Abednego. Nama itu ditetapkan beberapa hari sebelum Jalan Salib di Parigi dalam rangkaian acara OSMABA 2005 (Agustus 2005). Saya sendiri tidak tahu siapa yang menetapkan nama itu menjadi nama angkatan kami. Singkat cerita, nama itu tetap menjadi nama angkatan kami, mahasiswa S1 STT Jakarta angkatan 2005, hingga saat ini.
Abednego sendiri seingatku merupakan singkatan dari Angkatan Bandel, Nekad, dan Gokil. Namanya memang Alkitabiah karena Abednego merupakan salah satu tokoh di dalam kitab Daniel. Begitu tahu singkatannya, sepertinya orang tahu kalau itu tidak Alkitabiah sama sekali. Kembali ke kepanjangan dari Abednego, saya belakangan menyadari kalau kepanjangan Abednego lebih cocok Anak-anak Bandel, Nekad, dan Gokil. Sehingga bila disebutkan angkatan Abednego, tidak terjadi perulangan kata 'angkatan'. Nice, I thought.
Hari ini kelas kami menjadi kelas yang mengkoodinir ibadah Jumat siang di Kapel STT Jakarta. Salah satu ciri kelas kami terlihat dalam proses persiapan ibadah tadi: gokil. Walau saya tidak mengikuti secara keseluruhan prosesnya, saya tahu letak kegokilan teman-teman sekelasku dalam mempersiapkan ibadah tadi siang. Tata liturgi disiapkan oleh Yosafat. Itu sih biasa. Yang gokil, kami tidak menunjuk siapapun untuk menjadi pengkhotbah hingga kemarin. Saya yakin penentuan bahwa tidak ada yang khotbah untuk ibadah tadi siang baru dilakukan kemarin siang. Pengganti khotbah ditampilkan semacam refleksi dalam pertunjukan drama yang menurut teman saya mengacu pada Metode Bercerita dalam kuliah Metode Mengajar. Yang gokil dari pertunjukan drama itu: skrip disiapkan oleh Jeremia Hutajulu bersama Stepanus Bungaran dalam waktu semalaman saja. Latihan untuk melakukan pertunjukan tadi pun baru dilakukan paling cepat setelah jam 9.30. (Saya tahu itu karena Jeremia dan Stepanus masih di KGJ sewaktu saya pulang untuk mandi ke KGJ setelah kuliah jam pertama.)
Saya tidak tahu penilaian orang lain terhadap jalannya "pertunjukan" di ibadah tadi siang. Pendapat saya, naskah drama yang disiapkan oleh Jeremia dan Stepanus cukup mengena dengan teks Alkitab yang menjadi bahan khotbah, yaitu dari Matius 11:25-30. Dan jalannya ibadah, walau di banyak bagian saya akui kurang menunjukkan bahwa teman-teman saya sudah lulus kuliah Memimpin Ibadah, berjalan cukup baik.
Mau tahu pendapat beberapa di antara kami tentang ibadah tadi siang? "Pasti hasilnya lebih buruk kalau ini dipersiapkan dari seminggu yang lalu!"

Well done, Abednego. We are gokil.
KGJ di KGJ
23 Oktober 2009
20:08
tulisan ini adalah pendapat pribadi. *halah, penting gak sih?*
Abednego sendiri seingatku merupakan singkatan dari Angkatan Bandel, Nekad, dan Gokil. Namanya memang Alkitabiah karena Abednego merupakan salah satu tokoh di dalam kitab Daniel. Begitu tahu singkatannya, sepertinya orang tahu kalau itu tidak Alkitabiah sama sekali. Kembali ke kepanjangan dari Abednego, saya belakangan menyadari kalau kepanjangan Abednego lebih cocok Anak-anak Bandel, Nekad, dan Gokil. Sehingga bila disebutkan angkatan Abednego, tidak terjadi perulangan kata 'angkatan'. Nice, I thought.
Hari ini kelas kami menjadi kelas yang mengkoodinir ibadah Jumat siang di Kapel STT Jakarta. Salah satu ciri kelas kami terlihat dalam proses persiapan ibadah tadi: gokil. Walau saya tidak mengikuti secara keseluruhan prosesnya, saya tahu letak kegokilan teman-teman sekelasku dalam mempersiapkan ibadah tadi siang. Tata liturgi disiapkan oleh Yosafat. Itu sih biasa. Yang gokil, kami tidak menunjuk siapapun untuk menjadi pengkhotbah hingga kemarin. Saya yakin penentuan bahwa tidak ada yang khotbah untuk ibadah tadi siang baru dilakukan kemarin siang. Pengganti khotbah ditampilkan semacam refleksi dalam pertunjukan drama yang menurut teman saya mengacu pada Metode Bercerita dalam kuliah Metode Mengajar. Yang gokil dari pertunjukan drama itu: skrip disiapkan oleh Jeremia Hutajulu bersama Stepanus Bungaran dalam waktu semalaman saja. Latihan untuk melakukan pertunjukan tadi pun baru dilakukan paling cepat setelah jam 9.30. (Saya tahu itu karena Jeremia dan Stepanus masih di KGJ sewaktu saya pulang untuk mandi ke KGJ setelah kuliah jam pertama.)
Saya tidak tahu penilaian orang lain terhadap jalannya "pertunjukan" di ibadah tadi siang. Pendapat saya, naskah drama yang disiapkan oleh Jeremia dan Stepanus cukup mengena dengan teks Alkitab yang menjadi bahan khotbah, yaitu dari Matius 11:25-30. Dan jalannya ibadah, walau di banyak bagian saya akui kurang menunjukkan bahwa teman-teman saya sudah lulus kuliah Memimpin Ibadah, berjalan cukup baik.
Mau tahu pendapat beberapa di antara kami tentang ibadah tadi siang? "Pasti hasilnya lebih buruk kalau ini dipersiapkan dari seminggu yang lalu!"


Well done, Abednego. We are gokil.
KGJ di KGJ
23 Oktober 2009
20:08
tulisan ini adalah pendapat pribadi. *halah, penting gak sih?*
hahaha....
ReplyDeletehanya itu? ah...
ReplyDeleteaku gak bisa ngomong apa-apa lagi von.... Abednego terlalu rumit....
ReplyDeletekok rumit?
ReplyDelete