Pages

Sunday, March 27, 2005

Happy Easter

Haleluya! Jesus is alive..
dead has lost it's victory..
and the grave has been denied..
Jesus lives forever..
He's the Alpha and Omega!
Happy Easter


copied from SMS sent by Cassie @09:05:05 27-03-2005

Who delivered JESUS up to die?

Who delivered JESUS up to die?
Not Judas for money:
not Pilate for fear:
not the Jews for envy:
but the FATHER  for LOVE of us.
Have a victorious Easter!

copied from SMS sent by K' Eji @17:14:38 27-03-2005

Graduation

Hari ini aku bangun masih dengan perasaan tidak menentu. Malamnya aku memang baru tidur setelah menonton acara di TV Bincang Bintang di RCTI dan Midnight Live di Metro TV. They talked about sex dan kalo yang di Metro tentang penyimpangannya. Hebatnya acara itu ditayangkan live dan narasumber acara itu, Dr. Boyke, tampil di kedua acara itu dengan jam tayang yang sangat berdekatan. Aku bangun dengan perasaan tidak menentu bukannya karena menonton acara itu, tapi karena memang banyak hal dalam pikiranku yang mengganggu, esp mengenai masa depanku, I mean kuliahku di STT ini. Kesalahan yang aku lakukan hari ini sudah diawali dengan aku tidak berdoa dan saat teduh. Dalam hari ini perasaan yang aku rasakan memang bercampur, senang, galau, cemas, tidak senang. Tapi kalaupun senang, perasaan itu tetap tidak mendamaikan jiwaku. Karena apa? Aku tidak menyertakan Tuhan dalam setiap hal itu.

Let's begin the story about wisuda. Hari ini hari yang berbahagia buat mahasiswa STT terlebih buat yang sudah menyelesaikan semua mata kuliahnya dan juga TA nya. Aku sebenarnya sudah pernah diajak temanku Roy untuk datang ke acara wisudaan itu untuk ngebantuin mereka bagiin sesuatu untuk anak PMK yang wisuda hari ini. Aku juga sudah mengiyakan, tapi karena hari ini kuawali dengan perasaan tidak menentu aku memutuskan untuk tidak usah pergi.

Di saat perasaanku yang tak menentu itulah juga datang sebuah SMS dari Hera yang dikirim oleh Roy. Isinya: Von..U dtg kdpn rektorat dong.Bantuin kt dong-roy- Aku nerima SMS itu jam 11 lewat. Tapi saat itu aku masih belum mandi, kebiasaan. Aku lalu mandi, berpakaian dan tak lama kemudian aku sudah nyampe di kerumunan orang banyak di sekitar gedung GSG. Aku ke depan rektorat. Lihat sana, lihat sini, eh gak ada. Ternyata mereka -Roy, Timbul, Addrib, Medy- uda duduk di depan GSG. I join with them. Dan mereka -Sie Alumni/Pra Alumni- ternyata mau bagiin bunga dan sebuah CD untuk wisudawan-wisudawati khusus yang anak PMK nya aja -kayaknya atas nama PMK-. Dan dari list yang mereka punya ada 38 orang. Dan di antara 38 orang itu mereka gak begitu kenal semua. Itulah sebabnya aku disuruh datang karena memang waktu aku janji ke Roy mau bantuin mereka, aku bilang ke dia kalau aku lumayan banyak juga kenal orang-orang yang ada dalam list itu. Sekalian juga sih mereka bantuin nyariin orangnya di antara ratusan wisudawan lainnya.

Aku gak perhatiin jam tangan yang kupakai, tapi akhirnya pintu depan GSG dibuka. Orang-orang yang udah nunggu di luar akhirnya masuk dan orang yang udah lama duduk di dalam juga pada keluar. Mulai deh kami memperhatikan satu persatu wajah-wajah orang yang lewat di dekat pintu depan. Setelah barisan orang yang keluar beramai-ramai habis, ternyata hanya beberapa orang aja yang ada di dalam list itu yang keluar. Yang aku dan Roy ketemu orangnya dan ngasiin mereka bunga dan CD hanya 3 orang: Bang Fritz Saragih, Bang Jimmy Parade Sitorus, dan Bang Herman Panjaitan. Addrib dan Medy lumayan juga sih yang mereka ketemu orangnya. Yang aku kenal orangnya mereka kasiin tuh bunga&CD: K' Desy Mariana Hutajulu, Bang Roy & Bang Joe anak BEMERS, ama Bang Alfonsus anak Baywatch. Karena udah gak ada lagi yang pada keluar, akhirnya kami masuk. Ketemu deh ama Kak Septy. Ketemu deh lagi ama Bang Ernest. Lihat sana, lihat sini, eh aku ngeliat Kak Yuli di depan. Aku bilang ke Addrib ama Medy. Eh, ternyata mereka gak ngeliat. Tapi mereka jalan aja ke tempat yang aku tunjuk yaitu arah dekat podium. Tiba di depan dekat tempat paduan suara, ternyata ketemu ama Bang Amping. Aku nyalamin Kak Yuli sambil ngucapin selamat karena ternyata Addrib dan Medy tiba di depan malah ngasih bunga dan CDnya ke Bang Amping, aku deh yang ngasih bunganya ke Kak Yuli dengan bunga yang ada di tanganku. Tapi masalahnya CDnya gak ada lagi di antara kami bertiga. Roy ternyata sudah gak stick together lagi. Jadi deh aku harus nyari si Roy lagi. But finally one by one orang yang di list itu terlihat masih di dalam GSG dan hampir semua aku ikut nyalam mereka. Jadi akhirnya mereka dapetan satu tangkai bungadan sebuah CD.

One moment masih di antara happy moment for my brothers and sisters here in PMK STT Telkom, aku duduk di salah satu kursi. Staring to the front. SIDANG SENAT TERBUKA bla bla bla BANDUNG, 26 MARET 2005. Aku membaca isi tulisan yang ada di depan. Kapan? Mungkinkah? Aku tertunduk. Gak tau apa yang aku rasakan saat itu. Tapi ampe sekarang masih kepikiran.

Anyway, memang pada akhirnya gak semua yang ada di list itu orangnya dapat. Kayaknya ada sekitar 5 orang yang gak dapat orangnya. Tapi some of them yang ada di list itu ternyata mereka gak tahu yang mana orangnya, dan itulah (mungkin) gunanya aku ada di sana. Nunjukin orang (yang mana orangnya atau posisinya saat itu di mana) yang masih mereka belum kasi setangkai bunga dan sebuah CD itu. Salah satunya yang mereka gak kenal ternyata adalah Kak Prisilia Fransiska '99 atau Kak Lia. Nih orang aku kenal karena teman sekosnya saudara PA-ku, Wiwi. Juga teman seangkatannya kakak PA-ku, Bang Joti. Pernah dulu waktu kami PA di kamar Wiwi kakak ini datang ke tempat Wiwi, bercanda ama Wiwi ama Bang Joti. Yah kenalnya gitu-gitu aja sih.

Berikut nama-nama orang wisuda yang aku salam tadi (in order of appearance and or shaking hands):
-Bang Fritz
-Bang Jimmy
-Bang Herman
-Bang Alfonsus
-Bang Joe
-Bang Cepix
-Kak Septy
-Bang Ernest
-Kak Yuli
-Kak Relima
-Bang Adi
-Bang Zefanya
-Bang Luther
-Bang Immanuel
-Bang Olin
-Bang Amping
-Kak Lia
-Bang Anugrah

Sebelum pulang, aku perhatiin di kursinya ternyata ada ditempelin nama wisudawannya. Aku ambil satu (kok mesti banget gitu lho), sebagai kenang-kenangan. Kenang-kenangan buat hari ini, dan kenang-kenangan atas orang yang namanya tertera di label itu. Ayo, siapa coba? Ha..ha..ha.. Yang tahu cuma aku dan seorang temanku. Mungkin kamu juga bakalan tahu kalau ntar aku ceritain di sini.

anyway, Selamat ya atas wisudanya, Bangs dan Kaks! (kayak mereka bakal baca ini aja)

written on March 26th, 2005 about 9pm

Saturday, March 26, 2005

Dia Mati untuk Kita

The Passion of The Christ ditayangin kemarin di Trans TV. Kemarin memang bertepatan dengan Jumat Agung, perayaan untuk memperingati kematian Tuhan Yesus di kayu salib. Pertanyaannya, mengapa Dia dihukum/disalibkan? Karena kita. Untuk apa Dia mati di kayu salib? Untuk kita. Dia disalibkan dan mati karena kita dan untuk kita semua orang yang berdosa. Karena dan untuk kita semua. Tidak ada pengecualian.

Di dalam film itu ada diperlihatkan Tuhan Yesus (yang diperankan J Cavaziel) berkata demikian: "... Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (as in Yohanes 14:6)
Tidak ada jalan lain menuju kepada Bapa (Allah) kalau tidak melalui Tuhan Yesus. Surga gak sama dengan Roma. Banyak jalan menuju Roma, tapi cuma satu jalan kepada Bapa. Right?

Sola Gratia. Sola Fide. Sola Scriptura.

Middle of Nowhere

Aku sudah pernah bilang ke kakak kalau aku belum pernah naik pesawat terbang. Dan memang untuk pertama kalinya lah aku merasakan terbang di atas awan ketika liburanku yang durasinya tidak panjang, hanya 2 minggu. Libur kami sebenarnya dari tanggal 8-20 November 2004. Tapi karena aku sudah tidak punya UTS yang perlu diikuti lagi, tanggal 5 ato hari Jumat aku berangkat ke Jakarta dengan menaiki kereta. Memang sudah agak sore aku ke stasiun kereta di Bandung sehingga aku dapat tiket yang berangkatnya jam 16.20. Berangkatnya jam segitu ya baru tiba di Gambir sekitar jam 19.20 an gitu. Nunggu di halte di depan Gambir cukup lama. Karena bus –yang nomor trayeknya aku sekarang aja uda lupa tapi tahu jurusannya jurusan Pulogadung-Kalideres dan ada kata AC di depan nomor trayeknya– yang harus aku ambil itu nunggunya aga lama, aku baru bisa nyampe di rumah Inang Tongah ku sekitar jam 9 lewat. Yang kuingat waktu menunggu di halte itu sedang turun rintik-rintik dan kadang hujan tapi gak begitu deras. Aku sudah sering menunggu di halte itu waktu aku bolak-balik Jakarta-Bandung. Dan baru waktu itu aku sangat memperhatikan seseorang yang sepertinya tiap hari berada di halte itu. Orangnya tidak bisa bicara. Atau kalau bicara juga sangat tidak jelas. Setiap ada bus yang berhenti sebentar di halte itu, kerjaannya seperti memberikan isyarat dengan tangannya kalo tidak kepada supir, kepada kondekturnya. Aku gak gitu mengerti maksud isyarat itu. Tapi sepertinya memberitahukan kepada si supir atau si kondektur mengenai bus dengan nomor trayek yang sama sudah lewat dari halte itu dalam jangka waktu beberapa waktu sebelumnya. Untuk itu biasanya dia mendapat sekeping uang logam yang dalam asumsiku waktu itu uang 500 rupiah. Aku senyum-senyum sendiri sambil tetap menunggu bus, menghitung-hitung berapa pendapatan yang bisa dia terima setiap harinya. Aku gak tau apa setiap bus yang lewat dari tempat itu selalu memberikan dia uang yang dapat dikategorikan semacam uang tip itu. Atau apakah kondektur bus yang aku lihat malam itu memberikan dia sekeping 500an, sebelumnya dalam hari itu atau setiap dia lewat dari tempat itu, memberikan hal yang sama.



Orang bilang Jakarta tidak bersahabat bagi pendatang. Dan dari dulu kalau aku datang ke Jakarta, kakakku selalu berpesan untuk hati-hati. Penjahat bisa dimana aja. Dan sampai sekarang memang aku belum pernah merasakan aku kehilangan apa-apa dalam perjalanan aku entah di manapun itu di Jakarta. Naik bus, naik transjakarta, atau naik apapun. Aku memang kadang terlalu santai dalam membawa barang bawaanku (tas atau apapun yang aku pegang) karena memang aku belum pernah merasakan kecopetan di Jakarta. Tapi untuk berjaga-jaga aku selalu ingat pesan kakakku untuk make tas punggung di dada, bukan di punggung. Waktu aku nunggu, ada yang tanya waktu itu uda jam berapa ke aku karena melihat di tanganku ada jam tangan. Jadi malu. Aku minta maaf ama dia dan bilang kalau jam yang aku pake adalah jam mati. Dan aku segera meraih HPku yang ada di saku bagian dalam jaket yang sedang aku pake. Jam 20.10, kataku. Wah gak perlu repot-repot, ucapnya karena melihat aku yang dengan repot-repot merogoh kantongku hanya untuk mengambil HPku. Dan setelah hampir satu jam menunggu lah baru bus yang aku tunggu datang dengan penumpang yang sudah cukup sesak. Tapi finally bisa duduk juga setelah mendekati Cengkareng. Lumayanlah daripada diri terus.


Tiba di rumah Inang Tongah, Bapa Tongah ku iseng nanya. “Di mananya Bandung, vonto?” tanyanya. Dia tanya begitu karena khawatir aku gak jadi datang ke Jakarta dan berarti aku tidak jadi ke Medan padahal tiket uda ada di tangannya. “Di Jawa Barat, Pa Tongah”, jawabku. Ngomong-ngomong sebentar dengan Inang Tongah ku, setelah dia tahu aku belum pernah naik pesawat dia ngasi sedikit pengarahan gimana nantinya di bandara.


Dan besok paginya, aku berangkat ke bandara sekitar sebelum jam 5.30 karena check in sebelum jam 6.00 diantar oleh Bapa Tongah ku dengan motor. Setelah mengantarku ke terminal 1C, Bapa Tongahku langsung cabut. Dan memang mau naik pesawat terbang itu tidak ribet. Aku berangkat naik Mandala Airlines dan berangkatnya aku gak tau tepatnya jam berapa karena aku termasuk orang yang taat. Sebelum masuk pesawat aja HP ku uda mati. Dan tanpa diminta jam tanganku uda mati sangat jauh sebelumnya.
Jangan terpana melihat pramugarinya, Kak? Wah, aku gak terpana kok. Paling cuma curi-curi pandang. Nggak ding, boong. Memang rata-rata cantik sih, Kak. Kalo gak cantik kayaknya gak bisa deh jadi pramugari. Aku lah contohnya. (Apa coba?) Waktu itu kan masih lagi puasa. Makanya rata-rata makanan yang disediakan banyak yang bawa pulang. Aku juga ikut-ikutan minta plastik untuk tempat makanan itu biar bisa dibawa pulang. Tapi bedanya dengan yang lain, aku minta minum juga. Selama penerbangan aku gak bisa dan gak mau tidur. Dan gak ada terasa pusing seperti yang kakakku perkirakan akan terjadi padaku. Malah aku bilang ke kakakku kalo pesawatnya kayaknya kurang enak kalo gak goyang. Habis uda biasa sih naik kendaraan yang aga goyang sepanjang perjalanan –kereta api maksudku–. Dan aku terus berusaha untuk menutup telingaku karena posisi tempat dudukku tepat berada di dekat jendela dan di samping sayap.


Nyampe di Medan jam 9.05. Eh, ternyata yang janjinya ngejemput (naik angkot padahal) masih ada di rumah. Mamakku cerita kalau kakakku masih mau mandi waktu dia ngeliat pesawat Mandala lewat dari depan rumah kami. Rumah kami memang bukan dekat bandara, tapi umumnya pesawat yang mau mendarat di Polonia dapat terlihat dari depan rumah kami. Alhasil aku menunggu hampir selama 40 menit lebih sambil melihat-lihat apa aja yang udah berubah di lampu merah dekat bandara itu dan di Medan umumnya selama 2 tahun 3 bulan 1 hari sejak aku tinggalkan. NgeSMSin teman kalau aku uda nyampe di Medan.


Sampe di rumah, aku ngeliat banyak hal yang berubah di pekarangan rumah kami. Dulu rumput yang ada di pekarangan rumah ada dua jenis. Rumput yang sejenis dengan makanan kambing dan rumput yang kayaknya orang bilang rumput cina. Waktu aku tinggalkan, rumput cina tuh hanya menutupi gak nyampe 1/5 bagian pekarang rumah kami. Dan waktu aku balik, semuanya udah jadi rumput cina. Kata mamakku hampir setiap kalau ada waktu mamakku mencabuti rumput kambing (gak tau namanya sih) dan membiarkan rumput cinanya bisa semakin menjalar. Tapi ada satu hal yang membuat aku cukup terkejut. Ada pohon pepaya di samping rumah kami yang ditanam waktu Bapakku masih ada. Dan waktu Bapakku meninggal, buahnya uda cukup banyak tapi belum pernah masak. Dan aku ingat aku jatuh ke tanah, tanganku hampir patah, waktu bermaksud mau memotong ujung tuh pepaya karena tumbuhnya tinggi dan sepertinya mau menembus asbes. Kejadian itu hari Kamis, sedang Bapak baru saja dikubur hari Minggu. Hal yang cukup membuat mamakku shock. Kejadian aku jatuh itu sudah 5 tahun yang lalu. Dan sampai sekarang, tuh papaya masih ada dan masih berbuah dengan bentuk yang bukan seperti pohon papaya umumnya. Batangnya sudah dengan kemiringan lebih kecil dari 45 derajat. Aku sempat berpikir mau tanya anak pertanian atau anak biologi, berapa lama sih sebenarnya paling lama umur pepaya dan masa berbuahnya. Kayaknya foto tuh papaya bisa dimasukin ke rubrik seperti rubrik simpang rana di majalah Bobo dulu.


Kayaknya langsung aja deh ke cerita in the middle of no where nya. Hari Rabu tanggal 10 November aku dan kakakku berangkat ke kampung. Kampung ompung dari mamak dan dari bapak. Dalam rencana perjalanan kami, kami memang hanya sebentar aja di kampungnya mamak. Kami hanya singgah sebentar untuk ziarah ke makam ompung kami terutama ompung cewek (my mom’s mother) yang baru meninggal September lalu dan satupun kami (aku dan kakakku) tidak ada yang bisa datang. Singkatnya kami melanjutkan perjalanan kami hari itu juga ke kampungnya bapak. Sewaktu aku mau berangkat ke Bandung dulu, aku diharuskan juga ketemu ama tua kami –tua adalah panggilan untuk my dad’s mother–.


Kampung Bapakku itu lah yang aku maksud dengan middle of no where. Karena untuk sampai di tempat itu harus ditempuh murni dengan berjalan kaki sejauh 4-5 km dari jalan besar. Memang sih ada jalan selebar 5 meter. Tapi tidak ada kendaraan umum yang masuk ke sana, karena jalannya yang tidak bagus. Dan kendaraan yang sering keluar masuk ke kampung itu hanyalah truk yang semakin memperparah rusaknya jalan dan menyebarkan becek secara merata di jalan yang harus dilewati (kalau lagi musim hujan). Di jarak yang sepanjang itu, terdapat sebuah seperti sebuah lembah. Jadi lengkaplah kalau ke kampung Bapak itu seperti hiking aja. Karena ada menuruni dan mendaki bukit. Kalau waktu aku mau ke Bandung dulu dan harus ke kampung itu, cuacanya bukan musim hujan. Jadi jalannya cukup kering dan tidak perlu kuatir akan becek. Dan untuk pertama kalinya untukku dan juga kakakku ke tempat itu lagi, terdapat perubahan yang cukup membuat kakakku tertawa sepanjang perjalanan. Dari jalan besar tempat kami turun dari bus, sudah ada sejenis becak yang dapat membawa kami sampai mendekati lembah yang aku bilang tadi. Suatu perubahan yang terasa cukup besar bila mengingat kalau dulu ya harus dilewati dengan jalan kaki. Dan turun dari becak, kami sudah langsung menuruni bukit lalu mendaki lagi. Dan setelah itu masih melewati beberapa rintangan alias becek/kubangan lumpur karena saat itu memang katanya hujan sudah sering turun di daerah itu. Tapi memang sudah gak begitu terasa lagi jauhnya karena dilewati dengan tawa mengingat masa yang lalu melewati jalan itu. Kakakku kebetulan memakai HP pake kamera. Aku menyuruhnya mengambil foto tempat dia pernah jatuh (waktu dia SMP) karena terpeleset di lumpur. Sambil menirukan suara jatuhnya kami tertawa sambil terus melanjutkan perjalanan kami.


Tiba di kampung bapakku, nobody at home. Aku check HP ku. Ada sinyal atau tidak. Dan seperti orang yang gak pernah dapat sinyal sebelumnya (di kampung ompung dari mamak aku gak bisa dapat sinyal, kakakku yang pake Mentari bisa tapi kalo di makam ompung kami) aku nunjukin HP ku ke kakakku dan bilang “eh, dapat sinyal” (this moment captured by her phone camera). Karena riangnya, kapan lagi pikirku nelepon dari middle of no where ke dunia yang lebih dijangkau peradaban seperti rumah kami di Medan. Aku langsung menelepon mamakku untuk bilang kalau kami sudah tiba di kampung bapak kami. Itu juga yang membuat aku malam itu ngirim SMS yang kayaknya gak penting banget kan Kak ke kakak bilang kalau aku lagi in the middle of no where. Walau tidak terjangkau oleh kendaraan umum, paling tidak kampung bapakku yang seperti in the middle of no where itu sudah terjangkau sinyal XL yang sebenarnya bukan provider dengan sinyal lebih bisa ditemukan dimana-mana seperti sinyalnya Telkomsel.


Besok paginya kami langsung pulang, dan untunglah kemarin malamnya tidak turun hujan. Sebenarnya sepanjang perjalanan kami pulang kampung cukup banyak foto yang kakakku dan aku ambil. Ada foto rumah (wlo cuma kami foto sambil lalu dari kendaraan kami pulang) tempat pertama kali Bapakku ditugaskan sebagai pendeta dan of course tempat aku pertama kali dibesarkan, foto waktu kami mau pulang dari rumah tua kami, foto waktu kami ke ladang untuk ngejemput tua (karena waktu kami nyampe kan gada orang di rumah), dan banyak lagi foto-foto dengan momen-momen yang sebenarnya gak perlu difoto. Tapi semuanya masih dalam bentuk file di HP kakakku. Sedang aku pulang duluan ke Jakarta daripada dia. Jadi aku gak punya sama sekali deh file nya. Tapi ntar deh mungkin kalo aku ke Jakarta aku minta.


--deleted--


GBU, Sis


-vontho-


this entry sebenarnya isi emailku ke seorang teman untuk ceritain liburanku di bulan November 2004 lalu, beberapa bagian sudah dihapus pada bagian --deleted--
some pictures about this entry can be seen @
Feels Like Home

Ego

Tadi sore aku duduk di tempat biasa aku nongkrong. Biasanya aku nongkrong di situ sambil melamun atau mikirin sesuatu. Dan aku tadi mikirin tentang sikapku dan mungkin mengenai sifatku. Aku sempat berpikiran kalau setiap orang pasti pernah atau kadang merasa dirinya adalah orang yang paling benar dalam segala hal. It happens to me too I guess. Aku memang sering merasa apa yang aku pikirkan/katakan mengenai sesuatu adalah hal yang paling benar dan memang sering aku ternyata salah. Aku juga mikirin gimana sifatku dan kalau membahas sifatku pasti aku selalu mencari kejelekanku apa atau di mana bukan sebaliknya. Dan tadi sifat jelekku yang aku bahas dengan diriku sendiri adalah mengenai aku yang penyendiri. Memang manusia tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat melakukan segala hal sendirian. Everybody needs other people around them. Aku sadar akan hal itu. Tapi ntah kenapa selama ini (dan mungkin ini termasuk salah satu dari sifatku) aku lebih sering melakukan segala sesuatu sendiri. Aku cenderung tidak tega(?) minta tolong orang lain melakukan sesuatu untukku kalau aku merasa hal itu masih bisa aku lakukan sendiri, apalagi hal tersebut bisa merepotkan orang lain yang aku sebenarny bisa minta tolong melakukannya untukku. Tapi parahnya aku menganggap aku bisa melakukan semua hal yang harus kulakukan. Makanya aku sebenarnya jarang sekali minta tolong orang lain untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya aku bisa/harus lakukan sendiri. Mungkin hal inilah yang membuatku ketika orang lain meminta tolong ke aku, aku seperti sering menolak. Sering sih bukan karena aku tidak bisa menolong mereka, tapi aku ragu akan diriku apakah aku bisa membantu mereka seperti yang mereka harapkan. Ini terjadi cukup sering. Teman sekosku ada yang pernah meminta diajarin tentang membuat website. Aku langsung memvonis diriku gak bisa membantu mereka karena aku merasa aku bukanlah orang yang pandai dalam hal mengajari sesuatu hal yang walaupun mungkin aku mengetahuinya atau cukup mengerti. "Aku memang ngerti. Tapi serius kalo mo ngajarin orang lain kayaknya aku gak bisa. Aku gak pandai ngajarin orang. Ntar malah bingung lagi." Itulah alasan yang sering aku lontarkan kalau ada yang memintaku ngajarin mereka membuat website atau ngajarin HTML.

Sifatku yang lain yang sempat aku bahas adalah melankolis-idealis-sangat tak sempurna. Karakterku dalam beberapa kali tes sendiri bersama kakak dan saudara PA-ku melalui kuisoner hasilnya selalu ada melankolisnya. Aku gak gitu ingat lagi melankolis itu gimanaan orangnya, tapi memang mirip namanya aku tuh suka melo. Terus mungkin karena aku dari kecil dalam keluarga sepertinya tertanam sikap idealis. Semua harus dilakukan dengan benar, dan lakukan hal yang benar untuk dilakukan saja. (Kalimat ini gak pernah diucapin sih dalam keluargaku, itu hanya karanganku. Tapi memang seperti itulah yang terjadi selama aku belum kuliah di Bandung.) Pemikiran seperti itulah yang ada di kepalaku. Sayangnya mungkin hanya pemikiranku yang seperti itu, tidak diikuti dengan tindakan benar yang seharusnya kulakukan. For example, dari lab keluar tugas pendahuluan praktikum. The right thing to do yang ada di kepalaku adalah mengerjakannya. Tidak cukup hanya mengerjakannya, tapi dalam hal pengerjaannya aku harus do it by myself. No copying. Dan hal seperti itulah yang sering ada di kepalaku, padahal aku tergolong orang yang paling malas mengerjakan tugas. Jadi pada saat aku tidak mengerjakan sama sekali tugasku karena malas padahal waktu pengumpulan tinggal hitungan menit, aku tidak akan mau melakukan hal curang dengan mencontek punya teman. Itu dia, karena pemikiran idealisku yang sebatas pemikiran aja. Fails sering terjadi hanya karena sikapku yang seperti itu. Aku gak tahu apa bisa dibilang bagus punya pemikiran idealis.Tapi kalau misalnya dibilang bagus, seharusnya dibarengi dengan tindakan juga, kan?

Aku memang sambil melihat-lihat sekelilingku ketika membahas masalah di atas dengan diriku sendiri. Pembahasanku akhirnya harus berhenti ketika aku melihat seorang nenek (ibunya tukang cuci/laundry pakaianku) terjatuh. Nenek itu sedang menyapu di dekat tempat sampah dia sedang membakar sampah. Mungkin karena tidak melihat posisinya berdiri, akhirnya dia terjatuh dengan posisi telentang ke dalam kolam(?) di belakangnya. Tak seorang pun yang melihatnya terjatuh selain aku. Dia sebenarnya berusaha untuk memanggil seseorang, tapi karena suaranya tidak kuat ya tidak kedengaran. Aku yang melihat itu terpaksa(?) berhenti melakukan pembahasan hal yang gak begitu perlu dibahas di atas, turun ke lantai 1. Keluar dari kost-kostan memakai sandal seorang tamu, lalu berlari ke arah nenek itu dan membantunya berdiri. Kakiku terperosok ke kolam waktu mengangkatnya.

written on March 12, 2005 yet not finish

JUDGEMENT DAY

Judgement day atau hari penghakiman mungkin masih lama, tapi mungkin saja besok. Who knows? Tapi yang aku tahu kalau hari penghakiman itu adalah hari datangnya Tuhan Yesus untuk yang kedua kalinya. DIA akan datang untuk menghakimi semua orang yang hidup dan yang mati. Dan yang tahu kapan hari itu hanyalah TUHAN sendiri. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus aku hanya meyakini tidak ada jalan lain menuju kepada Bapa (atau Allah) tanpa melalui Dia (yaitu Yesus) seperti yang tertulis di dalam Alkitab yang aku percayai, Yohanes 14:6 yang berbunyi demikian: "... Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

written/typed March 21,2005

Friday, March 11, 2005

a3plusmedia

http://a3plusmedia.net
website Indonesia yang nawarin webhosting yang kayaknya cukup murah.. gak gitu ngerti sih, tapi harga yang ditawarkan kayaknya reasonable.. (masih kayaknya)

Wednesday, March 9, 2005

Be My Friendster!



Feature baru dari Friendster..
Promosiin diri untuk nambahin temans...
Gak ngaruh kalee....

Sepi

Entah kenapa aku ngerasa kesepian, padahal temanku yang ada di sekitarku gak sedikit. Tapi belakangan ini terlalu banyak kesalahan yang aku lakukan. Same old brand new mistakes. Walaupun aku senang, pasti itu untuk beberapa saat aja. Dalam beberapa waktu ini aku udah berusaha untuk gak ngSMS siapapun di kala aku sedang punya masalah (most of the problem is aku masalahin yang gak perlu dipermasalahkan). Kalo dulu aku ngirim SMS ke beberapa teman sampai agak bosan, sekarang tak seorangpun yang menerima SMS dariku. Aku tahu teman-teman di sekitarku sebenarnya memperhatikanku. Tapi....

Kuliahku masalah yang sebenarnya harus aku perhatikan. Tapi aku dalam 3 minggu ini baru 2 kali masuk kuliah. Mungkin kalau aku cerita ini ke orangtuaku sama saja dengan membunuhnya. Aku sebenarnya harus berusaha lebih untuk belajar di sini, tapi ntah kenapa aku seperti jadi orang paling bodoh di dunia ini. Kalau saja semester ini berakhir dengan hal yang sama lagi dengan semester-semester sebelumnya, bernasib nanokom alias nasib satu koma (lebih parah nih dari nasakom) aku akan diminta mengundurkan diri dari tempat kuliahku. Hal yang sebenarnya tidak boleh sampai terjadi. Tapi bagaimana mungkin hal ini gak akan terjadi kalau aku masih seperti orang bodoh. Yang pasti aku bukanlah orang yang paling bodoh di dunia, tapi mungkin termasuk di antara orang-orang yang gak ..... Gak ngerti deh namanya apa..

Tapi, yang pasti aku sekarang merasa sepi.. No friends to talk to.. Walaupun ada pasti hanya bisa meringankan bebanku, masalahnya ada pada diriku.. Tak terselesaikan hingga kini..

Tapi yang pasti dan aku harus kuyakini, apapun yang aku alami dan lakukan, baik atau buruk, menyenangkanNya ataupun mendukakanNya, aku yakin TUHAN tahu..

TUHAN, aku seperti menuju kehancuran.. Kehancuran yang kubuat sendiri.. Apakah aku akan keluar atau berhenti dari semua hal buruk yang sampai sekarang tidak bisa aku hindarkan untuk kulakukan, hanya Engkau yang tahu TUHAN..

Design Is Kinky

http://www.designiskinky.net
website keren dengan grafis yang lumayan bagus.. kalo mau lihat-lihat grafis bagus dan website lain yang keren, kunjungin ini aja.. terus di website ini ada Mugshot.. kumpulan photo-photo yang di submit pengunjung beserta dengan alamat website mereka.. aku bahkan uda pernah ngopy source code nya nih web buat bikin web kelasku.. just take a look around!

Tuesday, March 8, 2005

Undang-Undang Dokter

Tadi siang waktu aku keluar dari kost-kostanku, aku ngeliat sekilas iklan (antara di TransTV ama Metro TV) tentang program acara mereka yang mau ngebahas tentang seorang gadis yang meninggal karena malpraktek. Lagi? Mungkin pertanyaan ini cocok banget dilontarkan karena udah sering banget kejadian yang sama terjadi, tapi tak pernah ada dokter yang dianggap melakukan malpraktek dinyatakan bersalah. Aku dulu pernah dengar berita/acara yang membahas mengenai malpraktek. Dan selalu mereka (dokter) dinyatakan telah melakukan segala sesuatunya sesuai dengan prosedur. Dan sepertinya mereka itu gak akan pernah deh dinyatakan bersalah karena mereka mungkin sudah menganut Undang-Undang Dokter. Ini sebenarnya nyontek dari Undang-Undang Senior* yang dulu waktu aku baru mau masuk SMU dibacain ama seniorku di depan kelas.

Undang-Undang Dokter


Pasal 1

Dokter tidak pernah salah.

Pasal 2

Kalau dokter salah, tinjau kembali pasal 1.

Mungkin sebaiknya undang-undang ini diajukan ke DPR dan disahkan, jadi ketika ada kejadian malpraktek (lagi) keluarga yang jadi korban gak usah cape-cape lagi mo nuntut dokter. Wong dokter gak pernah salah.


* : kata "dokter" dalam Undang-Undang Dokter di atas tinggal diganti ama kata "senior"

Sunday, March 6, 2005

D-Chord 100

Rating:★★★★
Category:Computers & Electronics
Product Type: Other
Manufacturer:  FunTwist
MP3 Player
Voice Recorder
USB Flash Drive 512MB
FM Radio (Normal Band and Japan Band)
Operated with 1 battery AAA, estimated battery life 9 hours.
Voice recording for 35 hours

Kemarin (6 Mar '05) aku baru beli nih barang. Kurang memuaskannya karena ketika disambung ke speaker PCku, suaranya gak kencang. Tapi lumayanlah. Radionya lumayan juga, gak jelek. Kualitas voice recordingnya masih belum teruji. Tapi untuk MP3 player, kualitas suaranya kok bisa lebih bagus ya waktu aku dengar pake earphone nih barang daripada dengarin pake speaker PCku? Dengan kapasitas sebenarnya cuma 497 MB, lumayanlah untuk nyimpan file MP3 lebih dari 100 dengan kualitas bitrate rata-rata 128kbps.

Harganya (aku beli) Rp 830.000,00. Ditambah barang pendukungnya charger baterai dan baterai AAA, jumlah uang yang habis untuk nih barang Rp 1.050.000,00.

Nilai akhir nih barang gue kasih 4 skala 5. Mudah-mudahan nih barang awet..

Friday, March 4, 2005

Tapi Kalo Lagi Butuh Ada

Aku tadi jadi ingat perkataan dosen Mikroprosesor dan Antarmuka, Pak Agus Virgono, waktu aku tadi mau pinjam USB Drive punya teman sekostku. Teman sekostku, Hery, yang USB Drivenya sering kupinjam ternyata USBnya katanya lagi penuh. Sempat mikir apa aku gak seharusnya beli juga for my own. Soale nih barang sepertinya sudah barang kebutuhan pokok untuk bawa-bawa data. Apalagi aku suka download dan juga upload sesuatu klo ke warnet. Kayak nih tulisan, gak akan bisa deh terupload kalo gak pake media storage such as USB drive. Aku memang lebih milih pake USB daripada disket karena ntah kenapa disket yang terbaca di komputerku gak akan terbaca lagi di komputer orang lain. But at last aku jadi minjam USB Drive punya temanku yang di lantai 1, Desu.

Oiya, sebenarnya yang dibilang dosen aku itu sebenarnya seputar memiliki dan meminjam."Sepertinya hal terindah di dunia itu adalah gak punya, tapi kalo lagi butuh selalu ada", begitu kata Pak Agus Virgono. Dia memang ngomong gitu mengingat waktu dia kuliah dulu seperti itu, gak punya uang sendiri untuk beli buku. Akhirnya yah mungkin dia minjam dan jadi motto hidupnya mungkin. Walaupun gak punya, tapi pas lagi butuh ada.

Wah keren juga tuh kayaknya ditiru. Ha..ha..ha..ha..

Let There Be Love

Ini adalah daftar 10 lagu yang aku paling suka untuk beberapa waktu ini disertai alasannya:

  1. Oh How He You Love And Me (1:52) Lagu ini sebenarnya sudah sering aku dengar di Winamp-ku. Lagu ini sebenarnya hanya instrumen aja. Tapi karena kemarin aku dapatin lirik atau syairnya di kebaktian gereja tanggal 27 Februari 2005, jadi deh nih lagu berputar sambil aku nyanyiin liriknya. Bukan karena musiknya bagus aja, tapi liriknya memang bagus. Lihat aja di Lessons Of Love 2

  2. High & Dry by Jamie Cullum (4:47) Kalo lagu ini baru aja aku copy dari komputer temanku. Terakhir baru sadar kalau aku pernah lihat video clip nya lagu ini. Keren. Selain itu musiknya sih menurut aku agak ngejazz. Walaupun aku gak gitu suka jazz, tapi senang aja beberapa lagu jazz seperti nih lagu. Aku juga suka lagu recycle. Nah, lagu ini kan termasuk recycle juga. Kalo gak salah nih lagu sebenarnya lagunya Radio Head.

  3. What A Wonderful World by Louis Armstrong (2:18) Suka nih lagu karena dulu sering dengar lagu klasik di radio waktu masih di Medan. Pernah dengar juga lagu ini dinyayiin di Tembang Kenangannya Indosiar. Dan mungkin bisa dibilang gak gitu ngaruh, tapi lagu ini juga kayaknya lagu yang sering dinyanyiin ama Bill Saragih, pemusik jazz Indonesia, yang nama belakangnya sama dengan nama belakangku. Gak ngaruh kali ya? Tapi aku memang suka banget muter dan dengarin nih lagu karena liriknya bagus juga.

  4. Put Your Head On My Shoulder by Michael Bubble (4:27) Salah satu lagu klasik yang pernah aku dengarin di radio waktu masih di Medan. Terus karena di atas juga aku bilang aku suka lagu yang didaurulang, maka ini salah satunya. Selain itu liriknya romantis juga bo'.

  5. Let There Be Love by Nat King Cole (2:45) Pertama kali tahu judul lagu ini sih karena ngeliat bloggernya Kak Uthe. Aku sempat nyari nih lagu di library-nya Winampku tapi yang ketemu malah lagu natal yang dibawain ama Nat King Cole juga. Terus kemarin waktu aku ngeliat lagu-lagu jazznya temanku, Ben Hardy Saragih, nih lagu kutemukan di salah satu folder tempat dia nyimpan lagu-lagu jazz. Aku dengerin, eh ternyata enak juga untuk diputar berulang-ulang karena musiknya cukup bisa membuat aku bergoyang dengan goyangan klasik. Terus liriknya juga asik. But first of all please, let there be love, line terakhir dari lagu ini.

  6. Beyond The Sea by Robbie Williams (4:33) Suka lagu ini pertama karena yang nyanyi adalah Robbie Williams, one of my favourite artist. Musik dan liriknya keren. Aku juga suka beberapa lagu-lagunya Frank Sinatra. Dan lagu ini -musiknya- sounds like mirip lagunya Frank Sinatra. Pertama dengarin nih lagu masih di komputernya temanku si Ben, tapi setelah aku copy, jadi deh nih lagu menempati 5 besar Most Played songs di Library nya Winamp 5.01 ku. Selain lagu ini lagu Robbie Williams yang aku suka karena mirip seperti lagu ini -musik klasik dan memang daur ulang lagunya Frank Sinatra- adalah Somethin' Stupid (feat Nicole Kidman)

  7. Andaikan Kau Datang by Ruth Sahanaya (5:07)* Dinyayiin Ruth Sahanaya, soundtrack sinetron yang cukup enak ceritanya -pas aku nonton aja-, lirik bagus, musik orkestra. Erwin Gutawa gitu lho..

  8. Bunga Ditepi Jalan by Duta (4:45)* Liriknya bagus bo', musiknya enak didengar, yang nyanyi Duta, enak untuk disiulin, terus enak untuk nyanyiin sambil bergoyang, kalo aku ikut nyanyi enak banget untuk membuat merasa diri punya suara sebagus Duta. Masih Erwin Gutawa gitu lho..

  9. Pagi Yang Indah by Fithriani (4:59)* Klasik, lirik masih menjadi alasan klasik bo'.Nih lagu enak banget dinyanyiin dan membuat diri merasa penyanyi seriosa. Tetep masih Erwin Gutawa gitu lho..

  10. Burung Camar by Karen Paoroe (4:28) Liriknya, apalagi bagian 
    tiada teman berbagi derita bahkan untuk berbagi cerita. It sounds like me, walaupun gak gue banget.


* : dari album ERWIN GUTAWA - A Salute To KOES PLUS

Thursday, March 3, 2005

My Friend Deborah

Aku gak tahu mau bilang apa. Tadi pagi dia panggil aku waktu aku baru masuk ke area kantin. Aku mendatanginya. Terus dia bertanya aku mau kuliah apa. Aku hanya bisa bilang "Aku juga masih belum ngerti." Dia lalu bertanya "Jadi yang kemarin masih belum beres?" Aku hanya mengiyakan. Aku gak tahu kenapa dia mau memperhatikanku. Aku lalu meninggalkannya untuk makan di bagian kantin aku biasa makan.

Ntah kenapa, dia juga datang ke kostanku bersama dua temanku yang lain, Roy dan Meyer. Kebetulan banget aku lagi di bawah pengen nonton. Bagus juga sih, jadi mereka gak perlu ke kamarku yang masih aja berantakan sampai sekarang. Tujuan dia datang mau ngasih aku dua lembar kertas photocopyan yang isinya bahan renungan. Ini kali kedua dia melakukan hal yang sama setelah kemarin tanggal 1 dia juga ngasih juga bahan renungan disertai sebuah pembatas yang biasanya untuk pembatas Alkitab. Dia tadi ngasihnya pas di depan pintu kostanku aja karena memang kebetulan aku di bawah dan mereka memang lihat aku lagi di depan televisi. Dia ngasih kertasnya dilipat sambil bilang "Ini special buat kamu." Sambil nunjukin isinya dia nerangin ke aku yang mana buat aku baca hari ini dan mana yang buat besok. Teman aku Roy malah ngomong ke dia kayak aku lebih diperhatiin dari mereka -Roy dan Meyer-. Apalagi waktu dia ngingatin aku untuk datang kebaktian Jumatan besok, si Roy malah bilang kok hanya aku yang diajak Jumatan. Dia hanya bilang manatau aku lupa. Sambil meninggalkan kostanku si Roy sempat-sempatnya bilang ke aku "Besok aku pake baju putih, dia juga pasti pake baju putih." Wong kami memang pake seragam putih biru, kemungkinan besar yah tuh cewek pake baju putih juga dong, tapi aku menimpali dengan bilang kalau aku besok bakalan pake baju merah, maksudku sih pake jaket merah.

Btw, terus terang hari ini aku sebenarnya lagi berusaha menghindar untuk ketemu ama dia karena takut dia akan bertanya tentang keadaanku dan bukan gak mungkin bertanya mengenai renungan yang dia kasih beberapa hari yang lalu itu. Soalnya yang dia kasih tanggal 1 Maret aja baru tadi pagi aku baca dan yang seharusnya kubaca tanggal 2 sampai tulisan ini aku buat masih belum aku baca. Kalau saja dia tahu kalau aku gak baca yang dia kasi ke aku tanggal 1 kemarin, would she still be doing this?

Tapi aku mikir, kenapa dia belakangan jadi cukup perhatian amaku. Ternyata karena aku dalam seminggu yang lalu pernah cerita ke dia tentang kuliahku dan juga masalah yang kuhadapi masih berhubungan dengan kuliahku. Terus tanggal 28 kemarin, mungkin ini merupakan kesalahan besar yang aku lakukan, aku mengirim dia SMS yang isinya bilang kalau aku merasa sepertinya aku ini sudah gila. Masa' aku malah gak senang ketika mamakku ngSMS lewat HP teman ngajarnya di sekolah bertanya tentang keadaanku dan terlebih mengenai kuliahku. Kurang lebih begitulah inti SMS yang kukirim sebenarnya gak hanya ke dia. Ada 2 orang lagi yang aku kirimin SMS yang sama. Yang satu ke seniorku -tempat dulu aku sering curhat, tapi sepertinya sekarang gak lagi deh- tapi gak ada tanggapan. Satunya lagi ke teman sekelasku di SMP dan SMU dulu yang sekarang sekampus juga amaku, tapi finally Not Sent tadi pagi. Walaupun SMSku baru nyampe sorenya, dia ngebalas SMSku tidak dengan satu SMS aja. Ada 4 SMS yang dia kirim. Some wise words, telling bout her experience and what she think I could do.

Aku gak tahu mau bilang apa dan berbuat apa. Tapi aku bersyukur karena di saat aku merasa tidak ada orang yang memperhatikanku, TUHAN mungkin memberi jawaban kalau perasaanku salah. TUHAN menempatkan gak hanya satu orang yang hadir dalam hidupku memperhatikanku, tapi ada lebih dari satu dan bisa dibilang banyak.

But for now, thanks Bora.


this entry written on 03 March 2005@22:45

Lessons Of Love 2

Hi, Burung Camar.



Aku kali ini mau ceritain ke kamu tentang kejadian yang aku alami hari Minggu, 27 Februari 2005.


---------

Pagi ini aku gereja. Seperti biasa di GII Hok Im Tong Dago. Berangkat dari kost-kostan sekitar jam 8.30. Terus di angkot ketemu ama Bang Micky. Kami tiba di gereja sekitar 9.15. Waktu yang masih tepat untuk mendapat tempat duduk yang posisinya cukup bagus. Memang seperti biasanya nih gereja selalu penuh kalo mahasiswa di Bandung pada gak liburan. Dan kalo kebaktian Minggu biasa aja, kebaktian yang jam 9.30 rata-rata baru penuh sekitar pukul 9.20 lewat. Kalau telat, bersedialah duduk di kursi lipat di bagian sayap kiri atau kanan, atau duduk di kursi lipat paling depan. Kebaktian selalu dimulai tepat waktu. Setiap kebaktian minggu atau kebaktian khusus di GII selalu diawali oleh sebuah pujian yang dinyanyiin ama paduan suara yang belakangan aku tahu namanya Paduan Suara Cherubim -taunya dari account Friendster temanku di STT Telkom yang juga anggota tuh PS-. Baru setelah paduan suaranya selesai, yang akan memimpin kebaktian sekaligus yang bawa khotbah masuk lalu dia akan memulai kebaktian dengan votum & salam. Kalau Minggu sebelumnya yang khotbah Ibu Ev. Paula Ch. Cohen, kali ini adalah suaminya, Bapak Pdt. Christiady Cohen. Yang menjadi kebiasaan bapak pendeta ini adalah setelah votum dan saat/doa teduh sejenak diiringi pujian dari PS, sebelum menyanyikan lagu pujian pertama dia selalu mengajak jemaat untuk saling melemparkan senyum yang terbaik ke kiri dan kanan sambil bersalaman.


---------

Kali ini aku beri judul Lessons Of Love 2 karena tema hari itu untuk khotbah masih berbicara mengenai kasih, Kasih Yang Terbesar. Ayat hafalan yang tertera di buku Warta Jemaat diambil dari Yohanes 15:13 yang berbunyi demikian: "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

Nats yang menjadi dasar khotbah diambil dari Hosea 11:1-11. Kalau di Lessons Of Love! aku menyertakan isi nats tersebut, kali ini aku tidak akan menyertakannya karena yang kemarin dalam Lessons Of Love cukup pendek untuk aku ketik. Aku juga gak punya software Alkitab seperti beberapa temanku punya. Setelah kami membaca nats tersebut secara responsoria, Pak Cohen memulai khotbahnya. Dia bercerita tentang kisah cinta yang terjadi di dalam film Tom Hanks berjudul Cast Away. Lalu dia juga bercerita tentang kisah cinta antara Romeo dan Juliet. Dan terakhir cerita Hamlet yang ditulis oleh Shakespeare. Dia menceritakan hal tersebut awalnya sepertinya merupakan sebuah cerita yang sia-sia menurutku. Tapi ketika dia meminta kami untuk membuka dan membaca Hosea 1:2, barulah aku mengerti. Hosea 1:2 berbunyi: " Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN." "

Sedikit penjelasan yang aku tangkap dari Pak Cohen adalah manusia sering memikirkan tentang kisah cinta yang hebat, tapi siapa yang mengira kalau TUHAN berfirman kepada Hosea untuk mengawini seorang perempuan sundal. Bahkan dalam kelanjutan ceritanya memang Hosea mengawini Gomer binti Diblaim dan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Memang dalam Hosea 1:2 juga sudah jelas kalau Tuhan melakukan itu karena bangsa Israel dikatakan bersundal hebat dan membelakangi TUHAN. Yang aku dapat simpulkan dari khotbah Pak Cohen, cinta Tuhan kepada manusia tidaklah seperti cinta yang manusia bayangkan. Bahkan sampai sekarang hanya sedikit yang mau menerima kalau TUHAN mencintai manusia dengan cara mengorbankan dirinya di kayu salib. It's something unacceptable, something impossible, something not logic for them.



----------

Song of the day:
O How He Loves You and Me
HE LOVES YOU AND ME
KURT KAISER






  1. O how He loves me and you
    O how He loves me and you
    He gave His life, what more could He give
    O how He loves you, O how He loves me
    O how He loves me and you



  2. Jesus to Calvary did go
    His love for mankind to show
    What He did there brought hope despair
    O how He loves you, O how He loves me
    O how He loves me and you

Aku pilih sebagai song of the day karena lagu tersebut dalam kebaktian tadi adalah lagu yang paling sering terdengar karena dinyanyikan berulang-ulang. Selain itu, aku sering juga mendengarkan lagu tersebut di Winampku tapi hanya lagunya aja (instrumental), tanpa syair. Aku pun bela-belain menulis lagu tersebut dengan pensilku di kertas warta jemaat di tempat catatan khotbah supaya aku bisa nyanyiin lagi di rumah.


----------

Kejadian menarik hari ini adalah BAJU MERAH. Aku dan seorang temanku suka satu cewek yang sama. Pernah waktu menunggu hujan berhenti di KOPMA aku dan dia bercerita tentang tuh cewek. Aku cerita kalau Minggu lalu kebetulan banget kalau aku ama tuh cewek berpakaian berwarna yang sama. Biru hitam. Dia menimpali kalau dia juga sering kok berpakaian berwarna sama dengan tuh cewek. Terus akhirnya kami (gak serius-serius amat sih sebenarnya) seperti ingin tahu hari Minggu depan (maksudnya hari ini) siapa yang bakalan berpakain berwarna sama dengan tuh cewek. "Hari Minggu ini aku akan pake coklat", kata temanku saat itu. Dan pada hari ini, aku memakai kemeja Bapakku berwarna abu-abu dan celana panjang berwarna hitam. Dan karena tuh cewek datangnya kebetulan agak telat dan harus kebagian tempat duduk di kursi lipat di bagian paling depan, jadi deh aku tahu warna pakaiannya. Dia memakai atasan warna merah dan bawahannya gak gitu perhatiin. Aku senyum-senyum sendiri di tempat dudukku melihat tuh cewek telat dan warna bajunya tidak sama denganku dan aku memang gak punya pakaian yang cukup sopan untuk dipakai ke gereja berwarna merah. Tinggal mencocokkan dengan temanku itu, pikirku saat itu. Teman sekampusku yang kebetulan duduk di sebelah kiriku tertawa dan bertanya ke aku kenapa aku ketawa sendiri. "Ada dech.." jawabku singkat. "Lihatin siapa?" tanyanya lagi. "Ada dech.." jawabku lagi singkat sambil berusaha mengalihkan pandanganku agar tidak mengarah ke tuh cewek yang masih berdiri.

Sepulang gereja, aku dengan Bang Micky seperti biasa berjalan kaki dari GII ke BIP. Mau ngambil uang di ATM Mandiri Gramedia, eh ketemu ama anak PMK ST3. Kak Ellen, Kak Leni, Artha, Indri dan ada beberapa orang lagi yang aku lupa siapa dan gak tahu namanya. Setelah ngambil uang, langsung lanjut ke BIP. Dan ternyata aku melihat temanku yang bernama Roy itu -temanku yang sehati suka cewek yang sama itu- sedang naik eskalator mau naik ke lantai 2. Aku teriak ke dia, "Roy, bajunya merah." Tapi kayaknya dia gak dengar. Akhirnya aku dan Bang Micky naik juga ke lantai 2 dan bersalaman dengan mereka sambil bilang ucapan yang sudah biasa terdengar kalau bersalaman sehabis pulang gereja " Selamat Hari Minggu". Dan aku langsung potong bicara, "Dia pake baju merah" dan karena ngeliat dia memang gak pake baju berwarna merah -aku gak perhatiin banget dia pake baju warna apa- "berarti gak ada kita yang jodoh ama dia" sambungku sambil disambut tawa oleh tawa si Roy dan satu lagi temanku yang mengerti apa yang kami bicarakan.



Kejadian menarik yang lain adalah PAYUNG. Setelah aku dan Bang Micky selesai berbelanja beberapa barang, dan aku salah satunya berbelanja payung karena payungku hilang entah kemana di kost-kostan. Waktu kami mau pulang kami bertemu sepasang kekasih teman kami di STT Telkom. Kak Elin dan Abe. Kak Elin seniorku anak 2001, Abe teman seangkatanku anak 2002. Dan hari itu adalah hari yang berbahagia buat Kak Elin karena dia berulangtahun yang ke-21. Outside the rain is falling cukup lebat. Jadi mereka menunggu di dekat pintu masuk BIP sepertinya menunggu hujan reda. Aku menyalam Abe, lalu menyalam Kak Elin sambil mengucapkan selamat ulang tahun. Anehnya aku malah promosiin payung karena aku lihat mereka gak ada bawa payung dan si Abe sempat nanya ada payung apa nggak. "Ini aja baru beli tadi di atas. Beli aja, harganya cuma 16.900", kataku. "Tadi di atas ada juga yang besar. Harganya 19.900", kata Abe menimpali. Setelah bertanya mereka masuk gereja yang jam berapa dan dijawab Abe yang jam 9.30 juga dan diselingi hening beberapa saat, mereka akhirnya memutuskan untuk naik ke atas untuk membeli payung. Aku dan Bang Micky akhirnya memutuskan untuk mencari tempat duduk di lantai 4, tempat bioskop BIP 21 berada. Kami naik lift yang sepertinya tidak bisa berhenti lagi di lantai 2 dan 3. "Tidak melayani jarak dekat", kata Bang Micky sambil tertawa kecil. Setibanya di lantai 4 kami mencari tempat duduk yang kosong, dan sudah dapat ditebak kami tidak menemui satupun bangku kosong. Karena apa? Hari Minggu gitu lho, rame yang mo nonton. Dan setelah berkeliling-keliling liatin poster film dan akhirnya hujan berhenti, kami turun pake lift, ngambil angkot, and finally got home. Makan pagi -seharusnya uda waktu makan siang- di rumah makan padang. Dan begitu balik lagi ke kostan dan baru duduk sebentar di ruang tamunya kost-kostan, aku ngeliat pasangan Abe dan Kak Elin lewat depan kost-kostanku. Aku langsung keluar dan sepertinya mereka merasakan aku yang keluar. Dan sepertinya Abe juga tahu maksud aku keluar mau ngapain makanya Abe langsung nunjukin payung yang mereka beli. Sayang banget kayaknya tuh payung mereka beli. Soalnya waktu kami pulang aja hujan udah berhenti dan kami tidak memakai payung sama sekali. Bahkan dari Buah Batu sampai Dayeuhkolot, kampus kami berada, hujan tidak turun sama sekali. Tapi untuk saat ini sepertinya payung cukup dibutuhkan karena belakangan hujan secara reguler datang tiap hari. Oh iya, untuk informasi aja kalau dari Dayeuhkolot ke Dago (GII Dago) jaraknya tuh kurang lebih 10 kilometer. Makanya cukup memungkinkan untuk hujan lokal.


----------

Hari ini Kak Uthe juga ulang tahun. Ulang tahunnya yang ke-24. Dia-lah orang pertama yang mengenalkanku dengan tidak sengaja nih multiply dan juga membuatku mulai memanage bloggerku. Aku mengirimnya SMS tadi pagi. Cuma bilang selamat ulang tahun.



Eh, Burung Camar. Itu aja ya untuk hari ini.