Keanehan berlanjut. Sepertinya bukan karena ada yang aneh yang terjadi di sekitarku. Itu lebih kepada diriku sendiri yang aneh. Melihat hal yang biasa itu sebagai sesuatu yang aneh.
Tadi pagi kami mengikuti kebaktian Minggu di GKI Bintaro Utama. Kali ini aku jadi teringat lagi dengan Perjamuan Kudus di dalam Memimpin Ibadah. Pagi tadi memang dilaksanakan Sakramen Perjamuan Kudus di GKI Bintaro Utama. Aku melihat (tata) liturginya. Ada yang aneh. Hanya saja aku tak tahu apa. (Bilang saja sebenarnya tidak tahu!)
Pokoknya pagi ini dalam ibadah Minggu tadi aku berpikir kalau dalam sebuah jemaat harus terdapat orang-orang yang mampu untuk mempersiapkan ibadah dengan baik. Banyak elemen yang terkait tentunya dalam pelaksanaan ibadah. Entah kenapa aku malas menyebutkan satu per satu. (Eh, aku memang tak tahu kali ya?) Hanya saja dari ibadah tadi pagi aku berpikir kalau di setiap gereja itu harus ada pemusik yang mengerti musik dan musik gereja, dan bisa memainkan musik tanpa memakai style bawaan keyboard. Sejak belajar tentang musik gereja, entah kenapa aku termasuk orang yang agak anti dengan penggunaan beatbox (atau apalah namanya itu!) dalam ibadah. Apalagi pemusiknya showy tak penting dengan terlalu panjang memakai intro tak penting dan juga interlude. (The last few lines was a sok-tahu view from someone who
can't even play any music instrument.)
Soal multimedia juga. Kalau memakai slide, orang yang mengoperasikan komputernya haruslah orang yang mengerti menampilkan di layar from current slide, bukan dari awal lagi.
Tentang persembahan pujian: kalau Anda berminat memberikan persembahan pujian, alangkah baiknya menyesuaikan lagu yang akan dinyanyikan dengan tema ibadah atau kalau perlu dengan khotbah. Makanya setiap orang yang ingin menyampaikan persembahan pujian juga seharusnya melalui penyaringan oleh penyelenggara ibadah.
Terlihat sangat mudah sebenarnya untuk mempersiapkan ibadah. Terlihat sangat mudah pula menuliskan apa yang baik (menurutku) ada dalam proses mempersiapkan ibadah. Coba Anda memintaku untuk menjalankan apa yang aku tuliskan! Dan aku pun akan menolak, karena aku pun sebenarnya tak tahu apa-apa.
Aneh kan? Menulis sesuatu dari ketidaktahuan.
Hal paling aneh hari ini adalah: aku menolak ikut dengan keluarga kakakku untuk bertamasya di Waterbom. Aku memang belum pernah ke sana. Hanya saja aku sedang aneh. Tak bisa berenang menjadi alasanku. Flu dan lebih ingin istirahat menjadi tambahan alasan. Alasan sebenarnya: ingin menghemat. (Aneh kan? Wong bukan pakai duitmu lho, Von!)
Keanehan hari ini ditambah lagi dengan aku sangat senang saat Indonesia kebobolan dua gol di Malaysia. Aku mematikan televisi, lalu mendudukkan pantatku di atas lantai di dekat meja tempat komputer aku mengetik tulisan ini. Wait a minute. Let me get
this straight. Aku sangat senang Indonesia bisa bermain
bagus. Aku hanya tak ingin Indonesia juara. Entar ada yang sombong. Semoga di Gelora Bung Karno Indonesia bisa menang. Tetapi tidakjuara.
Aneh kan?
Den Abed Residence
26 Desember 2010
21:27
PS: kalau Anda sampai membaca bagian ini, berarti Anda ikut-ikutan aneh.
No comments:
Post a Comment