Pages

Saturday, December 12, 2009

Beethoven's Prayer

O God give me strength to be victorious over myself,
for nothing may chain me to this life.
O guide my spirit, O raise me from these dark depths,
that my soul, transported through Your wisdom, may fearlessly struggle upward in fiery flight.
For you alone understand and can inspire me.

Ludwig van Beethoven (1770-1827), after he realized that his deafness was incurable, Germany
Doa ini adalah doa yang disampaikan oleh Pak Joas sewaktu mengawali kelas Teologi Agama-agama hari Selasa lalu (1 Sept '09). Aku pikir waktu itu doa ini memang tertulis dalam bahasa Indonesia, ternyata tidak. Beliau menerjemahkan langsung (sepertinya sudah dipersiapkan juga sebelumnya) dari buku yang dibawanya. Buku itu berjudul "The Bridge of Stars: 365 Prayers, Blessings, and Meditations from Around the World."

Buku itu aku pinjam. Aku meminjam buku itu khusus untuk mencari doa ini. Doa yang menurutku dapat memberikan inspirasi. Kalimat doa yang diterjemahkan Pak Joas-lah yang membuatku ingin mencatat doa ini. "Ya Tuhan, berikanlah aku kekuatan untuk menang atas diriku sendiri.." Kalimat itu sepertinya kalimat yang tidak pernah aku minta kepada Tuhan, tetapi aku sering sekali ingin menang atas diriku sendiri. Bukankah sulit untuk mengalahkan diri sendiri?

O God give me strength to be victorious over myself..

(posted in my Facebook's Notes:
Saturday, September 5, 2009 at 7:36am)

Aku sedang agak kesal sama Andre. Entah kenapa dia tadi tiba-tiba "teasing me" dengan masalah yang dapat dikategorikan masalah cinta.

Friday, December 11, 2009

I Need A Break

Apakah kasih terhadap saudara itu? Aku pikir kasih terhadap saudara adalah kasih terhadap saudara. That's it. Apa lagi memang yang bisa diharapkan dari kasih terhadap saudara?

break

Kasih terhadap saudara menurut Surat-surat Yohanes. Harus buat dulu latar belakang apa yang menyebabkan penulis Yohanes membuat surat-surat itu. Apakah iseng saja? Kalau dari paper kelompok terakhir kemarin kan ada kaitannya dengan munculnya aliran Gnostisme. Lalu kenapa pula penulis surat Yohanes harus mengkaitkannya dengan mengasihi saudara? Apa coba yang dipikirkan oleh penulis surat Yohanes?

break

Temanku ada yang bilang harus banyak buat 'cuap-cuap' tidak penting dulu di pendahuluan. Apa ya baiknya? Kasih terhadap Saudara? Penting gitu? Masa begitu?

break

Pada saat ini mengasihi saudara adalah sebuah hal yang biasa. Bukankah begitu? *nah, ini mah lebih parah*

break

Kasih merupakan suatu hal yang esensial di dalam kekristenan. Allah adalah kasih merupakan salah satu pernyataan yang penting di dalam Surat Yohanes. "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam kasih dan Allah di dalam dia." Itu adalah bunyi I Yohanes 4:16b. Kasih ternyata merupakan tema yang penting di dalam Surat Yohanes. Kasih terhadap siapakah? Menurut Samuel B. Hakh dalam kuliah terakhir mata kuliah Teologi Perjanjian Baru semester ganjil tahun ajaran 2009/2010, ajaran etika paling utama dari Surat-surat Yohanes adalah kasih terhadap saudara. Mengapa demikian? Itulah yang sebenarnya menjadi tugasku dalam membuat makalah ini.
How's that? Is that a 'Pendahuluan'?

break

Kasih menurut kamus bahasa Indonesia:
Belas kasihan

Beberapa ayat yang penting berhubungan dengan kasih terhadap saudara menurut Surat Yohanes:
I Yoh 2:9: Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
10. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
11. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan telahmembutakan matanya.

3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
3:16 ...; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?


Tentang Kasih
Allah adalah Kasih (4:7-21)
4:7: ...kita saling mengasihi karena kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
4:20 Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

break

Apa lagi yang akan aku buat? Sepertinya memeriksa arti kata 'saudara' dari setiap ayat di atas sepertinya bisa dilakukan.

break

Kasih merupakan satu kata yang penting di dalam Perjanjian Baru. Kata ini sering muncul di dalam tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru. Kata yang digunakan oleh penulis surat Yohanes adalah agape (αγάπη). I wonder whether the description in page 130-134 about St.John's conception of love will be useful for this.

break

The sixth section once again picks up the motif of love (cf. 3.11-14), only this time the emphasis is on sanctification more than assurance of salvation (4.7-21). This love is shown in Christ’s death (4.7-12; cf. 3.16-17), which in turn is witnessed by the Spirit as a display of God’s love (4.13-16a; cf. John 3.16). Once God’s love is truly grasped—both by the evidence of history and the witness of the Spirit—it necessarily removes all fear, for “perfect love casts out fear” (4.16b-18). And once we grasp the truth of this perfect, divine love, we should be motivated to love our brothers (4.19-21). (from http://bible.org/seriespage/1-john-introduction-argument-and-outline) (the bold one is the important one for me..), tetapi aku masih belum mengerti kenapa kasih terhadap saudara menjadi penting bagi penulis Surat-surat Yohanes? Apakah sebenarnya tidak penting, tetapi Pak Samuel Hakh saja yang menginginkan topik itu untuk dibahas?

break

KISS! (Keep It Simple, Stupid!)

break

Ah, sial. Banyak ide, tetapi aku bingung menyatukannya. Tujuan penulisan apakah hanya memaparkan saja? Apakah permasalahan nyata saat ini yang berhubungan dengan kasih terhadap saudara? Have no idea about this.

break

Struktur penulisan saja belum jelas. Sepertinya harus dibuat sekarang.
Pendahuluan: berisi tentang latar belakang tidak penting yang menyebabkan kasih terhadap saudara ini perlu dibahas (termasuk karena ini tugas akhir saja?). Isi: latar belakang penulisan Surat-surat Yohanes (ini bukannya mengulang paper kelompok terakhir waktu itu ya?) Pengertian 'kasih,' pengertian siapakah 'saudara' menurut Surat Yohanes. Apakah yang membedakan kasih di dalam Surat Yohanes dengan di kitab lain (bila ada)? Apa yang membuat kasih terhadap saudara di dalam Surat Yohanes berbeda (bila ada juga)? Lalu, Kesimpulan dan Aplikasi. Hmm.. Hanya seperti itu? My mind says it's not enough yet. Sial..

break

I need a break. Forget perfection. Stop planning. Remove distractions!


Abednego Residence
12 Desember 2009
14:34

Menantang Tuhan?

Tuhan, apakah yang sedang aku pikirkan?
Apakah Engkau tahu?
Kenapa aku berpikiran demikian?
Apakah Engkau tahu, Tuhan?

Kalau Engkau tahu, coba beritahukan kepadaku!
Aku ingin tahu.


Abednego Residence

12 Desember 2009
13:07

Kasih terhadap Saudara

Kasih terhadap saudara menurut Surat-surat Yohanes merupakan topik untuk makalah akhir mata kuliah Teologi Perjanjian Baru yang aku ikuti semester ini. Setelah tugas itu diberikan, aku memang sering memikirkan apa yang akan aku tulis di dalam makalah itu. Dalam bayanganku, aku akan menulis ‘apa arti kasih menurut surat-surat Yohanes’, ’siapakah saudara yang dimaksud di dalam surat-surat Yohanes’, ‘lalu bagaimanakah kasih terhadap saudara itu’.

Dalam memikirkan untuk membuat makalah itu, aku membaca beberapa buku. Salah satu yang paling aku pikir penting adalah siapakah saudara yang dimaksud dalam surat-surat Yohanes.

kasih yang dipercakapkan Yohanes adalah sikap seseorang kepada saudaranya, yaitu kepada tetangga sebelah kita(?), seesorang yang berada di samping tempat ia hidup dan bekerja, seseorang yang dengannya ia menjalin kontak setiap hari. Terdapat sejenis sikap Kristen yang dengan bersemangat mengkhotbahkan kasih kepada orang-orang di negeri lain, tetapi tidak pernah mengupayakan persekutuan dengan tetangga di sebelah pintu rumahnya atau paling tidak berusaha untuk hidup dalam damai dengan mereka di dalam suatu lingkungan kekeluargaan sendiri.
-William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap Hari Surat-Surat Yohanes dan Surat Yudas (Jakarta: Gunung Mulia, 1990), 76-77.

Teks ini langsung mengingatkanku kepada sebuah tulisan yang pernah aku baca di kungfugrippe.com. Penulis website itu mengkritik tentang sebuah cara kepedulian terhadap orang lain di belahan dunia lain dengan cara yang dalam penafsiranku menurutnya agak aneh.

For anyone who thinks a hashtag campaign or a goddamned ribbon helps “raise awareness” for anything more than our own bloated and self-involved sense of self, get over yourself.

Hampir sama dengan tafsiran terhadap surat-surat Yohanes, penulis kungfugrippe.com lebih memilih untuk mengasihi saudara yang terlihat, yang dapat dijangkau.

But, if you believe for one minute that publicly agreeing with an echo chamber is changing anyone’s mind, behavior, or outlook, you need to stand up, locate your disused front door, walk the f**k through it, and then go spend a full (unwired) day doing something to actually help another person.

Tulisan inilah yang mempengaruhiku untuk tidak terlalu ikut ambil pusing dengan permasalahan Prita. Beberapa waktu yang lalu aku memang ikut dalam sebuah gerakan yang dibuat oleh RED, sebuah perusahaan yang memiliki perhatian terhadap permasalahan HIV/AIDS di Afrika, dengan membuat foto profile Facebook-ku dengan foto dari grup mereka. Selain itu aku juga membuat theme halaman Twitterku dengan sebuah theme yang didesain oleh @JOINRED. Setelah membaca tulisan itu, aku juga akhirnya memutuskan untuk menggantinya.

Kasih terhadap saudara. Hmmm… Makalah itu harus dibuat minimal 7 halaman dan aku belum tahu membuat apa selain yang telah aku tuliskan di atas.

Abednego Residence
11 Desember 2009
18:09

as posted previously here

My Multipy is back. Am I the only one who cannot access Multiply in the last few hours?

Thursday, December 10, 2009

Archives to Remember

Setiap orang pasti mendapat pengaruh dari orang-orang terdekatnya, misalnya keluarga. Aku sendiri mendapat banyak pengaruh dari apa yang aku pernah lihat dilakukan oleh almarhum Bapakku. Dia termasuk orang yang menyimpan dengan rapi banyak hal yang sepertinya tidak perlu untuk disimpan.

Aku pernah menemukan buku Bapak yang isinya daftar pengeluarannya sewaktu masih kuliah di Jalan Proklamasi 27. Ada juga buku harian yang berisi rincian singkat beberapa hal yang dia lakukan dalam satu hari. (Aku bahkan membawa buku catatan hariannya tahun 1978 dari Medan sewaktu pulang Desember lalu.) Aku juga pernah menemukan sebuah bundle surat yang merupakan copy carbon dari setiap surat yang dikirimkan (dan diterima) oleh Bapak, termasuk dari dan kepada beberapa perempuan yang dekat dengannya. (LOL.)

Tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Bapak dulu, aku pernah membuat daftar pengeluaranku di Microsoft Excel. Lebih canggih, bukan? Aku memang tidak punya buku harian, tetapi blogku ini dulu sebenarnya berfungsi sebagai catatan harian. Banyak entry dari journal-ku yang merupakan catatan atas rangkaian kegiatan yang aku lakukan dalam suatu hari. Soal surat-menyurat, sekarang memang tidak zamannya lagi. Sekarang sudah zamannya surat elektronik atau pesan pendek. Surel sudah pasti akan tetap berada di Inbox akun surel tertentu kalau tidak dihapus. Pesan pendek? Kapasitas penyimpanan pesan pendek di handphone kan terbatas. Tak mau kalah dengan Bapakku dulu, aku mulai membuat arsip pesan pendek yang aku terima di tahun 2003. Saat itu aku sedang jatuh suka dengan seseorang. Setiap pesan pendek yang aku terima darinya menjadi pesan pendek yang aku ketik ke komputerku. Kemudian kebiasaan itu berkembang ke mengetik semua pesan pendek yang masuk ke Inbox handphoneku.

Kebiasaan mengetik ke komputer semua pesan pendek yang masuk ke Inboxku berubah menjadi mengetik pesan pendek dari orang tertentu saja. Dan sekarang, aku malah tidak mengetik lagi pesan pendek itu. Aku hanya menyimpannya di handphoneku dan menyalinnya dengan menggunakan Nokia PC Suite ke komputer.

Pertanyaanku paling utama ketika hendak menulis ini adalah: akan diapakan nantinya semua arsip itu? Penting nggak sih, Von? Masak hanya untuk ditunjukkan ke anak cucu?


Abednego Residence
11 Desember 2009
10:45