Pages

Sunday, April 2, 2006

Ketahuan Deh

Entah angin apa yang mengakibatkan Jeremia bertanya siapa cewek yang lagi gue suka sekarang. Teman seasrama gue yang sekarang menghuni kamar 12 ini memang sering cengin* gue dengan Grice hanya karena dulu waktu semester 1 aku pernah nganterin Grice ke Alfa yang gak jauh dari asrama. Padahal hanya sekali lho. Terus, sekarang ketika Armand, teman seasrama gue juga, lagi ngedeketin Grice, Jeremia juga cengin gue. "Ada yang cemburu nih?" ucapnya suatu ketika Armand dan Grice duduk berdekatan di kelas. Gue cuma bisa tersenyum melihat tingkah teman gue yang satu ini.

Suatu waktu di semester dua ini dia bertanya lagi. "Siapa sih cewe yang lagi loe suka?" tanyanya setengah serius dan setengah bercanda. Aku jelasin ke dia kalau sekarang gue memang lagi gak suka sama siapa-siapa, paling sekadar suka yang masih di bawah suka (memang ada? kalau ada istilahnya apaan? apakah ini yang disebut naksir. tapi saat ini gue gak mau deh dibilang lagi naksir sama seseorang). Terus, kalaupun ada pasti bukan teman seangkatan. Dari pengalamanku selama ini memang jarang sekali aku menyukai teman seangkatan. "Berarti senior nih? Angkatan apa?" Gila nih anak, pikirku. Segitu pengen tahunya kah dia? Kalau aku kasih tahu angkatan apa, ntar dia pasti nanya satu-satu yang mana di antara nama-nama yang mungkin dia bisa sebutkan. Aku pun tak menyebutkan nama angkatannya.

Dengan seorang teman gue yang lain aku gak sengaja malah bilang kalau cewek yang gue bingung gue naksir atau suka sekarang itu adalah anak angkatan MIRAS (silahkan shock mendengar nama angkatan tersebut), atau anak tingkat 3 sekarang di kampusku. Daniel, orang yang gue bilang hal tersebut, waktu itu memang menyuguhkan nama-nama anak MIRAS satu-persatu. Tetapi ternyata nama yang disuguhkannya tidak ada satupun yang benar. Dia malah lebih memilih untuk menebak kalau cewek anak MIRAS yang gue taksir adalah Gebby. Padahal kan bukan dia.

***

Di salah satu waktu setelah makan malam di minggu lalu, tiba-tiba Jeremia menghampiriku setelah dia selesai makan.
"Loe suka ama Kak Yuli, ya?"
Aku tersenyum dan lalu bertanya ke dia, "Kak Yuli Talang maksud loe?" Mentor Asrama Putri STTJ yang terletak di Jalan Talang memang bernama Yuli.
"Iya, yang mana lagi? Ha..ha..ha..iya kan?"
"Bukan kali. Kalau yang namanya Yuli itu senior gue di STT Telkom dulu," jawabku tanpa ekspresi. Aku jadi bingung kenapa dia malah menebak nama itu. Apa gara-gara label kuning di binderku itu?

"Terus siapa dong?" Tak mendapat jawaban dariku, dia malah melakukan hal yang menurutku cukup gila. Di ruang makan yang masih dipenuhi banyak anak-anak asrama, dia malah membuat pengumuman. "Teman-teman, Vontho suka ama salah satu senior kita. Tapi dia gak mau kasi tahu siapa." Parah nih anak, pikirku. Langsung saja pengumuman itu disambut teman-teman yang lain dengan suara "...cieeeeeeee..."
"Siapa sih vontho?" Untuk membuat mereka diam, aku pun menjawab. "Bang Daniel." Daniel Manalu adalah senior kami, tingkat 3, yang tinggal di asrama. Eh, si Manalu seperti malu-malu gue bilang gitu. Padahal kan gue bilang nama dia supaya memenuhi kriteria "senior" dan supaya yang lain pada gak ngebahas.

"Ah, Supit nih. Kayaknya vontho suka ama Supit nih," terdengar ocehan Jeremia sambil berjalan ke arah dapur. "Gloria Supit.. Gloria Supit.." masih Jeremia dan kali ini dia memplesetkan salah satu lagu yang kami nyanyikan di kelas Paduan Suara, Gloria Adios. Oh, no.. Jangan dibahas lagi dong, gumamku dalam hati.

Eh, si Daniel Gunawan nongol. "Oiya, ya. Masih ada Gloria Supit. Ah.. vontho..." Gue pun hanya bisa senyum-senyum saja...

***

Tak sengaja ataupun iseng atau apapun namanya (mungkin bisa dibilang bodoh), di salah satu waktu setelah makan pagi (mungkin) di minggu lalu, ada yang nanya password logon ke komputerku. "Vontho, passwordnya apaan?" tanya temanku yang mungkin adalah Yanto -lupa euy-. "Enak aja! Itu password untuk semua accountku. Emailku juga." Dan dengan entengnya, "itu juga nama cewek yang lagi aku suka." Gak mungkin dong aku kasih tau ke teman-temanku. Wong memang sengaja aku gak mau kasih tahu mereka dan itu memang password untuk beberapa accountku di internet. Aku pun ke kamarku, memasukkan passwordku yang memang nama cewek yang sedang aku taksir atau suka itu. Aku pun meninggalkannya memakai komputerku.

***

Jumat kemarin Daniel Gunawan masuk ke kamarku.
"Hidupin komputernya ya, Von?" tanyanya padaku yang sedang tidur-tiduran.
"Sok aja kalau tau passwordnya," jawabku enteng.
"Gue coba ya?"
"Sok.."

Diapun menekan tombol power komputerku. Tak berapa lama sudah muncul layar logon FBI Terminal (gue pake StyleXP2) dan terdengar lagu dari Winampku. Sebelumnya komputerku memang hanya aku hibernate aja. Dia pun mulai mengetik password yang ingin dia coba. Betapa terkejutnya aku ketika dia berhasil memasukkan password yang benar.

"Ha..Ha..Ha..Ha.." Daniel tertawa kegirangan. Bukan hanya karena dia tahu passwordku, tapi juga karena dia tahu siapa cewek yang aku taksir atau suka itu.

Parah, pikirku. "Dari mana lu tahu password gue? Lu liatin tangan gue ya selama ini waktu mengetik password?" Selama ini aku memang mengetik dengan sepuluh jari. Jadi agak sulit juga sih sebenarnya bagi orang untuk melihat apa yang aku ketik. Tapi siapa tahu, kan?
"Enak aja! Gue nyoba aja kaleee," ucapnya dengan nada setengah marah karena gue tuduh seperti itu.

Sialan.. Ketahuan deh.. Kenapa kemarin-kemarin gak aku ganti ya?

***

Sabtu kemarin Yanto mau pinjam komputerku. Kejadiannya hampir sama dengan kejadian Daniel. "Memang lu tahu passwordnya?" tanyaku ama Yanto. Dia pun memasukkan satu persatu huruf-huruf passwordku. Sialan, anak ini juga tahu. "Tahu dari mana lu? Dari Daniel ya?" Aku langsung menginterogasinya. "Nggak. Kan waktu itu lu ada bilang kalau passwordmu nama cewek yang lagi lu suka. Terus kemarin kan yang waktu di meja makan anak-anak pada bilangin kalau cewek yang lu suka itu Gloria Supit. Terus kemarin aku nyoba. Aku masukin, eh ternyata benar. Terus Robinson nyuruh gue matiin. 'Ntar kalau ketahuan ama vontho bisa mati lu' kata Robinson ama gue," Yanto menjelaskan dengan panjang lebar dan selengkap-lengkapnya.

Waduh.. Kok bisa jadi begini..

***

Barusan waktu gue mengetik ini Jeremia masuk ke kamar gue. Tulisan yang gue ketik di Notepad ini sebenarnya udah gue tutup sesaat sebelum dia keluar dari kamar Mentor -sebelah kamar gue- dan masuk ke kamar gue.
"Ngapain lu? Curhat tentang cewek itu, ya? Gue tahu lu nutup sesuatu sebelum gue masuk."
"Nggak." Boong nih. "Gue baru buka ini. Notepad."
"Coba buka yang barusan lu buka tadi!"
Aku pun membuka file notepad yang merupakan email dari Miss Susanne, dosen Bahasa Inggris gue di semester 1.
"Kok yang ini? Bukan yang ini." Nih anak kok sok tahu juga ya, pikirku. Dia hanya membaca sejenak email itu karena langsung aku tutup.
Sebelum dia keluar dia masih ngomong juga. "Ah, gue tahu. Supit kan?"

Gue sudah positif ketahuan ama Daniel, Yanto, dan Robinson. Tapi dengan Jeremia, gue gak tahu apakah dia benar-benar tahu atau cuma tahu-tahuan aja. Atau tempe?

Asrama Putra STTJ, Dempo 14, Jakarta
01:49
3 April 2006

No comments:

Post a Comment