Pages

Showing posts with label march. Show all posts
Showing posts with label march. Show all posts

Sunday, March 28, 2010

Hilang

Saat ini gue lagi kesal. Gue kesal karena charger handphone gue hilang.

Kamis malam yang lalu seorang teman membawa charger handphone gue itu dari kamar gue ke ruang tamu kontrakan kami. Sampai keesokan harinya charger itu masih ada. Gue bahkan memakainya ketika sorenya gue nge-charge handphone gue sambil bermain catur. Kesalahan gue adalah tidak langsung membawa charger itu kembali ke kamar gue setelah gue selesai nge-charge handphone gue dan selesai bermain catur.

Gue akhirnya mencari charger itu di Sabtu sore ketika gue pengen nge-charge handphone gue lagi. Betapa malang nasib gue, ternyata charger itu sudah tidak ada lagi di colokan listrik yang ada di ruang tamu kontrakan kami.

Gue benci situasi begini. Barang gue termasuk barang yang paling banyak dipakai secara bebas oleh teman-teman sekontrakan dan bahkan bisa menjadi hak milik orang itu kalau tidak dengan segera diklaim kembali. Barang gue juga sudah sering hilang begini. Gue sebenarnya termasuk orang yang terlalu sayang dengan setiap barang yang gue punya. Hanya saja akan terlihat terlalu pelit kalau gue beri label nama di setiap barang gue. Akan terlihat terlalu pelit kalau setiap barang gue yang ada di kontrakan gue masukin ke kamar gue semuanya dan tidak ada orang yang boleh memakainya tanpa seizin gue.

Sial! Pengen marah, tetapi gak tahu mau marah sama siapa.

Buat teman kontrakanku atau pengunjung kontrakan, kalau kalian membaca ini, bila kalian menemukan charger handphone Nokia jenis ACP-7E dengan ujung charger yang sedikit bengkok, mohon kembalikan ke gue.

...and the complaint ends like this.

Kamarku, Kediaman Abednego
29 Maret 2010
02:21

Beda

"Gue mau cerita apa ya tadi?" tanya Givontho kepada Bravendra. Yang ditanya malah mengangkat bahu. Lalu dengan entengnya menjawab, "mana gue tahu. Gue kan gak bisa baca pikiran lo."
"Bener juga ya?" jawab Givontho sambil melanjutkan apa yang dia lakukan di komputernya.
"Tapi sepertinya dari muka lo kelihatan ada sesuatu yang serius yang lo mau ceritakan. Coba diingat-ingat lagi. Tadi mau cerita apa?"
"Oh, iya. Gue baru ingat. Lo hari Jumat gak dateng kan ke kampus. Dicariin Sosam tuh."
"Gue kirain ada yang serius banget. Memang ada apa dia nyariin gue?"
"Dia nyariin mau tanya tentang komputer sih kayaknya. Dia langsung nanya ke gue tuh, padahal gue kan kagak ngarti. Payah ya! Masa sih dia masih belum bisa membedakan antara lo dan gue. Padahal kan gampang ya?"
"Yah, buat lo dan gue sih memang gampang. Orang lain ya pasti masih agak susah membedakan."
"Ah, siapa bilang sih susah membedakan antara gue dan lo? Gampang banget kalee..."

and the story ends like this.

Friday, March 26, 2010

March 26, 2010: Stupid Lines

Tadi pagi aku menulis banyak status update di profil Facebook-ku. Aku menyalinnya ke sini hanya untuk mempermudah diriku sendiri mengakses tulisan-tulisan singkatku yang sering berceceran di antara status updateku.

Hai, Kamu. Tahukah kamu kalau aku menaruh hati padamu? Sadarkah kamu kalau aku jatuh suka padamu? Apakah kamu memerhatikan tanda-tanda bahwa aku pun sepertinya jatuh cinta padamu? Kalau kamu belum tahu, sudah sebaiknya kamu mulai membuka matamu. // Just another stupid line I have in mind. Not dedicated to anyone. Kalau ada kemiripan, itu bisa saja disengaja.


Hei, Kau. Kau telah mencuri hatiku. Tak biasanya aku mau memberikan hatiku dicuri. Kau dan aku pun sudah saling mengenal bukan hanya dalam hitungan hari. Tahukah kau, aku bingung tahu! Kau sebenarnya mau apa dariku? Mau dibawa ke manakah hubungan kita selama ini? // Just another stupid line I have in mind. Not dedicated to anyone. Kalau ada kemiripan, itu bisa saja disengaja.


Heh, Lo. Lo tau gak sih kalau lo itu kemarin merusak hari gue? Buat apa coba lo menanyakan hal itu lagi ke gue? Lo gak mikir apa kalau apa yang lo tanya itu bisa membuat hati gue sakit? Gue sudah mencoba melupakan semuanya. Kenapa lo malah membuat gue gak tenang dengan pertanyaan lo itu? // Just another stupid line I have in mind. Not dedicated to anyone. Kalau ada kemiripan, itu bisa saja disengaja.


Aku bahagia kok kalau bisa melihatmu bahagia dengannya. Buatku, kebahagiaanmu lebih penting dari kebahagiaanku. // Just another stupid line I have in mind. Not dedicated to anyone. Kalau ada kemiripan, itu bisa saja disengaja.


Selamat pagi, Cintaku. Kamu adalah hal kedua yang aku ingat sewaktu aku bangun pagi ini. Aku berharap kamu juga ingat akan aku sewaktu kamu bangun pagi ini. Selamat menjalani aktivitasmu hari ini ya, Cintaku. Tuhan menyertaimu. // Just another stupid line I have in mind. Not dedicated to anyone. Kalau ada kemiripan, itu bisa saja disengaja.


Hai, Sombong. Kenapa sih kamu bersikap seperti itu kepadaku? Kamu tidak pernah membalas smsku, tidak pernah mau membalas sapaanku di chat room. Kamu ramah terhadap teman-temanku, tetapi tidak denganku. Apa yang salah denganku? Aku hanya ingin menjadi temanmu. Atau setidaknya bersikap baiklah padaku. // Just another stupid line I have in mind. Not dedicated to anyone. Kalau ada kemiripan, itu bisa saja disengaja.


Yesterday's memorable moments: "Gue curiga kalau lo gak pakai apa-apa di balik jaket lo," kata seorang teman. Mendengar itu seorang teman yang lain malah menarik turun resleting jaketku. // The story ends like this. (Don't make your thumbs up! Just make your tongue out.)


Yesterday's memorable moments: "Wajahmu mengalihkan duniaku," ucap seorang teman. // The story ends like this. (Don't make your thumbs up! Just make your tongue out.)


Aku pikir tidak ada yang salah dengan menggunakan kata ganti "aku" dan "kamu" dalam percakapan sehari-hari walaupun "aku" bukanlah pacar "kamu". // This one is only a thought.


Aku sering berpikir bahwa cinta bukanlah hal yang patut untuk dipikirkan ketika duniaku sedang berantakan. Akan tetapi, berpikir tentang cinta ternyata bisa membuatku senyum-senyum sendiri --dalam jangka waktu tidak terlalu lama-- di tengah-tengah berantakannya duniaku. Aku bukanlah orang yang ahli dalam hal cinta. Aku hanya orang yang sok tahu tentang hal itu. // Ada yang mau berbagi cerita cinta?


Semua status updates di atas aku post tadi pagi dari sekitar pukul 04.00 sampai 04.41.

Kamarku, Kediaman Abednego
26 Maret 2010
16:10

Thursday, March 25, 2010

March 26, 2010 Morning: This is the story

So, this is the story. *kenapa pembukaan tulisan gue standar begini mulu ya?*

This morning I played chess until a half pass one. In the morning. After that I watched the chess game between Wilson and Hendrik. It was until 3.30 am (or maybe 4am). Then I went up to my room, wrote a lot of updates on my Facebook about some stupid lines. It was until 4.41.

I set up one alarm and three calendar events with alarms on my phone. The alarm was set for 6 am, 6.15, 6.20, and 6.30 am. I then fell asleep. I knew I would although I planned to stay awake until this morning class.

It turned out to be disaster since none of the alarms was succeed to wake me up. I woke up when the clock on my cell-phone had already shown that the time was 7.22. It was only 8 minutes to the class time. Panic? No, I was not panic. I just wore my clothes, the same clothes as yesterday, and then brought my bag. I went downstair and washed my face. And then I ran. I ran to the school and did make it. I arrived just before Pak Ferdy checked the "daftar hadir".

*gue sepertinya lebih baik memakai bahasa Indonesia aja*

Kenapa gue harus lari? Itu karena ternyata gue sudah tiga kali absen di kelas Ekumenika yang diajar oleh Pak Ferdy dan Pak Yusak. Yang disebut terakhir sedang ke Belanda untuk ujian disertasinya. Nah, Pak Ferdy itu termasuk orang yang tepat waktu. Itulah sebabnya gue bela-belain lari hampir tanpa henti dari kontrakan gue ke kampus. Kalau gue telat masuk, gue berarti akan dinyatakan nggak hadir walau telat. Empat kali absen adalah batas maksimum ketidakhadiran di setiap mata kuliah. Gue nggak mau dong kalau gue gagal kuliah ini gara-gara absensi. (Fakta tolol: gue biasanya lebih milih gagal sebuah mata kuliah karena nggak ngerjain tugas daripada karena absensi.)

Setelah di kelas beberapa menit, gue sengaja pergi keluar kelas untuk ke kantin. Gue pikir gue butuh minum teh manis hangat. Itu karena gue hanya tidur kurang dari dua setengah jam dan baru saja melakukan lari jarak menengah yang membuat gue terengah-engah waktu tiba di kelas. Setelah itu gue masuk lagi ke kelas. Entah kenapa, gue juga ternyata tidak terlalu mengantuk di kelas Sepertinya teh manis hangat yang gue minum tadi berpengaruh besar. *halah*

And, the story ends like this.

Kamarku, Kediaman Abednego
26 Maret 2010
10:16

Tuesday, March 23, 2010

Pikiran Acak 24 Maret 2010

Ini adalah daftar pikiran acak yang muncul pagi ini:

kenapa aku sering takut melakukan kesalahan? sepertinya ada hubungannya dengan frekuensiku melakukan kesalahan sudah terlalu banyak.

apa keuntungan memakai shampoo anti ketombe Selsun Blue? entah kenapa walaupun lebih mahal, ternyata lebih hemat. salah satu alasannya: hanya aku yang akan memakainya. sekarang setelah aku memakai Pantene Anti Ketombe, rambutku memang semakin lembut dan halus. akan tetapi, shampoo itu cepat habis karena bukan diriku saja yang ternyata yang memakai shampoo milikku.

datanglah ke swalayan dengan daftar fix barang yang akan dibeli. kalau tidak, pasti banyak barang yang sebenarnya tidak perlu dibeli akhirnya malah dibeli. celingak-celinguk ke barang yang diletakkan di dekat kasir pun dapat mencobai diri sendiri untuk membeli barang yang tidak perlu.

aku akan selalu mengingat pertandingan bola tanggal 18 Maret 2010 di Lembur Pancawati. pertandingan itu mengingatkanku bahwa tim sepakbola kelas kami termasuk tim yang jago jika bermain dengan kondisi lapangan diguyur hujan.

aku ternyata cenderung menyukai lagu yang didaur ulang. atau menyukai lagu yang dinyanyikan dengan banyak versi. itulah mungkin yang menyebabkan aku lebih suka lagu kebangsaan Amerika daripada lagu kebangsaan Indonesia.

aku ternyata sudah dua kali pergi ke kampus tanpa memakai "baju". pertama, aku hanya memakai kaus dalam. kedua, aku tidak memakai apapun di balik jaket yang aku pakai. untuk yang kedua ini, Yonea tadi berkomentar, "lo memangnya model L-Men, Kak?"

tidak lama lagi aku akan menjadi mahasiswa tanpa afiliasi yang jelas. untungnya, aku memiliki kemungkinan untuk bisa berafiliasi dengan banyak kelompok. pertanyaannya, epenkah?

etnografis. sepertinya studi yang menarik. hal yang penting juga untuk melakukan penelitian bila harus melakukan penelitian lapangan kalau menulis skripsi atau karya ilmiah lainnya.

aku seharusnya sudah berhenti membuat Altec Lansing VS4121-ku berbunyi dengan suara kencang. ini sudah kurang dari sebulan menjelang pengumpulan skripsi teman-teman sekontrakanku. (di kontrakanku, hanya aku yang tidak menulis skripsi saat ini.) jadi, aku seharusnya tahu diri.

apa yang terjadi dengan kamarku? kenapa panas sekali? tetapi lumayanlah untuk mendapat sauna gratis. (catatan: aku belum pernah merasakan sauna yang sebenarnya itu seperti apa.)

aku sering bertanya-tanya bagaimana caranya seorang pencipta lagu dapat menciptakan sebuah lagu yang liriknya dalam. padahal itu kan hanya rangkaian kata-kata. hanya?

bagaimana aku akan mengerjakan Verbatim-ku? ada yang bersedia tidak ya melakukan percakapan pastoral denganku?

minum Pulpy Orange yang dingin sama seperti minum obat beracun. (obat pada dasarnya beracun kan? bandingkan dengan lambang farmasi!) mengandung vitamin C (katanya), tetapi dinginnya dapat memperparah batukku yang belum sembuh total.

Kamarku, Kediaman Abednego
24 Maret 2010
11:05

Wednesday, March 17, 2010

Today's Public Lecture

This note is made under the 'saung' in my school. I am sitting here by myself to keep Andre's laptop while he is going to Rumah Sakit Persahabatan to arrange the transfer for his father's treatment that had an accident last night. Why do I have to sit here? It's because the bad signal reception of my modem in the library.

So, what's this note about? I guess I want to write a note about today's public lecture that was held in my school's hall.

The public lecture is about church law. It was scheduled to be started at 9.00. In fact, the lecture was started at 9.30. It was a little late because the people that came to the lecture is still only a few. Eventually it was started with only about twenty participants. The lecture was opened with short foreword and introducing by Lazarus Purwanto.

The lecturer was brought by Prof. Leo J. Koffeman, a professor of church law and ecumenism. He brought his lecture by read all of the paper's content that was also given to each participants. It took about thirty minutes for the lecturer to read the whole paper.

Requirement for an Academic Approach of Church Law. It was the title of the paper. Koffeman gave a brief description about the position of church law in the churches and theological school. It's no wonder that the church law has a little amount of "peminat". (I'm the only one from the undergraduate program that was coming to the lecture.)

I'll go straight to the requirements needed, according Koffeman, so church law deserves a place at the theological faculty. The church law need to be critical in order to fight conservatism; ecumenical in order to fight confessional narrow-mindedness; missionary in order to fight introversion; contextual in order to fight uniformity; juridicial in order to fight legalism. That's the very short summary of Koffeman's paper.

I now will write down some questions and statements that raised by the participants:
Pak Kadarmanto:
conflicts often rooted by the lack of understanding of church law. So, we need more scholars in church law (?); Indonesia churches tend to be legalism; Koffeman's approaches enlightening.
Lia Wetangterah:
"why is there no biblical approach?"
Nurselli:
"saya termasuk orang yang frustrasi terhadap tata gereja"; gereja mencontoh hukum negara

Actually there's still another note that can be added here. Since it's already dark here under the "saung", this note will be added someday. (I guess it will never be added!)

Saung STT Jakarta
17 Maret 2010
18:15