Pages

Wednesday, August 29, 2007

Gue, Diponegoro, dan A-Sleeping-Homeless-Guy




Foto ini adalah salah satu dari foto yang gue ambil setelah selesai menonton film Rush Hour 3 di Djakarta Theater. Jalan kaki dari Bunderan HI ke rumah gue yang terletak di dekat Tugu Proklamasi, gue tentunya harus melewati Taman Suropati. Ngambil foto di Taman Suropati sih sudah sering, tetapi gue belum pernah ngambil foto Patung Pangeran Diponegoro tepat dari dalam bunderan(?) tempat patung itu berada.

Nah, foto ini gue ambil setelah tiba di tempat itu. Gue baru sadar kalau ternyata plastik (pojok kanan bawah foto) yang terletak tidak jauh dari tempat gue berdiri itu adalah plastik yang digunakan oleh seorang tunawisma untuk menutupi tubuhnya sewaktu dia tidur.

Jadi deh foto ini berjudul Gue, Diponegoro, dan A Sleeping-Homeless-Guy...

Oiya, walaupun dia hanya seorang tunawisma, dia tidur di dekat orang nomor dua di negeri ini tidur.

10 comments:

  1. Exposure-nya kurang ya?

    Jadinya judul yang lebih tepat adalah: "mysterious me, Diponegoro, and mysterious sleeping-homeless-guy"

    ReplyDelete
  2. Btw, the picture can't be taken by you can it? You're in the picture... so either you've timed and tripoded the camera or someone else took the picture.

    The real mystery is, who might that someone else be?

    ReplyDelete
  3. gue mah gak gitu ngerti arti istilah ini..

    tetapi permasalahannya adalah kurangnya jangkauan blitz bila diaktifkan.. ada satu foto yang waktu diambil blitznya gue aktifin, hasilnya hanya badan gue yang terlihat sangat jelas, sedangkan foto patung dan the homeless-guy gak tertangkap dengan baik..

    boleh tuh usulan judulnya...

    ReplyDelete
  4. I've timed the camera, but I didn't use tripod. I just put the camera on the wall on the other side of the wall behind me. actually the real picture is larger, but I've cropped the picture to the best composition I thought I could do.

    ReplyDelete
  5. Bila blitz diaktifkan, kamera menduga bahwa gambar yang diambil akan terang.
    Dia (pada setingan otomatis) akan membuka diafragma (seperti pupil mata kita) pada ukuran kecil dan dengan durasi pendek, sehingga cahaya yang ditangkap akan minim... jadilah yang keliatan hanya benda2 yg kena blitz (dalam kasus ini badan elo) tapi yang nggak kena blitz nggak keliatan karena diafragma yg kecil dan durasi bukaan (exposure) yg singkat hanya memungkinkan sedikit cahaya masuk ke sensor gambar...

    Sebaliknya pada non-blitz.
    Kamera (lagi2 pada setting otomatis) akan membuka diafragma selebar mungkin dan selama mungkin (dia pikir cahaya pasti sulit) jadilah benda2 yang jauh akan terdeteksi pada sensor gambar digital sang camera.

    Sedikit teori

    ReplyDelete
  6. Pertanyaannya:

    Kenapa bukan foto itu yg dipajang di sini?

    ReplyDelete
  7. karena walaupun tubuhku terlihat terang, wajahku masih terlihat blur juga.. terus, patungnya dan the-homeless-guy sama sekali gelap..

    ReplyDelete