Pages

Monday, June 26, 2006

The Da Vinci Code Seminar Report

The Da Vinci Code Seminar Report

There was a seminar about The Da Vinci Code last Saturday
(ini sudah salah. seminarnya hari Jumat). The seminar was held in our school’s hall. The seminar was started right about 9 am that morning. The seminar was opened by Bang Martin. Then Ms. Sylvana Ranti-Apituley was the one who spoke to explain why the seminar was held. She said that the seminar was held because the appearance of The Da Vinci Code movie. The novel has been distributed in Indonesia since 2 years ago, but she said that Indonesian reader seldom read that book because it’s thickness. So, the widespread of The Da Vinci Code and it’s controversy is easier and greater by the movie, even the one who has read the novel said that the movie is as good as it’s novel.

The moderator of the seminar was Mr.Trisno Sutanto. His face just looks like Mr.Rasid Rahman, our Liturgika lecturer. He then introduced the speakers of the seminar. They are Romo Mardi Atmaja, Rainy Hutabarat, and Dr.Ioanes Rakhmat. Romo Atmaja was appointed to represent the Catholics view, but Romo said that he didn’t want to represent the Catholics. He was just represents himself. Rainy Hutabarat represents the feminist view, and Dr.Ioanes Rakhmat represents the New Testament view.

In Romo’s view, TDVC is just a novel. It’s a belief, but it is not a faith expression. He also said that it doesn’t need to have an emotional reaction to TDVC, because the Catholics never respond TDVC seriously, but the Opus Dei. He also said if you want to take it seriously, it’s up to you.

In Hutabarat’s view, the novel TDVC was not written in the feminist view. The novel just tells about the sensitive thing in Christianity history and also the exclusion of the woman in the church history.

In Ioanes Rakhmat’s view, there is a lot of mistakes that Dan Brown, the author of TDVC, using the source. The mistake that the author made is about the interpretation of Gospel of Maria. The author also made mistake in the church history. Dan Brown said that Jesus was said as God was decided in a convention, but the truth is the faith stance about Jesus was established since the first century.

For me the seminar is a kind of enlighten for my mind. I’m not read the novel neither watch the movie yet. So, the seminar is useful for me if sometime I’ll read the book.

The seminar ends at about 12 o’clock.

Created on 6/20/2006 6:28:00 AM
------------------------------------------------------------------------------------------
Ingin mencoba kepandaian Anda dalam berbahasa-Inggris? Cari kata, frasa, ataupun kalimat yang salah, fragment, atau kurang efektif dari tulisan di atas!

Gue Dapat Gelar Doktor Teologi?


Jangan pernah percaya kalau saya mendapat Doktor Teologi. Foto yang ada di samping ini pun hanyalah bohongan belaka. Tidak diedit kok. Hanya saja gue kebetulan bisa dapat stola(?) D.Th sewaktu mau difoto fotografer wisuda STTJ tanggal 10 Juni lalu.

Walaupun fake, jarang-jarang lho ada orang bisa kayak gue.

(Also) My Mourning Day

Membaca tulisan kakak gue berjudul June 26, 1999 -- My mourning day.. di blognya di Friendster -gue post di sini juga- sebenarnya cukup untuk membuat gue menangis. Tetapi gue gak menangis. Hanya saja mata gue bisa basah kalau baca ulang tulisan itu lagi.

Tulisannya memang sederhana, seperti puisi. Hanya saja, kalau Anda -yang mungkin membaca ini- adalah saudara kandung kakak gue juga, Anda pasti merasakan yang sama dengan gue dan juga kakak gue.

26 Juni 1999. Hari itu.. Gue masih ingat gue gak nangis waktu Bapak gue gak bernyawa lagi. Dia dibawa keluar dari ruang ICU dengan kain putih menutupi tubuhnya. Yang gue tahu, dia gak akan pernah kembali.

Kakakku? Dia masih di jalan sewaktu Bapak menghembuskan nafas terakhirnya. Gue sendiri sebenarnya gak melihat Bapak gue melakukan hembusan nafas terakhirnya. Tapi, hari itu memang merupakan hari yang sangat mendukakan hati bagi kakak gue. Lebih berduka dari gue...........

*!@)(#*)$*(*&$*&@^#&$%&@#^%$(*&%?":}{\= (gue susah ceritainnya... tapi gue kangen banget ama Bapak gue)



It's been 7 years. But, we still miss you, Dad.

Proklamasi, Jakarta
17:15
26 Mei 2006
DAY-8091

Bye-Bye Label Kuning?

Hari ini gue bangun tidak seperti biasanya. Inilah yang pertama kali dalam selang waktu setelah keluar dari asrama dan tinggal di kontrakan, gue bangun lebih awal. Tadi gue bangun sekitar 5:45. Wah, sebuah peningkatan pikirku. Tetapi tidak juga. Gue bisa bangun sepagi tadi pagi karena kemarin malam aku memutuskan untuk tidur saja ketika jam di hapeku masih menunjukkan waktu sekitar pukul 12 malam. Memang sih gue tidak langsung tidur. Tetapi tadi malam adalah malam pertama dalam minggu ini gue tidak bergadang. padahal hari ini kan hari Sabtu, tidak ada yang perlu dilakukan di pagi hari. Bahkan kalau mau tidur seharian penuh tidak akan ada yang melarang.

Pagi ini gue juga langsung turun dari kamar gue yang letaknya di lantai dua ke lantai satu. Gue tiduran di sofa yang terletak di ruang tamu kontrakan kami. Sejenak berpikir mau pergi dari kontrakan dengan mengendarai sepeda, menikmati pagi kota Jakarta di hari Sabtu, hari Sabtu di Jakarta pasti tidak seramai hari-hari biasanya. Udaranya bisa jadi lebih segar dari hari-hari sebelumnya. Hanya saja gue tidak jadi melaksanakan niatku itu. Gue pikir gue juga harus membersihkan pakaian-pakaian kotor gue yang sudah bertumpuk dan gue bahkan gak punya baju lagi untuk dipakai. Makanya kemarin malam aku tidur tidak memakai apapun untuk menutupi punggung dan perutku. Makanya sekarang gue merasa agak masuk angin.

Karena tidak jadi, gue pun malah kurang kerjaan menelepon si Label Kuning dengan nomor Telkomsel milikku. Gue kemarin malam memang ada mencoba menelepon dia, gak ding.. sebenarnya gue cuma mau miscall doang. Eh, telepon yang aku coba pagi ini ternyata masuk. Dengan begitu gue bisa mengambil kesimpulan kalau dia sudah bangun. Eh, tiba-tiba dia juga miscall gue balik. Aku pun mengirim sms bertanya kalau dia bangun sepagi itu pasti untuk saat teduh. Gue bilang ke dia juga untuk titip salam dalam doa. Dia pun langsung membalas. Dia menanyakan siapa gue, kemarin malam ada mencoba menelepon dia gak, dan dia juga mengatakan kalau dia sedang dalam perjalan menuju cipanas untuk KKRJB. Memang dia gak tahu dong siapa gue, kan gue pake nomor yang lain. Terus dia tanya kenapa gue titip doa. Dia juga membuat kalimat di smsnya "Makanya sate sendiri dong!"

Gue pun membalas smsnya. Gue bilang kalau gue bilang siapa gue dia juga kemungkinan gak kenal. Padahal kan dia kenal ama gue. Hanya saja kalau aku mengirim sms lewat nomor asli gue, dia pasti merasa tidak kenal sama gue, makanya tidak pernah lagi dia balas. Terus aku bilang kalau aku nitip doa karena gue juga uda jarang berdoa. Sate? Sepertinya tidak berarti lagi buat saya. Hah? Aku juga tanya apa itu KKRJB.

Nah, sampai tulisan kasar ini gue buat, gue gak dapat lagi sms balasan dari dia. Gue yakin sih dia gak bakalan ngebales sms terakhir yang gue kirim tadi. Dia hanya mencoba untuk tahu siapa sih yang iseng ke dia. Kalaupun dia mau tahu siapa orang yang ngisengin dia, dia pasti hanya akan bertanya sekali. Jika tidak dijawab, dia tidak akan merespon apapun sms yang dikirim ke dia dari nomor yang sama.

Sayang, dia ternyata kurang cerdas. Dulu gue sebenarnya udah pernah ngisengin dia pake nomor telkomsel gue ini. Dan gue gak kasi tahu nama gue juga sih. Mungkin dia udah ngehapus nomor gue ini, makanya waktu gue ngisegnin lagi, dia masih nanya "siapa nih?"

For sure, gue gak akan pernah ngirim sms ke dia lagi menggunakan nomor hape gue yang dia tahu. Walaupun dia bulan Juli ini akan ulang tahun, gue gak akan kirim sms ke dia. bahkan email juga gak akan ada lagi yang akan kukirim ke dia. Sepertinya nama dia di daftar friend di Friendster juga akan gue hapus. Kalau perlu gue block deh user dia. Cara ini hanyalah salah satu cara buat gue untuk tidak mencarinya atau mencoba untuk menghubungi dia lagi. Karena memang hanya seperti pekerjaan sia-sia belaka. Buat apa gue ngirim email panjang yang berisi curahan hati gue dan dia juga janji mau ngebales email itu, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan balas email gue itu.

Oiya, aku pikir gue sudah cukup dengan dia. Makanya kemarin waktu pengumuman DO apa gak di kampus gue, gue kirim sms ke dia pake nomor primer gue bahwa gue di-DO. Bahkan berita seperti itu tidak mendapatkan tanggapan dari dia, walaupun berita itu bohong, berarti dia bakalan tetap tidak akan memberikan tanggapan apa-apa jika saja berita itu benar. Right? Berita bohong itu jugalah yang menjadikanku mengambil keputusan untuk tidak mengirim sms lagi ke dia, tidak juga mengirim email, tidak juga mengirim blog entry gue. Enough of her.

Bye-bye Label Kuning.

Kalasan Dalam 44B, Jakarta
6:54
24 Juni 2006
DAY-8089

"My Mourning Day" by My Sister


June 26, 1999 -- My mourning day...





It was the date that I've ever hate for...
It was the date that I've ever regret for...
It was the date that I've ever missing for...
It was the date that I've ever dying for...

My mind still picture every seconds count what happened then...
My heart still suffer every pieces of hurts...
My eyes still sense each tears falls down...
My lips still feel the last kiss on your hair...

Saturday, June 26, 1999
my mourning day...
my grieve...
"I love you, Pa and I'll miss you..."

Monday, June 26, 2006
still in this mourning and grieving...
"I still love and miss you, Pa..."
I always will...

-your one and only daughter-
WITHRI SARAGIH


Withri Saragih is my only sister. She is now working as an apprentice in Public Accountant Office in Kuningan.
taken from http://withrisaragih.blogs.friendster.com/my_blog/2006/06/june_26_1999_my.html




Tuesday, June 20, 2006

Dari Balik Kawat


Sebenarnya gue gak gitu tahu apakah gedung itu memang Gedung Perpustakaan Nasional. Seingat gue sih waktu gue foto gedung itu, gedung itu sedang dibersihkan bagian dinding yang menghadap kamera gue.

Gue ngambil foto-foto ini dari kamar teman gue. Kamar teman gue ini terletak di lantai dua di tempat tinggal kami (kami sebut sebagai kontrakan) yang terletak di daerah Kalasan Dalam. Kontrakan kami ini (sepertinya) tepat berada di belakang kantor KontraS, kantor almarhum Munir dulu.

Kalau ditanya ide apa, seperti di majalah Snap yang gue beli dua minggu lalu, maka gue gak tahu. Gue sebenarnya cuma coba-coba mengambil foto di seputar kontrakan kami. Maklum, baru keluar dari asrama dan menikmati kebebasan seperti anak kos-kosan umumnya. Gue mengambil foto hampir di setiap sudut kontrakan kami. Tapi pada akhirnya, setelah semua foto dilihat kembali di komputer, ada foto-foto yang sepertinya dibuat sengaja untuk satu tema. Gue pun akhirnya memutuskan kalau foto-foto yang ada di album ini adalah foto-foto dengan tema: Dari Balik Kawat.

Kamera yang gue gunakan adalah kamera digital Fujifilm FinePix 410. Kamera itu bukanlah milik gue, melainkan milik kampus gue. Ceritanya gue jadi anggota Panita Wisuda STTJ 2006. Gue ditunjuk jadi anggota Seksi Dokumentasi. Gue pun meminjam kamera itu sehari sebelum hari H (wisuda STTJ maksud gue) dengan alasan mau mencoba supaya ngerti makenya. Tapi jadinya gitu deh. Di kontrakan gue, gue fotoin aja semuanya. Dan ini adalah beberapa hasil jepretan gue yang gak penting banget sebenarnya untuk difoto.

^_^

Me


foto ini diambil teman gw waktu kami mau Gladi Resik acara Resital Paduan Suara di tengah semester, semester lalu

Ini foto-foto gue. Taken by myself juga by my friend.