Pages

Saturday, March 26, 2005

Ego

Tadi sore aku duduk di tempat biasa aku nongkrong. Biasanya aku nongkrong di situ sambil melamun atau mikirin sesuatu. Dan aku tadi mikirin tentang sikapku dan mungkin mengenai sifatku. Aku sempat berpikiran kalau setiap orang pasti pernah atau kadang merasa dirinya adalah orang yang paling benar dalam segala hal. It happens to me too I guess. Aku memang sering merasa apa yang aku pikirkan/katakan mengenai sesuatu adalah hal yang paling benar dan memang sering aku ternyata salah. Aku juga mikirin gimana sifatku dan kalau membahas sifatku pasti aku selalu mencari kejelekanku apa atau di mana bukan sebaliknya. Dan tadi sifat jelekku yang aku bahas dengan diriku sendiri adalah mengenai aku yang penyendiri. Memang manusia tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat melakukan segala hal sendirian. Everybody needs other people around them. Aku sadar akan hal itu. Tapi ntah kenapa selama ini (dan mungkin ini termasuk salah satu dari sifatku) aku lebih sering melakukan segala sesuatu sendiri. Aku cenderung tidak tega(?) minta tolong orang lain melakukan sesuatu untukku kalau aku merasa hal itu masih bisa aku lakukan sendiri, apalagi hal tersebut bisa merepotkan orang lain yang aku sebenarny bisa minta tolong melakukannya untukku. Tapi parahnya aku menganggap aku bisa melakukan semua hal yang harus kulakukan. Makanya aku sebenarnya jarang sekali minta tolong orang lain untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya aku bisa/harus lakukan sendiri. Mungkin hal inilah yang membuatku ketika orang lain meminta tolong ke aku, aku seperti sering menolak. Sering sih bukan karena aku tidak bisa menolong mereka, tapi aku ragu akan diriku apakah aku bisa membantu mereka seperti yang mereka harapkan. Ini terjadi cukup sering. Teman sekosku ada yang pernah meminta diajarin tentang membuat website. Aku langsung memvonis diriku gak bisa membantu mereka karena aku merasa aku bukanlah orang yang pandai dalam hal mengajari sesuatu hal yang walaupun mungkin aku mengetahuinya atau cukup mengerti. "Aku memang ngerti. Tapi serius kalo mo ngajarin orang lain kayaknya aku gak bisa. Aku gak pandai ngajarin orang. Ntar malah bingung lagi." Itulah alasan yang sering aku lontarkan kalau ada yang memintaku ngajarin mereka membuat website atau ngajarin HTML.

Sifatku yang lain yang sempat aku bahas adalah melankolis-idealis-sangat tak sempurna. Karakterku dalam beberapa kali tes sendiri bersama kakak dan saudara PA-ku melalui kuisoner hasilnya selalu ada melankolisnya. Aku gak gitu ingat lagi melankolis itu gimanaan orangnya, tapi memang mirip namanya aku tuh suka melo. Terus mungkin karena aku dari kecil dalam keluarga sepertinya tertanam sikap idealis. Semua harus dilakukan dengan benar, dan lakukan hal yang benar untuk dilakukan saja. (Kalimat ini gak pernah diucapin sih dalam keluargaku, itu hanya karanganku. Tapi memang seperti itulah yang terjadi selama aku belum kuliah di Bandung.) Pemikiran seperti itulah yang ada di kepalaku. Sayangnya mungkin hanya pemikiranku yang seperti itu, tidak diikuti dengan tindakan benar yang seharusnya kulakukan. For example, dari lab keluar tugas pendahuluan praktikum. The right thing to do yang ada di kepalaku adalah mengerjakannya. Tidak cukup hanya mengerjakannya, tapi dalam hal pengerjaannya aku harus do it by myself. No copying. Dan hal seperti itulah yang sering ada di kepalaku, padahal aku tergolong orang yang paling malas mengerjakan tugas. Jadi pada saat aku tidak mengerjakan sama sekali tugasku karena malas padahal waktu pengumpulan tinggal hitungan menit, aku tidak akan mau melakukan hal curang dengan mencontek punya teman. Itu dia, karena pemikiran idealisku yang sebatas pemikiran aja. Fails sering terjadi hanya karena sikapku yang seperti itu. Aku gak tahu apa bisa dibilang bagus punya pemikiran idealis.Tapi kalau misalnya dibilang bagus, seharusnya dibarengi dengan tindakan juga, kan?

Aku memang sambil melihat-lihat sekelilingku ketika membahas masalah di atas dengan diriku sendiri. Pembahasanku akhirnya harus berhenti ketika aku melihat seorang nenek (ibunya tukang cuci/laundry pakaianku) terjatuh. Nenek itu sedang menyapu di dekat tempat sampah dia sedang membakar sampah. Mungkin karena tidak melihat posisinya berdiri, akhirnya dia terjatuh dengan posisi telentang ke dalam kolam(?) di belakangnya. Tak seorang pun yang melihatnya terjatuh selain aku. Dia sebenarnya berusaha untuk memanggil seseorang, tapi karena suaranya tidak kuat ya tidak kedengaran. Aku yang melihat itu terpaksa(?) berhenti melakukan pembahasan hal yang gak begitu perlu dibahas di atas, turun ke lantai 1. Keluar dari kost-kostan memakai sandal seorang tamu, lalu berlari ke arah nenek itu dan membantunya berdiri. Kakiku terperosok ke kolam waktu mengangkatnya.

written on March 12, 2005 yet not finish

No comments:

Post a Comment