Pages

Monday, March 14, 2011

Bunuh Diri?

Pernah terpikir untuk bunuh diri?
 
Saya? Saya sudah tiga kali mencoba bunuh diri, saat saya masih di SD dulu. Bertujuan agar bisa berteman selamanya dengan Peter. Saat kelas 6 SD, Peter pernah memanas-manasi saya untuk bunuh diri. Dia meyakinkan saya untuk loncat dari angkot, menyayat nadi, dan minum obat warung. Tetapi anehnya, selalu ada saja yang menghalangi saya agar tetap hidup. Mungkin belum waktunya. Termasuk dua strip obat yang saya minum, saya tetap sehat.
 
Saya tidak bisa menyalahkan Peter. Dia hanya ingin saya tetap mungil selamanya dan menjadi temannya. Dia panik melihat payudara saya mulai tumbuh. Peter menyerah. Dia pun berkata, "kau bisa menjadi kakakku… ibuku… atau nenekku nanti..." Melihat saya sekarang, dia bilang. "Harusnya kau ikut aku dulu." Biar Peter bilang begitu, sekarang tidak pernah terbersit sedikit pun kata 'bunuh diri' setelah suatu saat saya akhirnya bertemu hantu yang mati bunuh diri.
 
Dia adalah seorang wanita berwajah manis. Dia dulunya adalah pembantu tetangga, gantung diri di kamarnya akibat disakiti hatinya oleh tentara yang tinggal di dekat rumahnya. Biasanya 'mereka' bisa mengenali orang-orang yang punya kemampuan melihat 'mereka'. Sejak dulu sering kali saya diikuti, didatangi..dan dimintai tolong. Minimal 'mereka' biasanya hanya minta disampaikan apa yang belum pernah disampaikan semasa hidupnya, kepada keluarga atau teman temannya.
 
Nah, hantu pembantu yang meninggal gantung diri ini agak ekstrim. Dia mendatangi saya untuk minta bantuan melepaskan tali di leher yang masih mencekik dia. Dia datang menangis tengah malam menembus pintu kamar saya. Saya hanya bisa menutup badan dengan selimut dan menggigil takut. Sementara itu dia terus berbicara.
"Neng... Bisa bantu teteh, Neng? Neng..."
Masih berselimut, saya bergetar berbicara, "mau apa, Teh?"
Dia menjawab, "sesak, Neng. Tolong… Sesak..."
Saya mulai membuka mata, menyingkap selimut, lalu memandang dia. Kasihan… Mukanya sedih pucat… Seutas tambang masih menempel, dan tangannya memegangi tali.
Dalam keadaan terengah dia terus bercerita, "pacar saya, Neng. Kabur… setelah menghamili saya. Saya bingung. Gantung diri.. agar tenang..."
"Sakit… Saya pikir saya tidak mati.. karena masih bs membuka mata. Ternyata tidak. Saya melihat raga saya menggantung. Dan saya ada di bawah menatap raga saya."
 
Saya mulai lupa kalo dia hantu, dan bertanya, "lalu? Gimana, Teh?"
Dia menangis lagi berkata, "begini aja, Neng… Saya mati udah 10thn. Masih sakit..."
Mungkin kita pernah mendengar, jika kita mati ada malaikat yang akan menjemput kita. Itu tidak terjadi padanya. Dia tersiksa dengan perasaan sakit di lehernya seperti sakit yang dia rasakan saat nyawanya terlepas karena gantung diri. Lebih parahnya, dia tidak bisa berkomunikasi dengan hantu lainnya, yang mungkin gentayangan karena penasaran, tetapi mereka tidak bunuh diri. Dia hanya bertanya kepada saya, "sampai kapan teteh akan begini ya, Neng? Sakit… Teteh pikir dengan bunuh diri, akan lupa pada kepedihan hati."
 
Saya yang waktu itu duduk di bangku SMP hanya menggelengkan kepala dan menjawab seadanya, "mungkin sampai kiamat, Teh.." Dan dia terisak keras, suaranya mengerikan dengan nafas terengah karena tali di leher.
"Coba bantu teteh membuka tali ini, Neng..."
Perasaan takut sudah lewat.  Saya coba memegang talinya. Tembus lagi tembus lagi bahkan tidak bisa saya pegang.
"Maaf , Teh. Saya nggak bisa bantu."
 
Walau dia hantu yang cukup ekstrim, dia masih sopan menghadapi saya setelah tahu saya tidak bisa membantunya. Dia terisak, terdiam. Dan dalam keadaan yang masih terengah sesak, dia meninggalkan kamar saya. Sambil berkata, "semoga cepat cepat kiamat ya, Neng."
 
Setelah dia meninggalkan kamar saya, saya hanya bisa terdiam. Cukup sedih melihat kondisinya. Tidak ada yang bisa membantunya, sendirian menanti kiamat. Lalu saya teringat Peter yang menyuruh saya bunuh diri. Untung tidak saya lakukan. Percuma. Saya tidak akan pernah bertemu dengan Peter dan yang lainnya.
 
Di saat kita semua ketakutan menghadapi kiamat karena merasa belum siap, di tempat lain ada hantu-hantu yang sangat menanti datangnya kiamat.
 
Untuk yang masih berpikir untuk bunuh diri, terserah. Dengan membaca cerita saya, mungkin sudah terbayang bagaimana nantinya.



Tulisan di atas adalah kumpulan tweet @risa_saraswati yang di-update pada tanggal 14 Maret 2011 dari sekitar pukul 20:58 hingga 22:18. Risa Saraswati dulu adalah vokalis band indie Homogenic, sekarang solo karir dengan nama Sarasvati.*
Tulisan di atas dikutip atas izin dari pemilik tweet tersebut.

*: info dari Ismiranda Lubis, seorang teman saya, melalui tweetnya. Saya mengetahui tweet Risa Saraswati juga melalui retweet yang dilakukan Ismi.

4 comments:

  1. huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... aku skip dlu dah. serem baca malem2.. hiiiyyy X_X

    ReplyDelete
  2. ya ampun. miris bacanya. Itu cerita beneran?

    ReplyDelete
  3. saya tidak tahu juga itu cerita benar atau tidak.. tetapi ceritanya cukup menarik, menurut saya..

    ReplyDelete