Pages

Friday, February 11, 2011

Today's Story

So, this is the story..

Hari ini aku sudah berjanji bertemu dengan Bang Binsar Pakpahan di Immanuel Cafe, di dalam Toko Buku Immanuel. Tidak hanya dengannya, tetapi juga (mungkin rencananya) dengan orang-orang yang dulu pernah berkumpul bersama di tempat itu pada tanggal 27 Juli 2010 yang lalu. (Entah kenapa struk pesanan dan pembayaran makanan di hari itu masih ada padaku. Dan sekarang berada tepat di sebelah keyboard aku mengetik tulisan ini.)

Aku bangun cukup cepat pagi ini, tetapi aku asyik berinternet ria dulu. Sebenarnya janji bertemu dipercepat menjadi pukul 09.30. Sayangnya aku baru akan mandi ketika jam di komputerku sudah menunjukkan waktu pukul 09.20an. Setelah mandi, aku berpakaian, lalu melihat handphoneku. Ternyata ada satu panggilan tak terjawab dari Aiko. Aku langsung berjalan ke arah TB Immanuel. Dan bodohnya, aku baru mengirimkan pesan pendek setelah aku mendekati tempat tujuan. Melihat mobil Aiko tak ada di depan tempat itu, aku langsung masuk ke RM Jatim, warung makan yang letaknya berseberangan dengan TB Immanuel. Aku memesan nasi dadar lalap. Lalu duduk. Beberapa saat duduk, aku mendapat pesan pendek balasan dari Aiko. "Di kantin stt."

Selesai makan, aku langsung berjalan menuju sekolahku. Di jalan, aku mendapat pesan pendek dari Aiko menanyakan keberadaanku dan menyampaikan kalau ada rencana ke Grand Indonesia. Mereka akhirnya menunggu.

Aku tiba di sekolah. Ternyata hanya ada Aiko dan Kak Lusiana selain Bang Binsar. Kak Tulusi, Bang Kinoi, dan Bang Marthin tidak ada. Kak Tulusi magang, Bang Kinoi kerja, Bang Marthin sepertinya belanja keperluan Bengkel PK.

Foodlouver Grand Indonesia. Setibanya di GI, kami langsung ke tempat itu. Kami, ditambah dengan pacar Bang Binsar, makan dan nongkrong di sana. Makanan yang kami makan tidak perlu dituliskan bukan? Lagipula aku sudah lupa apa saja. (Bukan karena banyak. Aku sebenarnya ingat, tetapi untuk keperluan tulisan ini aku sengaja melupakannya. Lho?)

Pukul 12.10 kami beranjak dari tempat itu. Setelah sempat berencana nongkrong di salah satu warung kopi di GI, kami akhirnya malah pergi ke Gramedia. Dalam perjalanan ke Gramedia, aku dipanggil Doan dan Meyer, temanku di STT Telkom dulu, yang melihatku berjalan melewati area Foodlouver. Aku nongkrong lah bersama mereka, dan satu adik PA-nya Doan. Tanpa bilang-bilang pula dengan teman-temanku yang sebelumnya bersamaku. Aku mengirimkan pesan pendek ke Aiko setelah cukup lama aku nongkrong dengan mereka. Dan ternyata mereka sudah sempat mencariku. Maap. Catatan untuk pembaca: Kalau mau menghilang dari rombongan, bilang-bilang dulu!

Aku kemudian menyusul Bang Binsar dan teman-teman ke Gramedia. Aku hampir selalu melihat bagian komputer kalau ke Gramedia Grand Indonesia. Dan tahu apa yang aku mau lihat? Aku hanya ingin memeriksa apakah buku "Mendesain Logo" dan  "Layout Dasar dan Penerapannya" yang ditulis oleh Surianto Rustan, dan juga buku "Tipografi dalam Desain Grafis" yang ditulis Danton Sihombing masih ada atau tidak. Padahal aku sudah memiliki ketiga buku tersebut, entah untuk apa! Dan sialnya, aku tadi menemukan sebuah buku lagi yang ditulis oleh Surianto Rustan. "Font dan TIPOGRAFI". (Tak tahu juga kenapa di bagian dalam buku ini TIPOGRAFI sebagai judul buku ini ditulisnya dalam huruf kapital semua, termasuk dalam bagian "Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Penerbitan.") Dan entah kenapa walau sudah berpikir berulangkali, aku tetap membelinya. Padahal harganya Rp95.000. (For the record, the last book about typography that I bought was Rp98.000. Mendesain Logo: Rp78.000-80ribuan; Layout Dasar: Rp86.000. These data proves that I'm idiot! )

Setelah membayar buku itu, aku berdiri di tempat buku baru dipajang. Ada buku "Mengapa Sri Mulyani? Menyibak Tabir Bank Century". Aku lupa siapa penulisnya. Kalau tidak salah: Steve Santoso. Aku membaca beberapa halaman penting. Dan aku semakin yakin dengan kesimpulanku selama ini: SMI-B adalah orang jujur yang menjadi korban keserakahan orang-orang serakah uang dan kuasa di negeri lelucon ini, Indonesia bapak! (Ini penilaian subyektifku. Dan penulis buku itu juga menyatakan kalau buku itu tidak terlepas dari subyektivitasnya sebagai orang yang cukup dekat juga dengan SMI.)

Next destination: Bang Binsar dan Kak Okta ke Foodlouver; aku, Aiko, dan Kak Lusiana nongkrong di Fab Cafe di dalam Gramedia GI. Aiko dan Kak Lusiana membahas tentang suatu acara, dan aku memfoto-foto Bunderan HI memakai kamera Lia yang entah kenapa bulan ini sepertinya untuk sementara menjadi hak milikku. Lho? Mendekati pukul 15.00, kami pulang. Sebelum pulang aku dan Kak Lusiana membeli ice cream cone di Burger King. Ternyata enak! Apalagi aku dibayarin.

Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Aku langsung menuju Bengkel PK. Entah untuk apa. Di sana aku bertemu dengan Diana, Irmanda, Merlin, dan Ana. Masuk ke dalam lagi, ternyata ada Isabella Sinulingga a.k.a Icha dan Desi Rosalin Purba a.k.a Siro. (Kenapa harus lengkap ya namanya?) Di tempat Siro, Siro dan Icha ternyata sedang menyortir kartu ucapan yang telah dimasukkan ke dalam Kotak Cinta di depan Bengkel PK dalam rangka Valentine's Day. Kartu-kartu yang telah dimasukkan itu akan disampaikan kepada orang-orang yang ditujukan di kartu-kartu itu pada hari Senin ini, 14 Februari 2011, tepat pada hari Valentine. (Just in case you don't know that February 14 is Valentine's Day.)  Entah kenapa, aku malah bertanya kepada Siro, "untuk gue dari Icha doang kan?" (I had already knew that Icha had put a card for me into the box because I was there when she made the card and told me that the card was for me. "Nanti tanggal 14 ya dibacanya, Kak," Icha said to me that day.) Dan aku terperangah sewaktu Siro bilang, "nggak kok, Kak. Banyak untuk kakak." Wadoooh.. Kok aku jadi serasa artis? (Pada bagian ini, pembaca boleh, bahkan dianjurkan untuk, muntah!) Akan tetapi, aku memang tak berniat sama sekali untuk melihatnya sebelum waktunya. Hanya saja sudah terdengar suara menggelegar dari ruang depan Bengkel PK, "heh, Vontho. Lo nggak boleh di situ!" Coba tebak suara siapa? Ya, Anda benar! (Memang siapa?)

Aku pun keluar dari ruangan Siro. Aku duduk di ruangan depan Bengkel PK. Dan duduk memerhatikan mereka yang ada di ruangan itu. Lalu sesekali mengambil foto mereka yang sedang membuat kartu. Mendengar cerita lucu tentang "kabar buruk" yang diterima oleh Irma tadi pagi dari Jere. "Kabar buruk" itu adalah "Mubarak tidak mau turun." (I thought Irma has to write down the story.) Cukup lama aku hanya duduk nongkrong di ruangan itu sementara yang lain sibuk membuat kartu ucapan dan membuat kreativitas. Aku kemudian terpikir untuk membuat amplop dari kertas A4 bekas. Seperti yang diajarkan oleh Diana kepadaku, Irma, dan Icha di hari Icha menuliskan kartu ucapannya kepadaku. Selesai membuat amplop, Diana menyodorkan kertas yang harus aku gunting untuk menyelesaikan kreativitas yang dibuatnya. Selesai menggunting, aku malah membuat sebuah kartu ucapan juga buat Icha. Dan memasukkannya ke dalam amplop oranye yang aku buat sebelumnya.

Aku juga sempat menggunting-gunting dan menghasilkan sebuah kartu berbentuk talk-cloud dan di tengahnya aku tempel sebuah kertas warna merah bertuliskan I dan sebuah kertas merah lainnya berbentuk hati. "Untuk siapa tuh?" tanya Siro.

Irma dan Diana berencana ke Gramedia. Aku ikut dengan mereka. Sewaktu mau berangkat, seorang tukang bajaj mengucapkan kata "anjing!" setelah kami tidak jadi naik bajaj-nya. (Pakai tanda seru dong, masa pakai tanda tanya?) Itu insiden kecil lah. Kami akhirnya naik bajaj berwarna hijau yang di pintunya tertulis tulisan Jakarta Selatan. Tak heran dia lebih manusiawi dari tukang bajaj lainnya yang telah kami stop dan telah melakukan tawar-menawar dengan kami.

Gramedia Matraman. Apa tujuan kami? Ini rahasia. Kenapa jadi kami? Karena aku diikutsertakan (dan mengikutsertakan diri) untuk tujuan rahasia ini.

Mendekati pukul 20.00 aku sudah tiba lagi di kamarku. Aku menghidupkan komputerku. Buka halaman ini. Dan menuliskan ini sejak sekitar pukul 20.03.

So, that's the story for today.

Kamarku, (Sepertinya Masih) Kontrakan Gak Jelas
11 Februari 2011
22:16

PS: I guess this is the first time I write a day's story (in a long story like this) again since I don't know when was my last time writing something like this. It's too random, right?

Wednesday, February 9, 2011

Berita Tolol dari Saya

Saya akan menulis sebuah tulisan tak jelas tujuan dan arahnya untuk sekitar 30 menit ke depan, di Komputer Perpustakaan ini.

Cerita dimulai dengan berita yang muncul dalam beberapa hari terakhir. Ada berita tentang pembunuhan terhadap pengikut Ahmadiyah di Banten, ada berita tentang pembakaran 2 gereja dan perusakan 1 gereja Katolik di Temanggung.

Berita tentang pembunuhan terhadap pengikut Ahmadiyah saya lihat pertama kali dari tweet beberapa orang yang aku follow di Twitter. Saya menyebutnya pembunuhan karena penyerangan itu pasti sudah direncanakan sebelumnya. Saya sempat membaca tweet yang menyatakan kalau ada orang yang menyebut itu sebagai sebuah bentrokan. Bentrokan? Anda menyatakan diri Anda orang paling tolol sedunia kalau Anda menggolongkan kejadian di Banten itu sebagai bentrokan.

Video pembunuhan terhadap pengikut Ahmadiyah itu anehnya (atau tololnya? atau syukurnya?) beredar di YouTube dan cepat tersebar melalui Facebook dan Twitter. Dengan adanya video itu, saya sendiri tidak menontonnya, orang dapat menilai bahwa apa yang dilakukan terhadap pengikut Ahmadiyah itu adalah perbuatan yang keji. Saya setuju dengan pendapat Guntur Romli kalau orang-orang yang masih menyalahkan pengikut Ahmadiyah atas kejadian itu adalah orang biadab, otaknya sudah tidak dapat menilai apa yang salah.

Perhatian kepada berita pembunuhan (berencana?) yang dilakukan kepada pengikut Ahmadiyah itu sedikit teralihkan ketika saya mendapat sebuah link (atau tautan) tulisan Alanda Kariza, seorang anak perempuan berusia 19 tahun tentang ibunya. Ibunya adalah Kepala Divisi Corporate Legal Bank Century yang dituntut 10 tahun penjara dan denda 10 milyar rupiah atas tindakan yang tidak dilakukan oleh ibunya. Saya cukup sedih membaca tulisan itu. Sedih karena ada orang seperti Alanda Kariza akan kehilangan sosok seorang ibu bila sang ibu akan benar-benar dipenjara karena tindakan orang-orang serakah seperti Robert Tantular dan Hermanus Hasan Muslim, bos dari ibu Alanda Kariza. Semoga ibu dari Alanda Kariza bebas, itu harapan saya.

Perhatian saya kemudian tertuju kepada berita kerusuhan di Temanggung. Kerusuhan itu berakibat pada pembakaran 2 gereja dan perusakan sebuah gereja. Lagi-lagi setelah mengikuti berita-berita, kejadian ini juga sudah terencana. Pelaku perusakan diorganisir dari luar Temanggung. Entah apa motifnya. Hans kemudian berpendapat bahwa hal itu merupakan tindakan dari entah siapa yang memang dengan sengaja membuat rusuh dalam rangka mengalihkan perhatian masyarakat dari masalah yang sedang hangat diperbincangkan di Republik Indonesia. Tentang kejadian ini, saya sempat berpikir bahwa pelaku penyebar selebaran tolol itu, dan juga pelaku kerusuhan yang menuntut penyebar selebaran tolol itu dihukum mati, sama-sama tolol. Sekarang saya jadi berpikir kalau pelaku kerusuhan itu lebih tolol karena mau dimanfaatkan untuk sesuatu yang mereka sendiri tidak mengerti. Motif pelaku kerusuhan? Ekonomi, mungkin.

Entah apa lagi kejadian yang akan diberitakan oleh media. Saya sempat berpikir kalau ramalan di radio atas tahun kelinci tahun ini ada benarnya, yaitu tahun ini adalah tahun chaos yang terjadi dalam siklus 12 tahunan. Semoga saja ramalan itu tidak benar, atau semoga orang-orang yang suka chaos tidak memanfaatkan ramalan itu untuk membuat tahun ini memang menjadi tahun penuh kerusuhan. Dan penuh kegilaan.

Yah, demikianlah berita tolol dari saya tentang beberapa berita (menyedihkan?) yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini.

Komputer Perpustakaan
10 Februari 2011
14:53

Friday, February 4, 2011

Enam Tahun

Hari ini tepat blog ini berumur 6 tahun. Banyak hal yang sudah aku publish di sini. Tulisan, foto, review, link yang menurutku menarik, bahkan jualan sebotol parfum pernah aku post di blog ini.

Blog ini bukanlah blog pertama yang aku buat. Blog pertamaku aku buat di tahun 2003 dengan menggunakan Blogger, hanya untuk sekadar mencoba. Tahun 2004 aku berkenalan dengan Kak Uthe lewat Friendster. Melihat blog-nya, aku tertarik untuk lebih aktif dengan blog-ku. Sering berkunjung ke blog-nya, akhirnya Kak Uthe menyarankan diriku untuk melihat blog-nya yang di Multiply. Aku pada akhirnya bergabung di Multiply ini juga.

Pada awalnya blog ini seperti tempat aku bercerita tentang kejadian yang aku alami sehari-hari. Atau tentang apa yang sedang aku rasakan atau pikirkan. Ini bisa dilihat dari blog entry pertamaku. Isinya seperti sebuah curahan hati terhadap Burung Camar. (Waktu itu aku memang suka dengan lagu Burung Camar yang dinyanyikan oleh Karen Indonesian Idol.)

Sebagai sebuah blog, blog ini pada akhirnya memang tidak (terlalu) jelas untuk apa dibuat. Bukan tempat seperti catatan harian, bukan pula tempat menampung tulisan-tulisan yang berfokus pada satu bidang tertentu. Pada satu masa, aku akhirnya membuat Welcome Message yang berisi keterangan tentang blog ini di halaman Home sebagai, "sebuah tempat untuk menyimpan tulisan-tulisan tak penting, foto-foto gak jelas, review-review yang tak mendalam..."

Sekarang blog ini sudah berisi sekitar 719 posts. Jumlah terbanyak memang pada tulisan yang terdiri dari setidaknya 550 posts. Dari sekian banyak tulisan, ada tulisan yang pernah menimbulkan masalah. Ada pula tulisanku yang ternyata menjadi tulisan paling banyak dilihat karena diarahkan oleh search engine bagi orang yang mencari dengan kata kunci "jennifer lopez bugil." Ada juga tulisan yang isinya adalah paper yang aku tulis. Pokoknya, banyak kenangan yang tersimpan di blog ini.

Setahun terakhir aku memang cukup sedikit mem-post sesuatu di blog ini. Blame it to Twitter and Facebook?

Enam tahun sudah. Masih banyak kah kenangan yang akan tersimpan di blog ini? We'll see.

Kamarku, Kalasan Dalam 44B
4 Februari 2011
23:43