Pages

Tuesday, October 10, 2006

Hidup (Serasa) Berhenti

Hidup gue serasa berhenti. Hanya rasanya saja. Hidup gue memang masih berjalan, tetapi sudah banyak hal dalam hidup gue yang diam di tempat.


Gue sebagai mahasiswa seharusnya lebih banyak belajar lagi, apalagi sekarang adalah masa-masa Ujian Tengah Semester (UTS). Tetapi dalam kenyataannya gue hanya bisa diam. Gue hampir sama sekali gak belajar sebelum ujian. Gue memang berusaha untuk bisa belajar, tetapi sama sekali gak berhasil.


Gue gak gitu tahu pasti apa yang menyebabkan hidup gue bisa berhenti seperti sekarang ini. Dalam perkiraan gue sih, berhentinya hidup gue sekarang ini karena beberapa masalah yang terjadi dalam hidup gue beberapa waktu lalu. Permasalahannya tidak usah lagilah disebutkan. Hanya saja permasalahan itu, menurut gue, kebanyakan selesai dengan gantung. Tidak semua sisi dari permasalahan yang gue alami itu berhasil gue selesaikan.


Permasalahan gue dengan mata kuliah MPS gue adalah salah satu contohnya. Awalnya sih gue pikir permasalahan mata kuliah itu dapat selesai begitu saja ketika gue dinyatakan gagal mata kuliah itu --ini juga berarti gue sudah dapat dipastikan tidak bisa lulus tepat waktu--. Ternyata, sebagai tanggung jawab moral, penyelesaian akhir yang seharusnya gue lakukan untuk mata kuliah ini adalah minta maaf, entah secara langsung ataupun tidak, kepada pendeta gereja dan gereja tempat gue seharusnya praktek untuk mata kuliah gue itu. Kenyataannya, sampai sekarang gue tidak melakukan apa-apa.


Tanpa gue sadari, permasalahan yang awalnya gue anggap kecil itu berpengaruh terhadap seluruh hidup gue. Itu juga ditambah dengan diri gue yang sering memperbesar masalah kecil dan juga, ternyata, gue termasuk orang yang kurang mampu bekerja atau hidup di bawah tekanan (dan masalah?).


Gue mau coba buat alur cerita permasalahan yang gue alami dari awal masa kuliah semester ini hingga sekarang hidup gue serasa berhenti, dan rasanya gue juga ingin berhenti hidup. OSMABA dan Pasca OSMABA... muncul permasalahan bersama. Gue sempet berpikir untuk break kuliah untuk semester ini atau bahkan setahun, hanya gara-gara permasalahan ini. Karena permasalahan ini, gue males mikirin masalah praktek ke gereja sehingga muncullah masalah mata kuliah MPS gue. Hampir bersamaan dengan masalah mata kuliah MPS, ada masalah tulisan gue yang gue buat di blog gue. Ketakutan gue dicap buruk oleh orang sekampus gue gara-gara tulisan gue itu membuat gue praktis takut+malas ke kampus. Hal-hal itulah yang berpengaruh ke diri gue sehingga gue malah sering cabut kuliah, gak punya semangat ngerjain tugas yang pada akhirnya gue gak ngumpulin tugas-tugas itu, dan kalau masuk kelas gue juga gak bisa konsentrasi karena terpikir masalah-masalah yang lain. Unfortunately, and the newest, permasalahan-permasalahan itu ditambah lagi dengan permasalahan My Feelings are Killing Me.


Tadi pagi gue mulai berusaha untuk mencoba melakukan segala sesuatu dengan lebih bijaksana, setidaknya untuk membuat hidup gue gak serasa berhenti seperti sekarang ini. Hanya saja, dan tetap saja, hidup gue masih serasa berhenti.


Untuk saat ini gue masih bingung bagaimana caranya membuat hidup gue bisa berjalan seperti seharusnya. Gue pun gak tahu akan sampai kapan gue merasa hidup gue berhenti seperti sekarang ini. Satu hal yang gue tahu, gak akan ada yang bisa menyelesaikan masalah-masalah gue ini selain diri gue sendiri. Gue hanya sedang gak tahu bagaimana caranya. Atau mungkinkah gue tahu, tetapi karena hidup gue serasa berhenti gue pun tidak bisa melakukan apa-apa?


Kalasan Dalam 44B, Jakarta
16:20
10 Oktober 2006
DAY-8197

No comments:

Post a Comment