Pages

Monday, October 30, 2006

Aku Ingin Pulang

Aku ingin pulang..
Pulang ke rumah..
Rumah Bapa..
Yang ada di Surga..


Nah lho?!

Tuesday, October 17, 2006

Tulis[an] Gak Jelas 18-10-2006

Bagaimana caranya untuk
agar kau mengerti bahwa aku cinta


Masihkah mungkin, dirimu berkenan
menerima hatiku untukmu...
Cintaku sedalam samudera..
setinggi langit di angkasa kepadamu


Dasar kurang ajar banget ya gue ya...


kenapa juga gue ga submit sebuah tulisan mengenai apapun yang berhubungan dengan gebleknya virus sekarang ini


Ini sudah lain ceritanya CS..


Gue sebenarnya gak ngerti kenapa gue harus bawa ini laptop ke kampus...
Padahal gue kan harus ngerjain tugas kayak yang di belakang gue kerjain


ya...
gue gak ngerti mau ngerjain apa...
gue, kalau ngetik gak jelas seperti ini
bisa cepat..
tapi kalau sudah berhubungan dengan mata kuliah, gue gak bisa cepat..
gak jelas banget kan?


18 Oktober 2006
Perpustakaan STT Jakarta
1:36 PM
DAY-8205

Sunday, October 15, 2006

Makan Siang Hari Ini

Gue baru makan sesuatu hari ini setelah kuliah gue hari ini selesai.
Tahu makanan gue tadi? Nasi putih+sayur mirip capcay (kuahnya banyak)
Tahu berapa yang harus gue bayar? Cuma 2 ribu rupiah...


Kantin STT Jakarta
12:43
16 Oktober 2006
DAY-8203

Friday, October 13, 2006

My 8200th Day and My 200th Blog Entry

Today I'm 8200 days old... Hooray...
This means that I have 200 more days to my 23rd birthday..


This entry also is another thing to celebrate.. This is the 200th blog entry I make in my multiply page.. Hooray...
And I still have another blog entry that I've not send yet..


STT Jakarta Library, Jakarta
15:37
October 13th, 2006
DAY-8200

Tuesday, October 10, 2006

Hidup (Serasa) Berhenti

Hidup gue serasa berhenti. Hanya rasanya saja. Hidup gue memang masih berjalan, tetapi sudah banyak hal dalam hidup gue yang diam di tempat.


Gue sebagai mahasiswa seharusnya lebih banyak belajar lagi, apalagi sekarang adalah masa-masa Ujian Tengah Semester (UTS). Tetapi dalam kenyataannya gue hanya bisa diam. Gue hampir sama sekali gak belajar sebelum ujian. Gue memang berusaha untuk bisa belajar, tetapi sama sekali gak berhasil.


Gue gak gitu tahu pasti apa yang menyebabkan hidup gue bisa berhenti seperti sekarang ini. Dalam perkiraan gue sih, berhentinya hidup gue sekarang ini karena beberapa masalah yang terjadi dalam hidup gue beberapa waktu lalu. Permasalahannya tidak usah lagilah disebutkan. Hanya saja permasalahan itu, menurut gue, kebanyakan selesai dengan gantung. Tidak semua sisi dari permasalahan yang gue alami itu berhasil gue selesaikan.


Permasalahan gue dengan mata kuliah MPS gue adalah salah satu contohnya. Awalnya sih gue pikir permasalahan mata kuliah itu dapat selesai begitu saja ketika gue dinyatakan gagal mata kuliah itu --ini juga berarti gue sudah dapat dipastikan tidak bisa lulus tepat waktu--. Ternyata, sebagai tanggung jawab moral, penyelesaian akhir yang seharusnya gue lakukan untuk mata kuliah ini adalah minta maaf, entah secara langsung ataupun tidak, kepada pendeta gereja dan gereja tempat gue seharusnya praktek untuk mata kuliah gue itu. Kenyataannya, sampai sekarang gue tidak melakukan apa-apa.


Tanpa gue sadari, permasalahan yang awalnya gue anggap kecil itu berpengaruh terhadap seluruh hidup gue. Itu juga ditambah dengan diri gue yang sering memperbesar masalah kecil dan juga, ternyata, gue termasuk orang yang kurang mampu bekerja atau hidup di bawah tekanan (dan masalah?).


Gue mau coba buat alur cerita permasalahan yang gue alami dari awal masa kuliah semester ini hingga sekarang hidup gue serasa berhenti, dan rasanya gue juga ingin berhenti hidup. OSMABA dan Pasca OSMABA... muncul permasalahan bersama. Gue sempet berpikir untuk break kuliah untuk semester ini atau bahkan setahun, hanya gara-gara permasalahan ini. Karena permasalahan ini, gue males mikirin masalah praktek ke gereja sehingga muncullah masalah mata kuliah MPS gue. Hampir bersamaan dengan masalah mata kuliah MPS, ada masalah tulisan gue yang gue buat di blog gue. Ketakutan gue dicap buruk oleh orang sekampus gue gara-gara tulisan gue itu membuat gue praktis takut+malas ke kampus. Hal-hal itulah yang berpengaruh ke diri gue sehingga gue malah sering cabut kuliah, gak punya semangat ngerjain tugas yang pada akhirnya gue gak ngumpulin tugas-tugas itu, dan kalau masuk kelas gue juga gak bisa konsentrasi karena terpikir masalah-masalah yang lain. Unfortunately, and the newest, permasalahan-permasalahan itu ditambah lagi dengan permasalahan My Feelings are Killing Me.


Tadi pagi gue mulai berusaha untuk mencoba melakukan segala sesuatu dengan lebih bijaksana, setidaknya untuk membuat hidup gue gak serasa berhenti seperti sekarang ini. Hanya saja, dan tetap saja, hidup gue masih serasa berhenti.


Untuk saat ini gue masih bingung bagaimana caranya membuat hidup gue bisa berjalan seperti seharusnya. Gue pun gak tahu akan sampai kapan gue merasa hidup gue berhenti seperti sekarang ini. Satu hal yang gue tahu, gak akan ada yang bisa menyelesaikan masalah-masalah gue ini selain diri gue sendiri. Gue hanya sedang gak tahu bagaimana caranya. Atau mungkinkah gue tahu, tetapi karena hidup gue serasa berhenti gue pun tidak bisa melakukan apa-apa?


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
16:20
10 Oktober 2006
DAY-8197

Saturday, October 7, 2006

Tai

Von... Loe kok tai banget sih?
Asli. Gue gak ngerti deh ama loe. Maksud loe apaan sih?
Kok bisa-bisanya...
Anjing loe, tau gak sih loe.
Babi..


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
23:27
7 Oktober 2006
DAY-8194

Friday, October 6, 2006

Perpustakaan, 6 Oktober 2006

Perpustakaan, 6 Oktober 2006


Sekarang gue lagi di perpustakaan. Tempat duduk gue tepat berseberangan dengan tempat duduknya. Hanya saja wajahnya tidak terlihat dari tempat gue.


Tadi sewaktu gue mau ke kantin, dia sedang duduk di saung bersama dengan seorang teman sekelasku. "Waduh... jangan sampai dia cerita..." tanpa sadar gue ngomong sendiri dengan cukup keras.


Tadi juga sewaktu gue sudah duduk di perpustakaan, dia melewati tempatku. Gue pura-pura tidak melihat. Tetapi mungkin dia gak duduk tepat di belakangku karena gak mau mungkin ya dia gue liatin sedang ngerjain sesuatu di laptopnya.


Ah.. Sudahlah.. kini pikiran negatif gue mulai muncul lagi... Mana mungkin sih gue ama dia.. Klo gue suka ama dia sih itu mungkin. Untuk hal sebaliknya...


Gue sudah agak ngantuk dan bosan menulis ini...


Bye..


Meja 3, Perpustakaan STTJ, Jakarta
15:08
6 Oktober 2006
DAY-8193


Anj...
Jantungku berdetak dengan kencang...
Masa sih gara-gara dia?
Kalo iya, gimana dong?
-15:12


Rasanya lemas...
Huah..... (sigh)
-15:13


Gue gak bisa konsentrasi
Deg-degan mulu
-15:21


Gile.. Tangan gue sampe gemetaran
Padahal yang gue dengar cuma ketukan tuts keyboardnya
-15:22


Kok gue jadi ngantuk
-15:25


Gue deg-degan lagi.. Dia tadi baru keluar
Gue kok jadi salah tingkah ya?
-15:31


Lalu ku merenung. Mungkinkah?
Pantaskah?
These feelings are killing me...
-15:34


Gue kedinginan
Dicampur perasaan ini
Gue pun merinding
-15:37


Kok kepala gue malah jadi pusing ya?
-15:39


She passed me by
Then she picked up her stuffs
And then maybe she went home
...
-16:47


Suddenly, I tell myself that love or fallin in love is not appropriate for a man like me
-16:58


She has gone. I already finished a half chapter of an essay with theme Pentacost. I'm sleepy. So I guess I have to go home now.
-17:12



Jam 17:25, gue sudah berada di atas sepeda milik teman gue. Tetapi tidak menuju ke rumah. Gue naik sepeda ke arah Menteng, daerah favorit gue untuk menghabiskan waktu dengan naik sepeda. Gue baru tiba di rumah sekitar pukul 18:30.

Thursday, October 5, 2006

Install Ulang Windows

Hari ini gue terpaksa menginstall ulang Windows XP Professional yang terpasang di komputer gue. Mengapa terpaksa?



Tadi pagi, di layar komputer gue ada tulisan yang bilang salah satu
file system di folder WINDOWS/system corrupt atau missing sewaktu gue
coba booting ulang komputer gue. Di layar itu juga disertakan
rekomendasi untuk memperbaiki masalah booting komputer gue yang gagal.
Rekomendasinya adalah booting ulang komputer gue dengan CD Windows XP
Professional di dalam CD-ROM dan tekan "r" ketika jendela Setup Windows
XP Professionalnya muncul untuk mencoba repair.



Permasalahannya gue gak punya CD Windows XP Professional yang bootable.
Gue aja baru tahu kemarin malam di mana CD WinXP -gak bootable- gue
yang selama ini gue cari. Ternyata selama ini ada sama teman gue.
(Padahal sebelumnya dia udah pernah deh gue tanya, dan waktu itu dia
bilang gak ada.) Gue baru minta dia untuk mengembalikan CD itu
secepatnya setelah terdapat pesan yang gak gue inginkan itu muncul di
layar komputer gue.



Gue pun mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk mengembalikan
keadaan komputer gue bisa menjadi seperti semula lagi, yaitu bisa
digunakan.



Singkat cerita, inilah hal-hal yang gue lakukan tadi:


  • pergi ke PKM untuk tanya Mas Chandra apakah dia punya CD Windows
    XP. Hasil: Ada, tetapi sedang dipakai. Itu juga WinXP Service Pack 2.
    Gue butuhnya yang Service Pack 1, karena gue pengen coba repair aja.

  • pulang ke rumah

  • pergi ke kampus lagi dengan membawa CD-RW yang berisi, disket
    putih dari kamar Armand. Tujuan: membuat disket Startup Windows 98 dan
    lalu membuat CD bootable dengan isinya adalah Startup Disk Windows 98.

  • mencari orang yang memakai Windows 98. Hasil: Miss Susanne gak
    bawa floppy drive laptopnya. Komputer perpustakaan untuk mencari buku
    memakai Windows 98 dan bisa dipakai untuk membuat Startup Disk. Hanya,
    disket putih yang gue bawa ternyata rusak.

  • pinjam disket bagus ke Armand. Hasil: Dikasih pinjam dong. Sekontrakan, gitu. Tetapi datanya harus dipindahkan.

  • pergi ke PKM lagi. Tujuan: Memindahkan data dari disket Armand ke
    flashdisk gue dan juga mencoba Windows 98 yang ada di PKM apakah bisa
    membuat Startup Disk Windows 98 atau tidak. Data berhasil dipindahkan.
    Tetapi, Windows 98 nya tidak bisa membuat Startup Disk Windows 98.

  • pergi ke perpustakaan lagi. Tujuan: Membuat Startup Disk Windows
    98 di komputer tempat mencari buku. Hasil: Berhasil. Berhasil. Hore..

  • pergi ke PKM lagi (tempat Mas Chandra). Tujuan: Membuat CD
    bootable dengan isinya adalah Startup Disk Windows 98. Hasil: Mas
    Chandra jadinya mengkopi CD Windows 98 bootable ke CD-RW gue. (Oiya,
    gue berusaha untuk membuat Startup Disk Windows 98 ke dalam bentuk CD
    karena floppy drive gue memang bermasalah.)

  • ke Dempo. Tujuan: memompa ban sepeda Hans. Hasil: Gue harus bayar
    1000 untuk mengisi angin kedua ban sepeda teman sekontrakan gue yang
    sepertinya orang yang paling sering memakainya adalah gue.

  • ke kostan Stephen. Tujuan: meminta CD Windows XP gue. Hasil:
    Orangnya ada di rumah. CDnya juga ada. Tetapi sepertinya kalau aku
    menunggu sampai dia yang mengantar ke rumah kami, sekarang belum tentu
    gue bisa mengetik tulisan ini.

  • balik ke rumah.

  • hidupin komputer.

  • masukin CD Windows 98 bootable. Berhasil..

  • masukin CD Windows XP gue. Jalanin winnt.exe di folder I386.
    Setup Windows XP gak berhasil dibuka. Soale gue pake file system NTFS
    di C: gue. Jadi, there was no space for swap file.

  • dengan berat hati, gue jalanin fdisk.

  • delete primary partition.

  • create new primary partition. Use all available space for the partition.

  • gue coba format. Kok gak berhasil, ya? Mungkin di CD Windows 98
    bootable itu tidak dilengkapi FORMAT.COM. Bahkan sepertinya komputer
    gue gak ngerti perintah "restart". Padahal biasanya, kalau pakai disket
    Startup Windows 98, bisa.

  • gue pun mencoba disket Startup Windows 98 di floppy drive gue yang bermasalah. Hasil: Berhasil.. Berhasil.. Horeee..

  • format c:<ENTER>

  • Y<ENTER>

  • Formatting...100%

  • GIVENDRA<ENTER>

  • d:<ENTER>

  • cd i386<ENTER>

  • winnt<ENTER>

  • F3

  • gue keluarin CD Windows XP gue, lalu gue masukin CD Windows 98 gue.

  • cd..<ENTER>

  • cd win98<ENTER>

  • smartdrv<ENTER>

  • smartdrv<ENTER>

  • gue keluarin CD Windows 98 gue, lalu gue masukin CD Windows XP gue.

  • cd..<ENTER>

  • cd i386<ENTER>

  • winnt<ENTER>


Proses pengkopian file memakan waktu cukup lama karena CD Windows XP
gue sudah rusak berat. Bahkan banyak file yang gue Skip atau Ignore
karena tidak berhasil dikopi.



Pada akhirnya proses install ulang Windows gue selesai sekitar pukul
18.00 setelah tadi dimulai sekitar pukul 15.00. Lama banget nih.
Padahal biasanya, kalau hanya untuk install ulang Windowsnya doang,
cuma butuh waktu kurang lebih 1 jam.



Setelah Windowsnya, driver-driver dan software-software pendukung pun
harus diinstall. Setelah menginstall driver sound dan VGA card, gue
menginstall software-software penting untuk kehidupan gue berkomputer.
Karena mentahan semua software penting udah ada di harddisk gue, proses
install Norton Antivirus 2005, Microsoft Office 2003, Macromedia
Dreamweaver dan Fireworks MX, Winamp 5.11, dan browser Opera hanya
butuh waktu kurang dari 1 jam. Jam 20.00 lewat aja gue udah
mindah-mindahin file-file yang gue tulis beberapa hari sebelumnya ke
flashdisk gue untuk gue posting di multiply.



Yah, begitulah cerita mengenai install ulang Windows gue hari ini,
install ulang Windows pertama yang gue lakukan setelah Mei 2005.



Tulisan ini mulai gue tulis tadi pada
pukul 23:30 tanggal 4 Oktober 2006, dan baru selesai pada pukul 00:40
tanggal 5 Oktober 2006.




Kalasan Dalam 44B, Jakarta

00:40

5 Oktober 2006

DAY-8192



Oktober 2006 Homepage Story

Foto yang
ada di halaman depan blog gue bulan ini adalah foto gue dan kakak gue.
Foto itu diambil di Waving Area Bandara Sukarno-Hatta Terminal 1A. Foto
itu gue ambil sendiri dengan menggunakan kamera milik teman sekampus
gue.



Mungkin tidak ada yang spesial jika foto itu hanyalah foto antara dua
kakak beradik. Foto itu menjadi spesial karena kesempatan gue dan kakak
gue untuk bersama-sama dan berfoto bareng lagi seperti di foto itu
tidak banyak lagi. Kenapa? Hari Sabtu, 30 September 2006 kemarin adalah
hari kakak gue meninggalkan Jakarta setelah sejak September 2000 datang
ke Jakarta untuk kuliah di STAN. Dia meninggalkan Jakarta karena dia
juga telah memutuskan untuk ditempatkan di Medan. Karena dia akan
bekerja di Medan, berarti gue dan dia gak akan bisa bertemu dengan
mudah seperti jika dia tetap di Jakarta, bukan?



I'll miss you, Kak Wit.



vontho



Oktober 2006

Tuesday, October 3, 2006

My Feelings are Killing Me


I guess my feelings are killing me.

Kalimat tersebut gue ketik di hape gue* tadi sewaktu gue kuliah Yunani I. Gue ketik tulisan itu karena memang dalam kenyataan hidup gue selama ini perasaan-perasaan gue selalu membunuhku.

Kasus sebelumnya adalah kasus tulisan gue yang berhubungan dengan OSMABA. Perasaanku saat itu adalah ketakutan yang berlebihan. Gue takut masalah tulisan gue akan dibahas di Pertemuan Umum Mahasiswa. Gue juga takut kalau ternyata tulisan gue tersebut menyebabkan masalah yang sangat besar. Gue juga takut kalau teman-teman gue, terutama senior-senior gue di kampus, berpikiran jelek tentang gue dan akibatnya mereka akan memandang gue dengan sinis. Perasaan takut gue itu terbukti telah membunuhku.

Kasus berikutnya adalah kasus mata kuliah Metodologi Penelitian Sosial (MPS) gue. Gue gak datang ke gereja tempat gue seharusnya mengajar sekolah minggu dan melakukan penelitian bahkan sampai hari ini. Itu karena gue merasa gak akan bisa mengajar sekolah minggu, hal yang gue rasa harus gue lakukan di dalam masa penelitian gue di gereja itu. Kesalahan memang ada di gue yang tidak menghubungi pendeta gereja itu, yang notabene teman mendiang bokap gue, untuk menanyakan apa dan bagaimana yang akan aku lakukan di gereja itu. Selain masalah stres pasca OSMABA yang mempengaruhi gue waktu itu, sekali lagi perasaan gue telah membunuhku.

Kasus terakhir adalah kasus gue dengan seseorang yang gue suka saat ini (akhirnya gue benar-benar jatuh suka).

Awalnya gue cuma iseng ngSMSin dia pake nomor Simpati gue. Gue pura-pura tanya "Ini June Carter** ya?" Dia membalas SMS gue itu dan kemudian sms gak jelas gue mulai mengalir. Setelah hape gue hilang, gue lalu memberitahu dia siapa gue yang selama ini iseng ke dia. Bodohnya, setelah itu gue menggunakan pola yang sama seperti di kampus gue yang dulu. Gue malah beberapa kali ngSMS dia untuk cerita mengenai masalah gue. Kebetulan atau mungkin kejadiannya akan berulang seperti di kampus gue dulu, saat ini gue juga memang punya masalah dalam perkuliahan gue. Permasalahannya perasaanku tak berhenti ingin membunuhku.

Kemarin gue ngirim SMS ke dia untuk meminta maaf karena telah mengganggunya. Yeah.. Gue merasa kalau selama ini gue telah mengganggunya. Perasaan itu timbul hanya gara-gara sehari sebelumnya dan kemarin -sebelum gue ngirim SMS permintaan maaf-, SMS gue yang gue kirim sekitar pukul 10 malam ke atas selalu pending dan baru nyampe di pagi harinya. Perasaan gue yang ingin membunuhku pun kali ini berhasil. Gue jadi merasa "dia pasti menonaktifkan nomornya yang ini karena merasa terganggu oleh sms gue." Lalu gue juga bilang dalam sms permintaan maaf gue itu bahwa itulah sms terakhir yang akan gue kirim ke dia. "maaf&thx.GBU" is the last line of my sms to her.

Gue tadi pagi baru tidur pukul 4 dan bangun pukul 9.30. Di antara tidur dan bangunnya gue itu, gue sempat sadar sebentar dan melihat di hape gue ada report sms yang gue kirim semalam. Tidak ada balasan sms sampai gue benar-benar bangun. Perasaan gue pun bilang kalau gue harus buat skenario apa yang akan gue lakukan jika kebetulan harus bertemu dia. Dalam skenario gue, gue akan berusaha untuk tidak melihat ke arah dia kalau sampai memang harus berpapasan dengannya atau melihatnya di perpustakaan atau melihatnya sedang berada di kantin.

Walaupun begitu, karena sepertinya gue punya perasaan suka ama dia, gue tetap berharap bisa melihat wajahnya (lihat Indikator Jatuh Cinta yang Iseng?) hari ini di kampus walaupun gue juga sedikit merasa takut jika wajahnya akan berubah kalau melihat gue.

Siang tadi sekitar pukul 1 lewat, gue dan beberapa teman gue duduk di saung menunggu masuk kuliah Yunani I. Ketika perasaan ingin melihat wajahnya mulai sirna dan gue sedang bercengkarama dengan teman sekelas gue, dia muncul tepat di arah wajahku sedang menghadap. Ingin gue melaksanakan skenario gue. Tetapi sambil berjalan dia lalu memanggil nama gue, "Vontho," dan setelah gue melihat ke arahnya, "sori gue gak balas smsmu. Pulsa gue habis." Gue pun hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Perasaan gue bilang sih gue memang melakukan itu. Tetapi, mungkinkah yang dilihatnya bukanlah anggukan dan senyuman, melainkan pandangan tanpa ekspresi dan tanpa respon?

Mau tahu perasaan gue saat itu? Sulit digambarkan, tetapi semua perasaan yang ada pada diri gue saat itu benar-benar ingin membunuhku. Gue malu, karena teman gue sempat bilang "cieee.." waktu dia ada bilang kata SMS. Gue juga malu karena ternyata perasaan gue yang gue nyatakan dalam sms permintaan maaf yang gue kirim salah. Senang karena dia ternyata dia biasa saja dan malah bilang sori. Gak senang karena perasaan biasa saja dan malah bilang sorinya itu malah bisa membuat kadar perasaan suka gue ama dia bertambah. Perasaan-perasaan inilah yang aku rasa ingin membunuhku.

Perasaan-perasaan yang ingin membunuhku pun terus berlanjut ke kelas. "Perasaan gue kemarin berarti salah dong", "Kok dia minta maaf ke gue?", "Gimana sih sebenarnya tanggapannya baca sms gue yang bilang itu sms terakhir yang akan kukirim ke dia?", "Berarti sebenarnya fine-fine aja dong," dan lain sebagainya.

Dan perasaan yang paling membunuhku adalah perasaan gue terhadapnya, yaitu perasaan suka gue yang pada kenyataannya datang tepat di saat gue sedang bermasalah, sama seperti yang terjadi di kampus gue yang lama. Perasaan suka yang sebenarnya gak boleh dipertahankan karena perasaan gue bilang perasaan suka gue itu tidak mungkin dan seharusnya tidak boleh.

Gue pun sampai bertanya dalam hati. Kenapa ya Tuhan, gue baru benar-benar memiliki perasaan suka terhadap seseorang selalu terhadap orang yang tidak mungkin gue sukai dan seharusnya tidak boleh gue sukai? Dan kenapa juga perasaan seperti itu selalu muncul di saat gue sedang mengalami masalah?

Kalau di kampus gue yang lama, kuliah gue gagal dan perasaan suka gue juga akhirnya harus gue gagalkan. Pertanyaannya, bagaimana dengan kuliah dan perasaan suka gue kali ini?

Untuk saat ini, gue hanya bisa ngambil kesimpulan: Yes, my feelings are killing me. And I don't know how to stop them from killing me. Anybody, please, help me kill these feelings! Or just kill me!


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
23:59
3 Oktober 2006
DAY-8190

PS:
*:hape gue maksudnya adalah hape yang sekarang gue pake. Gue sekarang sebenarnya gak punya hape karena baru aja hilang. Hape yang gue pake sekarang adalah hape Rita, teman sekelas gue.
**: bukan nama sebenarnya.. nama ini gue ambil dari film Walk The Line..
-dalam tulisan ini dituliskan "perasaan". Dalam kenyataannya kata "perasaan" dalam tulisan ini bisa atau seharusnya diganti dengan kata "pikiran".



Sunday, October 1, 2006

My Pen is Black


My Pen is Black.

Hari ini hari Senin.

Gue tadi makan daging panggang dan daging merah, plus sayur tentunya. Dan gue harus bayar 9500 untuk makanan gue tadi.

Kenyang...

Kantin STTJ, Proklamasi 27, Jakarta
12:38
2 Oktober 2006
DAY-8189



Indikator Jatuh Cinta yang Iseng?

Gue sudah pernah menyertakan dalam sebuah tulisan gue beberapa gejala kalo gue sedang jatuh cinta. "..kalau gue gak deg-degan dekat seorang cewek, berarti gue gak jatuh cinta ama tuh cewek.." dan "..one of the indicators I fall in love with a woman is remember her phone number.." (Kebelet Jatuh Cinta)

Nah, sekarang gue mau buat daftar lengkap indikator kalau gue sedang jatuh cinta (tentunya) dengan seorang cewek.
  • selalu pengen ketemu walau hanya untuk melihat wajahnya doang
  • kalau sampai ketemu, gue pasti deg-degan kalau dekat dengannya ataupun salah tingkah
  • dia hampir selalu masuk ke dalam pikiran gue
  • gue bisa hafal sebanyak mungkin detail tentang dia (tempat dan tanggal lahir, alamat rumah, nomor telepon, nomor hape, nama orangtuanya -kalau gue sampai tahu-, alamat email, dsb.)
  • ada lagi gak ya?
Guess what! Gue pikir gue dalam proses ke arah sana. Maksud gue, jatuh cinta. Soalnya ada seorang cewek yang tanpa sengaja (ah, mungkin juga gue sengaja sih) masuk ke dalam pikiran gue. Gue pun mulai pengen selalu bisa melihat wajahnya. Beberapa waktu lalu gue sering ngsms dia dengan maksud iseng. Gue pun jadi hafal nomornya. Gue bisa hafal nomor dia juga gara-gara nomornya mudah dan gue selalu mengirim sms ke dia dengan memasukkan langsung secara manual nomornya. (Gue gak ngesave nomornya di hape gue, dan salah satu nomor yang ada di kepala gue setelah hape gue hilang Sabtu, 24 September 2006 adalah nomor dia.) Hanya satu yang kurang dari indikator jatuh cintanya gue: gue gak deg-degan dan gak salah tingkah kalau ketemu atau dekat dia. Payah!

Sekarang, permasalahannya sih sebenarnya bukan itu lagi. Setelah gue sempat iseng dan lalu setelah hape gue hilang gue pun ngaku gue siapa, dia tak mau balas sms (iseng?) gue lagi. Payah kuadrat neh!

Lalu, gue juga sebenarnya gak siap dan gak berani untuk jatuh cinta. Maklum, dulu di kampus lama gue, gue jatuh cinta (entah apapun namanya yang cocok untuk situasi gue saat itu) pada saat yang tidak tepat, yaitu pada saat gue sedang punya masalah kuliah di kampus gue. Sekarang kejadiannya hampir sama. Gue, sejujurnya, sedang punya masalah kuliah juga di kampus gue sekarang. Gue gak mau dong ceritanya sama seperti di kampus gue yang dulu. Jadi, sekarang sudah payah pangkat tiga deh!

Ah, lagipula gue memang gak mungkin sih jatuh cinta ama dia. She's just like a celebrity to me and I'm just one of her fans.

Btw, ini adalah isi salah satu sms balasan yang dia pernah kirim ke gue:
Fans???hahaha sampeyan iki siapa siih?iseng amat. Eh, emang nsp nya lagu apa?;b
Sent: 22:18:50, 21-09-2006.

Ya, sudahlah Von. Konsentrasi ajalah dulu ama kuliahmu. Bukankah banyak masalah yang harus dipecahkan mengenai kuliahmu semester ini?

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
01:27
2 Oktober 2006
DAY-8189