Pages

Wednesday, September 5, 2012

Patah

Kacamataku akhirnya patah. Aku lupa kalau aku meletakkannya di sebelahku, di tempat aku berbaring. Lalu datanglah keponakanku, bermain denganku. Aku hanya memikirkan kalau saat dia keluar dari kamar dia seharusnya sudah tidur. Sama sekali tak mengingat kacamata, sejam berikutnya aku menemukan gagang kacamata itu patah. Kakakku pasti akan bilang, "sudah berapa kali kubilang, hati-hati menaruh kacamata!"

Nasi sudah jadi bubur. Kacamata sudah patah. Rasanya besok perlu ke optik dan beli kacamata yang harga paketnya limapuluh ribu saja. Memang ada?

Bicara soal kacamata, aku pertama kali pakai kacamata di tahun 2001, kelas 3 SMU. Silinder dan minus kiri 0,75 kanan 0,5. Kacamata itu patah di Bandung tahun 2003. Aku mengganti dengan kacamata yang dibeli di sebuah optik di Kings, Kalapa. Perubahan minus dan silinder hanya sekitar 0,25. 2006, aku ganti lagi. Di Melawai, paket yang cukup murah. 2009, aku ganti lagi. Kacamata sebelumnya rusak pada bagian yang menahan lensanya. Kacamata tahun 2009 (bulan Agustus) itulah yang baru saja aku patahkan. Rata-rata kacamataku rusak karena cara meletakkannya yang tak hati-hati. Itulah sebabnya kacamata-kacamataku selama ini bengkok karena terinjak, tertidur, atau terlempar. Aku coba luruskan kembali, bengkok lagi, luruskan lagi, bengkok lagi hingga akhirnya terlalu rapuh untuk akhirnya patah.

Sebelas tahun memakai kacamata, aku baru memakai 4 kacamata. Itu berarti rata-rata 2,75 tahun per kacamata.

Kacamata berikutnya haruslah yang sangat murah saja. Sekali setahun ganti pun tak apa. Setuju?

Tangerang Selatan
5 September 2012, 23:59

Tuesday, September 4, 2012

Bicara Cinta

Aku ingin berbicara denganmu. Kapan terakhir kali kita bertemu dan berbicara?

Bicara tentang apa?

Bicara cinta.

Tangerang Selatan
4 September 2012, 23:58

Monday, September 3, 2012

Kangen

Kangen.

Apa artinya?

ka·ngen a cak ingin sekali bertemu; rindu: ia -- kpd suaminya;
me·nga·ngeni v kangen akan; kangen kpd: para seniman menghendaki agar masyarakat dapat ~ teater;
ka·ngen-ka·ngen·an v melepas rindu

Itulah arti kangen di Kamus Besar Bahasa Indonesia yang saya temukan lewat http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php.

Pengertian kangen itu membuat saya berpikir, apakah saya kangen kepadanya?

Eh, 'nya'? Siapa dia?

Tangerang Selatan
3 September 2012, 23:59

Sunday, September 2, 2012

109 Tahun, Lalu?

Hari ini, 109 tahun yang lalu, seorang misionaris Jerman bernama August Theist tiba di Pematang Raya, Simalungun. Hari itu dibacakan sebuah ayat yang menjadi ayat dari Injil, yaitu Yohanes . Yohanes 4:35. "Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai." Itulah tanda masuknya Injil di Tanah Simalungun.

Ada sejarah panjang di antaranya hingga baru pada tahun 1960an sebuah gereja mandiri bernama GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) berdiri (dan diakui sebagai gereja yang terpisah dari HKBP).

GKPS yang sudah berumur 109 tahun memiliki anggota jemaat yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, sama dengan penyebaran orang Batak pada umumnya. Hanya saja, GKPS hanya memiliki gedung gereja di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali.

Pertanyaan penting dengan umur lebih seabad, apakah GKPS sudah sadar betul being dan doing nya?

Tangerang Selatan
2 September 2012, 23:57

Saturday, September 1, 2012

(Ken)Apa?

Me: "Tulang demam tinggi, Eydro."
Eydro: "Oh, gitu? Tulang demam kenapa?"
Me: "Tulang demam karena tadi malam begadang."
Eydro: "Apa?"
Me: "Begadang."
Eydro: "Begadang itu apa?"
Me: "Begadang itu tidak tidur semalaman."
Eydro: "Oh, gitu?"
Me: "Iya. Makanya Eydro kalau disuruh tidur harus langsung tidur. Eydro gak mau sakit kayak Tulang kan?"

Eydro lalu pergi, masuk ke kamar.

(percakapan di atas adalah percakapan imajinatif antara saya dan Eydro. ditulis dalam keadaan demam cukup tinggi akibat kurang istirahat, yang sebelumnya sudah begadang hanya demi menonton Top Gear, Talhotblond, dan Flipped. benarlah nyanyian mbah Rhoma Irama, "begadang jangan begadang, bila tiada artinya.")

Tangerang Selatan
1 September 2012, 23:53.

Friday, August 31, 2012

"Be Nice, Don't Lie"

Apakah yang terpenting dari sebuah film? Tentu setiap orang memiliki jawaban yang berbeda. Itulah sebabnya pilihan orang untuk menonton apa bisa berbeda-beda. Ada yang suka menonton film action, ada pula yang suka menonton film komedi romantis. Ada yang suka menonton film drama, ada pula yang tidak. Ada yang suka menonton film horor Indonesia, ada pula yang suka menonton film televisi a.k.a FTV. Selera kita menonton film apa menunjukkan apa yang terpenting dari sebuah film.

Saya ingat ketika film The Raid diputar banyak orang yang memuji film itu. Saya termasuk yang tidak terlalu suka film itu. Aksi yang ditampilkan dan juga efek yang ditampilkan film itu memang hebat. Hanya saja film itu tidak punya cerita. Penonton film itu hanya disuguhi rentetan pertarungan yang diberi jeda sejenak. Saya pikir orang seharusnya lebih suka menonton WWE yang disertai drama dibanding film itu. Tentu untuk orang yang memang suka melihat yang sadis, film itu sangat bagus. Tetapi kembali lagi, itu kembali ke selera masing-masing. Dari ketidaksukaan saya terhadap film The Raid yang tidak menampilkan cerita di dalam filmnya, jelaslah saya lebih suka sebuah film yang memiliki cerita. Saya sering membandingkan film Transporter, yang juga film action, dengan  film The Raid. Film Transporter lebih enak ditonton karena ada cerita di dalam film itu.

Secara umum, saya suka film yang memiliki cerita. Saya termasuk yang menganggap cerita termasuk hal yang terpenting dari sebuah film. Saya sudah banyak menonton film. Hanya saja film yang paling saya suka adalah film berdasarkan kisah nyata. Film berdasarkan kisah nyata memiliki pesan yang menarik selain ceritanya merupakan cerita yang pernah terjadi. Satu film berdasarkan kisah nyata yang paling saya ingat judulnya adalah Radio. Lalu, ada banyak film berdasarkan kisah nyata lainnya yang saya lupa judulnya, tetapi saya tak akan menolak untuk menonton ulang film itu.

Malam ini, saya menonton sebuah film dokumenter di HBO Signature. Film itu berjudul Talhotblond. Film dokumenter itu dibuat berdasarkan kisah nyata tentang sebuah pembunuhan. Pembunuhan itu bukan sebuah pembunuhan biasa, makanya sampai dibuat filmnya. Pembunuhan itu terjadi karena terjadinya sebuah cinta segitiga di internet. Cerita di dalam film itu memberikan pesan yang luar biasa dari beberapa orang yang diwawancarai untuk pembuatan film itu. Salah satunya yang saya catat tadi, dan sudah saya post ke Twitter, adalah pernyataan dari Rex Beaber -seorang psikolog-, "the biggest human addiction in the world is love." Dan juga, "be nice, don't lie."

Saya tidak akan menceritakan cerita lengkap dari film itu. Hanya saja, saya pikir Anda yang membaca ini punya satu film yang mungkin harus Anda tonton.

Tangerang Selatan
31 Agustus 2012, 21:59

Thursday, August 30, 2012

Siapa yang Menjatuhkan?

Aku baru saja mendengar sebuah suara. Suara itu seperti sebuah suara perempuan. Pernah menonton film horor yang terkadang menyertakan suara menyeramkan? Suara yang aku dengar tadi mirip suara dalam film horor itu. Suara itu memang hanya terdengar sekali. Hanya saja, saya lebih memilih untuk cuek.

Saya memang termasuk orang yang cukup cuek terhadap hal yang
menyeramkan. Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada yang namanya setan atau hantu atau sejenisnya. Saya hanya belum pernah bertemu langsung, melihat langsung, merasakan langsung keberadaan mereka.

Saya pernah menjadi satu-satunya pengunjung di perpustakaan sekolahku. Waktu sudah mendekati pukul 21.00, waktu untuk perpustakaan tutup. Penjaga perpustakaan waktu itu adalah seorang mahasiswa, adik kelasku. Iseng, saya bertanya tentang hal yang menyeramkan di perpustakaan dan apakah dia takut. Dia lalu bercerita kalau dia sudah pernah melihat cahaya putih yang sekilas melintas di antara lorong yang terlihat dari pintu perpustakaan. Membayangkan itu, saya sebenarnya cukup takut. Bagaimana kalau saat itu malah muncul, pikirku.

Sambil bercerita, sambil saya juga iseng mengaku tak pernah merasakan yang menyeramkan, teman saya itu mematikan semua lampu perpustakaan. Lalu, tiba-tiba sebuah suara muncul dari ruangan administrasi perpustakaan. Karena saya merasa tidak perlu ada yang ditakutkan, saya malah berjalan ke arah ruangan itu. Entahlah, saya bisa saja dibilang sok pemberani. Saya malah iseng bertanya, "siapa itu?" Dengan rasionalisasi, saya langsung bilang ke teman saya, "paling ada benda yang jatuh." Siapa yang menjatuhkan?

Tangerang Selatan
30 Agustus 2012, 23:57