Pages

Wednesday, October 6, 2010

Payung

Aku punya seekor payung. Seekor? Aku menyebutnya demikian karena di tangkainya ada tali untuk menentengnya sambil mengayun-ayunkan payung itu. Dan juga ada label mereknya yang tidak aku lepas. Payung itu aku baru saja beli tadi di Giant Megaria. Payung yang lama sudah tidak memadai lagi untuk menahan agar tubuhku tidak basah kuyup ketika hujan deras menjatuhkan diri dari langit.

Payung itu berwarna coklat. Menarik bukan? Payung itu, sama seperti payung-payung yang pernah kumiliki, akan selalu ada di dalam tasku. Sedia payung sebelum hujan, kata pepatah.

Berbicara tentang payung, aku tadi tiba-tiba bertanya-tanya. Kenapa tidak ada produsen yang berani memberikan garansi? Pertanyaan itu kemudian berlanjut dengan pertanyaan, kenapa payungku selalu rusak setelah aku meminjamkan payung itu ke orang lain? Kedua pertanyaan itu ternyata pertanyaan yang tak perlu dijawab.

FYI, harga payung yang aku beli tadi Rp29.900. Murah atau mahal?

Kalasan Dalam 44B
6 Oktober 2010
19:12

3 comments:

  1. mahal........... di stasiun2 bisa cuma dapet ceban atau 15 rban..
    tapi warna n motif nya yah gt.. kalo ga model mbak2, tante2, atau nenek2.. yang menurut gw norak.. tapi kalao mw milih bisa.. hahahaaa.
    kualitas... kalo gw awet secara jarang dipake.. wkwkwkww..

    ReplyDelete
  2. bisa dapat dua ya dengan duit segitu..
    hmm.. punya gue sih awet kalau gue yang pakai.. kalau sudah orang lain yang pakai, pasti jadi langsung cepat rusak..

    ReplyDelete
  3. ow..
    gitu yah..
    yodah lu minta garansi dari nyang make aja kak..
    biar agak bertanggung jawab dikit..
    hehehe...

    ReplyDelete