Aku tadi terpukau pada dua grup musisi jalanan di dalam bus 213 dalam perjalanan ke Mal Ciputra. Grup pertama terdiri dari 3 remaja perempuan. Dua orang di antaranya sudah pernah aku lihat sebelumnya. Yang membuat aku terpukau adalah mereka bernyanyi dengan penuh semangat dan ekspresi seakan hari ini adalah hari terakhir hidup mereka. Grup kedua adalah grup yang terdiri dari dua orang laki-laki. Mereka menyanyikan lagu dari ST12. (Sumpah, aku tak tahu judul lagunya apa.) Aku terpukau pada suara penyanyinya yang mencoba mirip dengan penyanyi aslinya. Dan kemudian lagu kedua yang mereka nyanyikan memberikan inspirasi padaku. "Teruskanlah" oleh Agnes. "...kau orang lain tetapi kekasihku bagiku..." Itu versi yang muncul tiba-tiba di kepalaku saat mendengar mereka bernyanyi lagu itu.
Aku kemudian lebih terpukau lagi waktu melihat rehearsal KMK dengan tim musik untuk lomba paduan suara besok. Kak Christine Mandang tanpa segan-segan meminta para pemain musiknya mengubah cara mereka bermain yang menurutnya tidak sesuai. "Ini bukan Brahms... bla..bla..bla.. Coba Bach." Sense-nya terhadap alat musik juga tidak diragukan lagi. Walaupun aku tahu tetap saja ada yang tidak suka pada caranya bermain musik, aku tetap salut pada kemampuan dan pengetahuannya di bidang musik gereja.
Aku hanya bisa kagum. Itu karena aku tidak bisa bermain musik apapun. Suaraku pun hanya sedikit mendekati standar, bahkan cenderung hancur. Akan tetapi, aku termasuk penikmat musik. Hampir semua jenis musik aku suka, termasuk "dangdut is the music of my country."
Ada satu keinginanku berhubungan dengan musik. Aku ingin mendengar lagu "Somebody to Love" dinyanyikan secara 'live' lengkap dengan paduan suara. Aku pernah berpikiran agar lagu itu dinyanyikan oleh kelas Paduan Suara di STT Jakarta. Penasaran bagaimana jadinya.
Mal Ciputra (dan diselesaikan dalam perjalan pulang di dalam bus 213)
19 Desember 2009
22:13
Aku kemudian lebih terpukau lagi waktu melihat rehearsal KMK dengan tim musik untuk lomba paduan suara besok. Kak Christine Mandang tanpa segan-segan meminta para pemain musiknya mengubah cara mereka bermain yang menurutnya tidak sesuai. "Ini bukan Brahms... bla..bla..bla.. Coba Bach." Sense-nya terhadap alat musik juga tidak diragukan lagi. Walaupun aku tahu tetap saja ada yang tidak suka pada caranya bermain musik, aku tetap salut pada kemampuan dan pengetahuannya di bidang musik gereja.
Aku hanya bisa kagum. Itu karena aku tidak bisa bermain musik apapun. Suaraku pun hanya sedikit mendekati standar, bahkan cenderung hancur. Akan tetapi, aku termasuk penikmat musik. Hampir semua jenis musik aku suka, termasuk "dangdut is the music of my country."
Ada satu keinginanku berhubungan dengan musik. Aku ingin mendengar lagu "Somebody to Love" dinyanyikan secara 'live' lengkap dengan paduan suara. Aku pernah berpikiran agar lagu itu dinyanyikan oleh kelas Paduan Suara di STT Jakarta. Penasaran bagaimana jadinya.
Mal Ciputra (dan diselesaikan dalam perjalan pulang di dalam bus 213)
19 Desember 2009
22:13
No comments:
Post a Comment