Pages

Sunday, March 26, 2006

Resital Paduan Suara Abednego

Jumat, 24 Maret 2006 yang lalu kami, angkatan Abednego, mengadakan Resital Paduan Suara. Resital Paduan Suara ini dilaksanakan tepat setelah ibadah Jumat siang selesai (sekitar pukul 12.30). Ibadah Jumat yang biasanya diadakan di kapel, Jumat lalu sengaja diadakan di Aula.

Setelah doa penutupan dan berkat, beberapa dari kami memindahkan beberapa simbol yang dipakai untuk ibadah. Skenario yang sudah dibuat sebelumnya pun mulai dilaksanakan. Seraya warta kapel dibacakan, kami semua naik ke balkon. Jumlah kami 44 orang. 11 orang Sopran, 12 orang Alto, 10 orang Tenor, dan 11 orang Bass.

Lagu pertama yang kami nyanyikan berjudul "Let Us Talents and Tongues Employ". Raja, salah satu dari kami yang memimpin untuk lagu pertama ini. Sedangkan yang memainkan piano selama resital berlangsung adalah Christina J.A. Mandang, MM. Dia adalah dosen yang mengajar bidang Musik di sekolah kami. Dia jugalah yang mengajar kami kelas Paduan Suara yang kami laksanakan setiap Kamis.

Lagu kedua adalah "Siya Hamba." Setelah lagu yang berasal dari Afrika Selatan ini kami nyanyikan sekali, kami pun mulai turun dari balkon dengan tetap menyanyikan lagu tersebut dalam versi bahasa Inggrisnya "We are Marching." Sopran dan Tenor turun dari sebelah kanan, sedangkan Alto dan Bass turun dari sebelah kiri. Setelah tiba di bawah, kami berbaris empat berbanjar masing-masing dua di setiap sisi kanan kiri ruangan aula. Kami pun berjalan dengan menggunakan gerakan tarian sampai tiba di depan.

Setelah tiba di depan, kami bernyanyi dari buku nyanyian Taize. Jubilate Deo, Tuhanlah Kekuatanku, Angkatlah Gita Baru, Tinggallah Bersamaku, Cari Dahulu Kerajaan Allah, dan Pujilah Tuhan, Segala Bangsa. Aku sudah lupa urutannya yang mana.

Sebelum ditutup kami bernyanyi dua lagu lagi. As Long As I Have Music dan Peace on the Earth.

Setiap lagu yang kami nyanyikan, selain lagu pertama, dipimpin oleh senior kami yang mengambil mata kuliah Cantorship. Lagi-lagi mata kuliah ini di bawah bimbingan Kak Christine. Mereka ada 6 orang. Selain itu ada juga soloist yang bernyanyi solo di 2 lagu Taize. Lagi-lagi mereka adalah senior yang mengambil mata kuliah di bawah bimbingan Kak Christine yaitu Bina Suara. Mereka ada 3 orang.

"Dengan berakhirnya lagu Peace on the Earth tadi, maka berakhirlah sudah resital paduan suara Abednego." Demikian salah satu kalimat yang diucapkan Kak Arya yang kemarin menjadi MC untuk resital kami itu. Dia juga yang menutup acara resital kami dengan meminta semua yang terlibat dalam acara itu maju ke depan. Dan, Kak Christine pun mulai angkat bicara. Dia mengucapkan terimakasih untuk semua yang membantu acara tersebut bisa terlaksana dan buat yang hadir, serta dia juga mengharapkan acara resital seperti itu bisa menjadi acara rutin di sekolah kami.

Kami pun menyanyikan lagi lagu "Siya Hamba" dengan tarian. Lalu kami keluar dari panggung. Acara pun selesai.

Selesai acara, ada evaluasi. Ternyata Kak Christine menyiapkan seseorang sebagai penilai karena dia sepanjang resital duduk di depan piano memainkan piano. Sihombing, si penilai yang juga lulusan sekolah kami, mengatakan bahwa kami cukup bagus. Lalu kemudian dia mengatakan kekurangan-kekurangan yang dia lihat. Tetapi secara keseluruhan nilai untuk kami adalah cukup bagus.

Rahel, teman SD-ku dulu yang sekarang jadi seniorku, bilang kalau kami itu bagus. Entahlah apa memang benar begitu. Aku sih merasa biasa saja. Tetapi untuk dibilang jelek sih gak cocok. Dan hari Minggu kemarin, Samuel, teman seangkatanku di SMU dulu yang sekarang juga jadi seniorku, bilang kalau kami itu bagus. Jadi, kesimpulannya?

Kesimpulannya, resital paduan suara kami terlaksana dengan baik dengan paduan suara kami bernyanyi dengan baik. Paling tidak menurut orang awam* begitu.

NB:
-Coba deh cari kesalahan dalam tulisan ini! Sebenarnya di paragraf pertama saja salahnya sudah kelihatan dengan jelas, apalagi kalau yang membaca adalah Dr.Lucy Montolalu. Menurut saya sih kesalahannya adalah dalam jenis kalimatnya. Di kalimat pertama adalah kalimat aktif (ada kata mengadakan). Eh, di kalimat berikutnya kok pake kalimat pasif (ada kata diadakan). Untuk orang awam* sih gak masalah. Tetapi kalau sampai di dalam tulisan bersifat ilmiah -apalagi yang baca Bu Lucy- terdapat paragraf seperti itu, bisa mati aku!

*: istilah ini jangan-jangan salah juga lagi

Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
07:50
27 Maret 2006

No comments:

Post a Comment