Aku tak mengerti apa yang terjadi pada diriku. Aku sangat ingin untuk menangis saat ini. Keinginan ini mulai muncul mulai dari kemarin pagi. (Yeah, this has been a new day.) Sayangnya aku sama sekali tidak berhasil untuk menangis. Aku bahkan dibuat tertawa oleh temanku yang aku telepon sekitar pukul 10 kemarin pagi. Dia mengatakan sesuatu yang sebenarnya membuatku malu, tetapi malah membuatku tertawa. Setelah itu, aku pun tidak bisa berhenti tertawa karena melihat sesuatu yang dibuat oleh temanku itu di Facebooknya. (Sesuatu yang berhubungan dengan daftar teman yang muncul di halaman profile Facebooknya dan juga statusnya.) Dan terus sepanjang pagi kemarin aku banyak tertawa karena berbagai alasan. (Sergio dan Siro mungkin mendengar diriku tertawa sendiri di kamarku.)
Siangnya, aku kuliah. Di kelas pun aku sering tertawa sendiri karena chatting tidak penting dengan beberapa teman lewat kertas. Setelah kuliah, aku pergi ke Mangga Dua. (Jalan dengan beberapa teman ke suatu tempat untuk merayakan sesuatu ternyata tidak jadi.) Aku ke sana menemani Ike untuk mencari alat perekam digital. Niat awalnya seperti itu. Pada kenyataannya, Ike hanya membeli alat perekam biasa yang berbentuk walkman. Aku membelikan Armand kipas untuk laptopnya, dan diriku membeli sebuah monitor LCD.
Sepulang dari Mangga Dua, aku sedikit terhibur dengan "barang baru" yang seharusnya sudah sejak lama aku beli. Hingga pada akhirnya sekitar pukul 10 malam, keinginanku untuk menangis tiba-tiba muncul lagi.
Aku berusaha untuk menangis, tetapi tetap tidak berhasil. Bahkan memunculkan memori tentang perasaan bersalah atas kematian seseorang tidak bisa membuatku menangis. Aku tidak akan bisa tidur, pikirku. Ada banyak hal yang sedang aku pikirkan (dan aku kuatirkan) sehingga aku berpikiran demikian. Aku akhirnya memutuskan menonton film The Time Traveler's Wife. (DVD film ini sebenarnya sudah aku pinjam sejak hari Senin dua minggu yang lalu dari Aiko, tetapi aku enggan menontonnya karena masalah monitor yang kupakai sebelum monitorku yang sekarang.) Aku berharap dengan menonton film itu aku akan bisa mengantuk. Ternyata sampai film selesai, aku tidak mengantuk sama sekali. Yang lebih disayangkan, aku bahkan tetap tidak bisa menangis walaupun film itu sebenarnya pasti akan bisa membuatku menangis bila keadaanku tidak seperti saat ini.
And here I am. Typing this blog entry, early in the morning of February 16, 2010.
Aku ingin menangis, tetapi tidak bisa...
Abednego Residence
16 Februari 2010
02:13
Siangnya, aku kuliah. Di kelas pun aku sering tertawa sendiri karena chatting tidak penting dengan beberapa teman lewat kertas. Setelah kuliah, aku pergi ke Mangga Dua. (Jalan dengan beberapa teman ke suatu tempat untuk merayakan sesuatu ternyata tidak jadi.) Aku ke sana menemani Ike untuk mencari alat perekam digital. Niat awalnya seperti itu. Pada kenyataannya, Ike hanya membeli alat perekam biasa yang berbentuk walkman. Aku membelikan Armand kipas untuk laptopnya, dan diriku membeli sebuah monitor LCD.
Sepulang dari Mangga Dua, aku sedikit terhibur dengan "barang baru" yang seharusnya sudah sejak lama aku beli. Hingga pada akhirnya sekitar pukul 10 malam, keinginanku untuk menangis tiba-tiba muncul lagi.
Aku berusaha untuk menangis, tetapi tetap tidak berhasil. Bahkan memunculkan memori tentang perasaan bersalah atas kematian seseorang tidak bisa membuatku menangis. Aku tidak akan bisa tidur, pikirku. Ada banyak hal yang sedang aku pikirkan (dan aku kuatirkan) sehingga aku berpikiran demikian. Aku akhirnya memutuskan menonton film The Time Traveler's Wife. (DVD film ini sebenarnya sudah aku pinjam sejak hari Senin dua minggu yang lalu dari Aiko, tetapi aku enggan menontonnya karena masalah monitor yang kupakai sebelum monitorku yang sekarang.) Aku berharap dengan menonton film itu aku akan bisa mengantuk. Ternyata sampai film selesai, aku tidak mengantuk sama sekali. Yang lebih disayangkan, aku bahkan tetap tidak bisa menangis walaupun film itu sebenarnya pasti akan bisa membuatku menangis bila keadaanku tidak seperti saat ini.
And here I am. Typing this blog entry, early in the morning of February 16, 2010.
Aku ingin menangis, tetapi tidak bisa...

Abednego Residence
16 Februari 2010
02:13
No comments:
Post a Comment