Pages

Saturday, January 26, 2008

Eyang Meninggal

Kapan dan dari siapa pertama kali mendengar kabar Suharto meninggal dunia hari ini?

Gue tadi sedang berada 3Store di Plaza Semanggi. Sewaktu menunggu kembalian, seorang karyawan 3Store datang sambil ngomong, "eyang meninggal." Gue masih gak ngerti siapa yang dimaksud dengan "eyang" oleh orang itu. Gue baru ngerti setelah seorang karyawan yang lain bilang "pasti nanti di televisi lagu ini banyak diputar." Karyawan itu kemudian menyanyikan sebuah lagu yang gue udah lupa liriknya.

Setelah dari 3Store, gue ke Giant di UG Plaza Semanggi. Tayangan di televisi yang dipajang di rak supermarket itu tidak lain tidak bukan adalah berita meninggalnya Suharto. Sewaktu mendengar di berita ternyata ada dua ambulans yang berada di RSPP, gue teringat iring-iringan ambulans berplat militer yang dikawal Polisi Militer. Oh, ternyata ambulans yang tadi lewat Jalan Sudirman sewaktu gue jalan dari Halte Bendungan Hilir ke Plaza Semanggi adalah ambulan untuk jenazah Suharto.. (kirain ada pejabat penting militer yang meninggal).

Nah, Suharto, mantan presiden negara kita yang tercinta ini, sudah meninggal dunia. Just like my cousin says in his blog, all we have to do now is salute him. Soal hukum, nanti saja setelah masa berkabung sudah lewat...

Gue sih pengen melayat ke Cendana. Sayang, sepeda gue(?) rusak sejak Agustus 2007. Lagian kalau gak rusak, memangnya mau ditaro di mana sepedanya?  (Wah, sudah out of topic. Gue akhiri saja tulisan ini sampai di sini.)

Good bye Indonesian Rose..  (Elton John)

Thursday, January 24, 2008

Penonton Lebih Tahu

Pernah melihat orang main catur? Pernah perhatiin orang yang nonton orang lagi main catur? Pemandangan kedua keadaan tersebut sekarang bisa dilihat di kontrakan gue setelah gue membeli sebuah papan catur ukuran besar di Alfa Cikini beberapa hari yang lalu.

Apa yang menarik dari pemandangan tersebut? Penonton merasa lebih tahu apa yang harus dilakukan oleh orang yang sedang bermain. Dan pada kenyataannya memang begitu. Orang yang menonton mengetahui lebih banyak kemungkinan-kemungkinan langkah yang bisa diambil dibanding dengan orang yang sedang main.

Pernah menonton Liga Indonesia di televisi, terutama beberapa hari belakangan ada delapan besar Liga Djarum ditayangkan di televisi? Komentar-komentar yang diucapkan para komentator sering salah. "Wasit memberikan pelanggaran kepada PSMS." (Goblok banget gak sih komentarnya?) "Pelanggaran di kotak penalti.... Ternyata wasit memberikan tendangan bebas kepada Arema." (Pada kenyataannya di tayangan televisi sudah jelas memang terjadi pelanggaran oleh penyerang lawan.)

Nah, kesimpulannya? Penonton lebih tahu. Coba deh jadi pemain catur, atau jadi komentator di televisi, penonton yang berubah peran pun pasti jadi orang yang tak tahu apa-apa juga.

Tuesday, January 22, 2008

Bertemu Aline

Dua hari yang lalu gue bertemu dengan Aline. Gue bertemu dengannya di bus 67, bus jurusan Senen-Blok M. Mulut gue yang biasanya gak pernah memulai pembicaraan dengan orang pun terbuka. Gue berbicara dengannya like we were just friend.

"Mau ke mana, Mbak?"
"Mau ke gereja."
"Paulus?"
"Iya."
"Sama suami dan mertuanya ya?"
"Nggak. Sama teman."

Dia pun turun di tempat yang bukanlah GPIB Paulus. Dia pun melambaikan tangannya ke arahku. Kemudian dia berlari lagi ke arah bus. Ada yang tertinggal. Sambil bus tetap bergerak maju, aku menyodorkan barangnya yang tertinggal.

Lalu, aku sadar.

It's in a dream.

(written in Medan, December 29, 2007)

Friday, January 18, 2008

Tarif XL Murah (dan Ribet)

Beberapa hari yang lalu aku memperhatikan sebuah iklan di Kompas yang isinya seperti menghina tarif bicaranya operator lain dan di hari berikutnya menghina tarif sms operator lain. Janji iklan itu sih akan mengeluarkan sebuah layanan murah bicara ke seluruh pelanggan GSM, baik sesama maupun bukan. Lalu tarif SMS yang lebih murah.

Nah, tadi muncullah iklan satu halaman penuh (berharga lebih dari 250 juta untuk sekali pasang) di Kompas hari ini. Setelah aku teliti, isi iklannya sendiri sebenarnya menjebak. Seperti iklan-iklan lainnya yang tidak mau terlalu transparan meminta Anda yang baca iklan tersebut untuk melihat info lebih detail di websitenya. Aku pun melihat website XL untuk tahu detailnya.

Setelah melihat-lihat sejenak, kesimpulan saya: tarif murah apanya -terutama tarif menelepon ke non-XL-? Yang ada tarif ngaku murah dan ribet.

Ini sih pendapatku dari pengamatan secara singkat saja. Mungkin Anda bisa buktikan sendiri kebenaran pendapat saya dengan melihat sendiri murah dan ribetnya tarif XL di sini dan di sini.

American Gangsters

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure

Pertama, cerita di dalam film ini berdasarkan kisah nyata. Kisah nyata dari seorang "raja narkoba jalanan" di Harlem.

Kedua, film ini dibintangi oleh Denzel Washington dan Russel Crowe. Denzel Washington yang berperan sebagai Frank Lucas, si raja narkoba jalanan, sukses memerankan seorang penjahat yang sangat cool ketika membunuh lawannya di pinggir jalan, menghantam anak buahnya ke piano, dan banyak aksi cool lainnya. Russel Crowe yang berperan sebagai Richie Roberts, seorang polisi "suci", memerankan detektif yang sangat setia pada pekerjaannya.

Pada awal cerita, alur film memang berjalan agak lambat. Walaupun demikian, film yang berdurasi lebih dari dua jam duapuluh menit ini sangat menarik untuk ditonton. You'll see great scenes!

Beberapa scene yang menarik (buat saya):
Richie Roberts membantu seorang rekan kerjanya untuk keluar dari rumah seorang pemakai drugs yang telah dikepung massa.
Frank Lucas memimpin doa makan bersama keluarganya. (Di sini kami berempat -gue, Sergio, Toar, Putri- meniru adegan tersebut dengan berpegangan tangan juga.)
Pengintaian Richie Roberts cs dari bandara hingga penggerebekan "markas" Blue Magic.
Lagu "Amazing Grace" dikumandangkan oleh paduan suara gereja. Frank Lucas berjalan keluar gereja. Dan.. tonton aja sendiri!

Nah, karena berdasarkan kisah nyata, ceritanya agak susah ditebak walaupun endingnya agak mirip dengan film kisah nyata lainnya (bandingkan Catch Me If You Can).

Rekomendasi: wajib ditonton. Kalau gak suka film berdurasi panjang, jangan ditonton!

Friday, January 11, 2008

Ketombe Gila

Entah apa yang dipikirkan oleh para ketombe di kepalaku. Setiap kepalaku aku plontos, mereka datang jauh lebih banyak dari rambutku panjang. Dan parahnya, ketombe yang jatuh dari kepalaku ukurannya bisa mencengangkan. Tadi ada yang ukurannya lebih dari 5x5 mm. Lalu setelah "diminta turun" dari kepalaku dengan mengelus-elus kepalaku yang baru ditutupi rambut sepanjang 5 mm, ketombe yang terkumpul mencapai satu sendok teh. Sepertinya aku harus beralih ke shampoo yang pernah disebutkan oleh orang yang berkomentar di blog entryku yang bercerita mengenai ketombe juga. Harus cari lagi deh...

Keluarga Ini

Keluarga ini memang keluarga kecil. Walaupun begitu, there is so much fun when they join together. Sayang, yang kecil ini pun jarang bisa berkumpul bersama. Apalagi si kakak tak lama lagi akan kembali lagi ke Jakarta. Si adik belum selesai kuliah. Si Ibu pun mau tak mau harus sendiri lagi.

Keluarga ini..

Friday, January 4, 2008

Kangen (Lagi?)

Aku kangen Bapak lagi. Gimana nggak kangen?

Aku menemukan tulisan-tulisannya di rak buku yang ada di dalam garasi. Ada catatan hariannya tahun 1978, ada catatan kuliahnya sewaktu di STT Jakarta, ada tulisan khotbah-khotbahnya, dan ada catatan rencana mingguan yang mungkin merupakan catatan terakhir yang ditulis oleh Bapak.

Dan kata "kalau saja" pun muncul kembali. Please dong deh.

Badai Pasti Berlalu

26 Juni 1978


...


2.Nonton film "Badai Pasti Berlalu" di bioskop "Senen"


...