Gue sedang menunggu di warnet yang sekaligus wartel ketika gue dengar Robinson, teman sekamar gue, di luar bertanya kepada Andre, teman seasrama gue, "Ada lihat vontho gak?" Gue sebenarnya lagi nunggu yang lagi main internet kelar -maklum, cuma ada 2 komputer yang bisa dipakai-. Gue mo ngirim email ke sebuah kontes (apa lebih cocok dibilang lomba ya?) yang batas pengiriman terakhirnya harus kemarin. Tapi jadinya gue langsung keluar untuk mengetahui apa gerangan yang penting sehingga dia mencari gue.
"Eh, uda ditunggu Kak Sil tuh," Robinson langsung ngomong gitu ngeliat gue keluar dari warnet itu.
"Oiya, ada janji ketemu perwalian rupanya. Untung gue dengar," pikirku setelah tau mengapa dia mencari gue. Gue langsung ngikutin dia.
Sempat berpikir kalo kami hanya akan berkumpul di salah satu tempat di kampus dengan Pdt.Drs.Sylvana Ranti-Apituley, dosen wali kami, untuk ngomong-ngomong mengenai kuliah dan semua yang berhubungan dengan kuliah. Baru gue berpikir gitu, Robinson langsung ngomong.
"Kita mau makan siang ama Kak Sil."
"Wah, lumayan nih lepas uang makan siang. Untung ya gue dengar." Gue jadi langsung semangat ikut perwalian.
Perwalian di STT Jakarta beda ama di STT Telkom. Kalo di STT Telkom itu satu dosen wali punya anak perwalian pasti satu angkatan (benar gak sih?), di STTJ satu orang dosen wali punya anak perwalian dari tiap angkatan.
Untuk Kak Sil sebenarnya jumlah anak perwaliannya ada sampe 12 orang, tapi kemarin yang bisa hadir hanya 8 orang. Sisanya berhalangan hadir karena kuliah dan tanpa keterangan. Kami pun pergi dari kampus sekitar pulul 14.00 dengan naik Panther yang dibawa sendiri oleh Kak Sil. "Kita makan di Manggarai aja ya?" Mendengar itu gue agak penasaran. Ke tempat apakah kami akan dibawa makan?
Setelah melewati macet yang cukup panjang dan lama di Jalan Sultan Agung, kami akhirnya tiba di Pasaraya Manggarai. Kami lalu masuk ke dalam Pasaraya. Turun ke LG, tempat foodcourt. (Foodcourt di Pasaraya selalu di LG nya ya?) Tak lama kami langsung diajak masuk ke Pizza Hut. Terlihat wajah sumringah dan senyum senang ketika tempat yang dipilih adalah Pizza Hut.
Mau tau menu kami kemarin siang? Gue mah sebenarnya gak hafal makanan-makanan di Pizza Hut. Maklum, kemarin barulah yang kedua kalinya gue dine-in di Pizza Hut. (Yang pertama adalah Desember 2002 bareng 2 sepupu dan kakak gue di Pizza Hut Citraland.) Tapi yang pasti kemarin itu kami ada 9 orang. Pizza yang kami pesan (termasuk yang terbaru bernama Cheezburst, ini doang namanya yang gue hafal) ada 3 pan. Chicken wing 1. Salad dan sup masing-masing 2 porsi. Satu piring makanan sejenis pizza kecil. 4 cold frappe (eh, gue ingat nama yang ini). 2 apa lime. 1 minuman gak tau namanya yang terlihat cantik waktu diserve. 1 hot cappu, dan juga 1 Aqua.
Sambil menikmati semua hidangan yang telah kami pesan, Kak Sil bertanya tentang kuliah apa ada yang bermasalah. Dan tidak ada satupun yang mengatakan dirinya bermasalah. Padahal gue sekarang ini lagi bermasalah dikit dengan kuliahku. "Yang bermasalah malah yang gak hadir," ucap Kak Sil mengetahui semuanya tidak bermasalah.
Setelah itu hal yang kami bicarakan tidak ada lagi yang berhubungan dengan kuliah kami masing-masing. Hanya membicarakan banyak hal umum. Kampus beserta organisasinya, biaya hidup asrama dengan kos-kosan, hubungan senior dengan anak baru, tempat makan yang enak di Jakarta, GKI dengan BPK Penaburnya, GPIB dengan perhatian sinode terhadap anak-anak GPIB di STTJ, aset gereja (GPIB) yang dijual pendeta, rumah dinas dosen STTJ, sertifikasi tanah gereja pemberian pemerintah Belanda di Halmahera dengan biaya 11M, RSCM dan ER nya FK-UKI, sampai hubungan pacaran antara Toar -teman seangkatan gue- dengan Gita -anak tingkat 5 yang bentar lagi mo wisuda-.
Yang menarik dan mungkin bisa menjadi pengetahun umum adalah mengenai ER nya FK-UKI. Menurut Kak Sil, ER FK-UKI adalah ER terbaik di Indonesia. Kenapa? Karena banyak orang yang ditusuk dan kecelakaan yang dibawa ke sana. Dan mereka sudah biasa menangani hal yang seperti itu. Practice makes perfect, isn't it? Tapi untuk dokter terbaik carinya ke RSCM. Hanya untuk cari dokter terbaik aja. Untuk rawat di sana, setiap pasien yang sakit datang ke sana tambah sakit. Kita sudah harus maklum dengan keadaan rumah sakit umum, bukan? Btw, ngomongin rumah sakit umum, mau tau rumah sakit umum terparah yang pernah aku tahu? Rumah sakit umum Batam yang terletak dekat Pelabuhan Sekupang. Masa baju bedah yang baru dipakai dan penuh darah tentunya diletakkan begitu saja di depan ruang operasi?
Setelah sempat membicarakan Toar dan Gita yang duduk berduaan di sebelah tempat kami berada, Kak Sil membayar billnya. 321.002. That's the amount of the bill. Gue ngelirik bill itu ketika kami berjalan keluar Pizza Hut itu. Begitu di luar Pizza Hut, beberapa orang dari kami menyapa Toar dan Gita dari jauh. Mereka sepertinya malu ketahuan karena tanpa sadar kami ngeliatin mereka berduaan dari dalam Pizza Hut.
Kami pun pulang. Macet luar biasa masih terjadi. Kami pun lewat jalan lain. Lewat Cassablanca (Eh, Cassablanca itu ternyata jalan keluar dari Kuningan menuju ke Duren Sawit ya?), terus gue gak tau lewat apa aja sampai akhirnya kami berada di bypass menuju Tanjung Priok, dan keluar dari Pramuka. Kami pun tiba di STTJ sekitar pukul 16.30.
"Makasih ya, Kak" ucap masing-masing kami sewaktu kami keluar dari mobil Kak Sil. Btw, kemungkinan bulan depan ada perwalian lagi. Kemana ya (enaknya)?
^_^
Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
00:44
05 Maret 2006