Pages

Monday, March 27, 2006

Wisudawan/wati Maret 2006 Anak-anak PMK STT Telkom

gue ambil dari mailing list PMK STT Telkom. edited as I need.

---
Selamat dan sukses untuk rekan-rekan kita yang telah diwisuda pada hari Sabtu, 25 Maret 2006
  1. TIRTA SARDI MULIA PURBA (613020108) - lahir tahun 83, tapi seangkatanku di STT Telkom dulu. asal gereja kami sama. dan kami dulu pernah satu resort. he knows my father.
  2. JULIANUS TATO (613020005) - hanya kenal dikit ama nih orang
  3. ADI JEXSON MARBUN (611020078)
  4. MICHAEL DUA' PALAYUKAN (611020014)
  5. RIUS AFRIANTO CIPTA PANDIANGAN (611020084) - sering main ke kostanku yang terakhir. teman dekatnya Timbul dan Ben
  6. ABBAS PAUL RICHARDO GIRSANG (611020062) - ini dia teman sekolah minggu gue waktu di GKPS Hang Tuah Medan.
  7. POLTAK JEFFERSON (113010028) - kalo gak salah senior gue yang umurnya lebih muda dariku. lulusan Lab School deh kayaknya.
  8. RISWANDI SAHAB P. SIMANJUNTAK (113010105)
  9. ABRIANTO ASCEIN GULTOM (113010165)
  10. ANDOS HERIYANTO HUTAHAEAN (113010115)
  11. SIHAR PARULIAN HENDRIK SIMBOLON (113010116) - mantan Ketua PMK
  12. ADITYA HACHIRO DANAKUSUMAH (113010185)
  13. JOHAN NATHANAEL MATULUS PANGIDOAN SIMATUPANG (113038042)
  14. AUSTIN LEO PARSAULIAN SIANTURI (113010152)
  15. MISIONER EMAN TUAHTA BANGUN (113038037)
  16. GABE ROMMEL OCTAVIANUS HARI SUSANTO MANURUNG (113010130)
  17. ROBBY PASKAH HAMONANGAN TINAMBUNAN (112010138)
  18. BESLIN GULTOM (112010031) - ini dia teman kosku begitu aku di STT Telkom dulu.
  19. NAELLY IDA BASARIA SIBURIAN (112010156) - masih jalan gak ya ama Peter?
  20. FRANKIE (112010055)
  21. DAVID OKTAVIANUS MENDROFA (112010184)
  22. WALDEN (112010111) - ini juga teman sekosku begitu aku di STT Telkom dulu.
  23. EDY JAYA SURANTA TARIGAN (111000122)
  24. HARVARD ADITYA GREGORY (111010116)
  25. ROBERT TOM (111010211)
  26. MANGAMPU R. SILABAN (111020097) - satu-satunya anak PMK 2002 S1 TE yang lulus hanya empat setengah tahun?
  27. YOSUA PARLINDUNGAN HUTAPEA (111990006)
  28. BUDI S. SIAGIAN (111990051)
  29. HASIAN SAHAT MARULI HUTAGALUNG (111010237)
  30. JOHN WESLEY TAKASABAR (111010244)
  31. RISWAN GUNAWAN (111990160)
  32. ALFRED IRAWAN CHRISTIAN SIMANJUNTAK (111010331)
  33. ALBERT ALFREDO (111990355)
  34. VICTOR IRVING (111010356)
  35. DIMAS ADRIANTO (112010201)
  36. FARIDA ROSIHOLAN SITUNGKIR (611010032) - kayaknya NIMnya salah deh. bukannya 61102....?
  37. DEDY AGUS ARFIANTO (111010205)
  38. WIELLI SANTANA (113010150)
  39. YOHANEES (111010255)
  40. YULIANA DAMAYANTI (112010142)
Tuhan Yesus memberkati.
---

Selamat aja deh dari gue.. Tahun ini gue gak jadi pembawa bunga lagi kayak tahun lalu.. He..He..He..


Sunday, March 26, 2006

Brengsek

"Semua laki-laki di mana-mana sama aja. Brengsek!" ucap Alent, teman sekelas gue dengan nada marah.

Mendengar itu gue langsung ngasih tanggapan ke dia, "Kalo begitu jangan suka ama laki-laki ya!" Nah lho?!

Itu dulu..

Kalau Alent mendengar ada yang bilang kata "ce-es" dia itu langsung marah. "...ce as ce es ce as ce es... gak ada istilah lain apa?"
Kalau dia udah marah begitu, gue malah bilang gini, "sorry ces. maaf ya, ces!" atau "kenapa ces? kok marah-marah?"

Itu juga dulu..

Sekarang..

Dia "jalan" ama mentor kami yang selain laki-laki juga orang yang mempopulerkan istilah "ce-es" di sekolahku. Tak akan marah dia jika ada orang yang berkata, "ce-es..". Tak pernah terdengar lagi makian terhadap laki-laki yang dulu dianggapnya sama aja.

Nah lho?

Resital Paduan Suara Abednego

Jumat, 24 Maret 2006 yang lalu kami, angkatan Abednego, mengadakan Resital Paduan Suara. Resital Paduan Suara ini dilaksanakan tepat setelah ibadah Jumat siang selesai (sekitar pukul 12.30). Ibadah Jumat yang biasanya diadakan di kapel, Jumat lalu sengaja diadakan di Aula.

Setelah doa penutupan dan berkat, beberapa dari kami memindahkan beberapa simbol yang dipakai untuk ibadah. Skenario yang sudah dibuat sebelumnya pun mulai dilaksanakan. Seraya warta kapel dibacakan, kami semua naik ke balkon. Jumlah kami 44 orang. 11 orang Sopran, 12 orang Alto, 10 orang Tenor, dan 11 orang Bass.

Lagu pertama yang kami nyanyikan berjudul "Let Us Talents and Tongues Employ". Raja, salah satu dari kami yang memimpin untuk lagu pertama ini. Sedangkan yang memainkan piano selama resital berlangsung adalah Christina J.A. Mandang, MM. Dia adalah dosen yang mengajar bidang Musik di sekolah kami. Dia jugalah yang mengajar kami kelas Paduan Suara yang kami laksanakan setiap Kamis.

Lagu kedua adalah "Siya Hamba." Setelah lagu yang berasal dari Afrika Selatan ini kami nyanyikan sekali, kami pun mulai turun dari balkon dengan tetap menyanyikan lagu tersebut dalam versi bahasa Inggrisnya "We are Marching." Sopran dan Tenor turun dari sebelah kanan, sedangkan Alto dan Bass turun dari sebelah kiri. Setelah tiba di bawah, kami berbaris empat berbanjar masing-masing dua di setiap sisi kanan kiri ruangan aula. Kami pun berjalan dengan menggunakan gerakan tarian sampai tiba di depan.

Setelah tiba di depan, kami bernyanyi dari buku nyanyian Taize. Jubilate Deo, Tuhanlah Kekuatanku, Angkatlah Gita Baru, Tinggallah Bersamaku, Cari Dahulu Kerajaan Allah, dan Pujilah Tuhan, Segala Bangsa. Aku sudah lupa urutannya yang mana.

Sebelum ditutup kami bernyanyi dua lagu lagi. As Long As I Have Music dan Peace on the Earth.

Setiap lagu yang kami nyanyikan, selain lagu pertama, dipimpin oleh senior kami yang mengambil mata kuliah Cantorship. Lagi-lagi mata kuliah ini di bawah bimbingan Kak Christine. Mereka ada 6 orang. Selain itu ada juga soloist yang bernyanyi solo di 2 lagu Taize. Lagi-lagi mereka adalah senior yang mengambil mata kuliah di bawah bimbingan Kak Christine yaitu Bina Suara. Mereka ada 3 orang.

"Dengan berakhirnya lagu Peace on the Earth tadi, maka berakhirlah sudah resital paduan suara Abednego." Demikian salah satu kalimat yang diucapkan Kak Arya yang kemarin menjadi MC untuk resital kami itu. Dia juga yang menutup acara resital kami dengan meminta semua yang terlibat dalam acara itu maju ke depan. Dan, Kak Christine pun mulai angkat bicara. Dia mengucapkan terimakasih untuk semua yang membantu acara tersebut bisa terlaksana dan buat yang hadir, serta dia juga mengharapkan acara resital seperti itu bisa menjadi acara rutin di sekolah kami.

Kami pun menyanyikan lagi lagu "Siya Hamba" dengan tarian. Lalu kami keluar dari panggung. Acara pun selesai.

Selesai acara, ada evaluasi. Ternyata Kak Christine menyiapkan seseorang sebagai penilai karena dia sepanjang resital duduk di depan piano memainkan piano. Sihombing, si penilai yang juga lulusan sekolah kami, mengatakan bahwa kami cukup bagus. Lalu kemudian dia mengatakan kekurangan-kekurangan yang dia lihat. Tetapi secara keseluruhan nilai untuk kami adalah cukup bagus.

Rahel, teman SD-ku dulu yang sekarang jadi seniorku, bilang kalau kami itu bagus. Entahlah apa memang benar begitu. Aku sih merasa biasa saja. Tetapi untuk dibilang jelek sih gak cocok. Dan hari Minggu kemarin, Samuel, teman seangkatanku di SMU dulu yang sekarang juga jadi seniorku, bilang kalau kami itu bagus. Jadi, kesimpulannya?

Kesimpulannya, resital paduan suara kami terlaksana dengan baik dengan paduan suara kami bernyanyi dengan baik. Paling tidak menurut orang awam* begitu.

NB:
-Coba deh cari kesalahan dalam tulisan ini! Sebenarnya di paragraf pertama saja salahnya sudah kelihatan dengan jelas, apalagi kalau yang membaca adalah Dr.Lucy Montolalu. Menurut saya sih kesalahannya adalah dalam jenis kalimatnya. Di kalimat pertama adalah kalimat aktif (ada kata mengadakan). Eh, di kalimat berikutnya kok pake kalimat pasif (ada kata diadakan). Untuk orang awam* sih gak masalah. Tetapi kalau sampai di dalam tulisan bersifat ilmiah -apalagi yang baca Bu Lucy- terdapat paragraf seperti itu, bisa mati aku!

*: istilah ini jangan-jangan salah juga lagi

Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
07:50
27 Maret 2006

(Akhirnya) Kebaktian di GKPS Salemba

Gereja asalku, juga gereja yang merekomendasikanku masuk sekolahku yang sekarang, adalah GKPS atau Gereja Kristen Protestan Simalungun. GKPS sebenarnya mempunyai arti yang cukup penting buat keluargaku. Seharusnya buatku pribadi juga. Tetapi kenapa juga setelah meninggalkan Medan tahun 2002 yang lalu aku jarang sekali berkebaktian di GKPS? Padahal untuk masuk sekolahku sekarang aku meminta surat rekomendasi dari GKPS.

Mau tahu berapa kali aku kebaktian di GKPS setelah tahun 2002?

Di Bandung aku hanya dua kali kebaktian di GKPS. Pertama, sewaktu aku baru sampai di Bandung, hari Minggunya aku, kakakku, Namboruku, Agi, Kak Tia (kakak sepupuku) kebaktian di GKPS Bandung yang berada di Pasteur. Kedua dan terakhir, aku datang sendirian ke sana dan aku ingat sepulang dari sana aku sakit kepala.

November 2004 ketika pertama kalinya aku pulang ke Medan pun hanya ada dua kali aku kebaktian di GKPS. Itu karena acara pulang kampung satu-satunya hingga sekarang saat itu hanya dari tanggal 6-19 November 2004 yang hanya diselingi oleh dua hari Minggu.

Setelah aku tinggal di Jakarta pun -sekarang sudah lebih dari setengah tahun- aku baru tiga kali kebaktian di GKPS. Ketika libur Lebaran, Kebaktian Malam Natal, dan Kebaktian Natal tahun lalu. Untuk Natal tahun lalu, kalau bukan karena perintah dari bos besar di Medan (baca:Mamak), mungkin kami (aku dan kakakku) tidak akan ke tempat Inang Tongah kami yang mau tidak mau kami harus kebaktian di GKPS sewaktu Natal tahun lalu.

See? Dua kali ketika di Bandung, dua kali ketika pulang ke Medan, dan baru tiga kali ketika aku tinggal di Jakarta. Ditambah dengan waktu liburan lebaran 2002 aku pernah sekali kebaktian di GKPS Cengkareng, berarti di Jakarta aku empat kali kebaktian di GKPS. Kalau ditotal, hanya delapan kali. Hanya delapan kali? Tidak pantas kalau mau dibandingkan ketika di Medan dulu yang sepanjang hidupku aku hanya berkebaktian di GKPS.

Hari Jumat lalu sebelum ibadah dimulai, Paranleo Girsang, seniorku yang asal sinode gerejanya sama denganku dan sekarang lagi menyusun skripsi menghampiriku. Dia bertanya apakah aku ada kerjaan hari Minggu ini. Aku bilang tidak ada. Dia pun memintaku untuk kebaktian di GKPS Salemba bersama dengan Samuel Septino Saragih, seniorku yang dulu teman seangkatanku di SMU Negeri 1 Medan. Itu pun dengan tujuan membantu dia membagikan kuisoner yang tidak bisa hadir karena dia juga akan membagikan kuisoner yang sama di gereja yang lain.

Sudah lama aku ingin kebaktian di GKPS Salemba. Tapi karena belum pernah sama sekali, aku tidak berniat untuk pergi ke sana sendiri. GKPS Salemba memang GKPS terdekat dengan kampusku. Namanya memang gereja, tapi kebaktiannya hanya bisa dilaksanakan di ruang aula di kampus UKI Salemba yang terletak di seberang RSCM. No secret lah kenapa hal seperti ini bisa terjadi.

Akhirnya, tadi jadi juga aku kebaktian Minggu di GKPS Salemba. Walaupun acara membagikan kuisoner kacau alias tidak jadi karena majelis jemaatnya mengatakan mereka yang pegang dan mereka yang akan membagikan, aku mengikuti kebaktian pertamaku di GKPS Salemba tadi dengan sedikit kagum. Ada sekitar 250 orang yang hadir. Ada persembahan paduan suara dan vokal grup dari pemudanya. Musiknya diiringi oleh seseorang yang memainkan alat musik tiup -mungkin saxophone-. Cara mereka bernyanyi juga lebih baik dibanding dengan cara bernyanyi jemaat gereja tempat keluargaku sekarang terdaftar di Medan.

Aku tidak begitu yakin kalau Minggu depan aku akan ke sana lagi. Tetapi mungkin dengan sudah pernahnya aku kebaktian di sana, aku akan punya keberanian lebih bila ingin datang sendirian ke sana untuk kebaktian.

(I have tried to make tulisan ini sistematik dan koheren. tapi tetap kacau deh kayaknya. pokok pikirannya ngawur, antara satu paragraf dengan paragraf lain juga sepertinya tidak gitu nyambung. any other mistake?)

Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
20:48
26 Maret 2006

Goblog atau Terlalu Semangat

"Hari ini tanggal berapa? Tanggal 26 ya?" tanyaku pada Raja yang berada di kamarku. Selang beberapa detik, "Goblog! Hari ini baru tanggal 26." Aku langsung aja nyerocos tanpa mendengar terlebih dahulu jawaban Raja. Aku lihat di monitor komputerku setelah aku mengarahkan mouseku ke ujung kanan taskbar komputerku memang menunjukkan hari ini tanggal 26 Maret 2006.

Goblog? Kenapa? Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Senin, aku sudah memposting sebuah tulisan berjudul
Label Kuning dari 26 Maret 2005. Di situ aku tulisnya "Tulisan di atas aku tulis setahun yang lalu. Tepat di tanggal yang sama tetapi di hari yang berbeda dengan hari ini." Terus di akhir tulisan itu juga aku buat tanggalnya adalah tanggal 26 Maret 2006. Malunya hati ini begitu tahu ternyata baru hari inilah tanggal 26 Maret 2006, bukan minggu lalu. Berarti tulisanku kemarin.. Dasar vontho goblog!

What the hell I was thinking? Kalender bukannya gak ada di kamarku. Ada dua kalender. Yang satu bahkan ada tepat di atas monitor komputerku. Terlalu semangatkah aku untuk membuat tulisan itu sehingga tidak memperhatikan kalau minggu lalu itu masih tanggal 19 Maret?

Goblogkah? Atau terlalu semangat?


Asrama Putra STTJ, Dempo, Jakarta
17:52
26 Maret 2006

Sunday, March 19, 2006

Label Kuning dari 26 Maret 2005

"Sebelum pulang, aku perhatiin di kursinya ternyata ada ditempelin nama wisudawannya. Aku ambil satu (kok mesti banget gitu lho), sebagai kenang-kenangan. Kenang-kenangan buat hari ini, dan kenang-kenangan atas orang yang namanya tertera di label itu. Ayo, siapa coba? Ha..ha..ha.. Yang tahu cuma aku dan seorang temanku. Mungkin kamu juga bakalan tahu kalau ntar aku ceritain di sini." - Graduation

Tulisan di atas aku tulis setahun yang lalu. Tepat di tanggal yang sama tetapi di hari yang berbeda dengan hari ini. Sampai hari ini aku menang belum pernah menceritakan mengenai label itu seperti janjiku yang kutulis untuk PLC.4 MIE HAED, nama yang kubuat untuk blogku di multiply ini. Tapi, aku sudah pernah membuat label itu beserta dengan foto orang yang namanya tertera di label itu di dalam album foto di multiply juga. Hanya saja aku tidak mempostingnya.

***

Aku ingat saat itu aku memang sudah menyalami orang yang namanya tertera di label itu. Tetapi setelah tugasku selesai di hari itu, aku hanya bisa duduk diam memperhatikan kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah mereka yang diwisuda hari itu. Aku melihat di setiap kursi yang mungkin bekas para wisudawan duduki terdapat label nama masing-masing mereka. Aku agak excited waktu tahu mengenai label-label yang tertera di kursi itu.

Aku harus mencari label yang bertuliskan namanya, pikirku saat itu. Aku melihat di sekitar tempat aku duduk saat itu kursinya ditempeli label-label dengan NIM berawalan 113. Aha, pasti tidak jauh dari sini. Hanya dengan sedikit berpikir logis, akhirnya kutemukan barisan dengan NIM berawalan 11399. Tidak jauh lagi, pikirku. Aku duduk sebentar di kursi yang merupakan kursi pertama berlabel NIM berawalan 113. Aku pun mencoba mengelupas label itu untuk mengetahui apakah label itu bisa dikelupas secara sempurna. Ternyata bisa. Wah, berarti bisa aku bawa pulang. Aku pun mencari di barisan itu namanya. Akhirnya kulihat juga kursi yang berlabel nama yang kucari.

Aku tidak mungkin langsung mengambil begitu saja label itu, pikirku. Aku berusaha duduk mendekat ke kursi itu. Pada akhirnya ada beberapa orang (anak PMK pula) yang duduk di sekitar kursi itu. Wah, gak mungkin banget aku mengambil label itu ketika mereka ada di situ. Aku pun duduk menunggu sambil mungkin senyum-senyum sendiri. Aku akan punya kenangan atas hari ini dan label yang akan aku ambil, ucapku kepada diriku sambil senyum-senyum sendiri.

Aku menunggu hingga orang yang duduk di sekitar kursi itu beranjak. Akhirnya orang-orang itu pergi juga setelah mereka sudah capek berfoto-fotoan di sekitar tempat itu. Yang ada di tempat itu tinggallah aku dan seorang temanku. Dia tahu juga niatku karena aku menunjuk ke arah label itu. Aku mendekati kursi itu. Aku duduk di sebelahnya. Lalu kucari posisi yang bisa menutupi apa yang akan aku lakukan. Aku melihat sekitar. Waktu yang tepat, pikirku ketika melihat tidak banyak lagi orang yang berada di sekitar tempat itu. Aku mengelupas label itu. Sempurna. Label itu terkelupas tanpa terputus. Senangnya hatiku. Sejenak kupegang saja. Aku tersenyum kepada temanku yang tersenyum juga melihat apa yang aku lakukan. Aku membuka tas sandang yang hampir selalu kubawa jika ke kampus. Kukeluarkan binder kuningku. Kutempelkan label itu sampul dalam binderku itu.

Aku pulang dengan senyum. Bukan hanya karena aku telah menyalam orang yang namanya tertera di label itu, tetapi juga karena aku mendapatkan label nama itu. Label nama yang akhirnya memberitahuku nama lengkap dia yang sebenarnya. Label yang aku pikir pasti tidak berarti bagi dia yang namanya tertera di label itu. Tapi, bagiku label itu berarti kenangan atas hari itu dan kenangan atas dia yang namanya tertera di label itu.

***

Sampai sekarang label itu masih menempel di binder kuningku itu. Beberapa waktu lalu label itu terpaksa robek ketika aku mencoba mencabutnya karena ingin memindahkannya ke tempat yang bisa terhindar dari kotor. Soalnya selama ini label itu menempel di sampul luar bagian belakang binderku itu. Aku pun tidak jadi memindahkannya. Label itu kutempelkan kembali.

Hari ini, aku akhirnya menulis mengenai label itu. Langsung saja. Seseorang yang mengetahui aku mengambil label itu adalah Roy, temanku yang mengajakku ke GSG waktu itu. Dan nama yang tertera di label itu adalah... *



Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
26 Maret 2006**


* : lihat jawabannya di sini

**: (added on 29 March 2006) jadi malu.. sebenarnya tulisan di atas dibuat tanggal 19 Maret atau seminggu sebelumnya. terlalu semangat (mungkin).

Foto untuk Label Kuning dari 26 Maret 2005


Ini adalah hasil scan dari cover belakang binder kunigku.

Semua ini adalah foto ataupun picture untuk entry yang aku buat di blogku yang berjudul Label Kuning dari 26 Maret 2005

Thursday, March 16, 2006

Abednego by Daniel "Kalkun" Gunawan

Abednego adalah sebuah komunitas yang terbentuk pada tahun 2005 di sebuah kampus yang bisa dibilang agak tersembunyi di sudut kota, tepatnya di perempatan jalan. yah 'dunia' memang tidak mengenal kampus kita tapi kalo kalangan gereja wuih, jangan tanya, cuma cukup sebut singkatannya aja mereka uda berdecak kagum [GAK SEGITUNYA KALEEE], tapi kalo di kalangan umum, jangan sebut singkatan, sampai sebut kepanjangan nama kampus kitapun, orang masih bertanya "eeeee.. dimana ya?"

yah,, eit tunggu kok jadi ngomongin kampus sih, ok kembali ke asal. yup kelompok Abednego, pertama2 bertemu pada sebuah ritual kampus yang turun-temurun dilakukan, dari jaman penjajahan belanda ampe indonesia udah tua pun ritual ini masih dilakukan. ck..ck..ck. Kita terdiri dari berbagai suku, ras, kebudayaan yang berbeda tapi iman kita satu lho [cuih], berkumpul, mengalami suka-duka bersama-sama, mulai dari dibantai oleh senior, ampe naik-turun gunung sambil bawa salibpun bersama-saa juga.

kalo inget masa-masa ospek dulu, masih seru lho. hehehe, dari yang kita begadang ampe subuh, dan harus bangun subuh pula, bawa bawaan yang [ga terlalu] buanyak. ampe rela menahan bau-bau dari 'teman-teman' kita. trus juga yang kita semua gak cewe gak cowo sama-sama suruh tiarap, cium tanah, nyanyi dan tari yang gak jelas gitu, jalan jongkok yang efeknya gak ilang-ilang ape dua hari. hehehehe yah itu salah kita eh gak salah cewe2nya lagi. lagian tu ya, hari pertama ospek itu kita udah telat hampir setengah jam [kalo gak salah] gitu parah banget yak. cowok2nya sih ud siap, cuma kita mesti nunggu cewe2 dandan gitu [DANDAN !!!!!!!, ada yang pake bedak lah, pake itu lah, please deh, ospek gitu loh],

yah sampai akhirnya kita berembuk kira2 apa nama angkatan kita dan tersebutlah nama ABEDNEGO, angkatan bandel nekat dan gokil, mengapa kita sebut bandel, karena kita bandel banget, disuruh ngerjain tugas gak pernah bener. trus kok nekat, yah itu dia, udah tau ini ospek kan, tapi kita cuek aja kalo tugasnya gak dikerjain abis gila aja tu senior, ngasih tugas ga kira-kira, trus kok gokil, nah karna kita itu anak2nya gokilnya gak abis2. dan itu terbukti banget lewat keseharian kita. hehehehehe seru banget deh,

oh iya apa lagi waktu kita diminta ngisi acara malam gembira dies natalis STTJ yng ke berapa gitu, tahun lalu, tau gak sih kita itu ngadain fashion show tapi yang cewek jadi cowok trus yang cowo jadi cewe. HuaHahahaha. kocak banget gak sih, asli, apalagi waktu gue [penulis-red] sendiri ngliatin temen gw. yang kocak itu stepanus mukanya itu lho mirip banget sama oma2 toraja, hehehehe. o iya robinson apa lagi mirip banget sama bencong2 di taman lawang, mana pake lipstik warna biru yang soft2 gitu deh, Huahahaha lebih gokil lagi si yulius ama hans. waktu shownya hahahaha, si yulius itukan orangnya gendut banget. trus dengan pedenya dia tu ngliatin pahanya yang segede gajah itu hueheahahah. o iya hans juga dia pake tank top trus slayer gitu, sumpah kocak banget waktu dia nglempar slayer trus gaya striptis gitu bulu keteknya keliatan gitu. hahahahaha..

gak terasa sekarang udah hampir setaun udah kita lewati. walaupun teman seperjuangan kita, ovan uda ga kuat bergumul dan meninggalkan kita semua. tapi Abednego tetep kukuh menghadapi semua persoalan yang ada. and i hope we still go on until the end.

created by Potter 'calcoen' gunawan
at zeus's computer, march 11, 2006. 00.20 am
edited by zeus

Monday, March 13, 2006

Campur-campur




Semua foto di dalam album ini adalah campuran dari semua foto yang selama ini memang ingin aku scan. Dan akhirnya bisa aku scan menggunakan HP PSC 1410 milik mentor gue yang baru dibeli 11 Maret lalu. Aku pula yang mencoba menggunakan terlebih dahulu fasilitas scan dari printer-scanner-copier itu.

Ada foto gue waktu kecil bersama dengan keluarga, ada foto gue yang lagi "liturgi" waktu di sekolah minggu di kampung dulu, ada foto gue dan kakak gue, ada foto gue bersama teman seangkatan di STT Telkom dulu, ada foto gue dengan anak-anak seksi Perpubdok BC 2004, ada hasil scan what-people-say-bout-me dalam sebuah acara antara asrama putra dan asrama putri, ada hasil scan tiket nonton film Garasi (FYI, ini adalah film pertama yang gue tonton di bioskop. Kampung banget gak sih gue?!), dan bahkan ada hasil scan surat dari Blind Date gue.

Tapi, sayang sekali detailsnya gak ada di setiap photo. Ntar juga rencananya mau di arrange berdasarkan kepentingannya. Hope so...

Enjoy the album.. (apa coba?!)

Reply to My Blind Date

Hi, Cewe 14 


Terimakasih ya buat surat yang kamu kirim hari Selasa lalu. Maaf banget sekarang baru dibalas.


Saya mau menanggapi surat dan juga pengumuman yang kamu buat di white board kemarin (Rabu, 22 Februari 2006). Di suratmu kamu bilang kalau kamu penasaran siapa pasanganmu dalam acara Blind Date nya Abednego ini. Memang sih di kalimat awal sepertinya kalimatnya cukup baku. Tetapi di kalimat-kalimat berikutnya, bukan masalah baku atau tidak, kalimatnya sepertinya menjurus untuk merendahkan kami kami pria-pria di angkatan Abednego. Masa tega-teganya kamu mengatakan kalau di antara pria-pria Abednego "tidak ada yang keren". Bukan maksud membalas "hinaan" kamu. Tetapi terus terang, wanita-wanita di Abednego tidak ada yang cantik, makanya saya tidak ada suka sama wanita di angkatan Abednego. Sadar deh! Please dong, deh. Kamu pasti tidak cantik. Soalnya orang-orang yang suka ama cowok keren biasanya gak cantik karena pengen memperbaiki keturunan. Ha..Ha..Ha..


"Loe miskin bgt sih!!! ato ga niat?? Bilang aja supaya gw cari partner yg lebih ok!"


Itu isi pengumumanmu di whiteboard kemarin. Miskin bgt? Kok kamu bisa tahu sih? Jangan-jangan kamu sudah tahu lagi siapa saya sebenarnya. Maaf banget kalau karena kemiskinanku aku tidak bisa memberikan apa-apa kepadamu selain sebuah koin berharga satu-satunya milik saya yang menunjukkan betapa miskinnya saya.


Ga niat? Lu gak tahu gue sih. Gue sebenarnya orang yang pasif. Jadi biasanya gue yang ditaksir cewek, dikasih sesuatu ama cewek, dan sebagainya yang berhubungan dengan gue yang di bla-bla ama cewek. Bukan sebaliknya. Jadi, sebenarnya kamu duluan atu yang beri gue sesuatu. Tapi karena lu memaksa, baiklah saya yang memulai dengan memberikan apa yang sudah aku katakan di paragraf atas. Maaf banget sepertinya hadiah (kalau bisa dibilang begitu) yang kuberikan tidak akan berarti apa-apa buat kamu. Tetapi sebenarnya koin itu sudah sangat berarti buat orang semiskin saya.


Oiya, kalau lu memang niat ganti partner ke yang lebih ok, gak papa kok. Tapi memangnya ada? Bukankah kamu bilang pria-pria Abednego tidak ada yang keren? Terus, memangnya boleh? Saran saya sih, terima aja! Tinggal berapa hari ini.


"Tidak semua yang elo baca itu benar."


Cowo "Miskin" 14

Monday, March 6, 2006

Perwalian di Pizza Hut

Gue sedang menunggu di warnet yang sekaligus wartel ketika gue dengar Robinson, teman sekamar gue, di luar bertanya kepada Andre, teman seasrama gue, "Ada lihat vontho gak?" Gue sebenarnya lagi nunggu yang lagi main internet kelar -maklum, cuma ada 2 komputer yang bisa dipakai-. Gue mo ngirim email ke sebuah kontes (apa lebih cocok dibilang lomba ya?) yang batas pengiriman terakhirnya harus kemarin. Tapi jadinya gue langsung keluar untuk mengetahui apa gerangan yang penting sehingga dia mencari gue.

"Eh, uda ditunggu Kak Sil tuh," Robinson langsung ngomong gitu ngeliat gue keluar dari warnet itu.
"Oiya, ada janji ketemu perwalian rupanya. Untung gue dengar," pikirku setelah tau mengapa dia mencari gue. Gue langsung ngikutin dia.

Sempat berpikir kalo kami hanya akan berkumpul di salah satu tempat di kampus dengan Pdt.Drs.Sylvana Ranti-Apituley, dosen wali kami, untuk ngomong-ngomong mengenai kuliah dan semua yang berhubungan dengan kuliah. Baru gue berpikir gitu, Robinson langsung ngomong.

"Kita mau makan siang ama Kak Sil."
"Wah, lumayan nih lepas uang makan siang. Untung ya gue dengar." Gue jadi langsung semangat ikut perwalian.

Perwalian di STT Jakarta beda ama di STT Telkom. Kalo di STT Telkom itu satu dosen wali punya anak perwalian pasti satu angkatan (benar gak sih?), di STTJ satu orang dosen wali punya anak perwalian dari tiap angkatan.

Untuk Kak Sil sebenarnya jumlah anak perwaliannya ada sampe 12 orang, tapi kemarin yang bisa hadir hanya 8 orang. Sisanya berhalangan hadir karena kuliah dan tanpa keterangan. Kami pun pergi dari kampus sekitar pulul 14.00 dengan naik Panther yang dibawa sendiri oleh Kak Sil. "Kita makan di Manggarai aja ya?" Mendengar itu gue agak penasaran. Ke tempat apakah kami akan dibawa makan?

Setelah melewati macet yang cukup panjang dan lama di Jalan Sultan Agung, kami akhirnya tiba di Pasaraya Manggarai. Kami lalu masuk ke dalam Pasaraya. Turun ke LG, tempat foodcourt. (Foodcourt di Pasaraya selalu di LG nya ya?) Tak lama kami langsung diajak masuk ke Pizza Hut. Terlihat wajah sumringah dan senyum senang ketika tempat yang dipilih adalah Pizza Hut.

Mau tau menu kami kemarin siang? Gue mah sebenarnya gak hafal makanan-makanan di Pizza Hut. Maklum, kemarin barulah yang kedua kalinya gue dine-in di Pizza Hut. (Yang pertama adalah Desember 2002 bareng 2 sepupu dan kakak gue di Pizza Hut Citraland.) Tapi yang pasti kemarin itu kami ada 9 orang. Pizza yang kami pesan (termasuk yang terbaru bernama Cheezburst, ini doang namanya yang gue hafal) ada 3 pan. Chicken wing 1. Salad dan sup masing-masing 2 porsi. Satu piring makanan sejenis pizza kecil. 4 cold frappe (eh, gue ingat nama yang ini). 2 apa lime. 1 minuman gak tau namanya yang terlihat cantik waktu diserve. 1 hot cappu, dan juga 1 Aqua.

Sambil menikmati semua hidangan yang telah kami pesan, Kak Sil bertanya tentang kuliah apa ada yang bermasalah. Dan tidak ada satupun yang mengatakan dirinya bermasalah. Padahal gue sekarang ini lagi bermasalah dikit dengan kuliahku. "Yang bermasalah malah yang gak hadir," ucap Kak Sil mengetahui semuanya tidak bermasalah.

Setelah itu hal yang kami bicarakan tidak ada lagi yang berhubungan dengan kuliah kami masing-masing. Hanya membicarakan banyak hal umum. Kampus beserta organisasinya, biaya hidup asrama dengan kos-kosan, hubungan senior dengan anak baru, tempat makan yang enak di Jakarta, GKI dengan BPK Penaburnya, GPIB dengan perhatian sinode terhadap anak-anak GPIB di STTJ, aset gereja (GPIB) yang dijual pendeta, rumah dinas dosen STTJ, sertifikasi tanah gereja pemberian pemerintah Belanda di Halmahera dengan biaya 11M, RSCM dan ER nya FK-UKI, sampai hubungan pacaran antara Toar -teman seangkatan gue- dengan Gita -anak tingkat 5 yang bentar lagi mo wisuda-.

Yang menarik dan mungkin bisa menjadi pengetahun umum adalah mengenai ER nya FK-UKI. Menurut Kak Sil, ER FK-UKI adalah ER terbaik di Indonesia. Kenapa? Karena banyak orang yang ditusuk dan kecelakaan yang dibawa ke sana. Dan mereka sudah biasa menangani hal yang seperti itu. Practice makes perfect, isn't it? Tapi untuk dokter terbaik carinya ke RSCM. Hanya untuk cari dokter terbaik aja. Untuk rawat di sana, setiap pasien yang sakit datang ke sana tambah sakit. Kita sudah harus maklum dengan keadaan rumah sakit umum, bukan? Btw, ngomongin rumah sakit umum, mau tau rumah sakit umum terparah yang pernah aku tahu? Rumah sakit umum Batam yang terletak dekat Pelabuhan Sekupang. Masa baju bedah yang baru dipakai dan penuh darah tentunya diletakkan begitu saja di depan ruang operasi?

Setelah sempat membicarakan Toar dan Gita yang duduk berduaan di sebelah tempat kami berada, Kak Sil membayar billnya. 321.002. That's the amount of the bill. Gue ngelirik bill itu ketika kami berjalan keluar Pizza Hut itu. Begitu di luar Pizza Hut, beberapa orang dari kami menyapa Toar dan Gita dari jauh. Mereka sepertinya malu ketahuan karena tanpa sadar kami ngeliatin mereka berduaan dari dalam Pizza Hut.

Kami pun pulang. Macet luar biasa masih terjadi. Kami pun lewat jalan lain. Lewat Cassablanca (Eh, Cassablanca itu ternyata jalan keluar dari Kuningan menuju ke Duren Sawit ya?), terus gue gak tau lewat apa aja sampai akhirnya kami berada di bypass menuju Tanjung Priok, dan keluar dari Pramuka. Kami pun tiba di STTJ sekitar pukul 16.30.

"Makasih ya, Kak" ucap masing-masing kami sewaktu kami keluar dari mobil Kak Sil. Btw, kemungkinan bulan depan ada perwalian lagi. Kemana ya (enaknya)?

^_^

Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
00:44
05 Maret 2006

Wednesday, March 1, 2006

Bedah Buku: "Selamatkan Yesus dari Orang Kristen"

Start:     Mar 2, '06 4:00p
Location:     Aula Sekolah Tinggi Teologi Jakarta
Biaya: Gratis

Acara ini akan menghadirkan pembicara Dr. Ioanes Rakhmat, salah seorang dosen di STT Jakarta yang tahun 2005 lalu menulis sebuah buku berjudul "The Historical Jesus", dan Dr. Lucien van Liere, dosen STT Jakarta berkebangsaan Belanda.