Pages

Tuesday, August 28, 2007

Salam ya buat Ayahmu...

Setelah melewati empat semester di kampus gue sekarang, akhirnya gue menemukan seseorang yang kenal dengan Bokap gue dulu. Dia itu teman sekelas Bokap gue sewaktu kuliah di kampus gue.

Awalnya gue gak begitu yakin. Dia hanya bilang kalau dia itu masuk tahun 1974 di kampus gue. Sewaktu dia mengisi daftar hadirlah baru gue yakin kalau dia itu memang teman sekelas Bokap dulu.

Pak Purboyo: "Givendra Saragih.."
Saya mengangkat tanganku.
Pak Purboyo: "Teman saya dulu ada yang bermarga Saragih. Ayahmu pendeta?
Gue: "Iya Pak."
Pak Purboyo: "Siapa namanya?"
Gue: "Apulman Saragih, Pak."
Pak Purboyo: "Iya. Itu teman sekelas saya dulu. Tapi bukan berarti karena anaknya teman saya nilainya saya kasih bagus ya. Salam ya buat Ayahmu."

Seketika teman sekelas gue seperti tersentak mendengar ucapan Pak Purboyo itu - teman-teman gue pada umumnya udah pada tahu kalau Bokap udah gak ada. Gue sih biasa aja.

Selesai jam kuliah, gue berpikir kalau sebaiknya Pak Purboyo itu tahu kalau teman sekelasnya yang dia titipkan salam sudah tidak ada lagi. Gue pun memberitahunya.



Setelah dua minggu mengikuti kuliah darinya, gue jadi berpikir. Kayaknya Bokap gue bakalan setua dia deh sekarang kalau masih ada. Dilihat dari pemikirannya, mereka juga gak gitu jauh beda, jemaat-oriented. Nilai positifnya, gue jadi ingat salah satu alasan mengapa gue masuk ke kampus gue sekarang. Menjadi mirip seperti Bokap (positively) dalam hal sebagai pendeta.

Ah, gue udah ngelantur. Tulisan ini sebenarnya hanya mau bercerita tentang "Salam ya buat Ayahmu..."

foto adalah foto Pak Purboyo sedang mengajar kuliah Pembangunan Jemaat di kelas kami, 27 Agustus 2007.

19 comments:

  1. Kok bisa ya, foto2 di dalam kelas?

    Atau do'i emang narcist?

    ReplyDelete
  2. fotonya diem2 yah? huehuehehe...

    yup, take the positive side :)

    ReplyDelete
  3. itulah hebatnya, Bang.. gue ngambilnya dari tempat duduk gue, tentunya harus tanpa disadarinya. naluri paparazzi, gue memang dikenal di kampus gue seperti itu, pun langsung muncul...

    ReplyDelete
  4. iya, Kak. kayak paparazzi gitu deh. hehehehe..

    ReplyDelete
  5. ooooh.... kamu anaknya Apulman Saragih ya?

    huum,,, titip salam juga ya....

    ReplyDelete
  6. mudah2an bisa LEBIH dari beliau....


    *suatu keinginan yang kayaknya susah banget gue jalanin.... kedua orangtua kita terlalu SEMPURNA untuk ditiru...
    even there was a story titled "nobody's perfect", but for me, they both are too perfect....


    *sambil menatap miris dgn kondisi 'kepribadian' gue sekarang..... *

    ReplyDelete
  7. yg gue maksud Perfect --> yg sisi positifnya...

    kalau yg sisi negatifnya tetap ada lah...
    namanya jg manusia...

    ^_^

    ReplyDelete
  8. Kadang-kadang justru orang yang berkepribadian positive itu adalah orang yang menyadari kekurangannya...

    Either that or you're an introvert :)

    ReplyDelete
  9. Luckily ada cukup cahaya di dalam ruangan kelas, jadi wajah sang dosen bisa terlihat dengan jelas.

    ReplyDelete
  10. soalnya kuliahnya pas siang juga sih.. terus dosennya lagi gak banyak gerak.. kalau cuma ada cahaya lampu dan dosennya gerak pasti wajahnya kabur..

    ReplyDelete
  11. mengingat Anda yang lebih dekat ke Taman tempat dia tinggal sekarang, Andalah yang menyampaikan salam dari dosen saya itu.. hehehehe..
    salam dari Anda, mengapa tidak sampaikan saja sendiri? Anda anaknya Pak Apulman juga kan?

    *apaan sih?*

    ReplyDelete
  12. hihihihihi.....

    dasar ngaco!

    *kayaknya kita aja deh anak2 yg tak tau hormat menyebut-nyebut nama dia dengan sembarangan....ya Tuhan, ampunilah....*

    ^_^

    ReplyDelete
  13. itu mah sulit.. menyamainya saja sepertinya sulit.. like you said, both of our parent are too perfect

    ReplyDelete
  14. huum, where did you get those words?

    too cool to admit... huehehe....;)

    ReplyDelete
  15. kan kita gak menyebutnya secara tidak sopan.. bukan dengan si Anu itu, tetapi dengan pake Pak, atau nama lengkapnya.

    lo ingat gak waktu Bapak marah namanya gak lo tulis lengkap buat surat ke sekolah (SMP 1 deh kayaknya)?

    ReplyDelete
  16. Iya, kan ada tertulis:

    "Janganlah menyebut nama orangtuamu dengan sembarangan, karena mereka akan menghukum orang yang menyalahgunakan nama mereka..."

    ReplyDelete
  17. Makanya bang, jangan membandingkan diri kita dengan orang tua kita.
    Biarpun orang bilang "apel jatuh tidak jauh dari pohonnya," tetapi kata Pearl Jam:

    The ocean is full cause everyones crying,
    The full moon is looking for friends at high tide.
    The sorrow grows bigger when the sorrows denied.
    I only know my mind. I am mine.

    ReplyDelete
  18. hehehe...

    iya sih....

    emang kita juga di rumah gak pernah diajarin "dilarang nyebut nama orangtua!"....

    bokap malah paling marah pas gue bikin singkatan A. Saragih utk kepentingan sekolah.... (Di sekolah ada kebiasaan ngeledekin manggil nama teman pake nama bokapnya!! Gue pernah minta tanda tangan bokap dengan nama lengkap di bawahnya. Pas nyampe di sekolah langsung gue tip-ex!!)

    ReplyDelete