Pages

Saturday, September 23, 2006

Di Tempat Lain Juga Ada

"Ada sukacita di sini?"



"Di tempat lain juga ada."





ini cerita teman gue, Stepanus, waktu menghadiri sebuah KKR di Istora Senayan..




Thursday, September 21, 2006

Magnum Pertama Gue


Kemarin, gue baru makan siang sekitar jam 3 sore. Ternyata makanan yang gue makan cukup pedas untuk membuat perut gue terasa sakit. Lalu gue pun memutuskan untuk membeli es-krim di Toko Kongsi di Jalan Talang.

Gue ke Kongsi naik sepeda. Nyampe di sana gue langsung ngeliat es krim apa aja yang ada di dalam lemari pendingin milik Walls. Nah, gue sebenarnya hanya pengen beli yang murah-murah aja. Tetapi, apa daya.. Gue gak biasa beli es-krim Walls. Jadi, gue sebenarnya gak ngerti mau beli apa (dan tentunya gue gak tahu yang murah yang mana). Jenis es-krim Walls yang gue tahu juga cuma Conello, Paddle Pop, dan Magnum.

Gue pun langsung aja asal minta. "Magnumnya, Pak. Satu." Tak tahunya harganya 8ribu perak. Rencana gue beli yang murah pun gagal. Gue minta Magnum karena gue memang belum pernah ngerasain es-krim Walls yang judulnya Magnum, juga karena gue sebenarnya kurang suka dan kurang ngerti makan es-krim Conello. Kalau Paddle Pop kebetulan gak ada.

Gue gak gitu ingat apakah sebelumnya gue udah pernah makan Magnum. Tetapi perasaan gue bilang, Magnum kemarin adalah Magnum pertama gue.

Gue gak langsung pulang ke rumah gue. Kenapa? Sedang banyak orang di rumah. Gak enak dan gak etis rasanya makan Magnum sendiri. Jadi kuputuskan untuk menikmati Magnum pertama gue sambil naik sepeda saja. Mau tahu Magnumnya tahan sampai berapa jauh?

Gue mulai menikmati Magnum gue begitu di depan toko Kongsi gue pikir gue lebih baik makan Magnum itu sambil jalan-jalan saja. Toko Kongsi itu berada di Jalan Talang. Magnum gue baru habis ketika sepeda gue mendekati Patung Diponegoro yang terletak di dekat Taman Suropati dan GPIB Paulus.

Nah, ini edannya gue. Setelah gue menghabiskan Magnum pertama gue itu, sticknya gak langsung gue buang. Gue memegang stick Magnum gue itu selama perjalanan gue naik sepeda mengitari kawasan Menteng -selama hampir satu jam- sampai kembali ke rumah gue. Sesampainya di rumah, sticknya gue cuci, keringkan, dan akhirnya gue scan pake HP PSC 1410.

Begitulah cerita tentang Magnum pertama gue.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
11:40
22 September 2006
DAY-8179



Saturday, September 16, 2006

Sauna Gratis


Anda
ingin mendapatkan sauna gratis? Datang aja ke kamar gue tepat di saat
matahari berada di atas kepala. Panas ruangan yang Anda rasakan cukup
membuat Anda berkeringat sama seperti sedang berada di dalam sauna. Gue
sudah membuktikannya.




Sekarang, gue sedang berada di
dalam kamar gue dalam keadaan telanjang dada. Tampak keringat mengalir
begitu saja dari sekujur tubuhku. Bukan keringat dingin seperti yang
pernah juga gue rasakan ketika berada di depan komputer gue yang berada
di kamar gue. Bentuk keringatnya bahkan seperti air yang menempel di
bagian luar botol yang diletakkan di dalam lemari es. Bulat besar
berdiameter hampir 3 mm. Kok malah cerita mengenai keringat?




Efek samping dari bersauna di
kamar gue adalah berkeringat dan kulit semakin putih. Gue sudah
membuktikannya. (Hanya saja gue belum punya bukti kalau gue semakin
putih. Mungkin ini hanya perasaan gue saja.)




Tertarik bersauna gratis di kamar gue?




Kalasan Dalam 44B, Jakarta

12:27

17 September 2006

DAY-8174





A Reason to Hate and an Apology

I deserved to be hated by them. But I don't have any reason to hate them back. They hate me may be a reason, but it is a stupid reason to hate them.

What's the reason they hate me? Maybe because something I did. I admit it. I did something wrong. That's why I have to say an apologize to them.

To anyone who may concern,
I know I've been made a mistake or made something wrong. I have no explanation about it. (You didn't ask for it.) I only can say this: I apologize for something wrong I've done.



Kalasan Dalam 44B, Jakarta
11:16
September 17th, 2006
DAY-8174

Menjauh


Gue bukan orang yang mudah bergaul dengan orang lain. Buktinya, gue hanya punya teman sedikit dan tak punya teman dekat. (Poor me, isn't it?) Intinya sih gue gak gaul gitu lho..





Pada umumnya gue hanya bisa
berteman dengan orang-orang yang secara institusi harus menjadi teman
gue. (Istilah institusi-nya itu lho...) Contohnya, teman sekelas. Bisa
aja dulu gue gak kenal dia walaupun gue pernah ketemu sebelumnya.
Tetapi karena kami sekelas, dia menjadi teman gue dan gue kenal dia.
At least know his/her name. Dan setidaknya gue pernah ngomong ama dia.





Sebulan lalu kan ada OSMABA.
Kebetulan gue termasuk panitia. (Yang harus bertanggungjawab atas
masuknya nama gue di panitia ini adalah Jeremia dan Armand.) Bisa
dibilang hal ini sebenarnya menguntungkan juga, karena gue bisa
melebarkan sayap pergaulan gue yang terlalu sempit itu.






Memang pada waktu OSMABA
berlangsung, dimulai dari Briefing tanggal 11 Agustus 2006 sampai
pelaksanaan OSMABA sendiri (14-18 Agustus 2006), gue bisa menganggap
diri gue ini punya teman-teman baru. Maklum, orang-orang (esp
senior-senior gue) yang selama ini tak pernah gue ajak ngomong atau
bahkan tak pernah gue sapa, pada masa OSMABA kemarin bisa gue ajak
ngomong, terutama senior yang termasuk dalam panitia.






Hanya saja.. Keadaan berubah..
Gue yang selama OSMABA dikenal sebagai panitia paling gak jelas karena
kerjaan gue ngambil foto melulu, sekitar seminggu kemudian berubah
menjadi orang yang dikenal karena kesalahan yang gue buat di blog entry
gue yang katanya gue buat di Google.






Karena kesalahan gue itu, gue
mencap buruk diri gue sendiri. Gue takut datang ke kampus hanya karena
kesalahan bodoh itu. Alhasil, gue pun berupaya menjauh dari orang-orang
di kampus gue terutama teman-teman baru gue di panitia OSMABA.






Gue juga berusaha sebisa
mungkin untuk tidak bertemu mereka. Kalaupun harus bertemu dengan
mereka, mereka yang selama ini gue sering sapa atau ajak ngobrol selama
bersama-sama di panitia OSMABA, malah gue perlakukan seperti gue
memperlakukan orang yang belum gue kenal.
What a fool, isn't it?
Dalam pikiran gue, mereka-mereka yang kenal dengan gue lah yang
kemungkinan bertanya atau mengkonfirmasi kesalahan yang telah aku buat
itu. Itulah sebabnya gue berusaha menjauh dari mereka.






Apa di dalam neraka yang gue pikirkan? (terjemahan bebas dari "What in the hell I was thinking?")
Yang ada dalam pikiran gue saat itu adalah sebagai berikut: Mereka tahu
mengenai kesalahan yang gue buat. Mereka pasti menganggap gue ini orang
bodoh membuat kesalahan seperti itu. Mereka pasti mencap buruk gue.
Those are all I was thinking. Mungkin sampai saat ini masih.






Gue memang tidak tahu apa yang
ada di dalam pikiran orang-orang yang gue maksud dalam tulisan gue ini.
Mungkin saja pikiran gue mengenai apa yang mereka pikirkan ternyata
salah.






(Tulisan ini memang kacau
sekali. Intinya tidak jelas. Sistematika penulisannya juga sangat
kacau. Logikanya juga mungkin berantakan. Saya pikir Anda akan
berpendapat sama jika Anda membaca keseluruhan tulisan ini. Dan tulisan
ini pun berakhir dengan gantung...
Wanna help me to make the end of the story? Or to rearrange the story?)





Kalasan Dalam 44B, Jakarta


14:11


17 September 2006


DAY-8174







Monday, September 11, 2006

Shaolin Golden Palm!

another test try to send blog entry to multiply via email... hope this time it works

 finally, it works...(ed)

Friday, September 8, 2006

Thanks to remind me, Bro.

Pagi ini gue masih belum bangun dari tempat gue tidur ketika ada dua orang terdengar berbicara di dekat pintu kamar gue.

"Siapa itu?"
"Adik loe."
"Oh.. Error man."

Gue tahu mereka siapa walaupun gue gak membuka mata gue, terlebih lagi orang yang menyebut gue sebagai 'error man'.

Gue gak tahu sebutan 'error man' itu sebuah pujian atau ejekan. Tetapi, gue hanya bisa bilang dalam tulisan ini: Thanks to remind me, Bro.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
08:18
9 September 2006
DAY-8166




Saturday, September 2, 2006

22:20


Badan gue berkeringat. Sepertinya keringat dingin. Tubuh gue juga terasa tidak enak. Gimana bisa enak, hari ini gue baru makan mie ayam (sekitar pukul 11:30) dan dua roti (sekitar pukul 17:30).

Tanganku pun sekarang mulai bergetar. Keringat gue pun terus mengalir. Musik klasik Johann Sebastian Bach masih terdengar dari speaker yang melantunkan musik dari playlist Winamp 5.11 gue.

Apa yang terjadi padaku? Apakah gue sakit? Semoga tidak.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
22:25
2 September 2006
DAY-8159

Mendadak Terkenal


(Judul di atas dibuat memang dengan sengaja meniru judul film yang sekarang sepertinya masih diputar di bioskop Megaria 21 "Mendadak Dangdut")

Percaya gak kalau gue mendadak terkenal? Percaya saja! Gak tergolong dalam larangan agama apa pun di dunia ini kok kalau percaya pernyataan saya: gue mendadak terkenal.


Unfortunately, gue terkenal gara-gara gue stres. Kok bisa? Tanyakan saja pada rumput bergoyang! Jadi, sebenarnya gue mendadak terkenal karena gue -bisa digolongkan- sedang "sakit". Ibotoh nasiam do aha na hu maksud, tene. Jadi hu ahap lang pala hu bahen detailni ijon, tene.


Ke-sakit-an gue pun dengan cepat tersebar. Maklum, ke-sakit-an gue itu dapat dengan mudah ditemukan. Bahkan ketika gue telah berusaha menutupinya, orang-orang masih saja dapat dengan mudah mengetahui cara untuk melihat ke-sakit-an gue itu. (Kok malah seperti pepatah: sepandai-pandainya orang menutupi bangkai, baunya akan tercium juga.)


Unfortunately (lagi?), orang-orang berpikir gue membuat ke-sakit-an gue itu untuk diketahui dunia ini SECARA SENGAJA di tempat orang mudah mencarinya. Padahal tidak. Ke-sakit-an gue itu bahkan tidak pernah terpikir olehku untuk diketahui oleh mereka.


Apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. (Tinggal ditambahi daging ayam aja supaya jadi bubur ayam.) Gue mendadak terkenal gara-gara ke-sakit-an gue. Kalau menjadi terkenal itu menyenangkan, mendadak terkenal yang gue alami saat ini malah sebaliknya.


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
21:45
2 September 2006
DAY-8159

Stres dalam Stres Pasca OSMABA


Kali ini gue benar-benar stres. (Memang yang sebelumnya bohongan apa?) Bahkan lebih parah dari stres pasca OSMABA.

Maklum deh. Kuliah gue di STT Jakarta sudah dimulai lagi, tetapi stres pasca OSMABA saja belum selesai. Karena Chrisye ada bilang di lagunya, "..badai pasti berlalu..," maka gue pikir stres pun pasti berlalu.


Seharusnya stres pasca OSMABA sudah bisa berlalu. Tetapi, ternyata muncul stres baru buat gue. Sayangnya masih di dalam masa stres pasca OSMABA, bahkan berhubungan dengan apa yang gue lakukan pada masa stres itu. Memang apa yang telah gue lakukan? Ah, gue gak mau ikut membuat Anda yang membaca ini stres.


Ah, tulisan ini gue buat pada masa stres. Apa sih yang bisa dibuat oleh orang yang lagi stres? Apalagi stres yang gue rasa saat ini rasanya lebih parah dari saat gue pernah stres karena merasa telah membunuh Apulman Saragih.


Nah.. Saya ingatkan agar Anda jangan ikut-ikutan stres membaca tulisan ini. Coba hitung saja berapa banyak kata stres di dalam tulisan ini!


Berapa banyak? Ratusan? Gak nyampe atuh. Kumaha atuh. Nu bener atuh ngetangna!!
^_^


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
21:08
2 September 2006
DAY-8159

Tupai Bodoh yang Jatuh


Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga..

Itu kata pepatah.


Nah, samakan sajalah dulu gue dengan seekor tupai. Tetapi gue bukanlah tupai yang pandai melompat. Gue sudah sering jatuh karena kepandaian gue sebagai tupai tidak sepandai tupai yang lain.


Sekarang ini gue baru saja jatuh. Gue jatuh dari sebuah pohon. Pohonnya memang tinggi, tetapi gue jatuh bukan dari batang ataupun dahan tertinggi pohon itu. Bahkan gue jatuh bukan ketika gue berusaha melompat ke pohon lain. Gue jatuh ketika gue baru mencoba untuk memanjat pohon itu dengan hati-hati. Gue memang jatuh karena sedang memikirkan sesuatu. Ada seekor tupai yang baru saja mati karena jatuh dari sebuah pohon.


Seharusnya dengan jatuhnya gue dari ketinggian seperti itu, rasanya akan biasa saja. Tetapi kali ini aneh. Rasa sakit yang gue rasa saat ini jauh lebih parah dari rasa sakit yang pernah gue rasa sebelumnya. Bahkan jauh lebih parah dari rasa sakit ketika gue jatuh dari tempat tertinggi yang pernah gue panjat sebagai tupai.


Ini pasti bukan karena dari mana gue jatuh. Ini terjadi karena cara jatuh gue yang salah. Ah, sulit memang menjadi tupai yang bodoh. Apalagi tupai-tupai yang lain tidak mengerti jalan pikiran gue, si tupai yang bodoh.


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
20:45
2 September 2006
DAY-8159

Lily and Daniel


This picture was taken on August 16, 2006, 18:27:14.
This picture is one of my favorite pictures taken by me in OSMABA 2006. Actually there are two pictures of them in the same place and position. But this picture is, I guess, the best because this picture is like a funny moment. Look at Lily's eyes. She was looking at Daniel like she didn't like Daniel sticked his cheek to hers. Yeah, she should had to because Lily has a boyfriend that isn't Daniel. I guess she don't want this picture seen by her boyfriend. Additional information: the one appeared behind them was Troitje Patricia. And the time I took this picture was snack time for the OSMABA committee. (Look what was in Lily's hand!)