
Itu kata pepatah.
Nah, samakan sajalah dulu gue dengan seekor tupai. Tetapi gue bukanlah tupai yang pandai melompat. Gue sudah sering jatuh karena kepandaian gue sebagai tupai tidak sepandai tupai yang lain.
Sekarang ini gue baru saja jatuh. Gue jatuh dari sebuah pohon. Pohonnya memang tinggi, tetapi gue jatuh bukan dari batang ataupun dahan tertinggi pohon itu. Bahkan gue jatuh bukan ketika gue berusaha melompat ke pohon lain. Gue jatuh ketika gue baru mencoba untuk memanjat pohon itu dengan hati-hati. Gue memang jatuh karena sedang memikirkan sesuatu. Ada seekor tupai yang baru saja mati karena jatuh dari sebuah pohon.
Seharusnya dengan jatuhnya gue dari ketinggian seperti itu, rasanya akan biasa saja. Tetapi kali ini aneh. Rasa sakit yang gue rasa saat ini jauh lebih parah dari rasa sakit yang pernah gue rasa sebelumnya. Bahkan jauh lebih parah dari rasa sakit ketika gue jatuh dari tempat tertinggi yang pernah gue panjat sebagai tupai.
Ini pasti bukan karena dari mana gue jatuh. Ini terjadi karena cara jatuh gue yang salah. Ah, sulit memang menjadi tupai yang bodoh. Apalagi tupai-tupai yang lain tidak mengerti jalan pikiran gue, si tupai yang bodoh.
Kalasan Dalam 44B, Jakarta
20:45
2 September 2006
DAY-8159
No comments:
Post a Comment