Pages

Wednesday, May 18, 2005

Psalm 23:1-6

Bahasa Simalungun, dikutip dari BIBEL PAKON DODING HALELUYA ©LAI
1 Psalm ni si Daud. Jahowa do siparmahan ahu, seng anjai hurangan ahu. (Hes. 34:11; 1 Mus. 48:15; 49:24; Jes. 40:11; Hes. 34:13, 37; Mik. 7:14; Joh. 10:1-8.)
2 Ipatudu do ahu bani sampalan na mombur, anjaha itogu-togu do ahu hu bah parsaranan. (Hes. 34:14, 15; Pangk. 7:17.)
3 Ipahisar do tonduyhu, itogu do ahu bani dalan hapintoran halani goranni in. (Ps. 31:4; Jer. 31:25.)
4 Age pe mardalan ahu bani lombang bagas ni hagolapan, seng mabiar ahu, ai Ham do mangkasomani ahu; tungkotmu pakon simambumu do na mangapohi ahu. (Ps. 46:3; Job 10:21, 22; Mik. 7:14.)
5 Ham do na mangidangi ahu ilobei ni munsuhku, iminaki Ham do ulungku anjaha sirnib do panginumanku. (Ps. 36:9; 92:11; Job 36:6; Jes. 21:5; Luk. 7:46.)
6 Dear layak ampa idop ni uhur do mangirik-irik ahu sadokah goluhku; janah sihol do marianan ahu i rumah ni Jahowa sadokah ni dokahni. (Ps. 27:4; 15:1; 84:4, 5; Joh. 8:35.)


Bahasa Indonesia, dikutip dari Alkitab ©LAI
1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.


English, King James Version
1 The LORD is my shepherd; I shall not want.
2 He maketh me to lie down in green pastures: he leadeth me beside the still waters.
3 He restoreth my soul: he leadeth me in the paths of righteousness for his name's sake.
4 Yea, though I walk through the valley of the shadow of death, I will fear no evil: for thou art with me; thy rod and thy staff they comfort me.
5 Thou preparest a table before me in the presence of mine enemies: thou anointest my head with oil; my cup runneth over.
6 Surely goodness and mercy shall follow me all the days of my life: and I will dwell in the house of the LORD for ever.


as taken from gkps.or.id online bible


Di atas adalah isi Mazmur 23:1-6 dalam bahasa (Batak) Simalungun, bahasa Indonesia, dan English. Sekarang udah bisa dibuka lewat websitenya GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun). Taunya juga barusan karena ada email yang masuk dari milis beritanya GKPS.


Great. I guess..

Miss You, Dad

Aku Bercinta


Oleh: Malulu

Aku memutuskan ini sikapku. Aku takkan mau disentuh oleh lelaki. Lelaki yang aku cintai sekalipun. Tidak. Sebelum aku menjadi isterinya. Tidak akan. Sebab biarpun kami saling mencintai, yang kupahami adalah, kami harus membiarkan diri kami bebas mandiri, tak dimabuki perasaan yang emosional. Tapi dipenuhi perbuatan. Berbuat yang terbaik bagi kekasihku. Dan menerima perbuatan baiknya untukku. Jejaka yang membiarkan aku tumbuh asri, tanpa gangguan tangan halusnya memang aku rasakan sebagai aksi cintanya kepadaku.


Itulah aku. Sebagai gadis ceria dari pertumbuhan remajaku, sudah banyak lelaki yang kukenal. Walaupun mereka tak kuberi menyentuh tubuhku, tetapi mereka semakin mencintaiku dan membiarkan hidupku mandiri.


Mereka memang tidak banyak. Satu, dua, tiga atau…ya empat orang. Itu kuingat benar. Pertama kali, memang mereka jengkel. Masak sudah lama bergaul namun tak ada kecupan di pipi atau pegangan tangan. Gerutu mereka kuingat. Namun aku katakan, ”Bila sempat mengusik pendirianku, biarlah kau pergi entah kemana. Aku tidak akan merasa kecewa atas kepergianmu.” Sebabnya ini. Benar aku merdeka dan tak pernah merindukan elusan tangan si dia yang telah pergi bersanding dengan wanita yang dicintainya.


Cukup menyenangkan memang. Biarpun berpisah dengan pacarku, mereka pamit untuk mempersunting gadis pujaannya, aku tetap tegar penuh semangat. Cinta memang membiarkan sesamanya bertumbuh bebas dan merdeka. Tak diikat oleh puja dan puji yang tak mahal keluar dari si dia yang kucintai.


Di usiaku yang ke-24 tahun, aku bertemu dengan teman sekelasku di SMP dulu. Kenangan di ruang kelas dengannya terus mengalir dalam percakapan kami. Aku aktif bersamanya dalam kegiatan gerejawi. Main drama, koor, kebaktian pemuda dan merayakan Natal. Kami tidak pernah bicara soal cinta. Kami berbicara mesra tentang kegiatan gereja dan masa sekolah kami dulu. Rutin memang sebagai mahasiswa, si dia ini menarik perhatianku. Kegiatan mengajarku selaku guru tetap bersemangat.



Aneh! Pemuda ini lain. Lain dengan yang dulu. Aku punya perasaan lain kepadanya. Aku mungkin cinta dia dan… anehnya tanganku dipegangya. Itu kali pertama tanganku dipegang. Berkesan memang. Tanpa curiga seikitpun sepertinya kubebaskan dia. Tapi hanya itu. Ia tidak kutolak. Kenapa aku membiarkannya? Entahlah, aku tidak tahu. Mungkinkah ini tanda kerelaanku bersamanya? Inilah pertanyaanku. Aku teringat tekadku semula. Aku takkan mau disentuh oleh teman lelakiku, kecuali ia akan menjadi suamiku. Tetapi kenapa yang satu ini? Kenapa harus dia? Apakah ia bersedia jadi suamiku? Saat ini ia masih mahasiswa, belum ada jaminan mau mempersuntingku.


Keraguanku mulai terbukti ketika ia mulai menggandeng wanita lain di hadapanku. Soalnya sepele. Ibuku marah ketika kawanku ini datang. Besoknya ia bersama gadis lain. Tapi aku kuatir. Tak mungkin kemarahan ibuku memisahkan kami. Aku tak putus asa. Seperti biasa aku bertemu dia di gereja. Hanya saja aku tidak diantarnya pulang seperti selama ini.


Tanpa kuketahui penyebabnya ia datang lagi. Dan memulai percakapan pengalaman sewaktu kami di SMP dulu. Saat ia diwisuda, orang tuanya datang ke rumah kontrakku, ia memperkenalkan ayahnya. Calon mertuaku? Tidak. Sebab kami tidak pernah bicara soal perkawinan, tetapi, mungkin juga. Sebab kenapa orang tuanya harus dibawa kepadaku? Ia memang pernah cerita. Tanpa persetujuan orangtuanya ia takkan menikah dengan seseorang.


Inilah mungkin saatnya orang tuanya menilai diriku sebelum menyetujuinya. Dan benar juga. Tekadku untuk tidak dijamah oleh siapapun, selain yang menjadi suamiku terwujud. Ia beritahukan aku bahwa orangtuanya setuju……… Ia jadi suamiku……… Kami saling mencinta. Dan tanpa kuketahui sebabnya aku dulu membiarkan tanganku dielusnya. Hanya itu. Dan dialah membelaiku kini dalam mengayuh rumah tangga bahagia kami. Hanya dia dan memang kepadanyalah aku curahkan segalanya.


Selaku suku Simalungun ia menuruti tradisi kami. Malam penuh bahagia itu, sang suami mempersembahkan sekapur sirih. Aku bersedia menerimanya, tanda kebahagiaanku bersamanya memasuki kesucian perkawinan.











Cerita di atas ditulis oleh Malulu antara tahun 1997-1999 di Batam. Malulu bukanlah nama sebenarnya dari si penulis. Nama sebenarnya dari Malulu adalah (the late) Apulman Saragih. Tapi waktu aku menemukan tulisan itu dimuat di Poldung, nama penulisnya memang Malulu. Poldung sendiri adalah sebuah tabloid yang diterbitkan oleh Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Batam yang pada saat itu yang menjadi pendeta di sana adalah penulis sendiri. Gak ngerti deh masih terbit apa ndak tuh tabloid. Soalnya yang punya ide tuh tabloid untuk terbit kayaknya sih si penulis sendiri yang sekarang sudah gak ada lagi. Waktu pertama membaca sih aku udah ngerti kalau itu cerita sebenarnya kisah yang pernah dialami si penulis, karena aku sudah pernah dengar sendiri cerita itu langsung dari istri si penulis. Tapi memang "aku" dalam cerita itu jelas bukan si penulis, melainkan istri si penulis. Si penulis sudah jelas dong berperan sebagai apa dalam cerita itu. Dan apa hubungannya antara penulis dengan aku? Yeah, he's my late dad. A great dad yang bukan kami keluarganya aja yang merasa kehilangan. Tapi sayang salah satu penyebab dia pergi adalah aku. And now I miss him so much. I never felt like this before he left. Miss you, Dad.


as posted in vontho.blogspot.com


In the hard time like now, why do I have to miss him again.

Thursday, May 12, 2005

12 Mei 2005: Asli Bajakan

Old City, May 12, 2005
7:10 pm


Dear PLC.4 MIE HAED,


    Pagi ini aku bangun cukup terlambat. Aku baru bangun dari tempat tidurku sekitar pukul 9:30. Aku memang baru tidur sekitar pukul 1:30 tadi pagi. Tidur jam segitu juga bukan karena mengerjakan tugas, tapi karena main game keluaran Pop Cap Games, Rocket Mania Deluxe. Itulah mungkin yang menyebabkan aku tidak bisa bangun cepat. Bangun tidur aku ke lantai dua untuk ke kamar mandi. Setelah dari kamar mandi aku ke beranda lantai dua. Aku mengangkat dumbell dan melakukan latihan ringan sampai seorang teman kosku datang mengomentari yang tidak perlu dikomentari. Aku pun naik lagi ke kamarku. Duduk di atas kursi. Merenung sejenak, apakah aku sebaiknya saat teduh atau tidak. Aku pun memutuskan untuk bersaatteduh. Aku berdoa. Lagi-lagi masih dengan perasaan bersalah. Kali ini karena kemarin malam sekitar jam 11 lewat, aku menelepon Mamakku. Aku menelepon bermaksud untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Aku memang berusaha agar Mamakku tidak menanyakan keadaanku terutama keadaan kuliahku. Tapi aku tidak bisa menahannya bertanya tentang kuliahku. Aku yang sepertinya sudah mulai terbiasa berbohong memilih untuk berbohong kepadanya. Aku tahu suatu saat dia pasti akan tahu yang sebenarnya, tapi tidak di hari ulang tahunnya. Di saat dia sendirian di rumah, tanpa ada orang lain yang menemani. Tanpa seorang pun yang bisa dia jadikan tempat berbagi cerita kalau saja aku langsung mengatakan hal yang sebenarnya. Tanpa orang yang bisa menghentikan tangisannya kalau dia sampai menangis mengetahui hal yang sebenarnya.


    Ya, karena kebohonganku kemarinlah aku merasa bersalah lagi di hadapan Tuhan. Hatiku menuduhku kalau aku adalah orang yang tidak pantas untuk datang ke hadapanNya. Tapi akhirnya aku pun memulai mengucapkan doaku. Dimulai dengan permohonan ampun kepada Tuhan karena keberadaanku saat ini yang masih saja berdosa, padahal aku adalah orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia, termasuk dosaku. Akhirnya aku bisa berdoa. Aku mengakui segala dosa dan pelanggaranku yang sepertinya tidak banyak -atau bahkan tidak ada- orang yang tahu, tetapi Dia pasti tahu. Aku jadi mengingat janji dalam firman Tuhan yang mengatakan kalau kita mengakui dosa kita, maka Dia akan setia dan adil. Yang aku tahu sih, Dia akan mengampuni dosaku.


    Aku lalu berdoa untuk pembacaan firman Tuhan yang akan aku baca pagi ini. Hari ini firman Tuhan diambil dari Efesus 3:13-21. Isinya adalah sebagai berikut:


    Inilah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu. sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar seta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun temurun sampai selama-lamanya. Amin.


    Yang aku mengerti dari firman Tuhan itu adalah memang benar kalau kasih Tuhan itu betapa panjang dan lebar dan tinggi dan dalam dan kita perlu Tuhan juga untuk mengerti kasih-Nya yang bahkan melampaui segala pengetahuan. Dan segala kemuliaan hanyalah bagi Dia yang dapat melakukan lebih dari apa yang didoakan dan lebih juga dari yang dapat manusia pikirkan.


    Aku bersyukur buat firman Tuhan yang aku baca itu, terutama karena memang Dia dapat melakukan lebih dari apa yang aku minta dan juga lebih dari apa yang aku pikirkan. Aku sudah pernah merasakan betapa Dia memang Tuhan yang seperti itu tahun lalu ketika aku merasa ataupun memastikan diriku sudah tidak tertolong lagi atau sudah pasti DO. Tapi itu hanya pemikiranku, bukanlah pikiran Tuhan. Nyatanya aku masih bisa kuliah di sekolahku sekarang ini. Tapi kejadian yang sama terulang lagi. Aku pun hanya bisa menyerahkan segala sesuatunya kembali kepada-Nya. Aku tidak berharap Dia mau menyelamatkan aku lagi seperti tahun lalu. Tapi kali ini aku mungkin lebih baik meminta kepadaNya memberikan jalan yang terbaik buatku dan juga buat keluargaku.


    Setelah membaca firman Tuhan itu, akupun membaca buku renungan harian Saat Teduh yang merupakan pedoman buatku untuk membaca firman Tuhan setiap harinya (kalau aku bersaatteduh). Judulnya untuk renungan hari ini adalah "Tanpa Bunga, Tanpa Coklat". Membaca judulnya pada awalnya aku bingung apa yang menjadi intinya. Tapi setelah membacanya, inti yang aku dapat adalah bahwa kasih Tuhan itu tidak ditunjukkan seperti kasih seorang pacar kepada kekasihnya. Yaitu memberikan bunga atau coklat. Allah menyatakan kasih-Nya dengan memberikan Tuhan Yesus Kristus bagi kita untuk mati di kayu salib. Di awal renungan dituliskan mengenai seorang yang sedang jatuh cinta dapat dikenali melalui senyuman, energi yang meningkat, dan cara mereka yang ingin terus bercerita mengenai cinta yang baru singgah dalam kehidupan mereka. Aku gak tahu apakah aku sudah pernah betul-betul merasakan jatuh cinta. Tapi membaca itu aku ingin merasakan jatuh cinta. Bukan kepada seorang wanita yang saat ini aku suka. Tapi kepada Tuhan. Aku berpikiran untuk melakukan itu. Dan memang ada sesuatu yang berbeda aku rasakan ketika aku ingin jatuh cinta kepadaNya. Yang selama ini aku seperti loyo tidak bersemangat untuk melakukan apapun, tadi pagi aku mulai bersemangat (lagi). Aku ingin melakukan yang terbaik buat Tuhan. Karena memang itulah yang diinginkan-Nya dari setiap anak-anak Nya.


    Selesai bersaatteduh, aku pun dengan semangat langsung pergi membeli makan pagi di Mang Uba. Makan di beranda lantai dua. Selesai makan, langsung mandi. Berangkat ke kampus bermaksud untuk kuliah sekitar pukul 10:45. Tiba di kampus, di Gedung B lantai 3, aku menunggu. Sewaktu menunggu itulah aku bertemu dengan "saninaku" atau "apparaku"  yaitu Buhman dan juga seorang teman bernama Rinto Damanik. Buhman nanya ke aku dimana sebenarnya aku ngekost. Dan tanpa aku minta dijawab, Rinto lalu menjawabnya dengan mengatakan kalau aku satu kost ama Ben, Timbul, Mofren, dan Hery. Lalu muncullah sesaat pembicaraan mengenai temanku si Ben. "Si Ben itu banyak kali ngomongnya," kata Buhman. "Semuanya mau ditamparinya. Jadi gak senang aku ngeliatnya." "Tapi dia itu punya karakter tersendiri. Gak ngikutin orang lain gitu lo. Pernahlah dia ngomong gini. 'Kutampari pun kau nanti dalam mimpimu'." sambung Rinto. Aku yang memang sudah sering mendengar kata-kata temanku Ben "kutampari kau nanti" hanya bisa tersenyum mendengar komentar mereka itu.


    Ternyata setelah 20 menit lebih menunggu, dosennya tidak datang. Jadi kami yang sudah pada datang ke kelas, membubarkan diri secara teratur. Aku tidak langsung pulang. Aku duduk-duduk dulu di lantai 3, di depan ruangan Lab. Bahasa (Inggris). Di depan lab tersebut ada meja yang terdapat majalah Newsweek dan majalah luar negeri lainnya juga koran The Jakarta Post. Aku memang bukan orang yang ahli dalam berbahasa Inggris. Tapi aku lumayan sering membaca atau sekadar melihat-lihat majalah berbahasa Inggris di perpustakaan kampusku. Jadi, kenapa tidak, pikirku tadi. Aku pun membuka koran The Jakarta Post yang ternyata koran hari Senin tanggal 9 Mei 2005.
    Aku sering membuka koran hanya ingin melihat sekilas apakah ada yang menarik headlines atau judulnya dan terutama apakah ada iklan yang menarik. Dan ada satu iklan yang menurutku cukup menggelitik. Karena isi iklan tersebut terkesan menakut-nakuti. Iklan itu dipasang oleh perusahaan yang menurutku perusahaan terbesar di dunia yang gencar mengkampanyekan "say no to piracy" atau untuk keuntungan mereka juga "use genuine software". Aku sengaja bela-belain menulis iklan tersebut di sebuah kertas yang aku temukan di atas meja tersebut. Isi iklan tersebut adalah sebagai berikut:



Don't let the pirated software kill it slowly.
Pirated software can seriously damage your computer and much worse destroy the precious data in it.
Using genuine software is assurance to greater security, reliablity and peace of mind.



(as seen in The Jakarta Post Monday, May 9, 2005)


Sumpeh, lo? Gini gitu aku juga orang yang masih pake barang bajakan produknya Pak Bill Gates. Sampai sekarang gak ada masalah tuh kalau berhubungan dengan hardware ataupun data. Jadi gak benar kalau pirated software bisa membuat komputerku rusak atau datanya hilang. Gak tahu juga sih dengan produk terbarunya Pak Bill Gates sudah dilengkapi dengan "perusak" jika software tersebut diperbanyak dengan maksud membuatnya jadi original/genuine bajakan. Tapi sampai sekarang sih, dari OS sampai semua software yang ada di dalam komputerku ASLI semua. ASLI BAJAKAN maksudnya.


   I guess that's all for today.

Tuesday, May 10, 2005

11 Mei 2005: That's All HAED

Old City, 11 Mei 2005
7:00am

Dear PLC.4 MIE HAED,

Pagi ini aku bangun sekitar jam 5. Aku terbangun karena HP ku bergetar. Ternyata alarm untuk mengingatkanku hari ini ulang tahun Mamakku. Ya, hari ini memang ulang tahun Mamakku. Ulang tahunnya yang ke-52. Aku lalu bangun setelah beberapa waktu loading operating system kepalaku. Aku ke kamar mandi. Throwing litte water. Terasa cukup bau. Mungkin karena pencernaanku kurang bagus karena kemarin aku hanya makan sekali aja. Aku lalu balik ke kamar. Duduk lagi di atas tempat tidurku. Aku sempat berpikir untuk bersaatteduh. Sudah lama aku tidak pernah lagi saat teduh pagi-pagi sesaat setelah bangun. Tapi tak lama berselang aku meletakkan kembali badanku di atas tempat tidur, berpikir untuk tidur lagi. Bersyukurlah komputerku menyala sendiri sekitar pukul 5 lewat 30. Aku pun bangun lagi dan menyetel speaker dan Winampku. Aku memutar lagu instrumental rohani. Aku berniat untuk berdoa dan bersaatteduh.

Aku lalu duduk di atas tempat tidurku. Mengambil sikap mau berdoa. Dan memang aku seperti susah mau berbicara apa kepada Tuhan yang menciptakan aku dan seluruh alam semesta ini. Satu per satu kata-kata aku ucapkan dalam doaku. Aku bersyukur karena pagi ini bisa bangun pagi dan masih diberikan hidup. Aku bersyukur pagi ini bisa berdoa kepadaNya. Aku juga bersyukur buat umur yang masih ditambahkan Tuhan kepada Mamakku. Dalam doaku aku memohon ampun karena banyaklah dosa yang aku perbuat, termasuk keadaanku sekarang yang jarang kuliah.

Setelah berdoa, aku membaca firman Tuhan dari Alkitab. Aku membaca ayat yang ditentukan di dalam buku renungan Saat Teduh. Yakobus 3:13-18. Berikut ini isi nats Alkitab tersebut:
Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang dari atas, melainkan hikmat dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dengan damai untuk mereka yang mengadakan damai.

That's all HAED.

Monday, May 9, 2005

Ouch!

Aku sadar kalo aku masih orang Indonesia asli. Tapi ntah kenapa, belakangan aku sering banget bicara sok ke-english-an segala. Just like this one:


"Ouch!"


Biasa aja kenapa, ya? Masa mau bilang "aduh" atau "aw" aja mesti pake "Ouch!" segala.


Gak penting banget gitu, lho.

Wednesday, May 4, 2005

Original Photo




Ini dia nih photo-photo yang menjadi sumber photo kembar tiga yang aku pakai sebagai headshot di multiply ini.

What






You Are 16 Years Old

16
Under 12: You are a kid at heart. You still have an optimistic life view - and you look at the world with awe. 13-19: You are a teenager at heart. You question authority and are still trying to find your place in this world. 20-29: You are a twentysomething at heart. You feel excited about what's to come... love, work, and new experiences. 30-39: You are a thirtysomething at heart. You've had a taste of success and true love, but you want more! 40+: You are a mature adult. You've been through most of the ups and downs of life already. Now you get to sit back and relax.







Your Brain is 46.67% Female, 53.33% Male
Your brain is a healthy mix of male and female You are both sensitive and savvy Rational and reasonable, you tend to keep level headed But you also tend to wear your heart on your sleeve


 






Your Irish Name Is...


Zaira O'Sullivan


 






Your Birthdate: May 1
Your birthday suggests that are executive ability and leadership qualities in your makeup. A birthday on day 1 of any month gives a measure of will power and self-confidence, and very often a rather original approach. This 1 energy may diminish your ability and desire to handle details, preferring instead to paint with a broad brush. You may be sensitive, but your feelings stay rather repressed.







You Are 40% Normal (Somewhat Normal)

While some of your behavior is quite normal... Other things you do are downright strange You've got a little of your freak going on But you mostly keep your weirdness to yourself


 






You Will Die at Age 76

76
You're pretty average when it comes to how you live... And how you'll die as well.






























Your Taste in Music:

90's Pop: Highest Influence
R&B: High Influence
90's Alternative: Medium Influence
90's R&B: Medium Influence
Alternative Rock: Medium Influence
Classic Rock: Medium Influence
Hair Bands: Medium Influence
80's Rock: Low Influence
90's Hip Hop: Low Influence
90's Rock: Low Influence
Adult Alternative: Low Influence
Hip Hop: Low Influence