Pages

Sunday, March 26, 2006

(Akhirnya) Kebaktian di GKPS Salemba

Gereja asalku, juga gereja yang merekomendasikanku masuk sekolahku yang sekarang, adalah GKPS atau Gereja Kristen Protestan Simalungun. GKPS sebenarnya mempunyai arti yang cukup penting buat keluargaku. Seharusnya buatku pribadi juga. Tetapi kenapa juga setelah meninggalkan Medan tahun 2002 yang lalu aku jarang sekali berkebaktian di GKPS? Padahal untuk masuk sekolahku sekarang aku meminta surat rekomendasi dari GKPS.

Mau tahu berapa kali aku kebaktian di GKPS setelah tahun 2002?

Di Bandung aku hanya dua kali kebaktian di GKPS. Pertama, sewaktu aku baru sampai di Bandung, hari Minggunya aku, kakakku, Namboruku, Agi, Kak Tia (kakak sepupuku) kebaktian di GKPS Bandung yang berada di Pasteur. Kedua dan terakhir, aku datang sendirian ke sana dan aku ingat sepulang dari sana aku sakit kepala.

November 2004 ketika pertama kalinya aku pulang ke Medan pun hanya ada dua kali aku kebaktian di GKPS. Itu karena acara pulang kampung satu-satunya hingga sekarang saat itu hanya dari tanggal 6-19 November 2004 yang hanya diselingi oleh dua hari Minggu.

Setelah aku tinggal di Jakarta pun -sekarang sudah lebih dari setengah tahun- aku baru tiga kali kebaktian di GKPS. Ketika libur Lebaran, Kebaktian Malam Natal, dan Kebaktian Natal tahun lalu. Untuk Natal tahun lalu, kalau bukan karena perintah dari bos besar di Medan (baca:Mamak), mungkin kami (aku dan kakakku) tidak akan ke tempat Inang Tongah kami yang mau tidak mau kami harus kebaktian di GKPS sewaktu Natal tahun lalu.

See? Dua kali ketika di Bandung, dua kali ketika pulang ke Medan, dan baru tiga kali ketika aku tinggal di Jakarta. Ditambah dengan waktu liburan lebaran 2002 aku pernah sekali kebaktian di GKPS Cengkareng, berarti di Jakarta aku empat kali kebaktian di GKPS. Kalau ditotal, hanya delapan kali. Hanya delapan kali? Tidak pantas kalau mau dibandingkan ketika di Medan dulu yang sepanjang hidupku aku hanya berkebaktian di GKPS.

Hari Jumat lalu sebelum ibadah dimulai, Paranleo Girsang, seniorku yang asal sinode gerejanya sama denganku dan sekarang lagi menyusun skripsi menghampiriku. Dia bertanya apakah aku ada kerjaan hari Minggu ini. Aku bilang tidak ada. Dia pun memintaku untuk kebaktian di GKPS Salemba bersama dengan Samuel Septino Saragih, seniorku yang dulu teman seangkatanku di SMU Negeri 1 Medan. Itu pun dengan tujuan membantu dia membagikan kuisoner yang tidak bisa hadir karena dia juga akan membagikan kuisoner yang sama di gereja yang lain.

Sudah lama aku ingin kebaktian di GKPS Salemba. Tapi karena belum pernah sama sekali, aku tidak berniat untuk pergi ke sana sendiri. GKPS Salemba memang GKPS terdekat dengan kampusku. Namanya memang gereja, tapi kebaktiannya hanya bisa dilaksanakan di ruang aula di kampus UKI Salemba yang terletak di seberang RSCM. No secret lah kenapa hal seperti ini bisa terjadi.

Akhirnya, tadi jadi juga aku kebaktian Minggu di GKPS Salemba. Walaupun acara membagikan kuisoner kacau alias tidak jadi karena majelis jemaatnya mengatakan mereka yang pegang dan mereka yang akan membagikan, aku mengikuti kebaktian pertamaku di GKPS Salemba tadi dengan sedikit kagum. Ada sekitar 250 orang yang hadir. Ada persembahan paduan suara dan vokal grup dari pemudanya. Musiknya diiringi oleh seseorang yang memainkan alat musik tiup -mungkin saxophone-. Cara mereka bernyanyi juga lebih baik dibanding dengan cara bernyanyi jemaat gereja tempat keluargaku sekarang terdaftar di Medan.

Aku tidak begitu yakin kalau Minggu depan aku akan ke sana lagi. Tetapi mungkin dengan sudah pernahnya aku kebaktian di sana, aku akan punya keberanian lebih bila ingin datang sendirian ke sana untuk kebaktian.

(I have tried to make tulisan ini sistematik dan koheren. tapi tetap kacau deh kayaknya. pokok pikirannya ngawur, antara satu paragraf dengan paragraf lain juga sepertinya tidak gitu nyambung. any other mistake?)

Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
20:48
26 Maret 2006

No comments:

Post a Comment