: Rapunzel Date and time: 14-July-2008; 01:48:33

Burger King ternyata menunggu Givendra selesai saja ternyata untuk tutup. Mereka tidak buka 24 jam. Jam 2 menurut jam tangannya, dia sudah beranjak dari Burger King dengan membawa Spritenya yang masih banyak sisanya. Setengah jam kemudian dia hanya mondar-mandir di sekitar McD-BK untuk memutuskan ke mana tujuan berikutnya. Jam 3 dia akhirnya sudah ada di Monas, depan kantor DPRD DKI Jakarta. 15 menit kemudian dia sudah di tempat duduk dekat dia & teman-teman sekelasnya mengadakan acara kecil-kecilan di akhir Mei yang lalu. Dia merebahkan badannya yang sudah cukup lelah telentang melintang di atas bangku kayu itu. Dia pun mengetik sesuatu di hapenya di saat banyak nyamuk di sekitarnya mengitari dirinya.
Tidur? Mungkin dia tidak akan tidur..

Delivered to: Rapunzel Date and time: 14-July-2008; 03:30:44

Saturday, December 4, 2010

a note from last year

In the memory of her...

Aku tadi terpukau pada dua grup musisi jalanan di dalam bus 213 dalam perjalanan ke Mal Ciputra. Grup pertama terdiri dari 3 remaja perempuan. Dua orang di antaranya sudah pernah aku lihat sebelumnya. Yang membuat aku terpukau adalah mereka bernyanyi dengan penuh semangat dan ekspresi seakan hari ini adalah hari terakhir hidup mereka. Grup kedua adalah grup yang terdiri dari dua orang laki-laki. Mereka menyanyikan lagu dari ST12. (Sumpah, aku tak tahu judul lagunya apa.) Aku terpukau pada suara penyanyinya yang mencoba mirip dengan penyanyi aslinya. Dan kemudian lagu kedua yang mereka nyanyikan memberikan inspirasi padaku. "Teruskanlah" oleh Agnes. "...kau orang lain tetapi kekasihku bagiku..." Itu versi yang muncul tiba-tiba di kepalaku saat mendengar mereka bernyanyi lagu itu.

Aku kemudian lebih terpukau lagi waktu melihat rehearsal KMK dengan tim musik untuk lomba paduan suara besok. Kak Christine Mandang tanpa segan-segan meminta para pemain musiknya mengubah cara mereka bermain yang menurutnya tidak sesuai. "Ini bukan Brahms... bla..bla..bla.. Coba Bach." Sense-nya terhadap alat musik juga tidak diragukan lagi. Walaupun aku tahu tetap saja ada yang tidak suka pada caranya bermain musik, aku tetap salut pada kemampuan dan pengetahuannya di bidang musik gereja.

Aku hanya bisa kagum. Itu karena aku tidak bisa bermain musik apapun. Suaraku pun hanya sedikit mendekati standar, bahkan cenderung hancur. Akan tetapi, aku termasuk penikmat musik. Hampir semua jenis musik aku suka, termasuk "dangdut is the music of my country."

Ada satu keinginanku berhubungan dengan musik. Aku ingin mendengar lagu "Somebody to Love" dinyanyikan secara 'live' lengkap dengan paduan suara. Aku pernah berpikiran agar lagu itu dinyanyikan oleh kelas Paduan Suara di STT Jakarta. Penasaran bagaimana jadinya.

Mal Ciputra (dan diselesaikan dalam perjalanan pulang di dalam bus 213)
19 Desember 2009
22:13

CM might be not the best in the world. tetapi untukku, yang hanya mengenal sedikit orang, dia bisa jadi yang terbaik di dunia.. kau pasti bisa mengerti maksudku kan?