
Percaya gak kalau gue mendadak terkenal? Percaya saja! Gak tergolong dalam larangan agama apa pun di dunia ini kok kalau percaya pernyataan saya: gue mendadak terkenal.
Unfortunately, gue terkenal gara-gara gue stres. Kok bisa? Tanyakan saja pada rumput bergoyang! Jadi, sebenarnya gue mendadak terkenal karena gue -bisa digolongkan- sedang "sakit". Ibotoh nasiam do aha na hu maksud, tene. Jadi hu ahap lang pala hu bahen detailni ijon, tene.
Ke-sakit-an gue pun dengan cepat tersebar. Maklum, ke-sakit-an gue itu dapat dengan mudah ditemukan. Bahkan ketika gue telah berusaha menutupinya, orang-orang masih saja dapat dengan mudah mengetahui cara untuk melihat ke-sakit-an gue itu. (Kok malah seperti pepatah: sepandai-pandainya orang menutupi bangkai, baunya akan tercium juga.)
Unfortunately (lagi?), orang-orang berpikir gue membuat ke-sakit-an gue itu untuk diketahui dunia ini SECARA SENGAJA di tempat orang mudah mencarinya. Padahal tidak. Ke-sakit-an gue itu bahkan tidak pernah terpikir olehku untuk diketahui oleh mereka.
Apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. (Tinggal ditambahi daging ayam aja supaya jadi bubur ayam.) Gue mendadak terkenal gara-gara ke-sakit-an gue. Kalau menjadi terkenal itu menyenangkan, mendadak terkenal yang gue alami saat ini malah sebaliknya.
Kalasan Dalam 44B, Jakarta
21:45
2 September 2006
DAY-8159
No comments:
Post a Comment