Pages

Showing posts with label sepeda. Show all posts
Showing posts with label sepeda. Show all posts

Sunday, August 5, 2007

Tour de Jakarta-ku Gagal

Apa yang bisa dilakukan oleh seorang penderita insomnia di saat dia tidak bisa tidur? Pastinya bukan seperti yang gue lakukan di suatu pagi (dini hari) sekitar dua minggu yang lalu.

Setelah bermain cukup lama di warnet, gue makan malam di rumah makan Jawa Timur di seberang toko buku Immanuel. That was about 12 am.

Selesai makan, gue dihadapkan antara dua pilihan. Pulang tetapi tidak bisa tidur, atau do something nuts dengan jalan-jalan mengelilingi Jakarta dengan sepeda gue.

Gue akhirnya mengambil pilihan kedua. The stupid choice..

00.31 Gue mulai mencatat waktu di hapeku. Setelah melewati Jalan Diponegoro, gue mencatat checkpoint pertama itu tepat setelah GPIB Paulus.

00.55 Checkpoint kedua yang gue catat adalah di halte busway Bendungan Hilir.

01.15 Gue tiba di Plaza Blok M. Gue pun berputar arah kembali ke arah Bunderan HI.

01.35 Gue di halte busway Bendungan Hilir lagi.

01.45 Berhenti di lampu merah Bunderan HI.

02.10 Setelah melewati puluhan penjual viagra dan pil biru di Jalan Gajah Mada, gue tiba di Museum Bank Mandiri, Kota.

02.28 ITC Mangga Dua

02.40 Persimpangan Gunung Sahari dengan Jalan Angkasa. Gue memutuskan untuk masuk ke Jalan Angkasa karena pikirku gue bakalan nyampe ke Jakarta Timur.

02.51 Pekan Raya Jakarta. Gile ya.. sewaktu PRJ masih berlangsung, gue gak datang ke sini. Ini, sewaktu udah gak ada lagi, gue malah ke sini.

03.04 Setelah melewati waria di dekat Palazzo Kemayoran yang bilang "ngebut dong Mas sepedanya!" dan melewatkan dua kali kesempatan beli minum di Alfa Minimart, gue tiba di Jalan Suprapto-flyoverGalur.

03.15 ITC Cempaka Mas. That was the first time I passed that place.

03.27 under bypass, Jalan Achmad Yani.

a disaster came right after I saw signpost to turn right to go to Salemba. Sepeda gue rusak di tempat yang gue sebenarnya gak kenal.

03.33 gue masuk Jalan Rawasari Selatan. Haus, ketemu kios yang jual mizone seharga 4000, tak jadi gue beli.

perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki sambil menuntun sepeda gue yang rusak.

03.45 Jalan Percetakan Negara. Thanks God, gue ingat jalan ini. Dulu pernah jalan kaki dari SLTPN 77 di Jalan Cempaka Timur (???) ke Salemba setelah ikut SPMB 2004 hari pertama.

03.50 LP Salemba

03.53 Halte Kesehatan, dog was barking at me.

03.59 rel kereta api, ketemu kios. kali ini jual mizone cuma seharga 3000. akhirnya gue beli dan bisa minum. Pintu rel waktu itu ditutup. Gue istirahat sambil menunggu kereta lewat.

04.02 Kereta api ekonomi yang mau ke Senen lewat, gue pun melanjutkan perjalananku.
Kali ini gue maksain naikin sepedanya walaupun rusak.

04.08 Tiba juga di Salemba. Tak mau menambah kerusakan sepeda, gue jalan lagi.

04.12 Tiba di YAI, dekat RSCM.

04.22 Kontras

04.23 tiba juga di rumah!

Parahnya, walau sudah capek seperti itu, gue baru bisa tidur jam 7.

What a bad day. Tour de Jakarta yang ada dalam pikiran gue selama di perjalanan, akhirnya gagal. Gue hanya bisa melewati daerah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Damn.. Kalau rusak setelah Tour de Jakarta nya berhasil sih gak masalah. Right?

the picture is the map of the route

Thursday, June 14, 2007

My First "Tabrak Lari"

Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga. Dalam hal mengendarai sepeda, pepatah itu akhirnya benar adanya bagi gue. Kemarin, setelah setahun gue menjadi pemakai paling banyak sepeda bermerk Polygon milik teman sekontrakan gue, akhirnya gue nabrak juga.

Gue memang dapat digolongkan ke dalam pengendara kurang sopan di jalanan. Walaupun hanya mengendarai sepeda, gue bisa membuat pengendara lainnya yang ada di jalanan harus hati-hati atas pergerakanku. Gue sih gak punya rasa takut bakal ditabrak. Paling jatuh.. Gue pun punya perasaan kalau gue gak bakalan menabrak apapun di jalan. Gue percaya aja dengan kemampuan gue bersepeda dan kemampuan sepeda gue.

Tetapi tidak kemarin. Agak sore, sepertinya sudah jam pulang kantor, gue langsung ngebut aja di daerah Pasar Rumput. Gue kurang menyadari kalau rem sepeda yang gue kendarai sudah kurang memadai untuk berhenti dari kecepatan 40 km/jam (memang nyampe gitu kecepatannya segitu?) menjadi 0 km/jam dalam waktu kurang dari 2 detik, atau hanya butuh sekitar 5 meter untuk berhenti total. (Halah, istilahmu itu lho, Nak..) Kalau dalam pelajaran Fisika di SMU dulu, itu berarti nilai perlambatannya yang disimbolkan dengan a (acceleration bukan ya? nilainya harus minus dong! kan perlambatan) masih kurang besar. Intinya, gue nabrak. Brakk.. Ban depan sepeda gue menabrak bemper mobil Suzuki Baleno berwarna biru (platnya gak gue catat.. kok malah gue yang butuh plat mobilnya, ya??) Ban belakang sepeda gue sampai naik karena ban depan sepeda gue berhenti dan masih ada kecepatan di ban belakang sepeda gue sewaktu menabrak mobil itu.

Gue langsung membenarkan posisi sepeda gue. Gue lihat yang punya mobil melihat ke arah spion yang terletak di dalam mobil, sepertinya mencari-cari siapa yang nabrak mobilnya. Gue gak mau ngambil resiko nunggu di belakang mobilnya sampai dia sadar kalau yang nabrak mobil dia itu adalah gue dan sepeda gue. Gue langsung kabur aja dengan kecepatan tinggi (secepat apa sih kecepatan sepeda?) dari sisi kanan mobil itu, menembus sela-sela mobil yang merayap, masih dengan rasa kuatir akan nabrak lagi karena remnya udah gak beres.

Finally, I can escape from my first "tabrak lari." Gue gak tahu apakah pengendara mobil itu akhirnya sadar atau tidak kalau gue yang nabrak mobilnya. Kalaupun dia sadar, sayang sekali dia gak bisa mencatat plat sepeda gue. (For that, gue harus bersyukur sepeda gak pake plat nomor kendaraan!) Terus, dia juga gak bisa bermanuver seperti sepeda gue untuk mengejar gue di tengah kemacetan di daerah Pasar Rumput. (For that, gue juga harus bersyukur yang gue tabrak adalah mobil, bukan motor.)

Tak lama kemudian, gue parkir sepeda gue di depan Ultra di Jalan Sahardjo, tempat yang gue tuju kemarin sore. Gue pun meminjam 6 film dan pulang dengan cara berkendara yang sedikit lebih sopan.

Buat pengendara Suzuki Baleno berwarna biru yang merasa ditabrak oleh sesuatu di Jalan Sultan Agung, pada hari Rabu, 14 Juni 2007, pada sekitar pukul 17-18, saya minta maaf telah membuat Anda menjadi korban tabrak lari pertama saya. (Wait a minute, memang akan ada korban tabrak lari berikutnya?)

Thursday, June 7, 2007

Sepeda Gue(?)

baru saja gue balik dari memperbaiki sepeda gue* di Pasar Rumput. gue gak tahu apa biaya servicenya kemahalan apa nggak. tapi tadi gue kena charge ama bapak yang ngerjain sepeda gue sebesar lima puluh ribu rupiah. sudah nego dulu sih baru dia kerjain. (awalnya dia minta tujuh puluh ribu, gue ngeles aja cuma bawa lima puluh ribu.)

tapi gak masalah sih duit lima puluh ribu gue melayang untuk kebaikan sepeda gue itu. ntar juga pemilik sebenarnya bakalan mengganti duit gue. asal dia gak kaget aja biaya service sampe segitu gede.

buat gue sih, yang penting sepeda gue itu udah bener jalannya. jadi, besok gue bisa bawa sepeda itu untuk ngambil kamera Bang Winry di kantornya di dekat Monas. gue pun bisa keliling Jakarta lagi deh dengan sepeda gue itu.

* sebenarnya hanya klaim sepihak aja dari gue. soalnya pemiliknya aja kadang permisi ke gue kalau dia mau pake sepeda itu. dan semua orang tahu deh kalau yang paling banyak pake dan yang pernah bawa sepeda itu paling jauh adalah gue.

Friday, October 6, 2006

Perpustakaan, 6 Oktober 2006

Perpustakaan, 6 Oktober 2006


Sekarang gue lagi di perpustakaan. Tempat duduk gue tepat berseberangan dengan tempat duduknya. Hanya saja wajahnya tidak terlihat dari tempat gue.


Tadi sewaktu gue mau ke kantin, dia sedang duduk di saung bersama dengan seorang teman sekelasku. "Waduh... jangan sampai dia cerita..." tanpa sadar gue ngomong sendiri dengan cukup keras.


Tadi juga sewaktu gue sudah duduk di perpustakaan, dia melewati tempatku. Gue pura-pura tidak melihat. Tetapi mungkin dia gak duduk tepat di belakangku karena gak mau mungkin ya dia gue liatin sedang ngerjain sesuatu di laptopnya.


Ah.. Sudahlah.. kini pikiran negatif gue mulai muncul lagi... Mana mungkin sih gue ama dia.. Klo gue suka ama dia sih itu mungkin. Untuk hal sebaliknya...


Gue sudah agak ngantuk dan bosan menulis ini...


Bye..


Meja 3, Perpustakaan STTJ, Jakarta
15:08
6 Oktober 2006
DAY-8193


Anj...
Jantungku berdetak dengan kencang...
Masa sih gara-gara dia?
Kalo iya, gimana dong?
-15:12


Rasanya lemas...
Huah..... (sigh)
-15:13


Gue gak bisa konsentrasi
Deg-degan mulu
-15:21


Gile.. Tangan gue sampe gemetaran
Padahal yang gue dengar cuma ketukan tuts keyboardnya
-15:22


Kok gue jadi ngantuk
-15:25


Gue deg-degan lagi.. Dia tadi baru keluar
Gue kok jadi salah tingkah ya?
-15:31


Lalu ku merenung. Mungkinkah?
Pantaskah?
These feelings are killing me...
-15:34


Gue kedinginan
Dicampur perasaan ini
Gue pun merinding
-15:37


Kok kepala gue malah jadi pusing ya?
-15:39


She passed me by
Then she picked up her stuffs
And then maybe she went home
...
-16:47


Suddenly, I tell myself that love or fallin in love is not appropriate for a man like me
-16:58


She has gone. I already finished a half chapter of an essay with theme Pentacost. I'm sleepy. So I guess I have to go home now.
-17:12



Jam 17:25, gue sudah berada di atas sepeda milik teman gue. Tetapi tidak menuju ke rumah. Gue naik sepeda ke arah Menteng, daerah favorit gue untuk menghabiskan waktu dengan naik sepeda. Gue baru tiba di rumah sekitar pukul 18:30.

Monday, June 26, 2006

Bye-Bye Label Kuning?

Hari ini gue bangun tidak seperti biasanya. Inilah yang pertama kali dalam selang waktu setelah keluar dari asrama dan tinggal di kontrakan, gue bangun lebih awal. Tadi gue bangun sekitar 5:45. Wah, sebuah peningkatan pikirku. Tetapi tidak juga. Gue bisa bangun sepagi tadi pagi karena kemarin malam aku memutuskan untuk tidur saja ketika jam di hapeku masih menunjukkan waktu sekitar pukul 12 malam. Memang sih gue tidak langsung tidur. Tetapi tadi malam adalah malam pertama dalam minggu ini gue tidak bergadang. padahal hari ini kan hari Sabtu, tidak ada yang perlu dilakukan di pagi hari. Bahkan kalau mau tidur seharian penuh tidak akan ada yang melarang.

Pagi ini gue juga langsung turun dari kamar gue yang letaknya di lantai dua ke lantai satu. Gue tiduran di sofa yang terletak di ruang tamu kontrakan kami. Sejenak berpikir mau pergi dari kontrakan dengan mengendarai sepeda, menikmati pagi kota Jakarta di hari Sabtu, hari Sabtu di Jakarta pasti tidak seramai hari-hari biasanya. Udaranya bisa jadi lebih segar dari hari-hari sebelumnya. Hanya saja gue tidak jadi melaksanakan niatku itu. Gue pikir gue juga harus membersihkan pakaian-pakaian kotor gue yang sudah bertumpuk dan gue bahkan gak punya baju lagi untuk dipakai. Makanya kemarin malam aku tidur tidak memakai apapun untuk menutupi punggung dan perutku. Makanya sekarang gue merasa agak masuk angin.

Karena tidak jadi, gue pun malah kurang kerjaan menelepon si Label Kuning dengan nomor Telkomsel milikku. Gue kemarin malam memang ada mencoba menelepon dia, gak ding.. sebenarnya gue cuma mau miscall doang. Eh, telepon yang aku coba pagi ini ternyata masuk. Dengan begitu gue bisa mengambil kesimpulan kalau dia sudah bangun. Eh, tiba-tiba dia juga miscall gue balik. Aku pun mengirim sms bertanya kalau dia bangun sepagi itu pasti untuk saat teduh. Gue bilang ke dia juga untuk titip salam dalam doa. Dia pun langsung membalas. Dia menanyakan siapa gue, kemarin malam ada mencoba menelepon dia gak, dan dia juga mengatakan kalau dia sedang dalam perjalan menuju cipanas untuk KKRJB. Memang dia gak tahu dong siapa gue, kan gue pake nomor yang lain. Terus dia tanya kenapa gue titip doa. Dia juga membuat kalimat di smsnya "Makanya sate sendiri dong!"

Gue pun membalas smsnya. Gue bilang kalau gue bilang siapa gue dia juga kemungkinan gak kenal. Padahal kan dia kenal ama gue. Hanya saja kalau aku mengirim sms lewat nomor asli gue, dia pasti merasa tidak kenal sama gue, makanya tidak pernah lagi dia balas. Terus aku bilang kalau aku nitip doa karena gue juga uda jarang berdoa. Sate? Sepertinya tidak berarti lagi buat saya. Hah? Aku juga tanya apa itu KKRJB.

Nah, sampai tulisan kasar ini gue buat, gue gak dapat lagi sms balasan dari dia. Gue yakin sih dia gak bakalan ngebales sms terakhir yang gue kirim tadi. Dia hanya mencoba untuk tahu siapa sih yang iseng ke dia. Kalaupun dia mau tahu siapa orang yang ngisengin dia, dia pasti hanya akan bertanya sekali. Jika tidak dijawab, dia tidak akan merespon apapun sms yang dikirim ke dia dari nomor yang sama.

Sayang, dia ternyata kurang cerdas. Dulu gue sebenarnya udah pernah ngisengin dia pake nomor telkomsel gue ini. Dan gue gak kasi tahu nama gue juga sih. Mungkin dia udah ngehapus nomor gue ini, makanya waktu gue ngisegnin lagi, dia masih nanya "siapa nih?"

For sure, gue gak akan pernah ngirim sms ke dia lagi menggunakan nomor hape gue yang dia tahu. Walaupun dia bulan Juli ini akan ulang tahun, gue gak akan kirim sms ke dia. bahkan email juga gak akan ada lagi yang akan kukirim ke dia. Sepertinya nama dia di daftar friend di Friendster juga akan gue hapus. Kalau perlu gue block deh user dia. Cara ini hanyalah salah satu cara buat gue untuk tidak mencarinya atau mencoba untuk menghubungi dia lagi. Karena memang hanya seperti pekerjaan sia-sia belaka. Buat apa gue ngirim email panjang yang berisi curahan hati gue dan dia juga janji mau ngebales email itu, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan balas email gue itu.

Oiya, aku pikir gue sudah cukup dengan dia. Makanya kemarin waktu pengumuman DO apa gak di kampus gue, gue kirim sms ke dia pake nomor primer gue bahwa gue di-DO. Bahkan berita seperti itu tidak mendapatkan tanggapan dari dia, walaupun berita itu bohong, berarti dia bakalan tetap tidak akan memberikan tanggapan apa-apa jika saja berita itu benar. Right? Berita bohong itu jugalah yang menjadikanku mengambil keputusan untuk tidak mengirim sms lagi ke dia, tidak juga mengirim email, tidak juga mengirim blog entry gue. Enough of her.

Bye-bye Label Kuning.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
6:54
24 Juni 2006
DAY-8089

Tuesday, June 20, 2006

Another Exhausted Day


Today is an exhausted day.

I wake up at 6. I remember that I have to do the other two journals for my Intensive English Course assignment. I think my friend is right when they often say that I am some genius or even crazy. I almost done all of my task or assignment especially relate with writing things just in the morning the task will be collected/submitted. This morning, I finish the two journals just in about an hour. Then I take a bath and go to the campus.

I print my journals and my friends' in PKM. Then in 8, we have the test. It's a little bit easy to do, but I don't really sure with my answer. But, finally I just have one mistake when the questions are answered by Miss Susanne. After the test over, I have breakfast. Soto mie ayam.
At 9, I attend the seminar that held in our school's hall. The seminar is about The Da Vinci Code. I get a lot of things from the seminar. For I have to make a report of the seminar, I guess I'll make the journal entry about the seminar later.

It is some minutes after 12 get into the class in level 3 of building A of our school. We have a test from Mr. Ferdy Suleeman. The test is about passive-active voice. FYI, from the previous test that had been made by Mr.Ferdy, I got the best grade. I just had a mistake in using an s in "generates" when the sentence is "will generate". For the same kind of test today, I didn't make any preparation. That's because I already have sufficient understanding about the passive-active voice.

I have my friend Hendrik sit beside me during the test. He has been in Canada for about 4 years, but I wonder why he doesn’t have much understanding about the grammar. He deliberately sits beside me to have me help him answers the question, or I can say he want to see my answers. I get out from the class faster then him. After the class, he says that his answers have been checked by Mr.Ferdy. He says that he have some mistakes in his answer. I think I will have the same mistakes as he does, but he says that he has another answer than I have. But for sure, I'm afraid that I will get a perfect score.

About 1 pm, I go home. But then I take my friend's bike. I go out. At first, I have no desire to have a long trip. But I decide to try doing something stupid. I finally make a long trip to Kuningan. From my "kontrakan", I go to Jalan Borobudur, then to Jalan Proklamasi where my school located, then to Jalan Diponegoro. I pass Pangeran Diponegoro statue and GPIB Paulus. I turn left in the traffic light between Jalan Diponegoro and Jalan Imam Bonjol to go to Jalan H.Rasuna Said. In Jalan H.Rasuna Said, I pass buildings. Sony Building, where my sister work as an apprentice, Setiabudi 21, MMC Hospital, Pasar Festival, and also Sentra Mulia Building, where two of my friends working there.

Something that I wonder is how to turn around the big road coz I want to back home from the same way I go there. That's why I finally decide to turn left after the Rasuna Residence. I think I will find some underpass road to go back to Jalan Rasuna Said with the opposite direction from where I come so I can go back home. After some kind of stupid effort, such as take the fastest way and pass the big road with the motorcycle rider sound his horn, I finally take my way back home.

The most exhausted effort to do is riding my bike climb the bridge between Four Seasons Hotel and izzi Pizza. The most annoying thing is the air pollution of Jakarta. I have to take deep breath with the air that has been polluted with vehicles' smoke. I also lost my energy for that one hour trip. I start the trip about on 1.23 pm and I have been in Hero Supermarket in Megaria on about 2.23 pm. I go to Hero to buy some drinking. I buy and drink 2 mizone and 1 vitazone. For sure, the drinking has made me feel not as exhausted as I feel when still riding the bike. But, I don't know whether that drinking that make me "masuk angin" and feel want to "muntah" after have lunch on about 4 pm.

Another exhausted day? Not really.

Kalasan Dalam 44B, behind KontraS office, Jakarta
01:23
June 17, 2006
DAY 8082