Pages

Monday, June 5, 2006

(dan gak jelas, Pak)

Kemarin gue ngambil paper Liturgika gue di BAA kampus gue. Gue sih masih kurang puas dengan nilai yang tertera di halaman terakhir paper gue itu. Cuma 80. Gue baru merasa senang dengan nilai itu waktu teman gue ada yang bilang nilainya 70. Terus gue lihat paper dia, ternyata banyak tulisan tangan Pak Rasid yang mengoreksi tulisan dia. Entah itu tulisan kata Alkitab yang huruf A nya tidak dia buat huruf kapital, atau juga konsistensi istilah yang dia pakai. Jumlah halaman paper yang dia buat juga lebih banyak dari yang gue buat. Tetapi, dia cuma dapat 70.

Pacarnya teman gue tadi malah bernasib (menurutku) kurang baik dibanding gue. Dia buat papernya berjumlah 18 halaman, tetapi hanya mendapat nilai 85. Teman gue yang asal gerejanya sama dengan gue mungkin mendapat nilai yang paling tinggi. Dia membuat paper yang menilai unsur teologis dari lagu buku nyanyian di gereja kami yang diciptakan oleh A.K. Saragih. Dia mendapat nilai 100. Walaupun begitu, dia masih memiliki kekurangan dalam penulisannya. Buktinya Pak Rasid masih memberikan koreksi juga di papernya.

Gue memang menyombongkan diri (pada diri gue sendiri) waktu gue lihat punya teman-teman gue ada dapat pengkoreksian dari dosen Liturgika kami itu. Sementara itu gue hanya salah pada tanda titik di akhir kalimat yang berlebih. Ada 2 titik. Dan hanya itulah yang dikoreksi oleh Pak Rasid.

Tapi itu hanya sebentar saja. Sewaktu gue ke warnet di depan kampus gue, gue melihat beberapa kata yang mencurigakan di halaman depan paper gue itu. Awalnya gue cuma baca kata "gak jelas." Bagaimana mungkin di dalam paperku ada kata yang gak baku seperti kata "gak" ini, pikirku. Ya, ampun. Gue baru ingat. Sewaktu gue ngetik paper yang berjudul "Paduan Suara dalam Ibadah" itu, ada teman gue -kalo gak salah sih si Daniel Gunawan- yang ngeliat gue ngetik. Karena gue males kalau ada orang yang ngeliat gue ngetik sesuatu di komputer gue, gue malah iseng. Gue tambahin kata-kata "dan gak jelas, Pak" di dalam tanda kurung. Terus gue sempet juga bilang ama yang ngeliat gue iseng itu, "asal ntar gue gak lupa aja ngehapus kata-kata ini."

Dan ternyata gue lupa. Gue baru sadar kemarin setelah paper itu dinilai dan dikembalikan ke gue. Tetapi, bagaimana mungkin kata-kata itu lepas dari pengamatan Pak Rasid ya? Apa sebenarnya gue hanya bisa dapat nilai 80 karena ada kata-kata itu? Kalau misalnya ya, kenapa juga dia tidak melakukan koreksi di paper gue ya? Entah dia menaruh tanda lingkaran dan tanda tanya di bagian itu.

Ah, karena (dan gak jelas, Pak) itu, gue jadi gak mau menyombongkan nilai paper gue yang hanya berjumlah dua setengah halaman itu (bnd: Hans 18 halaman dapat nilai 85).

Oiya, yang membuat gue kurang puas dapat nilai 80 adalah harapan gue dapat nilai A- untuk nilai akhir mata kuliah Liturgika I gue ini. Jadi, kalau gue dapat A-, nilai ini bisa menutupi nilai mata kuliah lain yang kemungkinan besar jelek. Masih ada 5 mata kuliah lagi yang belum jelas nilainya. Untuk sementara sih, gue sepertinya lulus dari semester dua ini. Walaupun mungkin hanya dengan IP pas-pasan, gue udah cukup senang. Daripada DO. Oops...

Kalasan, belakang kantor Kontras, Jakarta
11:26
3 Juni 2006

No comments:

Post a Comment