Pages

Showing posts with label suka. Show all posts
Showing posts with label suka. Show all posts

Sunday, March 27, 2011

Bila Aku Jatuh Cinta

Jatuh cinta. Istilah ini jarang aku pakai. Istilah yang hampir selalu aku pakai malah jatuh suka. Hanya saja, untuk tulisan ini aku akan memakai istilah jatuh cinta ini. Itu karena aku pikir tidak ada lagu yang temanya jatuh suka.

"Bila aku jatuh cinta..." Kalimat ini baru saja aku nyanyikan. Aku tidak bisa mengingat apa judulnya, juga siapa penyanyinya. Sepertinya sih penyanyinya adalah Nidji. Lagu yang mana, aku tidak bisa mencarinya di komputerku, karena aku hanya punya sedikit lagu mereka.

Aku andaikan saja jatuh suka yang selama ini aku alami dapat dikategorikan sebagai jatuh cinta. Pada saat aku jatuh cinta, ada beberapa lagu yang sepertinya pasti akan aku putar. Berikut ini adalah daftarnya:
  • Rihanna feat. NeYo - Hate That I Love You
  • Celine Dion feat. Lucianno Pavarotti - I Hate You Then I Love You
  • Julio Iglesias - Crazy
  • Britanny Murphy - Somebody to Love
  • Rod Stewart - Have I Told You Lately
  • Norah Jones - Love Me Tender
  • Bryan Adams - When You Love Someone
  • Renee Olsteadt - A Love That Will Last
Itu adalah beberapa lagu yang hampir selalu aku putar saat "jatuh cinta". Kalau diperhatikan, sebenarnya tidak ada di antara lagu-lagu itu yang nyambung dengan jatuh cinta.

Apakah sekarang aku sedang jatuh cinta? Absolutely not. Dan juga aku pikir aku tidak akan jatuh cinta dalam waktu dekat.


Kontrakan Gak Jelas
28 Maret 2011
09:57

Monday, December 14, 2009

Duapuluh-tiga Lewat Limapuluh-satu

Duapuluh-tiga lewat limapuluh-satu
Angka itu terlihat di taskbar Windows-ku
Tujuh menit lagi sudah hari baru
Ada satu pertanyaanku
Apakah mungkin dia mencintaiku?



Thursday, December 10, 2009

Sesi Bercerita dan Mendengarkan Cerita

(tulisan ini hanya berisi random facts tentang "Sesi Bercerita dan Mendengarkan Cerita" yang kemarin dilakukan di kontrakan Irmanda dan Ike di Tambak)

Cinta dan persahabatan. Itulah yang menjadi topik pembicaraan kami kemarin malam hingga tadi pagi dalam acara yang aku namakan "sesi bercerita dan mendengarkan cerita". Yang hadir dalam sesi itu ada 9 orang: aku, Armand, Sergio, Stepanus, Jeremia, Grice, Irmanda, Andre, dan Ike. Ada dua orang lagi yang hanya muncul sebelum sesi menembus pagi dimulai. Cerita di dalam sesi bercerita dan mendengarkan cerita ini terlalu tabu untuk dibeberkan di depan umum, atau dibeberkan bukan di depan orang yang bersangkutan. Beberkan di depan orang yang bersangkutan: itu adalah etika gosip yang dianut kebanyakan anak Abednego. (Iya gitu?)

Pada kenyataannya, sesi bercerita dan mendengarkan cerita kemarin itu banyak membeberkan cerita teman-teman sekelas kami yang juga tidak ikut dalam sesi itu. Sesi kemarin itu bisa saja disebut bergosip, tetapi bagiku sesi kemarin sangat membuka mataku. Aku ternyata masih terlalu dangkal dalam menilai orang lain. Apa yang terlihat baik, belum tentu benar-benar baik, dan apa yang terlihat buruk, belum tentu benar-benar buruk. Walaupun serasa berkumpul di kalangan pencemooh, sesi kemarin mengajarkanku untuk lebih bersikap bijaksana. (Apa sih, Von?)

Cerita-cerita yang muncul adalah sejarah tentang cinta yang juga mempengaruhi persahabatan, dan begitu juga sebaliknya.

Untuk sementara, pemilik data sejarah paling banyak tentang cinta yang berkembang di Abednego adalah Andre.

Aku yang biasanya hanya duduk diam mendengarkan ketika teman-temanku memaparkan fakta dari sebuah gosip, tadi pagi pun harus bercerita sedikit. Dari pertanyaan teman-teman yang lain, aku bercerita tentang kepada siapa saja aku pernah jatuh suka di STT Jakarta. Aku menyebut 3 nama. Pertanyaan Ike mengenai seberapa besarkah usahaku selama ini untuk mendapatkan cewek yang aku suka dijawab oleh Sergio. "Dia itu kalau suka sama seorang cewek, hanya sebatas kagum saja. Dia tidak terlalu berusaha untuk mendapatkannya. Menurut gue sih begitu," jawab Sergio.

Pertanyaan mengenai a gift from secret admirer di akhir semester 4 sepertinya mulai terungkap. LOL. Hanya saja kalau orangnya tetap tidak mau mengaku, bisa repot.

Buatku, cerita tentang Stepanus berada di urutan kedua setelah cerita tentang Grice sebagai cerita paling top.

(terlalu banyak fakta dari sesi kemarin yang tidak bisa dibagikan untuk Everyone)

I LOVE ABEDNEGO. (this is the ultimate fact)

Abednego Residence
10 Desember 2009
18:35

Tuesday, December 8, 2009

Playlist Aneh

Tadi pagi aku terbangun pukul 4 pagi. Ada Yosev yang tidur di lantai kamarku, tidur dengan posisi seperti aku biasa tidur. Tak lama, dia terbangun memindahkan tubuhnya ke tempat tidur Jeremia di ruang tengah lantai 2 Abednego Residence. Setelah dia pergi, aku kemudian melihat Winamp-ku. Ada 4 lagu: Barry White - You're The First, The Last, My Everything; Unknown Artist - Track 5 (lagu Taize - Magnificat); Bryan Adams&Barbara Streisand - I Finally Found Someone; dan Westlife - I Don't Wanna Fight. Entah siapa yang membuat playlist itu, tetapi menurutku playlist yang aneh. Kenapa ada lagu Taize?

Playslistnya sudah cukup aneh. Aku malah ikut-ikutan aneh tadi pagi dengan malah sering bernyanyi bagian reff lagu Westlife - I Don't Wanna Fight. Nah, dari keempat lagu itu, aku memang suka lagu Barry White dan lagu Bryan Adams&Barbara Streisand. Lagu Barry White memang salah satu lagu dalam jajaran Most Played di Winampku. Sedangkan lagu Bryan Adams&Barbara Streisand memang salah satu lagu yang aku suka saat aku sedang jatuh suka. Semacam harapankah kalau aku finally akan found someone? LOL.

Playlist aneh, tetapi dari tadi aku hanya memutar playlist itu di Winampku. Aku kah yang aneh?

Abednego Residence
9 Desember 2009
12:23

Wednesday, November 18, 2009

Face It!

"..dia ingin bilang.. aku ga suka kamu. Itu aja. Face it.. there's nothing we can do about it."

-from a friend in Soest, Germany.

That simple?

Monday, October 26, 2009

Arti Mencintai

Aku diminta oleh Yesie untuk menulis sebuah tulisan tentang cinta. Aku bingung mau menulis dari mana. Pada awalnya yang ada di dalam pikiranku adalah membuat tulisan tentang arti mencintai, bukan arti kata cinta itu. Itulah sebabnya aku pernah melakukan sejenis polling lewat sms kepada puluhan orang yang nomornya ada di handphoneku. Jawaban mereka beragam. Oh iya, pertanyaannya sebenarnya cukup panjang sehingga kebanyakan jawaban beragam mereka itu tidak terlalu menjawab seluruh pertanyaan yang aku tanyakan. Pesan singkat yang aku kirim berisi demikian: “Menurutmu, apakah arti mencintai? Apakah kau sedang mencintai seseorang saat ini? Bila ya, mengapa engkau mencintainya?”

Sebelum sampai pada jawaban mereka yang beragam itu, aku sepertinya perlu menuliskan di sini apa arti cinta dan mencintai menurut beberapa buku referensi di perpustakaan STT Jakarta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta itu adalah suka sekali, sayang benar. (Definisi pertama itu merujuk kepada suka atau sayang kepada anggota keluarga.) Definisi kedua: cinta adalah kasih sekali, terpikat (antara laki-laki dan perempuan). Sedangkan mencintai artinya adalah menaruh kasih sayang kepada; menyukai. Karena belum puas dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, aku juga mencari arti kedua kata itu di Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) karangan J.S Badudu dan M.Zain. Definisi pertama: kasih sayang yang besar sekali. (Definisi inipun ditujukan kepada sayang terhadap anggota keluarga.) Definisi kedua: kasih sayang yang besar sekali dan keinginan memiliki. Contoh kalimat untuk definisi kedua di dalam KUBI ini pun menarik: Cintanya kepada kekasihnya sangat besar. Sedangkan mencintai artinya adalah cinta akan seseorang atau sesuatu.

Definisi manakah yang Anda pilih? Kalau aku sih lebih memilih definisi KUBI.. Mengapa? Pengin aja. Nah, lho?

Nah, sekarang kita sampai pada jawaban beragam dari para responden polling sms saya:

Eunice© (20tahun): “Cinta adalah perasaan yang tumbuh ketika kita ingin selalu bersama dan selalu ingin membuatnya tersenyum bahagia. Dan kita akan mencintai seseorang jika kita dapat saling melengkapinya.”

Ingrid (19): “Mencintai adalah belajar untuk menyangkal diri. Aku mencintai seseorang yang aku butuhkan dan membutuhkanku.”

Daphne (19): “Mencintai seseorang karena dia adalah dia. Mencintai berarti siap menghadapi resiko apapun….  Kalau kita cinta sama dia ya kita harus menanggung resiko apapun sifat dia alias apa adanya dia.”

Mandy (20): “Mencintai berarti berbagi kasih dengan orang lain dan menerima dia apa adanya (idealnya). Ia, karena dia pacarku.  (2)Karena dia belahan jiwaku.(3)Terkadang cinta itu pilihan. Pilihan untuk sakit atau senang. Dan itu semua tergantung penikmat cinta itu sendiri. (4)Orang hidup karena cinta. Dan cinta ada untuk memberikan kehidupan. Prioritas bisa membantu kita melihat dan menentukan mana yang utama. Hidup atau cinta.”

Aaron (20): “Mencintai itu seperti titik equilibrium dalam ekonomi, sebuah keseimbangan di mana kita memberi, sekaligus membuka diri untuk menerima. Iya, sekarang lagi mencintai seseorang, karena dia bisa membuat gue berada di titik equilibrium itu.”

Samantha (21): “Karena ada ketertarikan tertentu yang membuat gue jatuh cinta, kemudian karena ada rasa sayang maka cinta itu semakin timbul.”

Audrey (24):  “Mencintai itu... Ketika kebahagiaan seseorang lebih penting dari kebahagiaan sendiri, karena kalau orang itu bahagia, kamu jadi jauh lebih bahagia lagi. Mencintai seseorang? Banget. Kenapa? Ga tau juga. Penginnya tau…. (2)Mencintai dilakukan karena cinta sama seseorang. Kenapa cintanya sama orang itu yang susah dijawab.”

Dorothy (22): “…Kebanyakan kita memerlukan alasan untuk mencintai seseorang, tetapi cinta yang sebenarnya tidak membutuhkan alasan. Ia hanya butuh tindakan.”

Nicole (21): “Aku pernah mencintai seseorang. Tapi dia tidak mencintaiku. Seseorang pernah mencintaiku. Tapi aku tidak mencintainya. Kedua kenyataan ini menyakitkan. Sekarang aku mencintai sesorang, yang juga mencintaiku. Itu jauh lebih baik.”

Chloe (22): “Mencintai adalah membuat yang kita cintai bahagia meski tidak bersama dirinya. Cowok-cowok yang aku cintai sudah dimiliki sama orang lain. Kalau pacar sekarang lagi ga punya tuh. Tapi saya punya keluarga dan teman-teman yang saya cintai.”

Felicity (20): “Cinta menurut gue ya persaaan yang ada yang dilandasi kepercayaan, ketulusan dan kejujuran. Iya..gue sedang merasakan mencintai seseorang.”

Jocelyn (20):  “…Aku sampai sekarang cuma bisa mencintai keluarga intiku. Di luar itu sepertinya aku belum pernah yang namanya jatuh cinta, karena aku gak tau arti mencintai itu apa. Sekarang aku lagi belajar untuk benar-benar mencintai Tuhan saja…”

Judith (19): “Nggak.. Aku gak sedang mencintai”

Yvonne (20): “Mencintai berarti menyayangi dengan apa adanya tanpa mengharapkan balasan. Itu sih idealnya. Gue gak lagi mencintai seseorang. Lagi merenung buat diri sendiri.”

Thelma (20): “Tidak bisa diungkapkan dengan sekadar kata-kata karena itu semua ada di dalam hati.”

Marion (19): “Arti mencintai adalah menerima apa adanya. (Hehe, dangkal banget ya?! Ya begitu deh. Mencintai seseorang saat ini? Hmmm.. Yapp. Karena dia mencintai saya. Dan di depan dia, gue bisa menjadi diri gue sendiri. Karena dia menerima gue apa adanya.. (Kok gue jadi melow sih?! Najonk banget ya? Hehe..”

Rosemary (20): “Ada yang bilang katanya mencintai itu ga perlu alasan, karena jika ada berarti cintanya ga tulus dong.. (2) tapi, kalau kata cowok gue alasannya karena ingin hidup dan membina keluarga bersama orang yang dicintai.”

Florence (20): “You know..Love isn’t about loving a perfect person..But love is about loving an ordinary person perfectly..

Suzanne (19):  “..Mencintai? Apa ya? Gue sendiri gak tau arti pasti mencintai.. dan gue juga kurang suka istilah ini. Kalau dalam hubungan laki-laki dengan perempuan gue lebih suka istilah sayang daripada cinta. Karena cinta mungkin bisa jadi gak bermakna saat suatu hubungan putus. Tetapi sayang bisa terus-menerus dalam wujud yang berbeda. (2) Gue gak pernah menyamakan cinta=sayang. Gue gak pernah bilang bahwa gue mencintai seseorang.  Sayang itu lebih dalam dan gak akan pengaruh bila rasa sayang itu gak berbalas. Kayak gue bilang tadi bisa dalam wujud yang lain. Saat ini gue  menyayangi seseorang. Alasan mengapa gue sayang sama dia mungkin akan terkesan terlalu dangkal bila bisa dituliskan.

Shirley (19): “Menurut gue..Mencintai itu..Suatu perasaan yang meluap-luap  yang membuat kita rela melakukan apa saja demi melihat orang yang kita cintai bahagia. Kenapa gue mencintai dia?Ya karena saat bersama dia, gue bisa menjadi diri gue sendiri dan dia bisa membuat gue nyaman, dan bahagia.”

Eileen (20): “..Menurut gue mencintai itu memahami.. Gue rasa gue sedang mencintai seseorang. Terus, gue gak tau kenapa gue mencintai dia, tapi yang pasti gue mengagumi kesederhanannya, kedewasaannya dan relasinya dengan Tuhan dan sesama..”

 


©semua nama di dalam tulisan ini bukan nama sebenarnya. Umur pun hanya perkiraan dari penulis.



Tulisan di atas adalah tulisan yang aku buat sekitar Februari lalu berdasarkan polling sms yang aku buat sendiri. Yesie sebenarnya memintaku untuk membuat tulisan di atas untuk dimasukkan ke buletin Kurir, sebuah buletin mahasiswa di sekolahku. Sayangnya, aku tidak bisa membuat kesimpulan dari hasil polling di atas. Note: Bagian yang dicetak tebal adalah bagian yang menurutku beberapa hal yang menarik dari arti mencintai menurut beberapa orang yang merespon polling smsku.

Saturday, October 17, 2009

Temanku, Teman Saya, dan Teman Gue

16:33 Air mataku menetes. Aku baru saja mendengar kabar dari seorang temanku. Dia baru saja patah hati. Aku baru menyadari kalau dia patah hati. Dia memang pernah cerita kalau dia has a crush on seorang teman saya juga. Seorang teman saya itu ternyata sekarang sudah menjadi kekasih seorang teman gue juga. Itulah yang menyebabkan dia patah hati.

Aku sepertinya terlalu sensitif. Masak mendengar seorang teman patah hati bisa membuatku menangis? Aku sendiri tidak akan menangis kalau patah hati. Ah, tidak. Aku memang pantas menangis. Hati temanku ini patah tanpa diketahui oleh teman gue yang sedang berbahagia. Teman gue tidak tahu kalau temanku sebenarnya has a crush on teman saya, padahal temanku dan teman gue ini sebenarnya teman dekat. Membayangkan itu, itulah mungkin yang membuatku menangis tadi.

Turut berduka atas patahnya hatimu, Teman. Badai pasti berlalu... Percayalah padaku yang sudah sering, eh selalu, patah hati ini.

KGJ
17 Oktober 2009
18:16

Monday, October 12, 2009

Suka Tenggorokan Parasit

Aku sedang ingin menulis sesuatu. Ini aku tulis di saat tenggorokanku sedang sakit. Ah, apa hubungannya tenggorokan sedang sakit dengan menulis sesuatu? Bisa saja ada. Misalnya, aku bisa menulis tentang sakit tenggorokan. Hmm, bener juga. Sakit tenggorokan merupakan salah satu penyakit yang sering aku derita. Lebih sering karena aku minum minuman dingin atau yang ada es-nya. Itu sering membuatku radang tenggorokan. Suatu saat di tahun 2006 (kalau aku tidak salah ingat) aku bahkan disarankan oleh dokter untuk melakukan operasi amandel bila amandel-ku bengkak lagi. Jadi ingat kalau dulu Bapakku pernah operasi amandel sewaktu dia masih kuliah di STT Jakarta, sekolahku saat ini juga di tahun 1970an. Di situlah dia pernah berkenalan dengan seorang perawat boru Girsang. Aku tahu cerita ini entah dari mana, aku pun tak tahu. Aku tidak tahu ke mana perginya kumpulan surat yang pernah Bapakku kirimkan ke Tua (Ibu dari Bapakku), dan juga kepada pacar-pacarnya (sepertinya banyak). Sepertinya Bapakku dulu punya kebiasaan menggunakan carbon copy  dari setiap surat yang dikirimnya. Aku pernah membaca beberapa surat yang dibundling oleh Bapakku dengan rapi dan waktu itu aku pernah menemukannya di dalam rak buku di rumah kami sekarang di Medan. Aku tidak tahu ke mana perginya kumpulan surat-surat itu. Apakah Mamak membuangnya ya? Atau menyembunyikannya?

Sepertinya aku sudah mulai ngalor ngidul. (Benar tidak sih istilah yang aku buat?) Tetapi memang karena aku tidak punya tujuan khusus untuk tulisan ini, aku memang akan menulis apa saja yang ada di kepalaku saat ini. Oh iya, saat ini aku sedang mendengarkan lagu Gita Gutawa yang berjudul "Parasit". Lagunya menarik. Entah kenapa aku jadi suka lagu ini. Ada hubungannya juga sih dengan seorang temanku yang tiba-tiba suka dengan lagu ini. Dia menyebut seorang temannya 'parasit' mengikuti lagu ini. Padahal kan orang yang dia maksudkan sebagai 'parasit' itu tidak se-parasit orang di lagu yang dinyanyikan Gita Gutawa ini. Hanya saja pada akhirnya aku mengerti kenapa dia menyebut orang itu parasit, karena dia menceritakan sesuatu tentang ke-parasit-an orang itu menurut versinya. Ah, cukup sudah. Ku kini sudah mulai gerah. Aku perlu oksigen untuk bernafas.

Ke topik lain. Tadi sore aku berbincang-bincang dengan seorang teman cewek yang dulu aku pernah suka. Dulu? Masih tidak ya? Ah, kalau pun masih, aku kini sudah mengerti bagaimana dia menanggapi seorang yang suka padanya. Dia tidak menyukai seorang cowok yang suka padanya dengan alasan 'karena kamu cantik'. Padahal itu kan biasanya menjadi alasanku suka terhadap seorang cewek. Walaupun tidak sedangkal itu, biasanya unsur utama aku menyukai seorang cewek ya karena alasan itu. I name myself as a shallow man for that. Kembali kepada pembicaraanku dengan temanku itu. Aku tiba-tiba mulai bisa berbicara bebas dengannya, dan dia pun sepertinya begitu, karena pembicaraan yang sempat aku lakukan dengannya beberapa hari yang lalu. Kami berbicara tentang seorang temanku yang sedang menyukainya. Aku sebenarnya serasa seperti tertusuk sewaktu dia mengatakan kalau dia kurang suka (atau bahkan sama sekali tidak suka) dengan alasan seorang cowok menyukainya karena melihat dia berubah menjadi lebih menarik karena sesuatu perubahan yang terjadi padanya. Apalagi hanya itu yang menjadi alasan seorang cowok menyukainya. Hmm.. Apakah semua cewek yang pernah aku suka seperti dia ya? Sepertinya sih begitu. Ah, tidak juga. Ah, tidak perlu dibahas sepertinya. Selain hal itu, aku dan dia juga berbicara tentang perasaanku terhadap seorang perempuan saat ini. Pernyataannya tentang ketidaksukaannya terhadap alasan seorang cowok menyukai dirinya sebenarnya terlontar juga dari perempuan yang -sebut saja- saya suka saat ini. Itu memang membuat diriku berpikir ulang. Do I really like her?  Walaupun aku punya alasan lain selain karena perempuan yang aku suka itu cantik, aku pikir itu pun masih alasan dangkal juga. Tunggu, aku kan tidak berbicara tentang ini dengan temanku itu.

Beberapa hari lalu, ketika aku pertama kali berbicara berdua dengannya, aku dianjurkannya untuk melakukan sebuah tips yang aku sendiri tidak bisa membahasakan ulang kembali. Hmmm.. Let me remember what she said. Ah, aku lupa. Tetapi ada satu hal yang aku paling ingat dari ucapannya. Dia berkomentar tentang lagu Pupus yang berbunyi, "baru ku sadari, cintaku bertepuk sebelah tangan.." "Jangan jadikan ini sebagai theme song cinta lo! Jadikan yang tadi gue bilang ke lo menjadi theme song di kepala lo!" Dia sebelumnya menyebut theme song buatnya adalah, "aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku, meski kau tak cinta." Apa lagi ya kemarin tips dari dia? Aku juga agak lupa, tetapi menurutku sangat menarik dan cukup mengubah pandanganku tentang menyukai seseorang (aku tidak atau belum berani memakai istilah mencintai).

Pembicaraan kami tadi sebenarnya pembicaraan mengenai seorang temanku yang menyukainya. Hmmm.. Aku mengerti apa yang sebenarnya diinginkannya. Aku belum bisa menyampaikan apa yang tadi aku bicarakan dengannya kepada temanku yang menyukainya. Lagipula dia juga sudah mempunyai seseorang di hatinya. Siapa ya? Aku juga jadi penasaran.

Aku sepertinya di sini malah menjadi membicarakan perasaan suka terhadap seseorang. Sudah lama memang aku tidak menulis lagi tentang perasaan suka. Aku lebih memilih menggunakan istilah jatuh suka daripada istilah jatuh cinta.

Ah, aku jadi ingat apa yang aku bicarakan dengan temanku itu. More than words. Intinya sih itu.

Kembali ke perasaan suka. Aku suka padanya. That's it. Dia sudah tahu. Now what?

(Note:Tulisan ini dibuat dalam keadaan cukup mengantuk)

KGJ
13 Oktober 2009
01:00

Wednesday, March 18, 2009

Menyukaiku

Aku selama ini lebih sering menulis tentang diriku yang menyukai seseorang. Sejak postingan pertamaku di Multiply ini, sepertinya ada minimal empat perempuan yang menjadi objek penderita dari tindakanku menyukai. Aku sepertinya belum pernah menulis tentang kenyataan bahwa aku juga disukai.

Sekitar April-Mei 2007 ada seorang perempuan yang sering mengirim sms ke aku. Seingatku aku pernah menulis di blog ini tentang salah satu sms yang dikirim perempuan yang waktu itu kuberi nama Secret Admirer (SA). SA ini pada saat UAS semester itu pun memberikan hadiah kemeja yang di smsnya dia sebutkan sebagai hadiah ulang tahun. Hadiahnya memang tidak disampaikan langsung, tetapi diletakkan di dalam kotak surat di dekat Kantor Bagian Umum. Itu sebabnya SA ini tetap menjadi misteri. Setelah menerima hadiah itu, aku tidak pernah mendapat sms lagi darinya.

Semester lalu ada yang menanyakan padaku pertanyaan serius yang sepertinya bercanda. "Von, mau gak lo jadi cowok gue?" Hingga saat ini aku masih ragu-ragu. Serius atau bercanda tidak dia bertanya hal itu?

Suatu waktu di tahun lalu aku juga mengetahui kalau ada seorang adik kelas yang sepertinya suka padaku. Aku mengetahui ini melalui seorang temanku yang waktu itu sedang berpacaran dengan teman sekelas orang yang dimaksud.

Belakangan ini aku mengetahui kalau ada adik kelas yang suka padaku. Ah, kok aku malas ya menceritakannya?

Intinya: ternyata ada yang menyukaiku. Permasalahannya: aku lebih suka mereka untuk mencari yang lain saja. "Kalau ada yang lebih baik, buat apa capek-capek menyukaiku?"

KGJ in KGJ
18 Maret 2009
20:34

Sunday, November 30, 2008

Tetap Tersenyum

Aku memandang desktop komputerku. Ada seorang perempuan di dalam foto yang kujadikan wallpaper desktopku. Tersenyum manis sambil...

Aku menyukai perempuan itu. Entah kenapa setelah foto itu aku ambil Agustus lalu rasa suka pada perempuan itu muncul.

Aku menyukai perempuan di dalam foto itu. Entah sampai kapan aku belum tahu. Yang pasti perempuan di dalam foto itu akan tetap tersenyum di wallpaper desktop komputerku.



Kamarku yang Berantakan
30 November 2008
17:13
D-8979

Friday, October 24, 2008

Have I Told You Lately

Have I told you lately that I love you?

You have not. Will you?

Have I told you lately that I like you?

You have told me that, but it was not lately anymore.

Have I told you lately?

What?

Nothing.

Yes, you have.

Wednesday, April 23, 2008

Banyak Cerita

Sudah lama tak posting apapun di journal ini. Banyak cerita sebenarnya.

Cerita tentang khotbah kedua kalinya di kelas..
Cerita tentang kamar gue yang gue rapiin dan konflik kecil di kontrakan..
Cerita tentang perasaan suka gue terhadap seseorang, tentang pernyataan rasa suka tersebut dengan cara yang aneh, dan tentang gue yang sekarang berusaha untuk menghilangkan perasaan itu.

Cerita-cerita tersebut mungkin tak akan pernah gue buat.. Journal entry ini hanya mengingatkan gue bahwa pernah terjadi sesuatu di bulan April 2008.

Wednesday, February 6, 2008

Gosip

Senin kemarin aku membuka Inbox handphone temanku, tentunya dengan izin yang terpaksa. Di dalamnya terdapat beberapa SMS dari orang yang sama. Orang itu juga teman sekelasku di kampus.

Dua dari puluhan SMS dari orang yang sama tersebut, ada dua SMS yang menyertakan namaku. Dua SMS itu pun membuatku senyum-senyum sendiri.

SMS yang pertama isinya "pantesan aja anak-anak heboh waktu aku duduk bareng vontho di kantin." Isi SMS itu membuatku mengambil kesimpulan bahwa ada yang berpikir kalau aku suka sama si pengirim SMS itu.

SMS yang kedua isinya "si vontho kan suka sama si X." Waduh, kok bisa sampai pada kesimpulan ini?

Nah, SMS yang pertama sepertinya merupakan tanggapan dari si pengirim atas SMS temanku yang menyampaikan gosip yang sampai di telinganya. Kalau SMS yang kedua, mungkin merupakan asumsi yang beredar di kalangan teman si pengirim yang memang dekat juga dengan oknum X.

Ah, gosip..

Friday, October 6, 2006

Perpustakaan, 6 Oktober 2006

Perpustakaan, 6 Oktober 2006


Sekarang gue lagi di perpustakaan. Tempat duduk gue tepat berseberangan dengan tempat duduknya. Hanya saja wajahnya tidak terlihat dari tempat gue.


Tadi sewaktu gue mau ke kantin, dia sedang duduk di saung bersama dengan seorang teman sekelasku. "Waduh... jangan sampai dia cerita..." tanpa sadar gue ngomong sendiri dengan cukup keras.


Tadi juga sewaktu gue sudah duduk di perpustakaan, dia melewati tempatku. Gue pura-pura tidak melihat. Tetapi mungkin dia gak duduk tepat di belakangku karena gak mau mungkin ya dia gue liatin sedang ngerjain sesuatu di laptopnya.


Ah.. Sudahlah.. kini pikiran negatif gue mulai muncul lagi... Mana mungkin sih gue ama dia.. Klo gue suka ama dia sih itu mungkin. Untuk hal sebaliknya...


Gue sudah agak ngantuk dan bosan menulis ini...


Bye..


Meja 3, Perpustakaan STTJ, Jakarta
15:08
6 Oktober 2006
DAY-8193


Anj...
Jantungku berdetak dengan kencang...
Masa sih gara-gara dia?
Kalo iya, gimana dong?
-15:12


Rasanya lemas...
Huah..... (sigh)
-15:13


Gue gak bisa konsentrasi
Deg-degan mulu
-15:21


Gile.. Tangan gue sampe gemetaran
Padahal yang gue dengar cuma ketukan tuts keyboardnya
-15:22


Kok gue jadi ngantuk
-15:25


Gue deg-degan lagi.. Dia tadi baru keluar
Gue kok jadi salah tingkah ya?
-15:31


Lalu ku merenung. Mungkinkah?
Pantaskah?
These feelings are killing me...
-15:34


Gue kedinginan
Dicampur perasaan ini
Gue pun merinding
-15:37


Kok kepala gue malah jadi pusing ya?
-15:39


She passed me by
Then she picked up her stuffs
And then maybe she went home
...
-16:47


Suddenly, I tell myself that love or fallin in love is not appropriate for a man like me
-16:58


She has gone. I already finished a half chapter of an essay with theme Pentacost. I'm sleepy. So I guess I have to go home now.
-17:12



Jam 17:25, gue sudah berada di atas sepeda milik teman gue. Tetapi tidak menuju ke rumah. Gue naik sepeda ke arah Menteng, daerah favorit gue untuk menghabiskan waktu dengan naik sepeda. Gue baru tiba di rumah sekitar pukul 18:30.

Tuesday, October 3, 2006

My Feelings are Killing Me


I guess my feelings are killing me.

Kalimat tersebut gue ketik di hape gue* tadi sewaktu gue kuliah Yunani I. Gue ketik tulisan itu karena memang dalam kenyataan hidup gue selama ini perasaan-perasaan gue selalu membunuhku.

Kasus sebelumnya adalah kasus tulisan gue yang berhubungan dengan OSMABA. Perasaanku saat itu adalah ketakutan yang berlebihan. Gue takut masalah tulisan gue akan dibahas di Pertemuan Umum Mahasiswa. Gue juga takut kalau ternyata tulisan gue tersebut menyebabkan masalah yang sangat besar. Gue juga takut kalau teman-teman gue, terutama senior-senior gue di kampus, berpikiran jelek tentang gue dan akibatnya mereka akan memandang gue dengan sinis. Perasaan takut gue itu terbukti telah membunuhku.

Kasus berikutnya adalah kasus mata kuliah Metodologi Penelitian Sosial (MPS) gue. Gue gak datang ke gereja tempat gue seharusnya mengajar sekolah minggu dan melakukan penelitian bahkan sampai hari ini. Itu karena gue merasa gak akan bisa mengajar sekolah minggu, hal yang gue rasa harus gue lakukan di dalam masa penelitian gue di gereja itu. Kesalahan memang ada di gue yang tidak menghubungi pendeta gereja itu, yang notabene teman mendiang bokap gue, untuk menanyakan apa dan bagaimana yang akan aku lakukan di gereja itu. Selain masalah stres pasca OSMABA yang mempengaruhi gue waktu itu, sekali lagi perasaan gue telah membunuhku.

Kasus terakhir adalah kasus gue dengan seseorang yang gue suka saat ini (akhirnya gue benar-benar jatuh suka).

Awalnya gue cuma iseng ngSMSin dia pake nomor Simpati gue. Gue pura-pura tanya "Ini June Carter** ya?" Dia membalas SMS gue itu dan kemudian sms gak jelas gue mulai mengalir. Setelah hape gue hilang, gue lalu memberitahu dia siapa gue yang selama ini iseng ke dia. Bodohnya, setelah itu gue menggunakan pola yang sama seperti di kampus gue yang dulu. Gue malah beberapa kali ngSMS dia untuk cerita mengenai masalah gue. Kebetulan atau mungkin kejadiannya akan berulang seperti di kampus gue dulu, saat ini gue juga memang punya masalah dalam perkuliahan gue. Permasalahannya perasaanku tak berhenti ingin membunuhku.

Kemarin gue ngirim SMS ke dia untuk meminta maaf karena telah mengganggunya. Yeah.. Gue merasa kalau selama ini gue telah mengganggunya. Perasaan itu timbul hanya gara-gara sehari sebelumnya dan kemarin -sebelum gue ngirim SMS permintaan maaf-, SMS gue yang gue kirim sekitar pukul 10 malam ke atas selalu pending dan baru nyampe di pagi harinya. Perasaan gue yang ingin membunuhku pun kali ini berhasil. Gue jadi merasa "dia pasti menonaktifkan nomornya yang ini karena merasa terganggu oleh sms gue." Lalu gue juga bilang dalam sms permintaan maaf gue itu bahwa itulah sms terakhir yang akan gue kirim ke dia. "maaf&thx.GBU" is the last line of my sms to her.

Gue tadi pagi baru tidur pukul 4 dan bangun pukul 9.30. Di antara tidur dan bangunnya gue itu, gue sempat sadar sebentar dan melihat di hape gue ada report sms yang gue kirim semalam. Tidak ada balasan sms sampai gue benar-benar bangun. Perasaan gue pun bilang kalau gue harus buat skenario apa yang akan gue lakukan jika kebetulan harus bertemu dia. Dalam skenario gue, gue akan berusaha untuk tidak melihat ke arah dia kalau sampai memang harus berpapasan dengannya atau melihatnya di perpustakaan atau melihatnya sedang berada di kantin.

Walaupun begitu, karena sepertinya gue punya perasaan suka ama dia, gue tetap berharap bisa melihat wajahnya (lihat Indikator Jatuh Cinta yang Iseng?) hari ini di kampus walaupun gue juga sedikit merasa takut jika wajahnya akan berubah kalau melihat gue.

Siang tadi sekitar pukul 1 lewat, gue dan beberapa teman gue duduk di saung menunggu masuk kuliah Yunani I. Ketika perasaan ingin melihat wajahnya mulai sirna dan gue sedang bercengkarama dengan teman sekelas gue, dia muncul tepat di arah wajahku sedang menghadap. Ingin gue melaksanakan skenario gue. Tetapi sambil berjalan dia lalu memanggil nama gue, "Vontho," dan setelah gue melihat ke arahnya, "sori gue gak balas smsmu. Pulsa gue habis." Gue pun hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Perasaan gue bilang sih gue memang melakukan itu. Tetapi, mungkinkah yang dilihatnya bukanlah anggukan dan senyuman, melainkan pandangan tanpa ekspresi dan tanpa respon?

Mau tahu perasaan gue saat itu? Sulit digambarkan, tetapi semua perasaan yang ada pada diri gue saat itu benar-benar ingin membunuhku. Gue malu, karena teman gue sempat bilang "cieee.." waktu dia ada bilang kata SMS. Gue juga malu karena ternyata perasaan gue yang gue nyatakan dalam sms permintaan maaf yang gue kirim salah. Senang karena dia ternyata dia biasa saja dan malah bilang sori. Gak senang karena perasaan biasa saja dan malah bilang sorinya itu malah bisa membuat kadar perasaan suka gue ama dia bertambah. Perasaan-perasaan inilah yang aku rasa ingin membunuhku.

Perasaan-perasaan yang ingin membunuhku pun terus berlanjut ke kelas. "Perasaan gue kemarin berarti salah dong", "Kok dia minta maaf ke gue?", "Gimana sih sebenarnya tanggapannya baca sms gue yang bilang itu sms terakhir yang akan kukirim ke dia?", "Berarti sebenarnya fine-fine aja dong," dan lain sebagainya.

Dan perasaan yang paling membunuhku adalah perasaan gue terhadapnya, yaitu perasaan suka gue yang pada kenyataannya datang tepat di saat gue sedang bermasalah, sama seperti yang terjadi di kampus gue yang lama. Perasaan suka yang sebenarnya gak boleh dipertahankan karena perasaan gue bilang perasaan suka gue itu tidak mungkin dan seharusnya tidak boleh.

Gue pun sampai bertanya dalam hati. Kenapa ya Tuhan, gue baru benar-benar memiliki perasaan suka terhadap seseorang selalu terhadap orang yang tidak mungkin gue sukai dan seharusnya tidak boleh gue sukai? Dan kenapa juga perasaan seperti itu selalu muncul di saat gue sedang mengalami masalah?

Kalau di kampus gue yang lama, kuliah gue gagal dan perasaan suka gue juga akhirnya harus gue gagalkan. Pertanyaannya, bagaimana dengan kuliah dan perasaan suka gue kali ini?

Untuk saat ini, gue hanya bisa ngambil kesimpulan: Yes, my feelings are killing me. And I don't know how to stop them from killing me. Anybody, please, help me kill these feelings! Or just kill me!


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
23:59
3 Oktober 2006
DAY-8190

PS:
*:hape gue maksudnya adalah hape yang sekarang gue pake. Gue sekarang sebenarnya gak punya hape karena baru aja hilang. Hape yang gue pake sekarang adalah hape Rita, teman sekelas gue.
**: bukan nama sebenarnya.. nama ini gue ambil dari film Walk The Line..
-dalam tulisan ini dituliskan "perasaan". Dalam kenyataannya kata "perasaan" dalam tulisan ini bisa atau seharusnya diganti dengan kata "pikiran".



Sunday, October 1, 2006

Indikator Jatuh Cinta yang Iseng?

Gue sudah pernah menyertakan dalam sebuah tulisan gue beberapa gejala kalo gue sedang jatuh cinta. "..kalau gue gak deg-degan dekat seorang cewek, berarti gue gak jatuh cinta ama tuh cewek.." dan "..one of the indicators I fall in love with a woman is remember her phone number.." (Kebelet Jatuh Cinta)

Nah, sekarang gue mau buat daftar lengkap indikator kalau gue sedang jatuh cinta (tentunya) dengan seorang cewek.
  • selalu pengen ketemu walau hanya untuk melihat wajahnya doang
  • kalau sampai ketemu, gue pasti deg-degan kalau dekat dengannya ataupun salah tingkah
  • dia hampir selalu masuk ke dalam pikiran gue
  • gue bisa hafal sebanyak mungkin detail tentang dia (tempat dan tanggal lahir, alamat rumah, nomor telepon, nomor hape, nama orangtuanya -kalau gue sampai tahu-, alamat email, dsb.)
  • ada lagi gak ya?
Guess what! Gue pikir gue dalam proses ke arah sana. Maksud gue, jatuh cinta. Soalnya ada seorang cewek yang tanpa sengaja (ah, mungkin juga gue sengaja sih) masuk ke dalam pikiran gue. Gue pun mulai pengen selalu bisa melihat wajahnya. Beberapa waktu lalu gue sering ngsms dia dengan maksud iseng. Gue pun jadi hafal nomornya. Gue bisa hafal nomor dia juga gara-gara nomornya mudah dan gue selalu mengirim sms ke dia dengan memasukkan langsung secara manual nomornya. (Gue gak ngesave nomornya di hape gue, dan salah satu nomor yang ada di kepala gue setelah hape gue hilang Sabtu, 24 September 2006 adalah nomor dia.) Hanya satu yang kurang dari indikator jatuh cintanya gue: gue gak deg-degan dan gak salah tingkah kalau ketemu atau dekat dia. Payah!

Sekarang, permasalahannya sih sebenarnya bukan itu lagi. Setelah gue sempat iseng dan lalu setelah hape gue hilang gue pun ngaku gue siapa, dia tak mau balas sms (iseng?) gue lagi. Payah kuadrat neh!

Lalu, gue juga sebenarnya gak siap dan gak berani untuk jatuh cinta. Maklum, dulu di kampus lama gue, gue jatuh cinta (entah apapun namanya yang cocok untuk situasi gue saat itu) pada saat yang tidak tepat, yaitu pada saat gue sedang punya masalah kuliah di kampus gue. Sekarang kejadiannya hampir sama. Gue, sejujurnya, sedang punya masalah kuliah juga di kampus gue sekarang. Gue gak mau dong ceritanya sama seperti di kampus gue yang dulu. Jadi, sekarang sudah payah pangkat tiga deh!

Ah, lagipula gue memang gak mungkin sih jatuh cinta ama dia. She's just like a celebrity to me and I'm just one of her fans.

Btw, ini adalah isi salah satu sms balasan yang dia pernah kirim ke gue:
Fans???hahaha sampeyan iki siapa siih?iseng amat. Eh, emang nsp nya lagu apa?;b
Sent: 22:18:50, 21-09-2006.

Ya, sudahlah Von. Konsentrasi ajalah dulu ama kuliahmu. Bukankah banyak masalah yang harus dipecahkan mengenai kuliahmu semester ini?

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
01:27
2 Oktober 2006
DAY-8189

Wednesday, August 9, 2006

It's all in your mind..

Gue ingat pesan bokap gue dulu..

Semua itu tergantung pada pikiran kita sendiri. Gue suka atau gak suka ama loe, itu tergantung oleh pikiran gue. Sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang loe perbuat.

It's all in your mind..

Monday, August 7, 2006

Kebelet Jatuh Cinta

Istilah kebelet pipis mah orang sudah biasa dengar. Cara mengatasi kebelet pipis juga semua orang sudah ngerti. Cukup dengan mencari toilet, masalah kecil ini bisa teratasi. Perasaan senang yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata pun akhirnya dirasakan ketika air seni (benda seni paling murah, mungkin ^_^) yang sebelumnya ditahan-tahan mengalir keluar dari tubuh.

Kebelet jatuh cinta? Mungkin ini istilah baru. Kalau belum ada yang pernah mempopulerkan istilah ini, gue juga ogah menjadi orang yang mempopulerkannya.

Tahu gak sih arti sebenarnya dari kata kebelet? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Balai Pustaka, kebelet itu berarti ingin sekali atau tidak tertahankan lagi untuk melaksanakan keinginan. Mau tahu contoh kalimat yang ada di KBBI? Rongrongan pacarnya yang kebelet kawin mengganggu konsentrasinya dalam menuntut ilmu. Kok contohnya malah kebelet kawin ya, bukan kebelet pipis?

Jadi, kebelet jatuh cinta bisa diartikan tidak tertahankan lagi untuk melaksanakan keinginan untuk jatuh cinta. Atau lebih sederhana, ingin sekali jatuh cinta. Selesai sudah arti istilah kebelet jatuh cinta.

Gue gak tahu ini bad news apa good news. Tetapi, gue sekarang merasa gue ini lagi kebelet jatuh cinta. Bagaimana datang? Kan baru beberapa waktu yang lalu gue bilang kalau gue takut jatuh cinta? Ah, plin-plan juga nih orang.

Begini ceritanya. Beberapa waktu yang lalu gue memang bilang gue takut jatuh cinta. Itu sekonyong-konyong karena gue memang tidak ingin rasa tertarikku pada seorang cewek di kelasku berlanjut dengan yang namanya jatuh cinta. Resikonya tinggi. Maklum, dia udah punya cowok.

Gue tertarik ama cewek ini karena entah kenapa dia memberikan sedikit perhatian (mungkin gue salah mengartikan perhatiannya) dan juga basa-basi yang ternyata menggoyahkan pendirianku untuk tidak tertarik dengan cewek seangkatan atau sekelas denganku (I bet you don't wanna know basa-basi apa yang pernah dilontarkannya sehingga gue jadi tertarik ama dia.) Tingkat ketertarikan gue ama nih cewek sebenarnya belum bisa dikategorikan jatuh cinta. Paling masuk kategori jatuh suka. For me, kalau gue gak deg-degan dekat seorang cewek, berarti gue gak jatuh cinta ama tuh cewek. Selama ini gue gak pernah deg-degan kalau duduk dekat dia. Gue juga belum hafal nomor hapenya (one of the indicators I fall in love with a woman is remember her phone number), padahal gue -waktu itu- sering sms-smsan ama dia.

Ketertarikan gue ama cewek ini musnah beberapa hari sebelum cowoknya balik ke Jakarta. She insulted me (again?). Seperti yang dulu lagi, dia menganggap gue cowok yang berniat curi-curi kesempatan melihat celengan dan buah dadanya. Apa neraka yang dia pikirkan?

Begitulah ceritanya. Gue pun belum sempat jatuh cinta. Dan sekarang gue kebelet jatuh cinta. Sejujurnya, merasakan jatuh suka atau malah hanya tertarik pada cewek yang gue ceritain di tulisan ini adalah salah satu hal yang menyenangkan yang pernah gue rasakan. Gue berencana untuk merasakan another one. Karena gue sedang KEBELET JATUH CINTA.

Pertanyaannya, gue harus jatuh cinta kepada siapa? Ah, ternyata mengatasi kebelet jatuh cinta tidak segampang mengatasi kebelet pipis.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
23:50
07 Agustus 2006
DAY-8133

Sunday, July 16, 2006

Jeremia Goblog





                        vontho sayang deh ama irma




PS: ini adalah hasil kegoblogan Jeremia, teman sekelas gue. dia mengetik ini di Notepad di komputer gue. gue baru tahu waktu Hans, teman sekontrakan gue, nanya gue tentang kebenaran isi tulisan itu. gak benar kaleeeeeeeeeeeeeeeeeee.... dasar Jeremia gobloggggg................

Saturday, July 15, 2006

Goblog, Munafik, dan Takut Jatuh Cinta

Jeremia dan Kegoblokannya

Ini semua gara-gara si Jere. Dengan kurang kerjaan dia membuat gosip di kelas kalau gue ada suka sama salah satu teman cewek di kelas. Pada kenyataannya gue gak ada sama sekali suka sama satu pun anak STTJ, apalagi anak kelas gue. Nei, nei...

Jeremia bilang waktu kami sedang bersama menunggui tempat Satpam, dia gak suka orang munafik.

"Jadi maksud loe gue munafik, Jer?"

"Betul sekali..."

Ah, sialan juga nih anak. Masa gue dibilang munafik. Tunggu.. Bilanglah dia benar. Gue memang munafik. Tapi tidak dengan hal yang satu ini. Gue serius.

"Gue gak percaya, Njing."

Eh, dia malah bilang gue anjing. Ini gak gue terima. Gue kan manusia.

Pos Satpam STTJ
16:16
15 Juli 2006


Menjadi Satpam

Baru aja gue mau buat tulisan tentang gue menjadi satpam pengganti di pos satpam kampus gue. Tapi tidak sedikit pun kata yang bisa gue buat gara-gara di sebelah gue ada orang paling resek dan paling bokis sedunia. Jeremia Alfonso Hutajulu.

Jadi, tulisan ini sampai di sini aja.

Pos Satpam STT Jakarta
15 Juli 2006
19:47


Gue Takut Jatuh Cinta

Gue takut jatuh cinta

Kenapa ya?

Betul.. Gue masih kurang bisa memanage perasaan gue dengan baik. EQ gue rendah. Sosial, cara gue berhubungan dengan orang lain gak bagus. Anak manja? Apa hubungannya?

Milih2? Terlalu milih kalee.

PS: ini adalah tanggapan gue atas apa yang dibilang teman gue Jeremia. gue juga lupa dia ngomong waktu itu. tapi waktu itu gue ama dia lagi jadi Satpam pengganti karena seluruh karyawan STT Jakarta pergi ke acara Family Day, acara karyawan STT Jakarta dan keluarganya.

Pos Satpam STT Jakarta
15 Juli 2006
20:10