Begitu gue menunjukkan kepalaku yang plontos, Nyokap langsung menyatakan ketidaksenangannya. "Kok sampai botak begitu? Ai anggo ho da."
Setelah kebaktian malam Natal selesai, banyak orang yang pangling dengan penampilanku sampai tak mengenaliku. Kemudian pertanyaan "kenapa plontos?" menjadi pertanyaan umum setelah mereka mengenaliku.
Setelah lebih dari beberapa pertanyaan kujawab hanya dengan senyuman, aku menjawab pertanyaan yang sama dari pendeta, "domma dokah lang sonon." (Sudah lama tak (plontos) seperti ini.)
Penting gak sih kenapa kepala gue plontos ditanyakan? :D
(foto kepala plontos masih belum diupload, euy.)
Setelah kebaktian malam Natal selesai, banyak orang yang pangling dengan penampilanku sampai tak mengenaliku. Kemudian pertanyaan "kenapa plontos?" menjadi pertanyaan umum setelah mereka mengenaliku.
Setelah lebih dari beberapa pertanyaan kujawab hanya dengan senyuman, aku menjawab pertanyaan yang sama dari pendeta, "domma dokah lang sonon." (Sudah lama tak (plontos) seperti ini.)
Penting gak sih kenapa kepala gue plontos ditanyakan? :D
(foto kepala plontos masih belum diupload, euy.)
Trus...kenapa plontos?
ReplyDelete=P
Nabung jigo aja untuk tiap orang yang nanya alasan plontosan...
ReplyDeleteLumayan buat jajan di jakarta :p