Pages

Wednesday, July 28, 2010

Aqua 1500ml

Berapa banyak Anda minum air putih sehari? Sebelumnya saya termasuk orang yang tidak terlalu banyak minum air putih. Saya biasa hanya minum air putih setelah makan pagi, makan siang, dan makan malam. Selebihnya, bila tidak ada kegiatan yang membuat saya menjadi haus sekali, saya tidak akan minum air putih lagi.

Kebiasaan itu entah kenapa berubah. Saya sangat suka minum air putih. Belakangan saya bahkan menjadi sering menenteng sebotol Aqua 1500 ml kalau saya hendak jalan-jalan ke mall.

Tulisan ini sebenarnya ingin saya tuliskan karena baru saja saya membeli sebotol Aqua 1500 ml seharga Rp3.500 dari warung di dekat kontrakan saya. Penjualnya mungkin heran karena tadi pagi saya baru saja membeli sebotol Aqua 1500 ml juga dari dia. Dia pun malah bertanya, "sebotol ya sehari?"
"Lebih," jawabku enteng.
"Kalau gitu mending pakai galon aja. (Be)berapa botol itu sudah bisa satu galon," ucapnya menyarankanku untuk memakai galon saja.

Benar juga, pikirku. Harga segalon Aqua yang 19 liter hanya Rp12.000. Dengan harga seperti itu, saya hanya mendapatkan 3 botol Aqua 1500 ml. Hanya saja, ada alasan mengapa saya lebih nyaman dengan cara saya seperti ini. Praktis. Dan saya memang lebih rajin minum air putih dengan cara seperti ini dibandingkan dengan saya membeli Aqua galon. Soal lebih mahal, entah mengapa saya merasa ada keuntungan menggunakan cara ini. Saya setidaknya dapat melatih untuk berpikir positif dengan pola seperti ini. Saya bisa menjadi orang yang merasa tidak berkekurangan. Aneh tidak?

Jadi, untuk sementara ini saya akan tetap menjalani pola membeli minuman Aqua 1500ml sekitar dua botol sehari.

Kontrakan (Masihkah) Gak Jelas
28 Juli 2010
22:40

Catatan: tulisan ini adalah tulisan pemanasan sejak beberapa puluh hari tidak menulis apapun di blog ini. Semoga setelah ini saya akan semakin rajin menulis di blog ini. Target posting ke-1000 di akhir tahun 2010 akan dapat saya capai kalau saya rajin menulis lagi di sini.

Monday, June 21, 2010

Head vs Stomach

So, this is a story about Head versus Stomach. It's written by me in collaboration with Yonea in a status update at Facebook I posted a few days ago. I edited some parts to make it better, in my point of view, of course.

Dear Stomach,

please don't do this to me now.

Regards, Head.

A letter sent by Head to Stomach.

"Why?" asked Stomach. "I'm doing nothing."
"You hurt me. Please stop it!" said Head to Stomach.
"I'm not!!!" Stomach shouted. 
"You hurt me so much, you know? Why don't you stop making me have to go to the bathroom quite often!", said Head with anger.
Stomach answered, "I didn't do that. Just stop thinking about the bathroom, OK?"
"I can't. You push me to go there. I can't stop it!" said Head.
"I'm so sorry..." Stomach cried. And Head started to cry too.
But then suddenly Head realized and started to blame Stomach again. While Head wiping it's tears, Head said, "it's all your fault. Why can't you have a defence mechanism that prevent us to be like this?"
Stomach couldn't accept that Head blaming him again. In overtune, Stomach said, "heh.. lo tu ye! Udah jelas-jelas kita barusan menangis bersama. Gue pikir lo mau menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Lo jadi kepale kagak becus!"
Head tried to understand what Stomach said, "In English please! I can't even understand a word that you said."
Stomach laughed out loud, "yang begini ini nih. Masa jadi kepala nggak ngerti bahasa Indonesia dengan logat Betawi? Parah lo, Kepale. I'm ashamed of you."
Head responded, "hey you, Stomach! Stop mocking me in a language that I can't understand. Did you speak in a monkey language?"
Stomach kept silent.
Head suddenly feel guilty. But then Head remembered a word that really good to say. "BENGAK LOE," Head said to Stomach (and to people who makes the status). 

The End.

Tuesday, June 1, 2010

Suddenly Dian Paramita

I'm not a big fan of Dian Sastrowardojo. And I will never be. So, let us call this is coincidence. I found a picture of her in a Facebook page of GP Photography. And I truly like her smile. That's why now my desktop is like the picture here in this post. Could you imagine her smiling picture tiled on a 19 inch 1380x768 px monitor?

I named this post as suddenly Dian Paramita because actually I posted the similar picture yesterday on my Facebook. I also changed the background of my Tumblr page with the same picture.

FYI, I will never change my wallpaper until there is someone can beat her smile that making me want to smile everytime I see my desktop.

KGJ
June 1st, 2010
21:00

Tuesday, May 18, 2010

Bentuk Cinta

Apakah sudah terlihat berbentuk seperti cinta?
Gambar ini adalah gambar yang aku buat dengan membuat mouse-ku berputar-putar di atas sebuah video (?) yang aku re-blog di tumblr-ku. Setelah terhibur sejenak, aku berpikir kalau bulatan-bulatan itu bisa dijadikan bentuk tertentu. Aku langsung terpikir untuk membuat bentuk love.

Apa sudah terlihat berbentuk seperti cinta?

Setelah aku lihat ulang, bentuknya memang tidak terlalu mirip dengan cinta. Dan entah kenapa, itu pula yang membuatku malah berpikir: cinta itu bentuknya pasti berbeda buat setiap orang. Kalau melihat bentuk (shape) cinta dari foto yang aku buat itu, ada berbagai warna di dalamnya. Sepertinya juga ada kedalaman yang berbeda. Hmmm..


KGJ
19 Mei 2010
09:48

Aku Suka

Apakah orang ini terlihat bodoh?
Kalaupun terlihat bodoh, aku suka memandang foto ini di layar monitorku.

KGJ
18 Mei 2010
18:41


Sunday, May 16, 2010

Nasibku tergantung padaku dan Tuhan

psychojack99 (bangjeki.wordpress.com)
Aku banyak baca buku ttg pengembangan diri. Aku coba utk mensyukuri apa yg aku udah punya. Aku hidup untuk saat ini, bukan saat lalu atau saat depan. Aku selalu bertanya saat akan berespon thd sesuatu "Apa yg terbaik yg bisa aku lakukan?" Dan bertanya saat selesai bertindak sesuatu "Apakah yg tadi kulakukan adalah yg terbaik yg aku bisa?"
Aku ga percaya pada dosa. Tapi percaya bahwa "dosa" adalah kalau kita tidak melakukan yg terbaik. Aku percaya kalau Tuhan itu satu dan semuanya. Karenanya aku, kamu, kita, mereka semua adalah berbeda tapi satu. Karenanya apapaun yg aku lakukan pd orang lain, itu ada efeknya padaku. Aku baik pada orang lain, means aku memperlakukan diriku dengan baik. Dan juga sebaliknya.
Dan yg paling dasar dan berpengaruh pada diriku adalah:
Hidupku adalah hasil pilihanku
Nasibku tergantung padaku
Kesuksesan atau kegagalan adalah efek dari apa yg kulakukan
Yg bisa kuubah adalah apa yg kupikirkan, kurasakan, kulakukan
Dan aku ga bisa ngubah orang lain
Kemarin aku membaca sebuah note yang dibuat oleh Bang Mawan*, teman Sekolah Minggu di Medan dulu, di Facebook. Judulnya "The way to love my self". Sebenarnya note itu berisi percakapan Yahoo Messenger antara dia dengan seseorang. Aku kemudian memotong bagian yang penting, lalu mencetaknya.

Tadi pagi Stepanus masuk ke kamarku hendak memintaku mencarikan lirik lagu di internet. Sewaktu aku mencari, dia membaca kertas yang aku print kemarin.

"Aku setuju. Sangat Yahudi. Dari dulu aku mempercayai yang seperti ini, bahwa dosa itu kalau aku tidak melakukan yang terbaik. Tulisannya bagus, tetapi sayangnya dia melakukan kesalahan di bawah. Nasibku tergantung padaku? Tidak. Nasibku tergantung padaku dan Tuhan." Kurang lebih begitulah komentarnya sambil dia mencoret bagian yang menjadi bahan omongannya tadi.

Hmmm... Aku pikir menarik untuk didiskusikan.

Kediaman Abednego
17 Mei 2010
10:04

*: nama panggilannya memang seperti itu dulu.