Pages

Monday, October 26, 2009

Arti Mencintai

Aku diminta oleh Yesie untuk menulis sebuah tulisan tentang cinta. Aku bingung mau menulis dari mana. Pada awalnya yang ada di dalam pikiranku adalah membuat tulisan tentang arti mencintai, bukan arti kata cinta itu. Itulah sebabnya aku pernah melakukan sejenis polling lewat sms kepada puluhan orang yang nomornya ada di handphoneku. Jawaban mereka beragam. Oh iya, pertanyaannya sebenarnya cukup panjang sehingga kebanyakan jawaban beragam mereka itu tidak terlalu menjawab seluruh pertanyaan yang aku tanyakan. Pesan singkat yang aku kirim berisi demikian: “Menurutmu, apakah arti mencintai? Apakah kau sedang mencintai seseorang saat ini? Bila ya, mengapa engkau mencintainya?”

Sebelum sampai pada jawaban mereka yang beragam itu, aku sepertinya perlu menuliskan di sini apa arti cinta dan mencintai menurut beberapa buku referensi di perpustakaan STT Jakarta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta itu adalah suka sekali, sayang benar. (Definisi pertama itu merujuk kepada suka atau sayang kepada anggota keluarga.) Definisi kedua: cinta adalah kasih sekali, terpikat (antara laki-laki dan perempuan). Sedangkan mencintai artinya adalah menaruh kasih sayang kepada; menyukai. Karena belum puas dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, aku juga mencari arti kedua kata itu di Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) karangan J.S Badudu dan M.Zain. Definisi pertama: kasih sayang yang besar sekali. (Definisi inipun ditujukan kepada sayang terhadap anggota keluarga.) Definisi kedua: kasih sayang yang besar sekali dan keinginan memiliki. Contoh kalimat untuk definisi kedua di dalam KUBI ini pun menarik: Cintanya kepada kekasihnya sangat besar. Sedangkan mencintai artinya adalah cinta akan seseorang atau sesuatu.

Definisi manakah yang Anda pilih? Kalau aku sih lebih memilih definisi KUBI.. Mengapa? Pengin aja. Nah, lho?

Nah, sekarang kita sampai pada jawaban beragam dari para responden polling sms saya:

Eunice© (20tahun): “Cinta adalah perasaan yang tumbuh ketika kita ingin selalu bersama dan selalu ingin membuatnya tersenyum bahagia. Dan kita akan mencintai seseorang jika kita dapat saling melengkapinya.”

Ingrid (19): “Mencintai adalah belajar untuk menyangkal diri. Aku mencintai seseorang yang aku butuhkan dan membutuhkanku.”

Daphne (19): “Mencintai seseorang karena dia adalah dia. Mencintai berarti siap menghadapi resiko apapun….  Kalau kita cinta sama dia ya kita harus menanggung resiko apapun sifat dia alias apa adanya dia.”

Mandy (20): “Mencintai berarti berbagi kasih dengan orang lain dan menerima dia apa adanya (idealnya). Ia, karena dia pacarku.  (2)Karena dia belahan jiwaku.(3)Terkadang cinta itu pilihan. Pilihan untuk sakit atau senang. Dan itu semua tergantung penikmat cinta itu sendiri. (4)Orang hidup karena cinta. Dan cinta ada untuk memberikan kehidupan. Prioritas bisa membantu kita melihat dan menentukan mana yang utama. Hidup atau cinta.”

Aaron (20): “Mencintai itu seperti titik equilibrium dalam ekonomi, sebuah keseimbangan di mana kita memberi, sekaligus membuka diri untuk menerima. Iya, sekarang lagi mencintai seseorang, karena dia bisa membuat gue berada di titik equilibrium itu.”

Samantha (21): “Karena ada ketertarikan tertentu yang membuat gue jatuh cinta, kemudian karena ada rasa sayang maka cinta itu semakin timbul.”

Audrey (24):  “Mencintai itu... Ketika kebahagiaan seseorang lebih penting dari kebahagiaan sendiri, karena kalau orang itu bahagia, kamu jadi jauh lebih bahagia lagi. Mencintai seseorang? Banget. Kenapa? Ga tau juga. Penginnya tau…. (2)Mencintai dilakukan karena cinta sama seseorang. Kenapa cintanya sama orang itu yang susah dijawab.”

Dorothy (22): “…Kebanyakan kita memerlukan alasan untuk mencintai seseorang, tetapi cinta yang sebenarnya tidak membutuhkan alasan. Ia hanya butuh tindakan.”

Nicole (21): “Aku pernah mencintai seseorang. Tapi dia tidak mencintaiku. Seseorang pernah mencintaiku. Tapi aku tidak mencintainya. Kedua kenyataan ini menyakitkan. Sekarang aku mencintai sesorang, yang juga mencintaiku. Itu jauh lebih baik.”

Chloe (22): “Mencintai adalah membuat yang kita cintai bahagia meski tidak bersama dirinya. Cowok-cowok yang aku cintai sudah dimiliki sama orang lain. Kalau pacar sekarang lagi ga punya tuh. Tapi saya punya keluarga dan teman-teman yang saya cintai.”

Felicity (20): “Cinta menurut gue ya persaaan yang ada yang dilandasi kepercayaan, ketulusan dan kejujuran. Iya..gue sedang merasakan mencintai seseorang.”

Jocelyn (20):  “…Aku sampai sekarang cuma bisa mencintai keluarga intiku. Di luar itu sepertinya aku belum pernah yang namanya jatuh cinta, karena aku gak tau arti mencintai itu apa. Sekarang aku lagi belajar untuk benar-benar mencintai Tuhan saja…”

Judith (19): “Nggak.. Aku gak sedang mencintai”

Yvonne (20): “Mencintai berarti menyayangi dengan apa adanya tanpa mengharapkan balasan. Itu sih idealnya. Gue gak lagi mencintai seseorang. Lagi merenung buat diri sendiri.”

Thelma (20): “Tidak bisa diungkapkan dengan sekadar kata-kata karena itu semua ada di dalam hati.”

Marion (19): “Arti mencintai adalah menerima apa adanya. (Hehe, dangkal banget ya?! Ya begitu deh. Mencintai seseorang saat ini? Hmmm.. Yapp. Karena dia mencintai saya. Dan di depan dia, gue bisa menjadi diri gue sendiri. Karena dia menerima gue apa adanya.. (Kok gue jadi melow sih?! Najonk banget ya? Hehe..”

Rosemary (20): “Ada yang bilang katanya mencintai itu ga perlu alasan, karena jika ada berarti cintanya ga tulus dong.. (2) tapi, kalau kata cowok gue alasannya karena ingin hidup dan membina keluarga bersama orang yang dicintai.”

Florence (20): “You know..Love isn’t about loving a perfect person..But love is about loving an ordinary person perfectly..

Suzanne (19):  “..Mencintai? Apa ya? Gue sendiri gak tau arti pasti mencintai.. dan gue juga kurang suka istilah ini. Kalau dalam hubungan laki-laki dengan perempuan gue lebih suka istilah sayang daripada cinta. Karena cinta mungkin bisa jadi gak bermakna saat suatu hubungan putus. Tetapi sayang bisa terus-menerus dalam wujud yang berbeda. (2) Gue gak pernah menyamakan cinta=sayang. Gue gak pernah bilang bahwa gue mencintai seseorang.  Sayang itu lebih dalam dan gak akan pengaruh bila rasa sayang itu gak berbalas. Kayak gue bilang tadi bisa dalam wujud yang lain. Saat ini gue  menyayangi seseorang. Alasan mengapa gue sayang sama dia mungkin akan terkesan terlalu dangkal bila bisa dituliskan.

Shirley (19): “Menurut gue..Mencintai itu..Suatu perasaan yang meluap-luap  yang membuat kita rela melakukan apa saja demi melihat orang yang kita cintai bahagia. Kenapa gue mencintai dia?Ya karena saat bersama dia, gue bisa menjadi diri gue sendiri dan dia bisa membuat gue nyaman, dan bahagia.”

Eileen (20): “..Menurut gue mencintai itu memahami.. Gue rasa gue sedang mencintai seseorang. Terus, gue gak tau kenapa gue mencintai dia, tapi yang pasti gue mengagumi kesederhanannya, kedewasaannya dan relasinya dengan Tuhan dan sesama..”

 


©semua nama di dalam tulisan ini bukan nama sebenarnya. Umur pun hanya perkiraan dari penulis.



Tulisan di atas adalah tulisan yang aku buat sekitar Februari lalu berdasarkan polling sms yang aku buat sendiri. Yesie sebenarnya memintaku untuk membuat tulisan di atas untuk dimasukkan ke buletin Kurir, sebuah buletin mahasiswa di sekolahku. Sayangnya, aku tidak bisa membuat kesimpulan dari hasil polling di atas. Note: Bagian yang dicetak tebal adalah bagian yang menurutku beberapa hal yang menarik dari arti mencintai menurut beberapa orang yang merespon polling smsku.

Friday, October 23, 2009

Abednego: Gokil

Abednego. Nama itu ditetapkan beberapa hari sebelum Jalan Salib di Parigi dalam rangkaian acara OSMABA 2005 (Agustus 2005). Saya sendiri tidak tahu siapa yang menetapkan nama itu menjadi nama angkatan kami. Singkat cerita, nama itu tetap menjadi nama angkatan kami, mahasiswa S1 STT Jakarta angkatan 2005, hingga saat ini.

Abednego sendiri seingatku merupakan singkatan dari Angkatan Bandel, Nekad, dan Gokil. Namanya memang Alkitabiah karena Abednego merupakan salah satu tokoh di dalam kitab Daniel. Begitu tahu singkatannya, sepertinya orang tahu kalau itu tidak Alkitabiah sama sekali. Kembali ke kepanjangan dari Abednego, saya belakangan menyadari kalau kepanjangan Abednego lebih cocok Anak-anak Bandel, Nekad, dan Gokil. Sehingga bila disebutkan angkatan Abednego, tidak terjadi perulangan kata 'angkatan'. Nice, I thought.

Hari ini kelas kami menjadi kelas yang mengkoodinir ibadah Jumat siang di Kapel STT Jakarta. Salah satu ciri kelas kami terlihat dalam proses persiapan ibadah tadi: gokil. Walau saya tidak mengikuti secara keseluruhan prosesnya, saya tahu letak kegokilan teman-teman sekelasku dalam mempersiapkan ibadah tadi siang. Tata liturgi disiapkan oleh Yosafat. Itu sih biasa. Yang gokil, kami tidak menunjuk siapapun untuk menjadi pengkhotbah hingga kemarin. Saya yakin penentuan bahwa tidak ada yang khotbah untuk ibadah tadi siang baru dilakukan kemarin siang. Pengganti khotbah ditampilkan semacam refleksi dalam pertunjukan drama yang menurut teman saya mengacu pada Metode Bercerita dalam kuliah Metode Mengajar. Yang gokil dari pertunjukan drama itu: skrip disiapkan oleh Jeremia Hutajulu bersama Stepanus Bungaran dalam waktu semalaman saja. Latihan untuk melakukan pertunjukan tadi pun baru dilakukan paling cepat setelah jam 9.30. (Saya tahu itu karena Jeremia dan Stepanus masih di KGJ sewaktu saya pulang untuk mandi ke KGJ setelah kuliah jam pertama.)

Saya tidak tahu penilaian orang lain terhadap jalannya "pertunjukan" di ibadah tadi siang. Pendapat saya, naskah drama yang disiapkan oleh Jeremia dan Stepanus cukup mengena dengan teks Alkitab yang menjadi bahan khotbah, yaitu dari Matius 11:25-30. Dan jalannya ibadah, walau di banyak bagian saya akui kurang menunjukkan bahwa teman-teman saya sudah lulus kuliah Memimpin Ibadah, berjalan cukup baik.

Mau tahu pendapat beberapa di antara kami tentang ibadah tadi siang? "Pasti hasilnya lebih buruk kalau ini dipersiapkan dari seminggu yang lalu!"

Well done, Abednego. We are gokil.

KGJ di KGJ
23 Oktober 2009
20:08

tulisan ini adalah pendapat pribadi. *halah, penting gak sih?*

Thursday, October 22, 2009

My Designs


desain poster Ibadah Taize dalam rangka Dies Natalis 75 STT Jakarta

desain-desain buatan gue.. (poster, etc)

Ada yang Salah

Ada yang salah
Jantungku berdetak lebih kencang
Ini terjadi sejak beberapa hari lalu

Ada yang salah
Aku merasa bersalah
Sejak beberapa hari yang lalu

Ada yang salah
Ingin rasanya aku mencabik-cabik jantungku
Dan aku pun tidak perlu merasa bersalah

KGJ di KGJ
22 Oktober 2009
18:00

Saturday, October 17, 2009

Crazy Little Thing Called Love - vontho and sergio




song by Queen
recorded today (October 18, 2009) while we still have a flu..

hanya kerjaan iseng!

as posted here

Inglourious Basterds

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Film ini menurut saya film komedi. Saya sering tertawa melihat adegan-adegan di film ini. Menurut saya bagus, karena film ini berdurasi 152 menit (menurut 21cineplex.com).

Ceritanya menarik, menegangkan, tetapi ada humornya. Pembunuhannya sadis! Adegan-adegannya keren. Pokoknya bagus deh..

Saya hanya sedikit bingung ketika bahasa yang digunakan adalah bahasa Jerman, atau bahasa lainnya. Ribet baca terjemahannya soalnya..



review buatan 21cineplex.com: klik di sini

Cinta Segi-duapuluhenam

Ini hanya terjadi di imajinasi bodohku. Inilah cinta segi-duapuluhenam:

Ani menyukai Budi, Budi menyukai Cinta, Cinta menyukai Doni, Doni menyukai Elly, Elly menyukai Farid, Farid menyukai Gina, Gina menyukai Hendra, Hendra menyukai Intan, Intan menyukai Jonathan, Jonathan menyukai Karmila, Karmila menyukai Leo, Leo menyukai Mawar, Mawar menyukai Nathan, Nathan menyukai Olive, Olive menyukai Peter, Peter menyukai Qadijah, Qadijah menyukai Rembrandt, Rembrandt menyukai Stephanie, Stephanie menyukai Thomas, Thomas menyukai Utada, Utada menyukai Vontho, Vontho menyukai Wynonna, Wynonna menyukai Xavier, Xavier menyukai Yvonne, Yvonne menyukai Zack, dan ternyata Zack menyukai Ani.

Akankah terjadi di dunia nyata?

To Be With You - vontho and sergio




music by Irving Kaplan (Just Another Solo Guitar album)

this song was recorded by me. actually intended to be a solo by me. but coincidently Sergio came into my room and we sing along. FYI, both of us had a flu while singing this song. it's not a reason for us that our voice is not too good though. LOL.. the thunder was lightning outside our residence while this video was recorded..

enjoy the show.. :)

Temanku, Teman Saya, dan Teman Gue

16:33 Air mataku menetes. Aku baru saja mendengar kabar dari seorang temanku. Dia baru saja patah hati. Aku baru menyadari kalau dia patah hati. Dia memang pernah cerita kalau dia has a crush on seorang teman saya juga. Seorang teman saya itu ternyata sekarang sudah menjadi kekasih seorang teman gue juga. Itulah yang menyebabkan dia patah hati.

Aku sepertinya terlalu sensitif. Masak mendengar seorang teman patah hati bisa membuatku menangis? Aku sendiri tidak akan menangis kalau patah hati. Ah, tidak. Aku memang pantas menangis. Hati temanku ini patah tanpa diketahui oleh teman gue yang sedang berbahagia. Teman gue tidak tahu kalau temanku sebenarnya has a crush on teman saya, padahal temanku dan teman gue ini sebenarnya teman dekat. Membayangkan itu, itulah mungkin yang membuatku menangis tadi.

Turut berduka atas patahnya hatimu, Teman. Badai pasti berlalu... Percayalah padaku yang sudah sering, eh selalu, patah hati ini.

KGJ
17 Oktober 2009
18:16

Thursday, October 15, 2009

Catatan Pemandu Hari Ini

Hari ini aku bangun jam 06.00. Tepatnya di lantai ruang tamu rumah kontrakan temanku. Aku bangun, lalu tidur lagi. Aku baru meninggalkan rumah kontrakan temanku jam 06.30. Aku sudah sempat tidak ingin masuk kuliah karena aku merasa tubuhku agak demam. "Whatever," pikirku. Aku jadinya malah mandi. Kalau akhirnya jadi tambah sakit, aku pun tidak peduli.

Aku hendak berangkat ke sekolah sewaktu Wilson juga hendak berangkat menaiki sepeda Hans. "Gue yang pake dong," pintaku yang terkesan memerintah sebenarnya. "Mengalahlah sama orang yang lebih tua dan sedang sakit," ucapku untuk membenarkan permintaanku.

Aku lalu mengikuti kuliah Memimpin Ibadah. Aku senang mengikuti kuliah ini karena setiap mengikuti kuliah yang diajar Pak Rasid Rachman ini aku merasa ada sesuatu yang menarik dari apa yang diucapkan oleh Pak Rasid. Sayangnya, perkataan-perkataan Pak Rasid itu seperti benih yang tumbuh di tanah yang berbatu saja. Aku gembira mendengarnya, tetapi tak lama kemudian aku akan lupa apa yang pernah dikatakannya.

Selesai kuliah, aku sarapan. Dan entah kenapa, aku malah jadi ikut lagi menemani para turis dari Filipina jalan-jalan. Kalau kemarin mereka jalan-jalan ke Sarinah di Jalan Thamrin, tadi siang mereka jalan-jalan ke ITC Mangga Dua. Pengalaman pertama juga buatku untuk jalan-jalan ke ITC Mangga Dua. Yang berbeda dari hari ini dengan yang kemarin adalah: mereka tidak terlalu banyak berfoto-foto karena sudah diingatkan untuk berhati-hati.

Entah apa yang ada di dalam pikiranku sewaktu aku mengiyakan akan menemani seorang di antara turis itu untuk ke Atrium Senen lagi. Yang pasti, tadi siang aku jadinya menemani dua di antara 15 turis Filipina itu untuk membeli Batik di Matahari Atrium Senen. Pengalaman menarik: Gladys (entah begitu tulisannya aku tak tahu), meninggalkan tas kecil barang belanjaannya di fitting room. Aku jadinya harus berlari ke tempat fitting room dan meminta kasir tempat kami membayar tadi mengambil barang yang tertinggal itu. (Sekarang aku malah berpikir, kenapa aku harus minta tolong pada kasir itu ya? Bukankah fitting room biasanya untuk siapa saja, tidak ada perbedaan antara fitting room untuk laki-laki dan perempuan?)

Aku sebenarnya masih ingin menulis lebih panjang dari ini, tetapi aku harus melakukan tugasku yang lain: membuat gambar untuk cover CD. Sepertinya aku harus menyimpulkan sesuatu untuk tulisanku ini. Hari ini: menarik. Thanks to friends that involved in my life today.

KGJ
15 November 2009
23:50

Wednesday, October 14, 2009

Aku Cinta STT - The Kadals (Solo by vontho)




ini adalah video konser(!)ku sedang bernyanyi lagu berjudul 'Aku Cinta STT', lagu The Kadals yang dinyanyikan pada Simposium 75 Tahun STT Jakarta tanggal 9 Oktober 2009.. (lagu asli: Drowning by Backstreet Boys)
mohon maaf kalau bernyanyinya SANGAT JELEK.. ini memang iseng doang.. dan bukan lagi stres kok.. :D

Monday, October 12, 2009

Tunjukkan Gigimu!

Aku belum bisa tidur. Aku pun akhirnya memutuskan untuk menulis tentang foto yang ada di samping ini.

Foto di samping ini adalah foto Mamakku, keponakanku, dan aku. Coba perhatikan aku, kakakku, dan Mamakku! Kami bertiga tersenyum dengan lebar dan gigi kami terlihat. Memang jelas terlihat kalau gigiku adalah gigi yang paling jelek, tetapi bukan berarti aku tidak mau menunjukkan gigiku kalau tersenyum untuk difoto. Dari beberapa foto yang di dalamnya ada kami bertiga, hampir semuanya terlihat kalau kami bertiga tersenyum lebar dengan menunjukkan gigi kami. Sepertinya untuk kami bertiga berfoto itu berarti "tunjukkan gigimu." Eydro, keponakanku, kata Mama-nya akan diajari untuk tersenyum menunjukkan giginya bila difoto.

Selain tentang 'tunjukkan gigimu', foto ini juga sepertinya dapat menjelaskan kenapa aku dan kakakku terlihat seperti orang Tionghoa.

KGJ
13 Oktober 2009
02:09

the photo was captured when my Mom was going to go back to Medan. photo original source: my sister's FB photo album

Suka Tenggorokan Parasit

Aku sedang ingin menulis sesuatu. Ini aku tulis di saat tenggorokanku sedang sakit. Ah, apa hubungannya tenggorokan sedang sakit dengan menulis sesuatu? Bisa saja ada. Misalnya, aku bisa menulis tentang sakit tenggorokan. Hmm, bener juga. Sakit tenggorokan merupakan salah satu penyakit yang sering aku derita. Lebih sering karena aku minum minuman dingin atau yang ada es-nya. Itu sering membuatku radang tenggorokan. Suatu saat di tahun 2006 (kalau aku tidak salah ingat) aku bahkan disarankan oleh dokter untuk melakukan operasi amandel bila amandel-ku bengkak lagi. Jadi ingat kalau dulu Bapakku pernah operasi amandel sewaktu dia masih kuliah di STT Jakarta, sekolahku saat ini juga di tahun 1970an. Di situlah dia pernah berkenalan dengan seorang perawat boru Girsang. Aku tahu cerita ini entah dari mana, aku pun tak tahu. Aku tidak tahu ke mana perginya kumpulan surat yang pernah Bapakku kirimkan ke Tua (Ibu dari Bapakku), dan juga kepada pacar-pacarnya (sepertinya banyak). Sepertinya Bapakku dulu punya kebiasaan menggunakan carbon copy  dari setiap surat yang dikirimnya. Aku pernah membaca beberapa surat yang dibundling oleh Bapakku dengan rapi dan waktu itu aku pernah menemukannya di dalam rak buku di rumah kami sekarang di Medan. Aku tidak tahu ke mana perginya kumpulan surat-surat itu. Apakah Mamak membuangnya ya? Atau menyembunyikannya?

Sepertinya aku sudah mulai ngalor ngidul. (Benar tidak sih istilah yang aku buat?) Tetapi memang karena aku tidak punya tujuan khusus untuk tulisan ini, aku memang akan menulis apa saja yang ada di kepalaku saat ini. Oh iya, saat ini aku sedang mendengarkan lagu Gita Gutawa yang berjudul "Parasit". Lagunya menarik. Entah kenapa aku jadi suka lagu ini. Ada hubungannya juga sih dengan seorang temanku yang tiba-tiba suka dengan lagu ini. Dia menyebut seorang temannya 'parasit' mengikuti lagu ini. Padahal kan orang yang dia maksudkan sebagai 'parasit' itu tidak se-parasit orang di lagu yang dinyanyikan Gita Gutawa ini. Hanya saja pada akhirnya aku mengerti kenapa dia menyebut orang itu parasit, karena dia menceritakan sesuatu tentang ke-parasit-an orang itu menurut versinya. Ah, cukup sudah. Ku kini sudah mulai gerah. Aku perlu oksigen untuk bernafas.

Ke topik lain. Tadi sore aku berbincang-bincang dengan seorang teman cewek yang dulu aku pernah suka. Dulu? Masih tidak ya? Ah, kalau pun masih, aku kini sudah mengerti bagaimana dia menanggapi seorang yang suka padanya. Dia tidak menyukai seorang cowok yang suka padanya dengan alasan 'karena kamu cantik'. Padahal itu kan biasanya menjadi alasanku suka terhadap seorang cewek. Walaupun tidak sedangkal itu, biasanya unsur utama aku menyukai seorang cewek ya karena alasan itu. I name myself as a shallow man for that. Kembali kepada pembicaraanku dengan temanku itu. Aku tiba-tiba mulai bisa berbicara bebas dengannya, dan dia pun sepertinya begitu, karena pembicaraan yang sempat aku lakukan dengannya beberapa hari yang lalu. Kami berbicara tentang seorang temanku yang sedang menyukainya. Aku sebenarnya serasa seperti tertusuk sewaktu dia mengatakan kalau dia kurang suka (atau bahkan sama sekali tidak suka) dengan alasan seorang cowok menyukainya karena melihat dia berubah menjadi lebih menarik karena sesuatu perubahan yang terjadi padanya. Apalagi hanya itu yang menjadi alasan seorang cowok menyukainya. Hmm.. Apakah semua cewek yang pernah aku suka seperti dia ya? Sepertinya sih begitu. Ah, tidak juga. Ah, tidak perlu dibahas sepertinya. Selain hal itu, aku dan dia juga berbicara tentang perasaanku terhadap seorang perempuan saat ini. Pernyataannya tentang ketidaksukaannya terhadap alasan seorang cowok menyukai dirinya sebenarnya terlontar juga dari perempuan yang -sebut saja- saya suka saat ini. Itu memang membuat diriku berpikir ulang. Do I really like her?  Walaupun aku punya alasan lain selain karena perempuan yang aku suka itu cantik, aku pikir itu pun masih alasan dangkal juga. Tunggu, aku kan tidak berbicara tentang ini dengan temanku itu.

Beberapa hari lalu, ketika aku pertama kali berbicara berdua dengannya, aku dianjurkannya untuk melakukan sebuah tips yang aku sendiri tidak bisa membahasakan ulang kembali. Hmmm.. Let me remember what she said. Ah, aku lupa. Tetapi ada satu hal yang aku paling ingat dari ucapannya. Dia berkomentar tentang lagu Pupus yang berbunyi, "baru ku sadari, cintaku bertepuk sebelah tangan.." "Jangan jadikan ini sebagai theme song cinta lo! Jadikan yang tadi gue bilang ke lo menjadi theme song di kepala lo!" Dia sebelumnya menyebut theme song buatnya adalah, "aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku, meski kau tak cinta." Apa lagi ya kemarin tips dari dia? Aku juga agak lupa, tetapi menurutku sangat menarik dan cukup mengubah pandanganku tentang menyukai seseorang (aku tidak atau belum berani memakai istilah mencintai).

Pembicaraan kami tadi sebenarnya pembicaraan mengenai seorang temanku yang menyukainya. Hmmm.. Aku mengerti apa yang sebenarnya diinginkannya. Aku belum bisa menyampaikan apa yang tadi aku bicarakan dengannya kepada temanku yang menyukainya. Lagipula dia juga sudah mempunyai seseorang di hatinya. Siapa ya? Aku juga jadi penasaran.

Aku sepertinya di sini malah menjadi membicarakan perasaan suka terhadap seseorang. Sudah lama memang aku tidak menulis lagi tentang perasaan suka. Aku lebih memilih menggunakan istilah jatuh suka daripada istilah jatuh cinta.

Ah, aku jadi ingat apa yang aku bicarakan dengan temanku itu. More than words. Intinya sih itu.

Kembali ke perasaan suka. Aku suka padanya. That's it. Dia sudah tahu. Now what?

(Note:Tulisan ini dibuat dalam keadaan cukup mengantuk)

KGJ
13 Oktober 2009
01:00

Tuesday, October 6, 2009

Mayday I'm in love...

What is love?

Seriously, can anyone tell me? Because I always try to deny that I’m in love if I feel something for someone. I would say, “No, this can’t be love. I’m just crazy bout him. That’s it. Love wouldn’t feel like this.” Then tell me, how does it feel like? What are the symptoms?

Being unable to concentrate? Being unable to think about anything else but that particular person? Being silly? Being happy for unexplained matters? Being sad for nothing? Does it feel like eating chocolate as your appetizer and having cheese cake topped with vanilla ice cream as your main dish and then finishing it with chilli as your desert? Very sweet and addictive at the beginning. Making you wanting more and more. Then it gets sweeter and sweeter, but then it gets too sweet, too intense, too much sugar involved. At the end, your tears shed, because it’s so spicy, it’s too hot, it makes you cry. It breaks your heart.

Is that it?

Does it always end like that? I wonder.

I read something the other day. It says, one can’t love and be wise. I must admit that it’s damn true. Upps… did I just proclaim my self being in love? I guess so… Gosh, I guess I just did.

I can’t make reasonable decisions. I know that this is wrong. I know that this is stupid. I know that this is a waste of time. I know that it will break my heart one day. And one thing for sure, I know that I will remember it for the rest of my life. And that’s what I’m afraid of.

So what on earth am I doing?

I’m in love.

I love him. What is it about him that you love? I keep on asking myself that question. And every time I give myself the same answer. I have no idea.

This guy makes me laugh, cry, smile, mad at the same time. He, who is really, really not my type, but then able to touch my heart. This naughty-stubborn-selfish-surgeon-gonna-be, steals my heart with his silliness, stupidity, being-irresponsible.. I love everything that he hates, hate everything that he loves. Gosh he's such an annoying guy. I hate him for what he did to me. I hate him for the things that he said. I hate him for who he is. But then, doesn’t the greatest hate spring from the greatest love? I'm still amazed until right now. I don’t understand. But then, can anyone understand love? Again, I wonder.

No, it’s still the biggest mystery of life.

Jesus understood it. The whole bible talks about love. It’s the longest love letter ever written. He loves us. Even though we hurt Him. We deny Him. We forget about Him. And yet, He gave His live for us. Isn’t that the greatest love of all?

Mother Theresa understood it. Mahatma Gandhi understood it. Siddhartha Gautama understood it.

Can you understand that? I still can’t.


Its just something that I wrote last year... bout my feelings. I guess I have the answers now... exactly as everyone predicted. Nothing to regret, just face it. Still trying to believe that time is the best medicine to heal every wound... Lord help me, I just hope it works..



(ditulis oleh Sarah J Girsang, dipost di Facebook pada tanggal 6 Oktober 2009, 10:02 PM WIB. tulisan ini disalin atas izin dari penulis)