Pages

Monday, July 16, 2007

Die Hard 4.0

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Menurut saya, film Die Hard 4.0 ini merupakan satu-satunya film action paling menarik dari semua film yang pernah aku tonton di theater. Maklum aja, film yang gue tonton di bioskop itu baru 5 buah. 4 buah film sebelumnya adalah Garasi, World Trade Center, Kala, Ocean's Thirteen. Now, you know why it is the best action movie I ever watched in theaters?!

Gue gak akan buat resensinya di sini, karena sudah ada dua orang di daftar Contacts gue yang buat reviewnya juga. Check review buatan Tasya or review buatan Kang Bayu. Gue cuma mau tulis beberapa komentar tentang film ini dan terjemahannya yang agak kacau.

DOS atau Denial Of Service setahu gue (correct me if I'm wrong!) memang serangan hacker yang melumpuhkan komputer yang diserang sehingga tidak berfungsi lagi. Tetapi kok malah diartikan lain. Gue lupa euy dibuat apa artinya ama penerjemah film ini, tetapi gue agak risih aja waktu lihat terjemahannya. Anybody who remember what the translator of this movie translate "denial of service" is?

Gue pernah tulis di blog gue kalau gue suka film "based on true story" cs karena kisahnya yang mendekati kenyataan, tak terlalu mengada-ada seperti film yang ada di film Die Hard 4.0 ini. Tetapi memang cerita yang mengada-ada itulah yang dijual film action seperti Die Hard 4.0 ini bukan? Berikut adalah beberapa hal yang menurut gue mengada-ada:

Pertama, ledakan di rumah hacker yang ditunjukkan pertama kali bisa sampai menghancurkan seluruh rumah. Nah, mengapa ledakan di apartemennya si Matt Farrel tidak bisa merobohkan dinding dekat tempat Farrel dan McClane berlindung, padahal jaraknya tidak begitu jauh dari sumber ledakan? Oiya, cara meledakknya aja berlebihan. Mesti gitu nunggu hackernya tekan tombol Delete baru bomnya meledak? Bukankah ada cara yang lebih ampuh?

Kedua, kekacauan yang dihasilkan terlalu berlebihan dan bohong banget. Entah mengapa, menurut rasio gue kekacauan seperti itu tidak akan mungkin terjadi di tengah kota. Kecepatan mobil di tengah kota kan dibatasi. Lagipula, secara otomatis walaupun lampu sudah menunjukkan hijau, tetap aja setiap orang pasti melihat ke arah kiri maupun kanan apakah tidak ada mobil yang menerobos traffic light. (Ah, ini hanya perasaan gue aja kali ya karena tinggal di Indonesia.)

Ketiga, lots of action that's not gonna happen in real life. Helikopter terbang rendah di atas jalan raya di antara gedung-gedung. McClane menjatuhkan diri dari mobil tanpa patah tulang, lalu disambung dengan mobilnya bisa melayang tinggi setelah menabrak loket tiket tol(?). Penjahatnya jatuh dari helikopter juga fine-fine aja, padahal kan itu manusia biasa, bukan sejenis werewolf seperti di film Underworld. Ledakan di pembangkit listrik di Wayland(?) terlalu kecil. I mean, all the gases explode there and the explosion still can remain Farrel dan McClane's life and also the helicopter? Lalu ada serangan jet tempur yang mengenai hanya satu tiang penyangga, tetapi merubuhkan lebih dari 3 tiang dan jalan layang di depannya. Oiya, McClane menembak dada kirinya, tetapi tembus ke dada kanan si Thomas Gabriel, tepat di jantung. Ah, masih banyak lagi..

Namun demikian, bagi gue film ini layak mendapat empat bintang. Ceritanya gak jelek, aksi-aksi yang ditampilkan juga menegangkan, dan ada lucu-lucunya juga. Lagipula gue nontonnya di bioskop bagus sih..

1 comment: