Andai dia tak sendiri. Andai temannya masih ada. Aku pikir dengan wajah riang temannya akan berkata kepadanya, "bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan bersukacitalah." Temannya itu memang orang yang akan menghiburnya dan menenangkannya kala ada permasalahan yang sedang dihadapinya.
Dia merasa tak dihargai. Pikiran tololku berkata, "apakah kebahagiaan seseorang itu bergantung kepada perlakuan orang lain kepada dirinya? Lalu apakah seseorang kemudian dapat berbahagia karena orang lain menghargainya as requested?"
Aku tak tahu mau berkata apa kepadanya. Aku tahu dia kecewa. Hanya saja tak seharusnya dia sampai melakukan sesuatu yang menurutku malah membuat banyak hati yang terluka, mungkin termasuk hatiku.
No comments:
Post a Comment