1 Januari 2010. Hari pertama di tahun 2010. Kita menyebutnya Tahun Baru. (Kenapa bukan Hari Tahun Baru ya?)
Buatku, secara keseluruhan hari pertama tahun ini jauh lebih baik dari hari pertama tahun kemarin. Cerita di hari pertama tahun lalu sepertinya tidak perlu diceritakan. Hanya saja, bila dibandingkan, siapapun akan setuju 1 Januari 2010ku lebih baik.
Cerita 1 Januari kemarin dimulai dengan kebaktian keluarga di ujung tahun 2009. Aku dan Mamak sempat memulai lebih dahulu kebaktian itu hanya berdua. Kami menggunakan tata ibadah keluarga yang Mamak bawa dari Medan. Sudah sempat selesai membaca renungan dalam tata ibadah itu, kakak dan kakak iparku pulang dari acara malam tahun baru di lingkungan mereka walau sebenarnya acaranya belum selesai. Aku sebenarnya agak kuatir ada reaksi yang tidak mengenakkan entah itu dari kakakku atau dari Mamak. Namun yang terjadi adalah Mamak senyum-senyum, kakakku bicara dengan nada menyenangkan, "lha, kok mulai duluan? Kan bisa ditelepon.." Akhirnya kami memulai lagi dari awal kebaktian keluarga kami.
Ada sebuah bagian dalam tata ibadah di mana setiap orang berbicara: mengucap syukur atas berkat Tuhan, dan menyatakan harapannya ke depan, serta tentunya saling meminta maaf. Hal terbesar yang patut disyukuri di tahun 2009 buat keluargaku adalah lahirnya Eydro. Mamak jadi Ompung, kakakku jadi Ibu, kakak iparku jadi Bapak, dan tak ketinggalan aku jadi Tulang. Lalu hal kedua yang paling patut disyukuri adalah kepindahan kakakku dan Eydro dari Medan ke Jakarta di awal Juni 2009 lalu.
Selesai ibadah, kami saling mengucapkan selamat tahun baru sambil bersalaman.
Jam 1.30 pagi, aku, kakak, dan Mamak membangunkan Eydro dan bermain dengannya. Eydro tidak mengantuk bahkan sangat menikmati sesi bermain dengan Mamanya yang aku sempat rekam selama 10 menit.
Kami lalu mengikuti kebaktian awal tahun di GKPS Kebayoran Baru.
Sorenya kami ke tempat Inang Tongah, kakaknya Mamak, di Cengkareng. Natal kemarin kami memang sudah ke sana, tetapi Mamak belum datang ke Jakarta. Hal menyenangkan di tempat Inang Tongah: keluarga besar Garingging (nah lho?) semuanya hadir, kecuali Kak Risa yang harus bekerja. Aku menonton Hancock: aku suka melihat Charlize Theron dalam film itu. Dan aku bisa tidak terlalu ambil pusing omongan Bapa Tongah tentang apa yang mungkin orang pikirkan tentang kuliahku.
Satu momen yang menurutku perlu aku tuliskan di sini adalah momen di mana Mamak sempat berkata, "ai ma ase domma husuruh ia mulai manorih kawan-kawanni.." Reaksiku, "memang pernah Mamak bilang begitu?"
Kami baru pulang dari rumah Inang Tongah sekitar pukul 10 malam. Kebetulankah bila supir taksi yang membawa kami pulang adalah supir yang sama membawa kami pulang tanggal 25 Desember 2009?
1 Januari 2010ku: penuh dengan senyuman dan sama sekali tanpa keluhan. Kesimpulanku: awal yang baik untuk tahun ini.
RM Jatim
2 Januari 2009
12:58
Buatku, secara keseluruhan hari pertama tahun ini jauh lebih baik dari hari pertama tahun kemarin. Cerita di hari pertama tahun lalu sepertinya tidak perlu diceritakan. Hanya saja, bila dibandingkan, siapapun akan setuju 1 Januari 2010ku lebih baik.
Cerita 1 Januari kemarin dimulai dengan kebaktian keluarga di ujung tahun 2009. Aku dan Mamak sempat memulai lebih dahulu kebaktian itu hanya berdua. Kami menggunakan tata ibadah keluarga yang Mamak bawa dari Medan. Sudah sempat selesai membaca renungan dalam tata ibadah itu, kakak dan kakak iparku pulang dari acara malam tahun baru di lingkungan mereka walau sebenarnya acaranya belum selesai. Aku sebenarnya agak kuatir ada reaksi yang tidak mengenakkan entah itu dari kakakku atau dari Mamak. Namun yang terjadi adalah Mamak senyum-senyum, kakakku bicara dengan nada menyenangkan, "lha, kok mulai duluan? Kan bisa ditelepon.." Akhirnya kami memulai lagi dari awal kebaktian keluarga kami.
Ada sebuah bagian dalam tata ibadah di mana setiap orang berbicara: mengucap syukur atas berkat Tuhan, dan menyatakan harapannya ke depan, serta tentunya saling meminta maaf. Hal terbesar yang patut disyukuri di tahun 2009 buat keluargaku adalah lahirnya Eydro. Mamak jadi Ompung, kakakku jadi Ibu, kakak iparku jadi Bapak, dan tak ketinggalan aku jadi Tulang. Lalu hal kedua yang paling patut disyukuri adalah kepindahan kakakku dan Eydro dari Medan ke Jakarta di awal Juni 2009 lalu.
Selesai ibadah, kami saling mengucapkan selamat tahun baru sambil bersalaman.
Jam 1.30 pagi, aku, kakak, dan Mamak membangunkan Eydro dan bermain dengannya. Eydro tidak mengantuk bahkan sangat menikmati sesi bermain dengan Mamanya yang aku sempat rekam selama 10 menit.
Kami lalu mengikuti kebaktian awal tahun di GKPS Kebayoran Baru.
Sorenya kami ke tempat Inang Tongah, kakaknya Mamak, di Cengkareng. Natal kemarin kami memang sudah ke sana, tetapi Mamak belum datang ke Jakarta. Hal menyenangkan di tempat Inang Tongah: keluarga besar Garingging (nah lho?) semuanya hadir, kecuali Kak Risa yang harus bekerja. Aku menonton Hancock: aku suka melihat Charlize Theron dalam film itu. Dan aku bisa tidak terlalu ambil pusing omongan Bapa Tongah tentang apa yang mungkin orang pikirkan tentang kuliahku.
Satu momen yang menurutku perlu aku tuliskan di sini adalah momen di mana Mamak sempat berkata, "ai ma ase domma husuruh ia mulai manorih kawan-kawanni.." Reaksiku, "memang pernah Mamak bilang begitu?"
Kami baru pulang dari rumah Inang Tongah sekitar pukul 10 malam. Kebetulankah bila supir taksi yang membawa kami pulang adalah supir yang sama membawa kami pulang tanggal 25 Desember 2009?
1 Januari 2010ku: penuh dengan senyuman dan sama sekali tanpa keluhan. Kesimpulanku: awal yang baik untuk tahun ini.
RM Jatim
2 Januari 2009
12:58
No comments:
Post a Comment